Anda di halaman 1dari 18

Mikosis Subkutan

Janet E. Ung (1408010018)


Anastasya R. Lian (1408010019)
Penatalaksanaan Kromoblastomikosis
Larutan kalium iodida jenuh 30-50 tetes/hari selama 1-2 bulan
Suntikan amfoterisin B intralesi.
Ketokonazol 100-200 mg/hari selama 2 bulan
Sporotrikosis
DEFENISI
Merupakan infeksi kronik Sporotthrix schenkii yang ditandai dengan nodul-
nodul pada kulit atau jaringan subkutan akibat pembengkakan kelenjar limfe
yang kemudian melunak, memecah dan menjadi ulkus indolen.

EPIDEMOLOGI
Penyebab : Sporotthrix schenkii
Umur : tidak tentu, terutama dewasa
Janis Kelamin : Pria lebih sering daripada wanita
Distribusi : daerah pertanian, kelembapan yang tinggi
Sporotthrix schenkii
Merupakan fungi dimorfik secara termal hidup pada tumbuhan.
Pada suhu lingkungan tumbuh sebagai kapang, menghasilkan konidia
dan hifa bercabang yang bersepta.
Pada jaringan (invitro) tumbuh sebagai tunas ragi kecil.
MORFOLOGI DAN IDENTIFIKASI

Pada agar rutin dan suhu ruangan koloni muda berwarna kehitaman dan
berkilap, menjadi berkerut dan melengkung seiring bertambah usia.
Menghasilkan hifa bersepta yang bercabang dengan konidia kecil yang
khas, agak berkelompok di ujung konidiofora yang besar.
Pada suhu 35 ̊C menjadi sel ragi tunas yang bentuknya bervariasi, tapi
sering kali fusiform.

Konidia suhu ruangan Konidia suhu 35 ̊C


PATOGENESIS
Hifa Sporotthrix schenkii masuk melalui trauma yang disebabkan oleh
tumbuhan. Tumbuhan dapat berupa rumput, pohon,lumut,duri mawar,
dan tanaman lainnya.
GEJALA KLINIS
Dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu: (1) limfokutaneus,(2) fixed cutaneus (3)
disseminated
1. Bentuk limfokutaneus adalah bentuk yang paling umum. Biasanya setelah masa inkubasi1-10
minggu atau lebih, lesi berwarna ungu kemerahan, nekrotik, lesi nodular kutaneus mengikuti
jalur limfatik dan biasanya membentuk ulserasi. tidak dijumpai adanya gejala sistemik.
2. Infeksi hanya pada daerah inokulasi dan tidak melibatkan jalur limfatik. Lesi dapat berupa krusta
tebal yang menutupi ulkus, erosi, pioderma, papula yang menagalami infiltrasi dan plak.
3. Jarang terjadi, dapat mengenai tulang, sendi, mukosa (mulut, mata, hidung).
Penatalaksanaan
Umum : memelihara kebersihan serta menghindari kontak dengan
kotoran (tanah)
Khusus (sistemik):
• Kalium iodida jenuh peroral, dimulai 5 tetes/hari dan dinaikan
perlahan hingga 30-40 tetes/hari
• Ketokonazol 100-200 mg/hari selama 1 bulan berhasil baik
• Itrakonazol 100 mg/hari selama 1 bulan
• Flukonazol 150 mg/hari selama 2 bulan
Topikal : Ulkus kompres terbuka dengan kalium iodida 2% dan iodium
2%.
Sumber : Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi ke 2.
Misetoma
PENGERTIAN
Merupakan sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur kronis, yang
dapat meluas ke otot dan tulang sehingga menimbulkna kelainan bentuk
terdiri atas pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus,
menyerang jaringan kutan, subkutan, fasia dan tulang.
EPIDEMOLOGI
Penyebab : Pseudallescheria boydii, Madurella mycetomatis, Madurella
grisea, Exhophiala jeanselmei, dan acrenomium falciforme.
Umur : biasanya menyerang orang dewasa
Janis kelamin : frekuensi sama antara wanita dan pria
Distribusi : sering terjadi di daerah tropis yang kering.
MORFOLOGI
• Berdasarkan bentukan
Misetoma aktinomikotik : jamur pseudomisetes, hifa halus, klamidiospora (-)
Misetoma maduramikotik : jamur eumisetes, jifa lebar, klamidiospora (+)
• Berdasarkan granul
Hifa jamur membentuk granul yang merupakan koloni dalam jaringan atau
abses. Warna granul memberikan informasi agen penyebab.
• Pseudallescheria boydii dan acrenomium falciforme granul berwarna putih.
• Madurella grisea, Exhophiala jeanselmei granul berwarna hitam.
• Madurella mycetomatis granul berwarna merah gelap sampai hitam.
Maduramikotik
Patogenesis
• Terjadi melalui trauma misalnya dari duri yang terkontaminasi jamur
(biasanya dari tanah) pada kulit atau jaringan subkutan.
• Jamur berkembang menjadi tumor di bawah kulit menyebabkan
deformitas.
• Tumor kemudian mengalami perlunakan berbentuk fistul atau ulkus.
Dari fistul dapat terbentuk pus. Dalam pus dan jaringan kulit yang
membengkak ditemukan butir jamur.
GEJALA KLINIS
Tersering pada tungkai bawah unilateral, umumnya akibat berjalan
tanpa alas kaki. Juga dapat terjadi pada tangan, dada dan bokong.
Tampak tumor teratur dengan fistel atau ulkus, sekret purulen
mengandung butir-butir granul sulfur.
Diagnosis
• Gejala klinis
• Pemeriksaan sekret secara langsung dengan KOH 10%. Warna,
ukuran, dan bentuk dapat membantu menentukan jamur penyebab.
Misalnya Madurella mycetomatis membentuk granula yang besar,
hitam dan keras.
• Biakan granula sulfur dalam agar Sabauraud. Sesudah 1-2 minggu
nampak koloni berwarna krem sampai coklat.
• Pemeriksaan radiologi untuk menilai derajat kerusakan tulang.
Madurella
mycetomatis
Penatalaksanaan
• Misetoma aktinomikotik diobati dengan penisilin prokain 2,4-4,8
jutaunit selama 2-4 minggu. Preparat sulfat seperti sulzadiazin 3-8
gram/hari selama 2-4 minggu.
• Misetoma eumikotik dengan amfoterisin B iv, kadar dalam darah 1,2-2
µg/ml dapat membubuh jamur. Jika pengobatan tidak menolong
dianjurkan amputasi.

Anda mungkin juga menyukai