Anda di halaman 1dari 13

ZIGOMIKOSIS

SUBKUTIS
Kelompok 4
• 1. Winda yuliani sari ( 5118009 )
• 2. Fenti anisyah ( 5118018 )
• 3. Fanaitsya Ratu Qobulia ( 5118019 )
• 4. Cicin Yulianti ( 5118024 )
• 5. Bella Berliana ( 5118033 )
• 6. Resha Mustika ( 5118044 )
• 7. Fajar Anugrah Iman ( 5118051 )
Yang akan dibahas oleh kelompok kami
.

PENGERTIAN
PENGERTIAN MIKOSIS
SUBKUTIS ZIGOMIKOSIS EPIDEMIOLOGI
SUBKUTIS

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
DIAGNOSIS
LABORATORIUM
MIKOSIS SUBKUTis
• Mikosis subkutis termasuk dalam golongan penyakit jamur profunda/dalam
karena mengenai jaringan dibawah kulit.
• Penyakit ini dapat terjadi karena jamur masuk melalui luka pada kulit misalnya
dengan tusukan duri/ranting atau kayu lapuk atau merupakan penyebaran dari
penyakit jamur pada permukaan kulit atau alat dalam lainnya.
• Penyebab mikosis subkutan adalah jamur pathogen atau jamur saprofit yang
berubah sifat menjadi patogen karena adanya faktor predisposisi.
• Mikosis subkutis yang akan dibahas antara lain Zigomikosis Subkutis.
PENGERTIAN ZIGOMIKOSIS SUBKUtis
• Zigomikosis subkutis adalah mikosis profunda yang pertama kali
dilaporkan dari Indonesia. Disebabkan oleh genus Basidiobolus,
terutama oleh spesies Basidibolus Ranarum.
• Zigomikosis subkutis karena infeksi basidibolus ranarum dimana
inokulasi jamur penyebab terjadi melalui trauma meskipun diduga
juga melalui gigitan nyamuk.
• Penyebb adl jamur Basidiobolus meristoporus kelas Zygomycetes,
ordo Entomophthora, hifa berbtk lebar (4-30 mikron) dan sekatnya sgt
jrg (dis. hifa senositik (coenocytic)
• Dlm biakan, jamur membtk spora seksual yg btknya khas, dis.
zigospora, dibtk dr 2 sel sejenis, besarnya 50 – 100 mikron, ddng tebal,
permukaan rata dan tdp tonjolan spt “paruh” burung
• Peny. zigomikosis subkutis pertama kali ditemukan di Indonesia oleh
Lie Kian Joe pada tahun 1956
• Jamur penyebb tdp di tanah dan di alat pencernaan hewan pemakan
serangga mis. lipas, cicak, tokek, kadal, katak dsb.
• Peny. ini ditemukan di Indonesia, India, Afrika dan Amerika
EPIDEMIOLOGI
• Dapat ditemukan sebagai organisme komensal dalam intestin reptil
dan tumbuhan yang membusuk.
• Belum jelas bagaimana penyakit ini ditularkan, kemungkinan
dengan gigitan serangga tetapi belum ada bukti yang pasti
Patologi dan gejala klinik
• Infeksi jamur terjadi secara eksogen tetapi belum diketahui degan jelas
apakah masuk melalui trauma di kulit atau inhalasi atau cara lain
• Manifestasi klinik brp benjolan/tumor di bawah kulit yg makin lama
makin besar, kenyal, berbts tegas, tdk nyeri dan tanpa tanda-2 radang,
dapat digerakkan bebas dari dsrnya, kulit di atasnya tegang dan atrofis,
pucat atau kehitaman krn hiperpigmentasi tetapi tdk membtk ulkus
• Tidak ada penjalaran ke kel. linfe regional atau pembu-luh darah
• Tumor tersebut dapat ditemukan di satu tempat atau di bbp tempat
• Peny. berlgs menahun/kronik, tidak fatal dan kadang-2 sembuh sendiri
DIAGNOSIS
• Berupa nodus tanpa nyeri yang perlahan membesar secara
sentrifugal membentuk tumor yang teraba keras seperti papan.
• Permukaan nodus sewarna kulit kadang dengan eritema
keunguan di bagian tepi.
• Dapat ditemukan rasa gatal yang mengakibatkan garukan.
• Kelainan terutama pada ekstremitas meskipun dapat juga pada
Badan.
• Diagnosis berdasarkan pemeriksaan histopatologi, ditemukan
hifa tak bersepta dikelilingi massa eosinofilik.
• Degan pem. bhn biopsi bag. tepi tumor yaitu pem. histopatologi dan
biakan
• Pd pem. histopatologi tmpk jar. granulasi dgn sebukan sel eosinofil dan
histiosit, jamur tmpk sbg hifa lebar senositik, berddg tipis, dikelilingi
zona merah yg dis.“eosinophylic granular necrosis” yi endapan reaksi
imunologik yg dikenal sbg “fenomena splendore hoeppli”
• Tampak palisade sel histiosit dan sel datia
• Pada beberapa tempat didapatkan mikroabses
• Bila bahan biopsi ditanam pada media agar Sabouraud akan tumbuh
koloni filamen dengan zigospora khas
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan.
solusio kalium yodida jenuh (KY) memberi hasil baik.
diberikan 3 X 5 tetes per hari kemudian dinaikkan sebanyak 5
tetes per hari sampai terjadi tanda toksisitas antara lain mual,
muntah, hiperlakrimasi dan hipersalivasi selanjutnya dosis
diturunkan sampai dibawah dosis toksis dan dipertahankan sampai
gejala klinis hilangitrakonazol 100-200 mg/hari selama 1-3 bulan
juga memberi hasil baik.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. Pemeriksaan preparat basah
Sekret yang serosanguinosa diberi KOH 10-20%, maka dapat terlihat hifa-hifa yang bersekat
dengan besar 2-4 mikron.
B. Pembiakan
Bahan pemeriksaan seperti cairan fistel aspirasi abses dan aspirasi sinus dibiakkan pada media
Saboraud Dekstrose Agar lalu diinkubasi pada suhu ruangan selama 1-2 minggu maka akan
ditemui pertumbuhan jamur berupa koloni berwarna hijau berlapis menyerupai beludru. Hifa
bersekat dan spora bersel tunggal bentuk oval 2x3 mikron berderet-deret menyerupai rantai. Jenis-
jenis lain yang menyebabkann fikomikosis sistemik memberi gambaran koloni dan spora yang
berbeda-beda. Penyebab oleh mukor pada preparat yang dibuat dari pembiakan memperlihatkan
hifa panjang bersekat, dan sporangiospora yang khas berupa tonjolan besar pada ujung hifa yang
berisi banyak spora.
C. Histopatologi
Preparat jaringan diwarnai. Dapat diwarnai dengan semua jenis pewarnaan seperti Hematoksilin
Eosin (HE), Giemsa, atau PAS. Pada sediaan akan tampak reaksi radang kronis, berupa infiltrat
limfosit, eosinofil, dan pembuluh darah yang melebar. Di dalam infiltrat ini dapat ditemukan hifa
lebar bersekat, bentuk dan besarnya bervariasi dari 3-30 mikron.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai