MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen laboratorium kesehatan
Oleh
NPM : 5118024
FAKULTAS KESEHATAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium Medik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang standar operasional prosedur bagi para
pembaca dan khususnya kepada penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Raudatul Jannah, S.Si.,
M.K.M selaku dosen mata kuliah Manajemen Laboratorium Medik yang telah
memberikan tugas ini sehingga saya dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
3.1 Simpulan.................................................................................................. 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
umum, yaitu untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan
tenaga kerja sehingga kinerjanya dapat meningkat, untuk menjaga dan
memastikan keselamatan dan kesehatan semua orang yang berada di
lingkungan kerja serta untuk memastikan sumber produksi terpelihara dengan
baik dan dapat digunakan secara aman dan efisien.
2
Bagaimana standar operasional prosedur peminjaman
alat/barang/sarana dan prasarana laboratorium?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Laboratorium Medik, selain itu makalah
ini bertujuan untuk memahami dan menambah pengetahuan mengenai
pengertian Standar Operasional Prosedur laboratorium, fungsi Standar
Operasional Prosedur laboratorium dan mengetahui tujuan adanya Standar
Operasional Prosedur laboratorium serta kemudian menerapkan Standar
Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Standar Operasional Prosedur (SOP) terdiri dari tiga suku kata yaitu
standar, operasional dan prosedur. Standar berarti ketentuan atau keadaan
yang menjadi acuan, harus diikuti dan tidak boleh menyimpang, ketentuan
atau keadaan ini bersifat mengikat kesemua pihak. Operasional adalah istilah
yang merujuk pada kegiatan atau kerja. Prosedur adalah istilah lain untuk
tahapan atau langkah-langkah, biasanya terkait dengan suatu proses kerja.
Prosedur dapat diuraikan dalam bentuk deskripsi ataupun gambar. Standar
Operasional Prosedur (SOP) yaitu suatu standar atau pedoman tertulis yang
dipergunakan untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk
mencapai tujuan organisasi. Standar Operasional Prosedur (SOP) digunakan
untuk menilai apakah kegiatan sudah dilakukan dengan baik atau tidak. SOP
harus dipersiapkan sebelum suatu kegiatan dilakukan dan sebelum
diaplikasikan, SOP terlebih dahulu disimulasi sehingga apabila terdapat
keraguan atau hambatan dalam pengaplikasiannya dapat direvisi dan
disesuaikan. (Pebrianti. 2016)
4
Prosedur mengatur segala aktivitas yang ada dalam organisasi tersebut
termasuk bagaimana proses pekerjaan dilakukan, siapa yang harus
mengerjakan, siapa yang harus bertanggung jawab, kapan dilakukan dan
keterangan-keterangan pendukung lainnya.
5
menilai apakah pekerjaan atau kegiatan tersebut sudah dilakukan dengan baik
atau tidak.
6
kegiatan, dengan ditemukannya kesulitan tersebut maka proses operasional
kerja dapat diperbaiki dan dievaluasi agar menjadi lebih baik lagi.
e. Menjaga ketertiban praktikan dalam pelaksanaan kegiatan
Masalah ketertiban berkaitan erat dengan kedisiplinan, namun
ketertiban dalam hal ini bukan hanya mencakup pelaksanan tugas atau
kerja saja tetapi juga mencakup fungsi untuk mengontrol perilaku
pelaksana tersebut. ketertiban ini diperlukan dalam menjaga agar kegiataan
dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.
f. Menjadi dasar hukum yang kuat dalam menghadapi penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi
Dasar hukum menjadi hal yang sangat penting keberadaannya
karena sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan di
laboratorium. Dasar hukum ini dapat menjadi acuan dan pedoman dalam
mengatasi penyimpangan tersebut. Standar Operasional Prosedur dalam
hal ini dapat menjadi dasar hukum atau penengah terhadap permasalahan
itu.
2.3 Tujuan Standar Operasional Prosedur Laboratorium
7
b. Menjaga dan menjamin keselamatan pengguna, praktian atau laboran saat
melakukan kegiatan di laboratorium
Kecelakaan kerja dapat terjadi saat melakukan kegiatan di
laboratorium, baik karena unsur kesengajaan atau tidak, namun apabila
laboran mengikuti dan menjalankan Standar Operasional Prosedur dengan
benar, maka kecelakaan tersebut dapat diminimalisir atau bahkan tidak
akan terjadi.
c. Mengawasi pekerjaan atau kegiatan agar dapat dilaksanakan secara
efisien dan konsisten
Standar Operasional Prosedur dapat membantu dan mengawasi
petugas maupun laboran dalam melaksanakan tugasnya di laboratorium
dengan baik. Konsistensi dan efisiensi tersebut dapat terwujud apabila
petugas maupun laboran tersebut menjalankan Standar Operasional
Prosedur dengan tertib.
d. Menentukan pembagian kerja dan wewenang dari pelaksana yang terkait
Tugas dan wewenang petugas maupun laboran terkadang tidak
dijalankan dengan semestinya, dengan adanya aturan-aturan dalam
Standar Operasional Prosedur diharapkan agar petugas dan laboran dapat
lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.
e. Meminimalisir kesalahan dan inefisiensi dalam melakukan pekerjaan
Standar Operasional Prosedur memuat hal-hal yang cukup
berpengaruh dalam menghindari kegagalan, kesalahan dan inefisiensi
yang terjadi. Salah satu contoh inefisiensi adalah terkait penggunaan alat
dan bahan yang digunakan dalam kegiatan.
f. Membatasi tugas dan kerja pelaksana yang terkait
Pembatasan tugas dan kerja dalam kegiatan diperlukan agar
memudahkan pelaksana dalam mengerjakannya, selain itu pembatasan
tersebut akan membuat pekerjaan pelaksana menjadi lebih maksimal.
Pembatasan tugas ini merupakan tujuan keberadaan Standar Operasional
Prosedur.
8
2.4 Standar Operasional Prosedur Di Laboratorium
a. Sebelum praktikum
1) Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan praktikum
meliputi prosedur persiapan alat dan tempat kegiatan. Prosedur
tersebut antara lain yaitu :
2) Ketua Program Studi bersama dengan Kepala laboratorium, teknisi,
analis serta laboran mengadakan rapat untuk membahas kesiapan
kegiatan praktik dua pekan sebelum kegiatan tersebut mahasiswa
dilakukan.
3) Kepala Laboratorium bersama dengan teknisi dan laboran mengecek
kesiapan dan kelayakan alat yang akan digunakan dalam praktikum
sejak satu pekan sebelum kegiatan praktikum dimulai.
4) Kepala dan penanggungjawab laboratorium mengecek kesiapan job-
sheet masing- masing laboratorium.
9
5) Laboran menyerahkan daftar catatan alat kepada mahasiswa untuk di
isi alat apa saja yang akan dipinjam dalam pelaksanaan praktikum.
6) Laboran menyerahkan alat kepada ketua dan anggota kelompok
mahasiswa/dosen terkait.
7) Mahasiswa atau dosen bersama dengan teknisi, analis atau laboran
bersama-sama mengecek kelayakan alat yang dipinjam.
8) Jika terjadi ketidaklayakan, alat akan dikembalikan kepada laboran
atau teknisi dan dicatat dalam buku kerusakan alat.
9) Dosen penanggung jawab diwajibkan mengisi Berita Acara Praktikum
yang diketahui oleh penanggung jawab laboratorium sebelum
melakukan praktikum.
b. Selama praktikum
Setelah dilakukan prosedur persiapan alat dan tempat praktikum
saat sebelum praktikum, terdapat hal-hal yang harus diperhatikan selama
kegiatan praktikum berlangsung diantaranya yaitu:
1) Sebelum masuk ke ruangan praktikum, mahasiswa harus
menggunakan jas praktik sesuai dengan ketentuan dan tidak membawa
tas atau barang bawaan lain yang tidak diperlukan dalam praktikum
masuk ke laboratorium.
2) Mahasiswa harus mengisi buku daftar hadir yang telah disiapkan
mulai jam praktik sampai dengan selesainya kegiatan praktik.
3) Dosen menjelaskan cara penggunaan alat-alat praktikum kepada
mahasiswa praktikan baik yang standar maupun yang dipinjam sesuai
dengan fungsinya.
4) Mahasiswa menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan petunjuk
praktik dengan diamati oleh dosen pembimbing (jobsheet).
c. Selesai praktikum
Setelah kegiatan praktikum dilaksanakan terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
10
1) Sebelum meninggalkan ruangan praktik, mahasiswa atau praktikan
harus membersihkan alat dan bahan yang digunakan dan kemudian
mengembalikannya kepada laboran atau teknisi.
2) Teknisi atau laboran memeriksa kelayakan alat yang dipinjam, jika
rusak/hilang maka teknisi/laboran mencatat sebagai alat yang
ditinggalkan dan harus diganti oleh peminjam.
d. Peraturan-peraturan lain
Selain peraturan sebelum praktikum, selama praktikum dan selesai
praktikum terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan. Peraturan-
peraturan ini meliputi peraturan yang mengontrol sikap dan kegiatan
praktikan selama praktikum.
1) Sebelum menggunakan alat-alat praktikum, mahasiswa harus
memahami petunjuk penggunaan alat itu, sesuai dengan petunjuk
penggunaan yang diberikan atau disampaikan oleh penanggung jawab
praktikum.
2) Mahasiswa harus memperhatikan dan mematuhi peringatan (warning)
yang biasa tertera pada badan alat, hal tersebut dimaksudkan agar
mahasiswa waspada dan terhindar dari kecelekaan karena kesalahan
penggunaan alat tersebut.
3) Mahasiswa harus memahami fungsi atau kegunaan alat-alat praktikum
dan hanya menggunakan alat-alat tersebut untuk aktivitas yang sesuai
fungsi atau kegunaannya. Menggunakan alat praktikum diluar fungsi
atau peruntukannya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut
dan membahayakan keselamatan praktikan.
4) Mahasiswa harus memahami rating dan jangkauan kerja alat-alat
praktikum serta menggunakan alat-alat tersebut sesuai rating dan
jangkauan kerjanya. Menggunakan alat praktikum diluar rating dan
jangkauan kerjanya dapat menimbulkan kerusakan pada alat tersebut
dan bahaya keselamatan praktikan.
11
5) Seluruh peralatan praktikum yang digunakan harus dipastikan aman
dari benda/logam tajam, api/panas berlebih atau lainnya yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada alat tersebut.
6) Tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan kotor, coretan,
goresan atau sejenisnya pada badan alat-alat praktikum yang
digunakan, karena hal tersebut bisa saja merusak fungsi alat tersebut.
2.5 Panduan Menjaga Keselamatan Dalam Penggunaan Peralatan
Laboratorium
Standar Operasional Prosedur pada dasarnya dibuat untuk menjaga
keselamatan praktikan selama berlangsungnya kegiatan praktikum. Oleh
karena itu, kepatuhan dan ketertiban setiap praktikan terhadap uraian panduan
pada bagian ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman.
Panduan umum pada Standar Operasional Prosedur diantaranya meliputi
panduan untuk bahaya listrik, bahaya api atau panas berlebih, bahaya benda
tajam dan logam dan panduan umum lain.
a. Bahaya listrik
Beberapa praktikum dalam pelaksanaanya tidak terlepas dari
penggunaan listrik. Panduan umum keselamatan dari bahaya listrik di
peralatan yang ada laboratorium diantaranya adalah:
1) Memperhatikan dan mempelajari tempat-tempat sumber listrik (stop-
kontak dan circuit breaker) dan cara untuk menyalakan maupun
mematikannya. Jika melihat ada kerusakan yang berpotensi
menimbulkan bahaya lebih baik dilaporkan pada asisten atau
penanggungjawab praktikum yang bertugas.
2) Menghindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya
listrik (sengatan listrik) secara tidak disengaja, misalnya kabel listrik
yang terkelupas.
3) Menghindari melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya
listrik pada diri sendiri atau orang lain.
4) Mengeringkan bagian tubuh yang basah terlebih dahulu karena dapat
menimbulkan sengatan listrik, misalnya keringat atau sisa air wudhu.
12
5) Mewaspadai dan berhati-hati terhadap bahaya listrik pada setiap
aktivitas praktikum.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus diikuti praktikan jika menghadapi
bahaya api atau panas berlebih, yaitu:
13
1) Memberitahu dan meminta bantuan asisten atau penanggungjawab
praktikum, praktikan lain dan orang di sekitar anda tentang terjadinya
bahaya api atau panas berlebih.
2) Mematikan semua peralatan elektronik dan sumber listrik di meja
praktikum masing-masing.
3) Menjauh dari ruang praktikum.
c. Bahaya benda tajam dan logam
Bahaya benda tajam di laboratorium memang sangat fatal. Benda-
benda jenis ini dapat melukai anggota tubuh praktikan saat melakukan
praktikum. Berikut adalah panduannya agar terhindar dari bahaya tersebut,
antara lain:
1) Tidak membawa benda tajam (pisau, gunting dan sejenisnya) ke ruang
praktikum bila tidak diperlukan untuk pelaksanaan percobaan.
2) Tidak memakai perhiasan yang terbuat dari logam misalnya cincin,
kalung, dan gelang dan lain-lain.
3) Menghindari daerah, benda atau logam yang memiliki bagian tajam
dan dapat melukai diri sendiri maupun orang lain.
4) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan luka pada diri
sendiri atau orang lain.
d. Panduan umum lain
Selain panduan mengenai bahaya listrik, bahaya api dan panas
berlebih dan bahaya benda tajam dan logam, terdapat beberapa panduan
lain yang juga harus diperhatikan saat pelaksanaan kegiatan praktikum di
laboratorium. Panduan ini dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang
dapat mengganggu atau menghambat jalannya praktikum. Berikut adalah
panduan lain yang perlu diperhatikan saat melakukan praktikum di
laboratorium.
1) Tidak membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
maupun sekitar area ruang praktikum.
2) Tidak merokok atau melakukan hal-hal lain yang dapat mengganggu
berjalannya proses praktikum.
14
2.6 Standar Operasional Prosedur Peminjaman Alat/Barang/Sarana Dan
Prasarana Laboratorium
Kegiatan praktikum di laboratorium tentunya membutuhkan berbagai
alat dan bahan. Alat dan bahan tersebut dapat dipinjam dari laboratorium
sebelum kegiatan praktikum berlangsung. Standar Operasional Prosedur
peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki oleh laboratorium
dalam hal pertanggung jawabannya dipegang oleh Kepala laboratorium dan
dibantu oleh masing-masing Penanggung jawab laboratorium. Standar
Operasional Prosedur ini ditujukan untuk menjelaskan hal-hal yang perlu
diperhatikan dan dipersiapkan dalam meminjam inventaris alat/barang/sarana
dan prasarana di bawah pertanggung jawaban Kepala aboratorium dan
Penanggung jawab laboratorium yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
acuan.
Sebelum melakukan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana dari
laboratorium terdapat kegiatan-kegiatan prosedural yang harus dilakukan.
Kegiatan-kegiatan ini diperlukan agar peminjam dapat bertanggung jawab
penuh dan menjadi bukti bahwa alat atau barang tersebut sedang dipinjam.
Prosedur tersebut meliputi:
a. Pengajuan surat permohonan peminjaman
Alat/barang/sarana dan prasarana yang dimiliki dan menjadi
tanggung jawab Kepala laboratorium dan Penanggungjawab
laboratorium, pada dasarnya dapat dipergunakan oleh semua sivitas
akademika. Oleh karena itu semua sivitas akademika yang ingin
mempergunakan alat/barang/sarana dan prasarana tersebut, haruslah
mengajukan surat permohonan peminjaman alat/barang/sarana dan
prasarana tersebut kepada Kepala laboratorium.
Surat permohonan pinjaman berisi nama peminjam, jabatan
peminjam, bagian peminjam, alamat peminjam (alamat kampus dan
ruang), keperluan pinjaman (acara, waktu dan tempat), lama
peminjaman, serta nama barang yang akan dipinjam dan jumlahnya.
15
b. Pengesahan permohonan pinjaman
Terdapat beberapa tahap pengesahan permohonan pinjaman di
laboratorium diantaranya yaitu:
1) Alat/barang/sarana dan prasarana milik laboratorium yang akan
dipinjam tersebut, setelah melalui tahap pertama atau pengajuan
surat permohonan pinjaman akan segera ditindak
lanjutiPenanggungjawab laboratorium akan memeriksa surat
permohonan pinjaman tersebut dan Penanggung jawab laboratorium
mempunyai hak kuasa penuh untuk menerima atau menolak setiap
surat permohonan pinjaman yang masuk terutama melihat
kepentingan peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana tersebut
dengan diketahui oleh Kepala laboratorium. Selama permohonan
peminjaman tersebut untuk keperluan kegiatan bukan untuk
kepentingan pribadi, maka permohonan peminjaman tersebut akan
diterima.
2) Pemohon yang tertulis dalam surat permohonan peminjaman
menjadi penanggung jawab terhadap alat/barang/sarana dan
prasarana yang dipinjamnya.
c. Pengisian surat pinjaman
Tahapan ketiga dari prosedur ini adalah pengisian surat pinjaman
bagi yang surat permohonan pinjaman telah diperiksa dan disetujui oleh
penanggung jawab laboratorium dan diketahui oleh Kepala laboratorium.
d. Penyerahan pinjaman dan pengecekan awal
Setelah pemohon mengisi surat bukti peminjaman, langkah yang harus
dilakukan selanjutnya adalah menerima alat/barang/sarana dan prasarana
yang dipinjam tersebut dan melakukan pengecekan awal terhadap semua
barang yang dipinjam. Pemohon kemudian dapat mempergunakan
alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut untuk keperluan yang
dimaksud dan bertanggungjawab penuh terhadap alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut.
e. Pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir
16
f. Setelah alat atau barang tersebut selesai digunakan, maka alat harus
dikembalikan lagi kepada penangging jawab laboratorium. Berikut
adalah beberapa tahap pengembalian pinjaman dan pengecekan akhir di
laboratorium:
1) Melakukan pengecekan akhir terhadap semua barang pinjaman dan
harus sesuai dengan kondisi awal pada saat barang tersebut dipinjam.
2) Jika ternyata pada saat pengembalian, alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut dinyatakan rusak atau hilang sebelum
dikembalikan, maka pemohon pinjaman harus bertanggungjawab
terhadap alat/barang/sarana dan prasarana pinjaman tersebut dan
harus menggantinya.
g. Pengisian surat pengembalian
Sebelum mengembalikan alat atau barang yang dipinjam, maka
peminjam harus mengisi surat pengembalian sebagai bukti bahwa alat
tersebut bukan lagi menjadi tanggung jawab peminjam. Tahapan
pengisian surat pengembalian di laboratorium adalah sebagai berikut:
1) Pemohon mengisi tanggal pengembalian alat/barang/sarana dan
prasarana pinjaman tersebut.
2) Setelah pemohon mengisi tanggal pengembalian, maka proses
peminjaman ini dinyatakan selesai.
h. Ketentuan peminjaman bagi pihak luar
Peminjaman alat/barang/sarana dan prasarana bagi pihak di luar
sivitas akademika juga mengikuti prosedur yang sama yang disebutkan
pada poin-poin di atas. Selain ketentuan-ketentuan tersebut, ada ketentuan
tambahan yang harus dipenuhi oleh peminjam dari pihak luar yaitu:
1) Peminjam harus menitipkan kartu tanda pengenal atau sejenisnya.
2) Peminjam dikenakan biaya sewa, yang harganya sesuai dengan
jenis barang yang dipinjam. Harga sewa ditentukan sesuai dengan
kesepakatan pengelola laboratorium.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Standar Operasional Prosedur laboratorium adalah seperangkat aturan
atau tata cara untuk menunjukkan tahapan secara jelas, yang mengatur
kegiatan dan sikap laboran/praktikan agar dapat menjalankan kegiatan di
dalam laboratorium dengan baik. Standar operasional prosedur diperlukan
untuk menjaga agar kegiatan yang berlangsung di laboratorium menjadi lebih
tertata dan terstruktur serta disusun secara teliti dan mendetail dengan
mempertimbangkan berbagai faktor kebutuhan sehingga dapat berjalan
dengan jelas, efektif dan mudah digunakan oleh pelaksana.
Standar Operasional Prosedur saat bekerja di laboratorium mengatur
kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebelum praktikum, selama praktikum,
selesai praktikum dan peraturan-peraturan lain. Standar Operasional kerja
juga meliputi panduan umum keselamatan terhadap berbagai bahaya di
laboratorium maupun prosedur peminjaman dan pengembalian alat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19