Anda di halaman 1dari 11

SWINEPOX PADA BABI

KELOMPOK 3
TERESIA YOANISTA WENDARDINS RANUS 1909010021
LEONARDO UMBU DONGU U. MESA 1909010037
ZADEWI SARASWATI NGGOEK 1909010058
ETIOLOGI

• Family: Poxviridae
• Genus: Suipoxvirus
• Species: Swinepox virus
• Swinepox disebabkan oleh Swinepox virus dari famili Poxvirida. Semua strain
memiliki imunogenik yang sama dan dapat dibedakan dengan virus pox lainnya.
• Genom virus tersusun atas DNA beruntai tunggal (ss-DNA).Asam inti tersebut
dilapisi protein (nukleoid) dan lapisan luar terdapat membran serta di kedua sisi
terdapat badan lateral bentuknya elips.
• Partikel virus ini dibungkus oleh struktur membran (amplop). Bentuk virus
seperti cakram atau bundar dan berukuran 300-350 nm x 200-250 nm.
(Beveridge,1981)
PATOGENESIS

• Virus ini masuk kedalam kulit melalui lesi yang ada pada kulit dan kemudian akan
bereplikasi di sel dari stratum spinosus sehingga menyebabkan lesi kulit yang khas untuk
berkembang.
• Lesi melewati tahapan makula, papula, vesikula, pustula dan krusta.
• Virus ini jarang merusak jaringan lain selain kulit.
• Virus dapat diisolasi dari kulit secepatnya setelah tiga hari dilakukannya inokulasi
intradermal.
• Infeksi kongenital terjadi ketika induk babi terinfeksi dan mengalami viremia dengan
infeksi di membran fetalnya. Tidak semua fetus akan terinfeksi dan kompartmentalisasi
dari plasenta harus di perhatikan lebih lanjut ketika infeksi muncul.
• Antibodi terhadap virus pox terbentuk akibat infeksi dari imunitas tubuh yang tahan lama.
GEJALA KLINIS

• Gejala klinis penyakit sistemik jarang teramati, tetapi lesi kulit mudah terlihat.
• Lesi awal --> ventral abdomen, bagian dalam kaki, dan di daerah inguinal
lokasi favorit kutu babi.
• Awalnya, ada vesikel kecil yang sebagian besar tidak teramati.
• Papula yang dihasilkan sebesar 1-3 mm berbentuk bintik merah bulat.
• Pada infeksi berat, lesi dapat terjadi di saluran pernapasan atas dan saluran
pencernaan anak babi yang terinfeksi secara kongenital.
• Swine pox tidak menimbulkan respon pruritus pada babi yang terinfeksi.
• Gambaran histopatologi menunjukkan
penebalan epidermis akibat degenerasi
hidrofik dan hiperplasia epitel. /i dalam
sitoplasma terdapat inclusion bodies. Pada
dermis terdapat infiltrasi limfosit, netrofil,
eosinofil dan histiosit, serta dilatasi
pembuluh darah.

• Gambaran makroskopis, adanya


bitnik kemerahan yang berubah
menjadi lepuh yang makin
membesar. Pada stadium pustular,
lesi-lesi terlihat iskemik dan kuning
kecoklatan berbentuk bundar. Pada
beberapa kasus kelenjar limfe
membengkak, demam, konjungtivitis
dan keratitis.
DIAGNOSA

• Anamnesa
• Swine pox mudah didiagnosis dengan mengidentifikasi lesi.
• Lesi berbentuk bulat atau oval, berdiameter kurang dari 1,0 cm.
• Krusta berwarna cokelat hingga hitam mudah terlihat, tetapi tahap vesikula
jarang dapat diidentifikasi
• Diagnosis histologis dapat dilakukan dengan mengidentifikasi gejala khas,
yaitu intracytoplasmic inclusion bodies yang berukuran besar pada lesi kulit.
PROGNOSA

• Swinepox merupakan penyakit viral yang ditandai dengan munculnya lesi kulit
berbentuk bulat hingga oval yang akut yang sembuh dalam tiga hingga empat
minggu.
• Karena dapat sembuh secara spontanitas dalm waktu tiga hingga empat minggu
maka prognosis yang diajukan merupakan fausta (dapat sembuh setelah adanya
pengobatan)
PENGOBATAN

• Tidak ada perlakuan khusus pada kasus swinepox virus. Belum ada
vaksin yang dikembangkan. Pengobatan secara spesifik pun belum ada,
namun pengobatan dengan yodium pekat dan antibiotika dapat
mencegah infeksi sekunder. Babi yang sembuh dari swinepox akan
kebal terhadap infeksi berikutnya. Infeksi dapat menimbulkan imunitas
lokal dan melindungi babi dari infeksi berikutnya. Anak babi yang baru
lahir memiliki antibodi maternal, demikian pula babi yang sembuh
memiliki kekebalan yang bertahan lama dan bisa selama hidupnya.
PENGENDALIAN

• Tindakan pengendalian lebih diarahkan dengan melakukan


tindakan karantina yang ketat, yaitu mencegah masuknya
babi sakit ke suatu daerah atau ke peternakan yang bebas.
Melakukan kontrol vector terutama kutu babi yang
dikendalikan dengan insektisida, memberantas nyamuk dan
tungau.
SUMBER

• https://id.scribd.com/doc/285742518/Makalah-Swine-Pox
• https://pdfslide.tips/documents/swine-pox.html
• https://vetmed.iastate.edu/vdpam/FSVD/swine/index-diseas
es/pox

• https://wiki.isikhnas.com/images/a/a0/Penyakit_Cacar_Bab
i.pdf
TERIMA KASIH  

Anda mungkin juga menyukai