Anda di halaman 1dari 64

REFERAT

PIODERMA

oleh:
Shanaz Tasha Lamonda Aodah
pembimbing:

Dr. Dinna Devi, M.Ked(DV) SpDV

FK UNIVERSITAS ABDURRAB
2016 1
• Pioderma ialah penyakit kulit yang
disebabkan oleh Staphylococcus,
Streptococcus, atau oleh kedua-duanya
• Prevalensi pioderma di berbagai negara
sangat bervariasi, berkisar antara 0,2-
35%. Sedangkan prevalensi pioderma di
Indonesia adalah 1,4 % pada dewasa dan
0,2 % pada anak
Faktor predisposisi

1. Higiene kurang
2. Penurunan daya tahan tubuh: kekurangan gizi,
anemia, penyakit kronik, neoplasma ganas,
DM
3. Telah ada penyakit lain di kulit: kerusakan
epidermis  fungsi kulit sbg pelindung
terganggu  mudah terjadi infeksi

3
KLASIFIKASI PIODERMA

• Infeksi terjadi pada kulit yang


Pioderma normal
• Penyebabnya satu macam
Primer mikroorganisme

• Pada kulit yang telah ada penyakit


Pioderma kulit lain
• Gambaran klinis tak khas dan
Sekunder mengikuti penyakit yang telah ada
Pembagian Pioderma
• Impetigo • Flegmon
• Folikulitis • Abses Multipel
Kelenjar Keringat
• Furunkel
• Ulkus Piogenik
• Karbunkel
• Hidradenitis
• Ektima Supurativa
• Pionikia • Staphylococcal
• Erisipelas Scalded Skin
Syndrome
• Selulitis
• Eritrasma
5
IMPETIGO
Pembagian impetigo :
1.Impetigo Krustosa / Contangiosa
2.Impetigo Bulosa
3.Impetigo Bulosa Neonatorum

6
Impetigo Krustosa Impetigo Bullosa

•Etiologi: • Etiologi:
Streptococcus B Staphylococcus aureus
hemolyticus grup A • Predileksi: di ketiak,
dada, punggung
•Hanya terdapat pada • Dewasa dan anak-
anak-anak. anak

•Predileksi: di muka,
yakni di sekitar lubang
hidung dan mulut
GAMBARAN KLINIS
IMPETIGO
Impetigo Krustosa Impetigo Bullosa

•Lesi awal berupa eritema • Kelainan kulit berupa eritema,


dan vesikel yang berdinding bula dan bula hipopin.
sangat tipis • Bulla lambat pecah dan
•Cairan serum yang menjadi lebih besar,
dikeluarkan mengering dan berdiameter 1-2 cm
membentuk krusta yang • Isinya terlihat jernih dengan
berwarna kuning madu batas yang tegas dan tidak
ada eritem di sekitarnya
•Jika dilepaskan erosi • Setelah pecah, akan tampak
dibawahnya. krusta yang tipis, datar dan
berwarna coklat
• Terjadi central healing
• Tidak meninggalkan bekas
luka
Tatalaksana
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
•Jika krusta sedikit, • salep antibiotic
salep antibiotic (kloramfenikol 2% atau
(polimiksin, neomisin, eritromisin 3%).
dan basitrasin). Banyak •Jika ada demam,
diberi antibiotic sistemik sebaiknya diberi
(penisilin,kloksasilin antibiotic sistemik,
atau sefalosporin) misalnya penisilin 30-50
mg/kgBB
IMPETIGO KRUSTOSA

Impetigo krutosa. (a) eritema dan krusta pada hidung dan area kumis (b)
dapat menyebar hingga ke seluruh regio centrofacial
IMPETIGO BULLOSA

Impetigo Bullosa. (a) multiple vesikel dengan cairan jernih dan keruh
(b)Impetigo bullosa setelah bulla pecah
Impetigo Bulosa Neonatorum
 Etiologi : Staphylococcus aureus
 Epidemiologi : Hanya neonatus
 Gejala Klinik : Sering disertai demam;
ruam = impetigo bulosa tapi diseluruh tubuh
 Lokalisasi : Seluruh tubuh
 Differensial diagnosis : Sifilis kongenital
 Pengobatan :
 Antibiotik sistemik
 Bedak salisil 2%

12
• Pengobatan lokal dengan • pada kasus berat,
musiprosin salep atau penggunaan antibiotik
krim dan pembersihan
sistemik dibutuhkan
krusta serta menjaga
kebersihan sudah cukup unutk hasil yang
untuk kasus yang ringan.
optimal.

13
FOLIKULITIS
• Folikulitis adalah radang folikel rambut
yang sering disebabkan oleh infeksi
mikrobial, biasanya jenis Staphylococcus
aureus (S.aureus)
KLASIFIKASI FOLIKULITIS
Folikulitis Superfisialis Folikulitis Profunda

•Etiologi: Staphylococcus • Etiologi: Staphylococcus


aureus gram positif aureus, Streptococcus B
•Predileksi: Pada anak hemolyticus
biasanya di kepala, pada • Predileksi: dagu, bibir
dewasa di badan, atas, dan leher
bokong, paha, dan area • Terjadi pada pria yang
jenggot telah memulai cukur
•Sering pada dewasa
dibandingkan anak-anak
GAMBARAN KLINIS
FOLIKULITIS
Folikulitis Superficial Folikulitis Profunda

• Lesi berbentuk bulat atau • Ditandai munculnya folikel


pustul dengan dasar kecil papula atau pustula
eritematous dan dan cepat menyebar jika
ditengahnya terdapat orang tersebut tetap
rambut mencukur
• Dapat terbentuk pustul • Menimbulkan gejala
berwarna kuning yang radang, nyeri dan
dapat menghilang dalam menimbulkan skar
7-10 hari tanpa
membentuk sikatris
• Bisa terasa gatal dan
jarang pasien mengeluh
nyeri
FOLIKULITIS SUPERFISIALIS DAN PROFUNDA

(a) Folikulitis Superfisial (b) Folikulitis Profunda (sycosis barbae)


 Predisposisi :
 Sering di daerah tropis & iklim panas
 Kebersihan & higiene kurang
 DM , kelelahan, kurang gizi
 Lingkungan kotor
 Differensial diagnosis :
Acne vulgaris : terutama di wajah & punggung

18
Penatalaksanaan :
Jaga kebersihan kulit
Makanan tinggi protein & kalori
Antibiotik sistemik: Eritromisin, Penisilin
Antibiotik topikal: Kemicetin 2%
Eksudasi: kompres PK 1/5000
Cari faktor predisposisi

19
Folikulitis Profunda

 Defenisi : Radang folikel rambut yg sampai ke


subkutan
 Etiologi : Staphylococcus aureus
 Epidemiologi : Pria dewasa
 Lokalisasi : Dagu/janggut, kumis
 Gejala klinis : Rasa terbakar daerah dagu 
pustula kecil meluas Pertumbuhan rambut
terganggu &mudah dicabut

20
 Predisposisi :
 Kebersihan kurang
 DM
 Differensial Diagnosis :
1. Tinea barbe : lokasi di mandibula unilateral
2. Acne Sistika
 Penatalaksanaan :
 Jaga kebersihan kulit
 Obat topikal
 Obat sistemik

21
FURUNKEL
• Furunkel adalah pembentukan abses akut
pada multipel folikel rambut.
• Karbunkel ialah abses dalam pada
kumpulan furunkel yang terasa nyeri.
• Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus
aureus.
• Semua umur

22
Gejala Klinis
• Nyeri
• Kelainan berupa nodus eritem berbentuk
kerucut dengan pustul ditengahnya
kemudian melunak menjadi abses berisi
pus dan jaringan nekrotik lalu memecah
membentuk fistel
• Predileksi: Aksila dan bokong

23
 Predisposisi :
 Kebersihan kurang
 DM, obesitas, anemia
 Hiperhidrosis, stress emotional
 Lebih sering pada musim panas
 Differensial diagnosis :
1. Sporotrikosis : Nodul sepanjang aliran limfe
2. Blastomikosis : Nodul kronik dgn multipel
fistula
3. Skrofuloderma : Skin bridges

24
 Penatalaksanaan :
 Higiene ditingkatkan
 Obat topikal & sistemik
 Bila lesi matang: insisi, aspirasi & kompres
diberi salep antibiotika
 Masih infiltrat: topikal diberi kompres  salep
iktiol 5% atau salep antibiotik
 Menghilangkan faktor penyebab

25
Gambar 7. Furunkel

26
Gambar 8. Furunkel

27
KARBUNKEL
• Karbunkel merupakan beberapa furunkel
yang membentuk kelompok
• Karbunkel adalah satu kelompok
beberapa folikel rambut yang terinfeksi
oleh Staphylococcus aureus, yang disertai
oleh peradangan daerah sekitarnya dan
juga jaringan dibawahnya termasuk lemak
bawah kulit
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis Pem. Penunjang

• Pertama muncul sebagai • Pemeriksaan histologi:


tonjolan yang nyeri, menunjukkan abses
permukaannya halus, multiple, dipisahkan oleh
berbentuk kubah dan jaringan ikat trabekula,
berwarna merah menyusup dermis dan
• Ukuran tonjolan mencapai melewati sepanjang tepi
diameter 3-10 cm folikel rambut
• Supurasi terjadi setelah • Diagnosis dibuat
kira-kira 5-7 hari berdasarkan gambaran
• Demam dan malaise klinis
sering muncul
• Jaringan parut permanen
yang terbentuk biasanya
tebal dan jelas
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis Pem. Penunjang

• Pertama muncul sebagai • Pemeriksaan histologi:


tonjolan yang nyeri, menunjukkan abses
permukaannya halus, multiple, dipisahkan oleh
berbentuk kubah dan jaringan ikat trabekula,
berwarna merah menyusup dermis dan
• Ukuran tonjolan mencapai melewati sepanjang tepi
diameter 3-10 cm folikel rambut
• Supurasi terjadi setelah • Diagnosis dibuat
kira-kira 5-7 hari berdasarkan gambaran
• Demam dan malaise klinis
sering muncul
• Jaringan parut permanen
yang terbentuk biasanya
tebal dan jelas
PENATALAKSANAAN
• Pada dasarnya pengobatan karbunkel
sama saja dengan pengobatan furunkel
• Karbunkel atau furunkel yang disertai
demam, harus diobati dengan antibiotik
sistemik
• Dapat diberikan vankomisin (1-2 gram IV
setiap hari dalam dosis terbagi)
• Pengobatan antibiotik harus berlanjut
paling tidak selama satu minggu
KARBUNKEL

Lesi ini menampakkan multipel furunkel yang berkumpul dan mengandung pus
EKTIMA
• Ektima adalah pioderma yang menyerang
epidermis dan dermis, membentuk ulkus
dangkal yang ditutupi krusta berlapis
• Ektima disebabkan oleh streptococcus
grup A beta haemoliticus
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis Pem. Penunjang

• Predileksi: bokong, paha, dan • Pemeriksaan Gram dan kultur


kaki • Bahan untuk pemeriksaan
• Lesi awal berupa vesikel atau bakteri sebaiknya diambil
pustule di atas kulit yang dengan mengerok tepi lesi
eritematosa, membesar, yang aktif
dan pecah, terbentuk krusta
yang tebal dan kering yang
sukar dilepas dari dasarnya
• Bila krusta dilepas terdapat
ulkus dangkal berdiameter
0.5cm hingga 2 cm
• Penyembuhan terjadi setelah
beberapa minggu, dengan
jaringan parut
EKTIMA
Ektima
36
PENATALAKSANAAN
Topical Sistemik

• Tingkatkan asupan • Dicloxacilin atau


nutrisi dan hygiene generasi pertama
• Sulconazol atau sefalosporin
miconazol yang dapat
membersihkan lesi
dengan waktu lebih
dari 1 minggu
• Mupirocin atau
bacitracin ointment,
selama dua kali sehari
ERISIPELAS
• Erisipelas ialah penyakit infeksi akut oleh
bakteri pada dermis dan jaringan atas
subkutan
• Penyebab utama yang paling sering
adalah streptokokus β-hemolitik grup A
DIAGNOSIS
Gambaran Klinis Pem. Penunjang

• Predileksi: wajah, kedua • Tes darah rutin:


tungkai bawah peningkatan kadar leukosit
• Didahului gejala • Spesimen yang diambil
prodromal, muncul mulai untuk dilakukan tes
dari 4 sampai 48 jam, bakteriologis adalah dari
terdiri dari malaise, cairan vesikel atau erosi
demam tinggi, sakit atau dari permukaan yang
kepala, muntah, dan sakit ulserasi
pada sendi
• Lesi berupa panas,
tegang, keras, dan batas
tegas dengan bagian kulit
yang sehat
ERISIPELAS

Erisipelas pada ekstremitas bawah dengan nyeri dan eritema


PENATALAKSANAAN
• Terapi topikal tidak tepat diberikan
• Pengobatan parenteral diperlukan pada
awalnya untuk infeksi berat:
• Benzilpenisilin untuk 2 atau beberapa hari
• Oral penisilin V maka dapat diberikan selama 7-14
hari
• Dicloaxacillin 500 mg sebanyak 4 kali sehari dan
cephalosporin oral
• Eritromisin digunakan jika ada alergi
penisilin
Pionikia
Defenisi : Radang di sekitar kuku oleh piokokus
Etiologi : Staphylococcus aureus, Streptococcus
ß-hemoliticus
Epidemiologi : Menyerang laki-laki & wanita
Lokalisasi : Disekitar kuku
Gejala klinis : didahului trauma: infeksi lipat
kuku tanda-tanda radang  menjalar ke
matriks & lempeng kuku (nail plate) 
terbentuk abses sublingual

42
Faktor yang mempengaruhi : Pekerjaan yg
berhubungan dgn air
Differensial Diagnosis : Onikomikosis
Penatalaksanaan :
 Kompres dgn larutan antiseptik
 Antibiotik sistemik
 Jika terjadi abses subungual kuku diretraksi

43
Pionikia

44
Selulitis
Defenisi : Radang kulit & subkutis infiltrat difus
di subkutan dgn tanda-tanda radang akut
Etiologi : Streptococcus ß-hemolyticus
Epidemiologi : Banyak pd anak-anak & orang tua
Pria = wanita
Lokalisasi : Biasanya di tungkai bawah
 Gejala klinis : demam & malaise (+). Makula
eritematosa yg terasa panas meluas ke
samping & bawah  benjolan warna merah &
hitam, mengeluarkan sekret seropurulen

45
 Predisposisi : DM, malnutrisi
 Differensial Diagnosis :
 Mikosis profunda : biasanya kronik
 Pioderma kronik : kronik, warna kehitaman
Penatalaksanaan :
 Sistemik :
•Penisillin: 1,2 –2,4 juta unit 14- 21 hari
•Eritromisin 4 x 1 gr 14 – 21 hari
 Topikal : kompres dgn antiseptik spt povidon
yodium 5 –10 %

46
Selulitis

47
Flegmon
 Defenisi : Kelainan kulit berupa supurasi yg difus
di subkutan dgn tanda-tanda radang akut
 Etiologi : Streptococcus ß-hemolyticus
 Epidemiologi :Dewasa muda
 Lokalisasi : Tungkai bawah
 Gejala klinis : Demam & malaise (+). Kelainan
kulit: infiltrat difus di subkutan dgn tanda-
tanda radang

48
 Predisposisi :
 DM
 Malnutrisi
Differensial Diagnosis :
 Selulitis : terdapat infiltrat subkutan
 Erisipelas
Penatalaksanaan :
Sama dgn erisipelas hanya ditambah insisi

49
Gambar 15. Flegmon

50
Abses Multipel Kelenjar Keringat

Defenisi : Infeksi kelenjar keringat, berupa abses


multipel, tidak nyeri, berbentuk kubah
Etiologi : Staphylococcus Aureus
Epidemiologi : Pada anak-anak
Lokalisasi : Tempat yg banyak keringat
Gejala klinis : Nodus eritematosa, multipel, tidak
nyeri, berbentuk kubah & lama pecah

51
Predisposisi:
 Daya tahan yg menurun.
 Banyak keringat
 Banyak keringat

Differensial Diagnosis :
Furunkulosis : nyeri, bentuk kerucut dgn
pustul di tengah & relatif cepat pecah

Penatalaksanaan :
• Antibiotika sistemik & topikal
• Faktor predisposisi perhatikan
52
Abses Multipel Kelenjar Keringat

53
Ulkus Piogenik
Defenisi : Kelainan kulit berbentuk ulkus yg tidak
khas gambaran klinisnya dgn pus diatasnya
Etiologi : Streptokokus & Stafilokokus
Epidemiologi : Sering pd anak-anak
Lokalisasi : Ekstremitas
Gejala klinis : Ulkus dgn tanda-tanda radang
disekitarnya secara lambat mengalami
nekrosis

54
Ulkus Piogenik

55
 Penatalaksanaan:
 Debridement ulkus
 Sistemik : Penisilin, Eritromisin,
Siprofloksasin atau Sefalosporin.
 Topikal : bedak salisil 2%

56
Hidradenitis supurativa
• Infeksi kelenjar apokrin
• Biasanya oleh S. aureus
• Pubertas, dewasa muda
• Ketiak, perineum
• Predisposisi: trauma/mikrotrauma, hiperhidrosis,
deodoran
• Gejala konstitusi, leukositosis
• Ruam: nodus dgn tanda radang  melunak 
abses pecah fistel. Bila menahun: dpt
terbentuk abses, fistel & sinus yg multipe
• DD/ skrofuloderma
 Differensial Diagnosis :
Skrofuloderma : tanda radang akut (-);
leukositosis (-)

 Penatalaksanaan :
 Antibiotika sistemik
 Jika telah terbentuk abses  diinsisi
 Kalau belum melunak diberi kompres terbuka.
Pada kasus yg kronik residif, kelenjar apokrine
dieksisi

58
Hidradenitis Supurativa

59
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome

Defenisi : Infeksi kulit dgn ciri khas terdapatnya


epidermolisis
Etiologi : Staphylococcus aureus grup II fage
52, 55, 71
Epidemiologi : Sering anak < 5 thn,
pria > wanita
Lokalisasi : Muka, leher, ketiak, lipat paha 
menyeluruh dlm 24 jam

60
 Gejala klinis :
 Demam tinggi + infeksi saluran nafas atas
 Kelainan kulit: eritema  bula besar
berdinding kendur (24-48 jam)  pengeriputan
spontan dgn pengelupasan erosif (2-3 hari) 
deskuamasi (10 hari)  sembuh tanpa sikatrik
(setelah 10-14 hari)

 Predisposisi : Fungsi ginjal kurang/gagal

61
 Differensial Diagnosis :
Nekrolisis epidermal : celah diantara
epidermis- dermis Pd S.S.S.S. di stratum
granulosum

 Penatalaksanaan :
 Antibiotika : Kloksasilin (3 x 250mg,
neonatus: 3 x 50mg), Klindamisin,
Sepefalosporin generasi I
 Topikal : Sufratulle & krim antibiotik

62
WASSALAM

64

Anda mungkin juga menyukai