Infeksi folikel
Lyme disease
rambut
Rocky
Streptococcal
mountain
impetigo
spotted fever
Staphylococcal
scalded skin
syndrome
Bakteri Penyebab Infeksi Kulit
1. Streptococcus grup A
2. Staphylococcus aureus, termasuk CA-MRSA
Acne Vulgaris
Gejala dan Tanda
• Perbesaran kelenjar sebasea dan peningkatan sekresi sebum
• Epitel folikel rambut menebal dan membentuk gumpalan,
secara bertahap memblok aliran sebum ke permukaan kulit
• Produksi sebum yang terus menerus oleh glandula yang
terinfeksi dapat mendorong material ke permukaan, yang
terlihat sebagi noda hitam
Penyebab :
Propionibacterium acnes
Bakteri ini
kemudian
Sebum terkumpul ketika multiplikasi
glandula terblokir, dan
menjadi jumlah
merupakan sumber
makanan lagi bagi P. acnes lebih banyak pada
sebum yang
terperangkap.
bakteri batang Gram positif yang tumbuh anaerob di dalam dan di sekitar folikel.
Memiliki lipase yang dapat memecah sebum berminyak pada glandula sebasesa
dan menggunakan asam lemak dan gliserol yang dihasilkan sebagai sumber
makanan
Patogenesis
furunkel
karbunkel
Etiologi
• Folikulitis biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus
• Folikulitis dapat juga terjadi sebagai akibat
kontak dengan zat-zat kimia tertentu
Patogenesis
Jaringan terbuka akibat cedera atau trauma luka atau dermatitis
Staph aureus :
• Gram + (kokus muda); Gram – (kokus tua), tidak motil,tidak berspora,
aerob fakultatif
• Fermentasi manitol (stafilokokus lain tidak)
• Tes Koagulase (+)
Strep pyogenes :
• Gram + , kokus, berantai
• Kultur agar darah : daerah beta-hemolitik
• Kultur non-agar darah : Tes katalase (-) ; Tes Koagulase (+)
INFEKSI VIRUS
PADA KULIT
Herpes simplex
• HSV-1 :
– ginggivostomatitis akut, herpes labialis rekuren,
keratokunjungtivitis, encephalitis
• HSV-2 :
– Herpes genital, herpes neonatal, aseptik
meningitis
Penularan
• HSV-2 : kontak seksual lesi area genital
• Penularan :
– Lesi aktif
– Lesi asimptomatik dapat juga menularkan
Patogenesis dan Imunitas
Replikasi pada kulit atau membran mukosa pada
lokasi awal infeksi
Migrasi up neuron
lesi
MANIFESTASI KLINIS
• Infeksi Primer (HSV-1)
– Biasanya terjadi pada anak-anak, sering asimtomatik.
– Manifestasi klinis : demam, sore throat, lesi ulseratif dan
vesikular, ginggivostomatitis, oedema, dan limfadenopati.
– Masa inkubasi 2-12 hari, gejala menghilang dalam 2-3
minggu
• Imunitas
– Spesifik tipe, beberapa cross proteksi, imunitas inkomplet
– Reinfeksi dan reaktivasi terjadi walaupun terdapat IgG
– Imunitas yang diperantarai sel
VARICELLA
• Varicella = chickenpox, merupakan infeksi
primer
• Rekuren zoster (shingles)
STRUKTUR
• Struktur dan morfologi identik dengan
herpesvirus, tetapi antigen berbeda
• Hanya memiliki 1 serotipe
• Virus yang sama menyebabkan varicella dan
zoster
• Manusia merupakan hospes alami
• The core region of varicella–zoster virus (VZV)
consists of a linear double-stranded DNA
genome.
Entry
Uncoated
mRNA virus ditranskripsikan oleh RNA polimerase host translasi mjd protein
nonstruktural (di sitoplasma) : DNA polimerase dan Thymidine kinase
Penyusunan virion
S.pneumoniae nongroupable α
Streptococcus pyogenes
• Species terpenting dari streptococcus group A adalah
Streptococcus pyogenes.
• Menyebabkan berbagai penyakit suppuratif dan
nonsuppuratif
• Merupakan penyebab faringitis yang paling umum
Figure 1. Streptococcus pyogenes.
Left. Gram stain of Streptococcus pyogenes in a clinical specimen.
Right. Colonies of Streptococcus pyogenes on blood agar exhibiting beta (clear)
hemolysis.
Figure 2. Cell surface structure of Streptococcus pyogenes and
secreted products involved in virulence.
PATOGENESIS
• Virulensi Streptococcus group A ditentukan
berdasarkan kemampuan bakteri :
– Menempel pada permukaan sel host
– Invasi ke sel epitel
– Menghindar dari opsonisasi dan fagositosis
– Kemampuan memproduksi sejumlah toksin dan
enzim
Invasi ke sel epitel
• Streptococcus pyogenes dapat melakukan invasi ke
sel epitel
diperantarai oleh protein M, F dan Ag bakteri
lain
• Scarlet fever
rash eritem difus dimulai pada dada dan meluas
ke ekstremitas, merupakan komplikasi pharyngitis
• Pyoderma
infeksi kulit lokal dengan vesikel yang berubah
menjadi pustula, tidak ditemukan penyakit sistemik
Infeksi Suppuratif
• Erysipelas
infeksi kulit lokal disertai nyeri, inflamasi, pembesaran
limfonodi, dan gejala sistemik
• Cellulitis
infeksi pada kulit sampai jaringan subkutan
• Necrotizing fasciitis
infeksi kulit yang dalam sampai terjadi kerusakan otot dan
lapisan lemak
Infeksi Suppuratif
• Streptococcal toxic shock syndrome
infeksi multiorgan sistemik, bakteriemia,
ditemukan fasciitis
• Acute glomerulonephritis
inflamasi akut glomerulus ginjal dengan edema,
hipertensi, dan proteinuria
FIGURE 3. Pathogenesis of Streptococcus pyogenes infections.
PATOGENESIS DAN GEJALA KLINIK
1. Penyakit yang diakibatkan oleh invasi
2. Penyakit yang diakibatkan oleh infeksi lokal
oleh S.pyogen dan produknya
3. Endocarditis infekstif
4. Infeksi invasif, STSS, dan scarlet fever
5. Infeksi lain
6. Post-Streptococcal disease
A. Penyakit yang diakibatkan oleh invasi
• Portal of entry menentukan kelainan klinik
• Namun ada juga perluasan infeksi yang difus dan cepat pada jaringan
dan meluas melalui jaringan limfatik dengan supurasi lokal yang
minimal
• Dari limfatik, infeksi dapat meluas ke aliran darah
1. Erysipelas
2. Cellulitis
3. Necrotizing fasciitis (streptococcal gangrene)
4. Puerperal fever
5. Sepsis
1. Erysipelas
– Jika portal of entry kulit
– Dengan edema masif dan perluasan tepi infeksi yang
cepat
2. Cellulitis
Akut, infeksi kulit dan jaringan subkutan yang cepat
meluas
Mengikuti infeksi yang berhubungan dengan trauma,
luka bakar, luka, atau luka insisi pembedahan
Gejala nyeri, eritema, bengkak, tenderness
3. Necrotizing fasciitis (streptococcal gangrene)
– Infeksi pada jaringan subkutan dan fascia
– Nekrosis pada kulit dan jaringan subkutan meluas cepat
4. Puerperal fever
– Streptococcus masuk ke uterus setelah melahirkan
puerperal fever
5. Sepsis
– Infeksi pada luka traumatik atau luka bedah dengan
ditemukan streptococcus
B. Penyakit yang diakibatkan oleh
infeksi lokal S.pyogen dan produknya
1. Streptococcal sore throat
– Merupakan infeksi yang paling banyak dijumpai yang
disebabkan oleh S.pyogene
– S.pyogen menempel ke epitel faring melalui lipoteichoic
acid yang melapisi pili permukaan.
– Fibronectin glikoprotein pada sel epitel kemungkinan
merupakan ligand bagi lipoteichoic acid.
2. Streptococcal pyoderma
C. Infective Endocarditis
1. Endocarditis akut
Pada bakteriemi, streptococcus hemolitik,
pneumococcus atau bakteri lain dapat menyebabkan
kerusakan pada katup baik katup normal atau yang telah
mengalami kerusakan dan menghasilkan Endocarditis
akut
2. Rheumatic fever
– Merupakan sekuele yang paling berbahaya sebab
dapat menyebabkan kerusakan pada otot dan katub
jantung
– Antigen pada membran sel S.pyogen cross-reaksi
dengan antigen jaringan jantung
– Sera dari pasien mengandung antibodi terhadap
antigen tersebut.
S t a p h y l o c o c c u s aureus.
• ♦ Berbentuk coccus Karakteristik
positif Gram
• ♦ Sel berbentuk bulat
• ♦ Berdiameter 0,5- 1,5 µm
• ♦ Morfologi :
• - Membentuk susunan seperti anggur (Yunani =
staphile)
• - Berupa sel tunggal
• - Berpasangan
• - Membentuk rantai pendek ….. Bahan klinik
• ♦ Nonmotile
• ♦ Tidak mengandung endospora
Sifat Sifat Pertumbuhan
• Infeksi pada pasien juga dapat oleh bakteri yg ada pada tubuhnya
(community strain of MRSA)
2. Staphylococcus epidermidis
• Flora normal pada manusia
• Dapat mengganggu kesehatan manusia (di RS)
• Membentuk biofilm pada permukaan plastik (kateter
vena, kateter untuk makanan/obat)
• Dapat menyebabkan endocarditis
• Bersama S. aureus menyebabkan bakterimia dan sepsis
yg didapat di RS
3. Staphylococcus saprophyticus
• Terdapat dalam lingkungan dan beberapa bagian tubuh
manusia
• Penyebab utama infeksi saluran kemih, terutama pd
wanita dg kegiatan seksual aktif
Gambar Staphylococci
Penyakit yg disebabkan oleh Staphylococcus
Faktor Virulensi
Faktor Virulensi:
• Komponen Struktural
– Kapsul
– Peptidoglikan
– Asam teikhoat
– Protein A
• Toksin
• Sitotoksin:
– Sitotoksin α
– Sitotoksin ß
– Sitotoksin γ
– Sitotoksin δ
– Leukosidin
• Eksfoliatif Toksin (ATA, ETB)
• Enterotoksin (A,E,G,D) ….. Termasuk superantigen
• Toxic Schock Syndrome Toxin 1
• Enzim
– Coagulase
• ► Katalase ………… Merubah H2O2 menjadi H2) + O2
• ► Hialuronidase ….. Hidrolisis as hialuronat pd jaringan konektif, mendorong penyebaran S. aureus dalam jaringan
• ► Fibrinolisin ……… Melarutkan gumpalan fibrin
• ► Lipase …………… Menghidrolisis lipid
• ► Nuklease ……… Menghidrolisis DNA
• ► Penicillinace ….. Menghidrolisis penicilli
Faktor Virulensi:
• Komponen Struktural:
• ► Kapsul
• ► Peptidoglikan
• ► Asam teikhoat
• ► Protein A
Faktor Virulensi:
• Toksin:
• ► Sitotoksin:
• - Sitotoksin α
• - Sitotoksin ß
• - Sitotoksin γ
• - Sitotoksin δ
• - Leukosidin
• ► Eksfoliatif Toksin (ATA, ETB)
• ► Enterotoksin (A,E,G,D) ….. Termasuk superantigen
• ► Toxic Schock Syndrome Toxin 1
Faktor Virulensi:
• Enzim
• ► Coagulase
• ► Katalase ………… Merubah H2O2 menjadi H2) + O2
• ► Hialuronidase ….. Hidrolisis as hialuronat pd jaringan
konektif, mendorong penyebaran S. aureus dalam jaringan
• ► Fibrinolisin ……… Melarutkan gumpalan fibrin
• ► Lipase …………… Menghidrolisis lipid
• ► Nuklease ……… Menghidrolisis DNA
• ► Penicillinace ….. Menghidrolisis penicillin