Merupakan suatu dermatitis (peradangan kulit) yang timbul setelah kontak dengan allergen
melalui proses sensitisasi.
Etiologi :
• Alergen = kontaktan
• Bahan-bahan kimia sederhana dengan Berat molekul < 1000 Dalton, bersifat lipofilik,
dan sangat reaktif.
• Biasanya berupa bahan logam berat, kosmetik, bahan perhiasan, karet
Epidemiologi :
Gejala Klinis :
• Gatal
• Bercak eritematosa yang berbatas jelas
• Edema
• Papulovesikel
• Vesikel
• Bula
• Pada keadaan kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, dan likenifikasi dan mungkin
juga fisur, batasnya tidak jelas.
Diagnosis :
• Anamnesa ;
• Tanyakan kontaktan yang dicurigai mendasari kelainan kulit tersebut
• Tanyakan riwayat pekerjaan, hobi, obat topical yang pernah digunakan, obat
sistemik, kosmetik, bahan-bahan yang menimbulkan alergi.
• Tanyakan riwayat penyakit kulit yang pernah diderita, riwayat atopi
• Pemeriksaan fisik Kulit
• Adanya eritema nummular sampai plakat, papula, vesikel, berkelompok disertai
erosi nummular hingga plakat.
• Pemeriksaan penunjang
• Uji tempel
• Pemeriksaan histopatologi
Tata Laksana :
• Non farmako
• Upaya pencegahan terulangnya kontak kembali dengan allergen penyebab
• Kompres dengan larutan garam faal
• Farmako
• Prednison 30 mg/hari untuk mengatasi inflamasi
Karbunkel
Merupakan infeksi yang dalam yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus pada sekelompok
folikel rambut yang berdekatan.
Epidemiologi :
• Umumnya terjadi pada usia setelah dewasa remaja dan dewasa muda
• Jarang terjadi pada anak
• Insidensi perempuan = laki-laki
Etiologi :
• Staphylococcus aureus
Faktor Resiko :
• Diabetes
• Higiene buruk
• Menggunakan pakaian ketat
• Pada keadaan kondisi kulit tertentu kerusakan barrier protektif kulit
• Penggunaan kortikosteroid immunosupresi
Gambaran Klinis :
Diagnosis :
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik ;
• Lokalisasi : tengkuk, pundah, dan bokong
• Makula eritematosa dan menjadi nodul lenticular hingga nummular, regional,
bentuk teratur dan tampak fistula mengeluarkan secret putih/kental
• Pemeriksaan Laboratorium darah : leukositosis
• Pemeriksaan gram : sekelompok kokus berwarna ungu
• Pemeriksaan kultur bakteri : koloni lebar ( 6-8 mm), permukaan halus, sedikit cembung
dan warna kuning keemasan.
\
Histopatologi :
• Terdapat abses yang dalam yang dibentuk limfosit dan leukosit PMN mula-mula pada
folikel rambut.
• Pada folikel rambut yang terdapat pada jaringan subkutan, abses dapat mengandung
stafilokokus.
Tata Laksana :
a. Non Farmako
a. Perawatan Kulit dengan air dan sabun
b. Menghindari iritan pada kulit
c. Penggunaan pakaian gunakan pakaian yang menyerap keringat, longgar dan
ringan
d. Ganti pakaian harus sering jika sudah terdapat purulent dan pakaian tsb harus
dibuang di kantong tertutup.
b. Farmako
a. Pembedahan : insisi dan drainase purulent.
Indikasi : jika lesi nya besar, nyeri, dan fluktuasi
b. Pemberian obat simptomatik
Indikasi : jika disertai demam
Diberikan antibiotic sistemik :
Dikloxacilin 250-300 mg PO 4x1 selama 5-7 hari
Amoxisilin + asam klauvanat 25 mg/ kgBB 3x1
c. Penggunaan Salep
Indikasi : untuk mengeliminasi S. aureus mulai dari hidung sampai kulit.
Salep mupirocin calcium 2% selama 5 hari