Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAB ACTIVITY FARMAKOLOGI


EFEK DIURETIK DARI INFUSA DAUN KUMIS KUCING
( Orthosiphon staminius )

KELOMPOK A1
KELOMPOK A2
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami apa yang dimaksud dengan diuretic
2. Mengetahui efek pemberian diuretic (furosemid) terhadap volume urine kelinci
3. Mengetahui efek pemberian obat herbal (orthosipon stamineus) terhadap volume urin
kelinci
4. Membandingkan efek furosemide (control positif) dengan orthosipon stamineus
5. Mengetahui dan memahami golongan golongan obat diuretic, tempat kerja dan
mekanisme kerjanya
6. Mengenal obat tradisional Indonesia dan contoh obat herbal : orthosipon stamineus

BAHAN DAN ALAT PRAKTIKUM


 Simplisia daun kumis kucing
 Aquades
 Gliserin
 Furosemide
 Gelas ukur
 Beake glass
 Timbangan
 Kateter
 Papan fiksasi
 Disposable syringe
 Kandang pengumpul urine

HEWAN COBA
 Kelinci jantan usia 3 bulan, sehat, berat badan relative sama ± 1.5 kg

CARA PENENTUAN DOSIS


Dosis furosemide pada manusia (70kg) : 40 mg
Konversi dosis dari manusia ke kelinci menurut tabel Laurence and Bacharach =
40mg X 0.07 = 2.8 mg/1.5 kg
= 1.87 mg/kgBB
Dosis empiris kumis kucing sebaga diuretic 30-60 gr (kering)
Konversi dosis dari manusia ke kelinci menurut tabel Laurence and Bacharach =
60mg x 0.07 = 4.2/1.5 kg
= 2.8/kgBB

CARA PEMBUATAN INFUSA


Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyaring simplisia dengan air pada suhu 90-
96 °C selama 15 menit
1. Bahan segar dicuci di air mengalir, diremukkan, dikecilkan untuk bahan simplisia dibuat
serbuk halus terlebih dahulu.
2. Bahan tersebut ditimbang sebanyak 100g dimasukkan ke dalam panic A dan ditambah
aquades sebanyak 1L kemudian ditutup
3. Panic bagian B (sebagai water bath) ditambah air secukupnya hingga panic atas (A)
ternedam sebagian

Anda mungkin juga menyukai