Anda di halaman 1dari 10

Rhinitis Vasomotor

INDAH PUTRI PERMATASARI


121 0211 140
Definisi

 Rhinitis : peradangan membrane mukosa hidung.

 Rhinitis vasomotor merupakan rhinitis non-alergi yang gejalanya menyerupai


rhinitis alergi, dipicu oleh stimulasi seperti dingin, kelelahan, emosi.

 Rhinitis vasomotor merupakan infeksi kronis lapisan mukosa hidung yang


disebabkan oleh terganggunya keseimbangan saraf parasimpatis dan simpatis.
Epidemiologi

 Insidensi rhinitis vasomotor  30-60 % dari total seluruh rhinitis

 Paling banyak terjadi pada usia decade ke-tiga dan ke-empat dengan perempuan
lebih banyak.

 Prevalensi rhinitis vasomotor adalah 7-21 %.


Etiologi

1. Obat yang menekan kerja simpatis


2. Faktor fisik ; iritasi asap rokok,
suhu dingin, kelembaban udara Gangguan keseimbangan saraf otonom
tinggi (parasimpatis dengan simpatis)
3. Faktor endokrin ; hipotiroid
4. Faktor psikis ; stress, ansietas,
fatigue
Gambaran Klinis

 Hidung tersumbat
 Rinore hebat baik mucous maupun serous
 Bersin (jarang)
 Gejala yang memburuk pada pagi hari
 Post nasal drip
Klasifikasi

1. Obstruksi (blocker)
1. Hidung tersumbat
2. Keluar cairan mucus
3. Bersin (jarang)
2. Rinore (sneezer)
1. Keluar cairan mucus yang banyak
Diagnosis

 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
1. Riwayat penyakit Tidak berhubungan dengan musim
Riwayat keluarga (-)
Riwayat alergi saat anak-anak (-)
Timbul setelah dewasa
Gatal dan bersin (-)

2. Pemeriksaan THT Struktur abnormal (-)


Tanda infeksi (-)
Edema mukosa (-)
Hipertrofi konka inferior

3. Radiologi  X-ray Tidak ada keterlibatan sinus


Penebalan mukosa

4. Bakteriologi Rinitis bacterial (-)


5. Test alergi (IgE, skin test) normal
Tata Laksana

 Konservatif
 Dekongestan  pseudoepedrine, phenylpropanolamine
 Kortikosteroid topical  Bechtometasone
 Operatif

Anda mungkin juga menyukai