Anda di halaman 1dari 25

SKENARIO 1

“Seorang perempuan umur 16 tahun datang ke puskesmas


dengan riwayat pilek selama kira-kira 1 tahun. Kadang-kadang
pilek ini disertai lendir pada tenggorokan yang dirasakan berasal
dari belakang hidung. Pada waktu kecil ia sering menderita
sesak nafas”.
KATA SULIT

Sakit(demam) dengan banyak mengeluarkan


PILEK ingus(biasanya disertai batuk-batuk kecil)
(KBBI)
KATA KUNCI

Riwayat pilek
Selama setahun
Lendir dirasakan
Perempuan
Di bagian belakang
Umur 16 tahun
hidung

Sesak napas Disertai lendir


Waktu kecil Pada tenggorokan
PERTANYAAN

1. Apakah ada pengaruh umur, lingkungan,


perilaku, jenis kelamin, terhadap pilek
menahun? Jika ada apa saja?
2. Bagiamanakah patomekanisme pilek?
3. Mengapa terbentuk lendir yang berasal dari
belakang hidung?
4. Bagaimanakah hubungan pilek dengan sesak
napas?
5. Apa saja penyakit dan DD yang disertai
dengan gejala pilek menahun?
1. Pengaruh umur, lingkungan, perilaku, jenis kelamin, terhadap
pilek menahun

● Umur: pilek menahun lebih sering menyerang anak-anak yang


dikarenakan sistem imun mereka masih rendah terhadap
mikroorganisme.

● Perilaku: perilaku hidup yang kurang baik atau tidak sehat dapat
menyebabkan seseorang mudah terserang pilek menahun.

● Jenis kelamin: Pilek menahun dapat menyerang siapa saja baik laki-
laki maupun perempuan

● Lingkungan: lingkungan yang kurang bersih dapat menyebabkan


seseorang mudah terkena penyakit infeksi.
2. PATOMEKANISME PILEK

Alergen dipresentasikan ke sel Th


Allergen yang masuk tubuh Melalui pelepasan Interleukin 2 (II-2) IgE diikat mastosit dalam jaringan
ditangkap oleh makrofag oleh sel Th yang diaktifkan sel B -> sel dan basofil yang ada dalam
sebagai (APC). plasma -> membentuk IgE sirkulasi

Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen yang masuk tubuh akan diikat oleh IgE yang
sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil. Ikatan tersebut akanmenimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan dalam sel
yang menurunkan kadar cAMP.

Kadar cAMP yang menurun ->


degranulasi sel -> Histamin, Eosinophil Histamin menyebabkan Vasodilatasi,
Chemotactic Factor-A (ECF-A), penurunan tekanan kapiler & permeabilitas,
Neutrophil Chemotactic Factor (NCF),
trypase dan kinin
sekresi mucus

SEKRESI MUKUS yang berlebih itulah yang


menghasilkan pilek atau rinore
PATOMEKANISME PILEK

Respon Imun
PATOMEKANISME PILEK

Respon Imun
HIPERSENSITIVITAS

Reaksi alergi : Reaksi hipersensitivitas tipe I


HIPERSENSITIVITAS
3. Mengapa terbentuk lendir yang berasal dari belakang
hidung?
Digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan
Lendir = pertahanan tubuh silia dari epitel yang melapisi saluran pernapasan

Keadaan abnormal produksi mucus yang berlebihan

Karena infeksi yang terjadi pada membran mukosa

Proses pembersihan tidak berjalan secara normal

Mucus banyak tertimbun

Mucus dikeluarkan dengan tekanan intra thorakal dan intra abdominal yang tinggi sebagai sputum
4. Bagaimanakah hubungan pilek dengan sesak
napas?

Sesak napas = Timbul karena adanya penyempitan saluran napas

• Perubahan saluran pernapasan besar


PILEK • Penyumbatan mucus intraluminal
• Hipertrofi dan hyperplasia kelenjar mucus bronkus

Sehingga saluran pernapasan lebih menyempit akibat udara terperangkap di


bronkus dan peribronkus juga bisa menyebabkan SESAK NAPAS
5. DD (DIFERENTIAL DIAGNOSIS)

SESAK PILEK LENDIR DARI ALERGI


NAPAS MENAHUN BELAKANG
HIDUNG
RINITIS ALERGI + + + +

RHINITIS + + + -
VASOMOTOR
SINUSITIS + + + -

RINITIS MEDIKA - - + -
MENTOSA
POLIP NASAL + + + -
DD
DD (DIFERENTIAL DIAGNOSIS)

SESAK PILEK LENDIR DARI ALERGI


NAPAS MENAHUN BELAKANG
HIDUNG
RINITIS
RINITISALERGI
ALERGI + + + +

RHINITIS + + + -
VASOMOTOR
SINUSITIS + + + -

RINITIS MEDIKA - - + -
MENTOSA
POLIP NASAL + + + -
RINITIS ALERGI

PEM. TATA
ANAMNESIS PEM. FISIK
PENUNJANG LAKSANA

KOMPLIKASI PENCEGAHAN
ANAMNESIS

Keluhan utama

Pasien datang dengan keluhan keluarnya ingus encer dari


hidung (rinorea), bersin, hidung tersumbat dan rasa gatal pada
hidung (trias alergi).
PEMERIKSAAN FISIK

• Allergic salute
• Wajah
1. Allergic shiners
2. Nasal crease
• Faring: dinding posterior faring tampak granuler dan edema (cobblestone
appearance)
• Lidah tampak seperti gambaran peta (geographic tongue).
• Pemeriksaan rinoskopi: Mukosa edema, basah, berwarna pucat atau
kebiruan (livide), Pada rongga hidung dapat ditemukan massa seperti polip
dan tumor, atau dapat juga ditemukan pembesaran konka inferior yang
dapat berupa edema atau hipertropik
• Pada kulit kemungkinan terdapat dermatitis atopi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tes untuk menegakkan diagnosis :

1. In vitro
• Hitung eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat
• Pemeriksaan IgE total (prist-paper radio imunosorbent test) sering kali
menunjukkan nilai normal
• RAST (Radio Immuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked Immuno
Sorbent Assay Test).

2. In vivo
• Skin Prick Test
• Skin End-point Titration/SET
TATA LAKSANA

1. Non Farmakoterapi : Pencegahan terhadap paparan allergen

• Rumah harus kerap dibersihkan, tidak boleh memelihara binatang, sebaiknya


tidak menggunakan bantal atau kasur kapuk (diganti dengan busa atau
springbed) dan sebaiknya tidak menggunakan karpet
• Menggunakan penyaring udara berupa Air Conditioner (AC) atau High Efficiency
Particulate Air (HEPA) filter.
• Hindarkan berada dekat bunga-bunga pada musim penyerbukan dan menjaga
kebugaran tubuh.
TATA LAKSANA
2. Farmakoterapi
TATA LAKSANA
2. Farmakoterapi
TATA LAKSANA
2. Farmakoterapi
KOMPLIKASI

1.Polip hidung

2. Otitis media

3. Sinusitis paranasal
PENCEGAHAN

Hindari hewan peliharaan berkeliaran di dalam rumah

Selalu mengganti sprei dengan rutin seminggu 2 kali

Menghindari perabot rumah tangga yang terbuat dari kain berbulu yang
sifat nya menyimpan debu

 Hindari asap rokok dan bau-bauan menyengat


Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai