SKENARIO 4
CONRADI PUTRA B. LEKY 1808010050
DAFFA ANN0RA S 1808010034
VINSENSIUS I. FENCE MASU 1808010030
IMELDA M. S. KELORE 1808010016
MARIA CLAUDYA NERE SARE 1808010056
NINDY B. PELLOKILA 1808010019
PENIEL P. R. T. SIBERO 1808010068
YULIUS ROCKYAN S. SAMARA 1808010041
SALSABILA ABUAKAR 1808010075
MARIA P. WULANDARI 1808010001
SKENARIO 4
Laki-laki 25 tahun
Selalu keluar rumah tanpa tujuan
Tidak bisa tidur
Tampak berbicara sendiri
Dialami 2 bulan terakhir
Anatomi dan Fisiologi organ terkait
Fisiologi Tidur
Penyebab Susah Tidur
Hub. Usia dan Jenis Kelamin dengan
Keluhan Susah Tidur
The effects of age and gender on the prevalence of insomnia in a sample of the Saudi
population ( 2017 June )
The gender-adjusted prevalence of insomnia was higher for females, 88.7% than for
males
The age-adjusted prevalence of insomnia was higher for the elderly, 93.7% than for the
middle aged.
(1) being elderly, widowed/divorced, females, or housewives
(2) having a lack of education
(3) excessive tea consumption were significantly associated with elevated risks for
insomnia
Gender and Regional Differences in Sleep Quality and Insomnia: A General Population-
based Study in Hunan Province of China (2017 March)
The prevalence of having sleep problems were 26.4% in men and 31.1% in women in the
general Japanese adult population, and 9.5% in men and 14.3% in women in another
sample from northern Japan
Gejala Gangguan Tidur
Langkah Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan
Penunjang
a. Keluhan utama a. Polisomnografi
b. onset
c. Faktor memperberat dan gejala penyerta
d. Lamamya waktu tidur
e. Siklus tidur
f. Aktivitas sehari - hari
g. Kondisi tidur
Patofisiologi Berbicara Sendiri
TABEL DD
Laki – laki + + + + +
25 tahun + + + + +
Tampak bicara + + + + +
sendiri
Dialami + + + + -
selama 2 bulan
SKIZOFRENIFORM SKIZOFRENIA SKIZOAFEKTIF GANGGUAN PSIKOTIK
A. Kriteria A, D & E Gejala Fundamental : A. Suatu episode perjalanan
skizofrenia ditemui. gangguan afektif, penyakit yg berlanjut,
B. Satu episode gangguan autisme,ambivalensi terkadang ada satu episode
(termasuk fase prodromal, depresi mayor, episode
aktif & residual) sedikitnya 1 •Gejala sekunder : waham
manik, atau epis. campuran
bulan tetapi kurang dari 6 dan halusinasi
bersamaan dengan gejala yg
bulan (ketika diagnosis dibuat •Gangguan yg terjadi dlm memenuhi kriteria A
tanpa menunggu recovery, durasi paling sedikit 6 bln
harus qualified sebagai skizofrenia.
provisional, khususnya jika : dgn 1 bln fase aktif (gejala
B. Selama periode penyakit
lebih) yg diikuti munculnya
Dengan gambaran prognosis yg sama, adanya waham
delusi,halusinasi,
baik dibuktikan oleh dua & halusinasi untuk
(atau pembicaraan yg tidak
sedikitnya 2 mg setelah
terorganisir
lebih), hal berikut ini : menghilangnya gejala
dan adanyaperilaku
1. Onset gejala psikotik mood yg menonjol.
katatonik serta
yg menonjol dalam 4 mgg dr gejala negatif C. Gejala yg memenuhi
awal perubahan nyata
perilaku & fungsi biasanya. kriteria untuk episode
mood hadir secara
2. Kekacauan &
substansial terbagi dari
kebingungan setara dengan
episode psikotik. total durasi meliputi
periode aktif dan residual
3. Premorbid fungsi
.
sosial & okupasional baik.
4. Tidak adanya afek
yang datar atau tumpul.
TATALAKSANA
SKIZOFRENIA
PEDOMAN DIAGNOSTIK UMUM
Indikasi :
Gangguan psikotik dgn berbagai etiologi e.g. skizofrenia, skizoafektif, gangguan
otak organik dengan gejala psikotik, bipolar
Tujuan :
Menangani gejala akut
Mempercepat timbulnya remisi dari gejala eksaserbasi akut
Terapi pemeliharaan & profilaksis
Prinsip Tata Laksana
Terapi Inisial
Pemberian obat dimulai dari dosis minimal yg dianjurkan
Dinaikkan secara bertahap dan perlahan dalam 1-3 mgg u/ capai dosis optimal
Terapi Pengawasan
Ketika dokter menetapkan dosis optimal, dosis tsb dipertahanakan pemberiannya dlm
8-10 mgg
Terapi Pemeliharaan
Penurunan dosis diberikan scr bertahap hingga didapat dosis minimal yg dapat
diberikan tanpa menimbulkan kekambuhan
Dicapai dlm wkt bbrp bulan-tahun
Klasifikasi Antipsikotik :
Berdasarkan cara kerja pada reseptor dopamin
Antagonis reseptor dopamin (antipsikotik tipikal/generasi I)
Fenotiazin, Haloperidol, Tioxantin, Butirofenon
Antagonis reseptor dopamin-serotonin (antipsikotik atipikal/generasi II)
Risperidon, Clozapin, Olanzapin
Mekanisme kerja :
Menurunkan timbulnya halusinasi dan waham
Penghambatan reseptor pascasinaps dopamin (khususnya D2) dan serotonin di otak
Golongan antipsikotik generasi I menghambat reseptor D2
Golongan antipsikotik generasi II bekerja pada reseptor D2 sekaligus 5-HT2
(serotonin)
Antipsikotik Generasi I
Fungsi
kontrol gejala positif (hallucinations, delusions, and agitation)
Mekanisme Kerja :
Hambat reseptor D2 di mesolimbik, mesokortikal, nigostriatal,
tuberoinfundibular
Kontraindikasi :
Riwayat alergi sebelumnya
Riwayat tardive dyskinesia
Klasifikasi APG I :
Potensi Tinggi
Trifluoperazine, fluphenazine, haloperidol dan pimozide.
Obat-obat ini digunakan untuk mengatasi sindrom psikosis dengan gejala dominan apatis,
menarik diri, hipoaktif, waham dan halusinasi.
Potensi rendah
Chlorpromazine dan thiondazine
Digunakan pada penderita dengan gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif dan sulit tidur.
Obat :
Haloperidol
Trade : Haldol
Efek samping : gejala ekstrapiramidal
Adult dosage range :
Short term treatment
Early treatment
Maintenance treatment
Fungsi
Diberikan bila gejala negatif (e.g., emotional withdrawal and ambivalence) lebih
menonjol
Cara kerja
Bekerja melalui interaksi serotonin dan dopamin
Efektif untuk mengatasi gejala negatif dan efek samping ekstrapiramidal rendah
Obat :
CLOZAPINE
untuk mengobati gangguan mental atau mood tertentu (schizophernia, schizoaffective).
Clozapine merupakan obat psikiatrik (anti psikotik) yang bekerja menyeimbangkan zat
alami tertentu dalam otak (neurotransmitter).
Mekanisme kerja :
Clozapine menunjukkan aksi antipsikotik yang berbeda dari neuroleptik klasik, mempengaruhi
sistem fungsi saraf dopamine pada sisitem mesolimbik mekortikal otak yang berhubungan dengan
fungsi emosional dan mental.
EFEK SAMPING
Efek samping :
Antipsikotik generasi 1
Gejala ekstrapiramidal :
Antipsikotik generasi II
Gejala ekstrapiramidal lebih minim
TATA LAKSANA EFEK SAMPING
Parkinsonisme :
Triheksifenidil (THP) 10 mg PO
Distonia akut :
Injeksi difenhidramin atau agen asetilkolin lainnya
Akatisia :
Propanolol 10-80 mg/hari
Tardive dyskinesia
Penurunan dosis antipsikotik
Sindrom neuroleptik maligna
Obat antipsikotik harus dihentikan / diganti dengan golongan atipikal khususnya
clozapin
TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA
TERAPI PSIKOSOSIAL
Psikoterapi
Dapat diberikan untuk terapi jangka panjang pada skizofrenia
Jaga komunikasi dengan pasien dan keluarga
Modifikasi perilaku dilakukan untuk menghilangkan perilaku yg dianggap aneh
dalam masyarakat
Rehabilitasi
Psikoterapi individual
Terapi suportif
Social skill training
Terapi okupasi
Terapi kognitif dan perilaku (CBT)
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi keluarga
Manajemen kasus
Assertive Community Treatment (ACT)
PROGNOSIS