“Apakah EG cell dikategorikan sebagai embrio ataukah sebagai sel yang terspesialisasi?”
Anggapan bahwa kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma dengan sel telur
membentuk zigot.
Beberapa pandangan agama: embrio dianggap sebagai kehidupan baru yang harus
dihormati.
Penggunaan embrio untuk stem cell dapat disamakan dengan tindakan membunuh dan
aborsi.
DILARANG!
Islam (NU dan Muhamaddiyah) melarang terapi menggunakan ES cells kecuali itu
adalah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan manusia. Sementara itu, dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI) berpendapat lain, dalam hal ini pihaknya berpendapat terapi sel
punca embrionik (ES cells) bisa dilakukan, terutama dalam keadaan kedaruratan
keselamatan jiwa seseorang.
Sedangkan untuk penggunaan adult stem cells untuk terapi disetujui oleh para pemuka
agama Islam, Katolik dan Kristen.
Dengan catatan untuk agama Islam, perlu diperhatikan sumber stem cells tersebut. Stem
cells yang digunakan tidak boleh berasal dari babi karena hewan tersebut diharamkan.
Untuk agama Hindu, ajaran agama Hindu melarang penggunaan stem cells dari hewan.
ES cells dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua macam jaringan tubuh sehingga ES
cells memiliki prospek terapi selular untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Embrio, dari segi nilai tidak dapat disamakan dengan nyawa manusia karena mereka
masih belum dapat bertahan di luar rahim. Embrio hanya memiliki potensi kehidupan.
Blastosit merupakan sekelompok sel yang belum berdiferensiasi menjadi jaringan dan
organ. Hal ini tidak seharusnya inner cell mass menjadi lebih ‘manusia’ daripada sel
kulit.