Anda di halaman 1dari 26

Penggunaan Stem cells

Untuk Keperluan Medis


Dr. Nyayu Fauziah Zen, M.Kes
Definisi
Stem Cells:

 Suatu sel prekursor yang berpotensi untuk


berkembang menjadi berbagai macam sel yang
berbeda (sel beta pancreas, kondrosit, sel neuron,
dll).

◦ Stem cells dapat membelah tanpa batas untuk


menggantikan sel lain  sehingga berperan seperti suatu
sistem perbaikan sel dalam tubuh.
◦ Setiap stem cell dapat membelah menjadi sel lain yang
terspesialisasi maupun menjadi stem cell yang baru.
Embryonic Stem Cells

 ES cells diambil dari inner cell mass (suatu kumpulan sel yang terletak
di satu sisi blastocyst yang berumur 5 hari dan terdiri dari ~100 sel).

 Dapat berkembang biak secara terus menerus dalam media kultur


optimal dan pada keadaan tertentu dapat diarahkan untuk
berdiferensiasi menjadi berbagai sel yang terdiferensiasi seperti sel
jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan sebagainya.

 Embrio ini tidak dapat berkembang melebihi tahapan blastosit jika


tidak diimplankan ke uterus.
Embryonic Germ Cell
 EG cells diisolasi dari primordial germ cells
fetus.
Adult stem cells
 Terdapat di semua organ tubuh, terutama di
dalam sumsum tulang dan berfungsi
melakukan regenerasi untuk mengatasi
berbagai kerusakan yang selalu terjadi dalam
kehidupan.

 Adult stem cells dapat diambil dari


◦ fetus (fetal stem cells)
◦ sumsum tulang (bone marrow stem cells)
◦ darah perifer
◦ tali pusat (umbilical cord blood stem cells, UCB)
Kegunaan Stem Cells
 Pembuatan sel dan jaringan untuk terapi
medis.

 Contoh penyakit yang berpeluang untuk


diterapi menggunakan stem cells adalah
Parkinson, Alzheimer, kerusakan pusat
system saraf, stroke, diabetes, rheumatoid
arthritis, luka bakar, infark jantung, dll.
The U.S. National Institutes of
Health's Guidelines (Agustus 2000)

 "...research involving human pluripotent stem


cells...promises new treatments and possible
cures for many debilitating diseases and injuries,
including Parkinson's disease, diabetes, heart
disease, multiple sclerosis, burns and spinal cord
injuries. The NIH believes the potential medical
benefits of human pluripotent stem cell
technology are compelling and worthy of pursuit
in accordance with appropriate ethical
standards." (www.wikipedia.org/stemcell)
Sumber stem cells dalam penelitian
1. Supernumerary embryo
◦ Embrio hasil In Vitro Fertilisation (IVF) yang tidak
digunakan. Embrio ini dapat digunakan untuk
keperluan penelitian dengan ijin dari pasangan
yang bersangkutan.

2. Embrio yang sengaja diciptakan


menggunakan teknik IVF untuk
tujuan penelitian
Sumber stem cells dalam penelitian
3. Embrio yang diciptakan dengan teknik transfer
inti sel somatik
◦ transfer nucleus sel somatik ke oosit yang tidak berinti kemudian
mengkondisikan telur tersebut sehingga terjadi perkembangan
lebih lanjut (tanpa fertilisasi). Ketika sel mencapai blastosit maka
stem cell yang bersifat pluripoten dapat diperoleh.

4. Parthenogenesis

5. Menginjeksikan sitoplasma sel telur ke sel yang sudah


terdiferensiasi sehingga mengakibatkan perubahan sel-
sel ini menjadi stem cells yang bersifat pluripoten.
Isu Moral
 “Apakah EG cell dikategorikan sebagai embrio
ataukah sebagai sel yang terspesialisasi?”

 Pembuatan embryonic stem cell


membutuhkan destruksi embrio manusia.

 Anggapan bahwa kehidupan manusia berawal


dari pertemuan sel sperma dengan sel telur
membentuk zigot.
Isu Moral
 Beberapa pandangan agama: embrio
dianggap sebagai kehidupan baru yang harus
dihormati.

 Penggunaan embrio untuk stem cell dapat


disamakan dengan tindakan membunuh dan
aborsi.
Embrio = Manusia?
 Beberapa kategori untuk menentukan status moral
dari embrio manusia yaitu:
◦ adanya genom manusia secara lengkap
◦ adanya potensi untuk berkembang menjadi manusia
◦ adanya kemampuan kognitif seperti kesadaran,
kemampuan nalar

• Kategori pertama dan kedua yang


menyebabkan embrio memiliki status
sama dengan anak maupun manusia
dewasa.
Penelitian stem cells di Amerika
Serikat
 Pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush,
penelitian mengenai stem cells di Amerika sangat
dibatasi. Selama delapan tahun penelitian mengenai stem
cells di Amerika diboikot secara politik. Bush menilai
penelitian mengenai embryonic stem cells tidaklah etis.
Oleh sebab itu, Bush melarang pemerintah federal
mendanai studi mengenai sel punca dari embrio manusia.

 Namun sejak pergantian Presiden, babak baru mengenai


penelitian stem cells telah terbuka. Presiden AS saat ini,
Barrack Obama telah berjanji untuk mencabut larangan
riset dan pemerintahannya mendukung penelitian sel
punca.
Penelitian stem cells di Uni Eropa
 Ada beberapa perbedaan regulasi pada tiap negara

◦ Ijin untuk mendapatkan stem sel embrionik dari supernumerary embrio.

◦ Larangan mendapatkan stem sel embrionik dari embrio manusia namun usaha
mendatangkan dan menggunakan stem sel embrio manusia untuk kondisi tertentu
diijinkan secara hukum.

◦ Larangan mendapatkan stem sel embrionik dari supernumerary embrio manusia.

◦ Tidak ada undang-undang secara khusus mengenai penelitian embrio manusia.

◦ Ijin untuk pembuatan embrio untuk digunakan sebagai sumber stem cell secara
legal.

◦ Larangan untuk menciptakan embrio manusia untuk tujuan penelitian.


Penelitian stem cells di Singapura
 Singapura melalui Bioethics Advisory
Committee (BAC) menetapkan status moral
embrio sebagai berikut:
◦ Embrio sebelum 14 hari setelah gamet terfusi dapat
digunakan untuk penelitian. Embrio tersebut tidak
memiliki status yang sama dengan manusia. Setelah
masa 14 hari status embrio dapat disamakan
dengan manusia dan tidak dapat digunakan untuk
penelitian. (
http://www.stemcell.edu.sg/docs/17/BAC2-Lim_an
d_Ho6.pdf
)
Penelitian stem cells di Indonesia

DILARANG!
 Persatuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) menyatakan tidak setuju
atas penggunaan terapi menggunakan ES cells akan tetapi pihaknya
menyetujui penggunaan sel embrio sisa hasil proses bayi tabung.

 Islam (NU dan Muhamaddiyah) melarang terapi menggunakan ES


cells kecuali itu adalah satu-satunya solusi untuk menyelamatkan
manusia. Sementara itu, dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
berpendapat lain, dalam hal ini pihaknya berpendapat terapi sel
punca embrionik (ES cells) bisa dilakukan, terutama dalam keadaan
kedaruratan keselamatan jiwa seseorang.
Penelitian stem cells di Indonesia
 Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) melarang secara tegas
pengambilan sel embrio manusia untuk keperluan apapun,
termasuk di dalamnya tidak mentoleransi penggunaan sel embrio
sisa proses bayi tabung karena apa pun bentuknya mereka
adalah cikal bakal manusia yang mempunya hak untuk hidup.

 Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) dan Konferensi Sangha


Agung Indonesia (KASI) menyatakan tidak setuju penggunaan ES
cells akan tetapi sesuai "atmanastuti", hukum terendah dalam
ajaran Hindu yang memungkinkan sesuatu bisa dilakukan apabila
menurut perhitungan mendesak dibutuhkan untuk
menyelamatkan nyawa.

 Agama Buddha melarang penggunaan ES cell.


Penelitian stem cells di Indonesia
 Sedangkan untuk penggunaan adult stem cells
untuk terapi disetujui oleh para pemuka agama
Islam, Katolik dan Kristen.

 Dengan catatan untuk agama Islam, perlu


diperhatikan sumber stem cells tersebut. Stem
cells yang digunakan tidak boleh berasal dari babi
karena hewan tersebut diharamkan.

 Untuk agama Hindu, ajaran agama Hindu


melarang penggunaan stem cells dari hewan.
PRO dan Kontra
 ES cells dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua macam jaringan tubuh
sehingga ES cells memiliki prospek terapi selular untuk menyembuhkan
berbagai macam penyakit.

 Embrio, dari segi nilai tidak dapat disamakan dengan nyawa manusia
karena mereka masih belum dapat bertahan di luar rahim. Embrio hanya
memiliki potensi kehidupan.

 Blastosit merupakan sekelompok sel yang belum berdiferensiasi menjadi


jaringan dan organ. Hal ini tidak seharusnya inner cell mass menjadi lebih
‘manusia’ daripada sel kulit.

 Beberapa orang berpendapat bahwa embrio bukanlah manusia, mereka


mempercayai bahwa kehidupan manusia dimulai dengan perkembangan
detak jantuk, dimana terjadi sewaktu kandungan berumur 5 minggu atau
ketika otak mulai berkembang, yang terdeteksi 54 hari setelah pembuahan.
PRO dan Kontra
 In vitro fertilization (IVF) menghasilkan banyak embrio yang
tidak digunakan ( 70000 embrio di Australia sendiri ).
Menggunakan IVF ini sebagai penelitian akan lebih bijaksana
daripada menghancurkannya.

 Aborsi adalah hal yang legal di banyak negara dan embrio hasil
aborsi akan dihancurkan, mengapa tidak menggunakan
embrionya untuk penelitian dan pengobatan dengan stem sel?

 Stem sel emrionik menghasilkan proporsi perkembangan


embrio yang signifikan sementara stem sel dewasa tidak
( dalam 1000 sel sumsum tulang, hanya 1 stem sel yang dapat
digunakan). Stem sel embrionik lebih mudah untuk diisolasi
dan dikembangkan secara ex vivo daripada stem sel dewasa.
PRO dan Kontra
 Stem sel embrionik membelah lebih cepat daripada stem sel dewasa,
secara potensi akan lebih mudah untuk menghasilkan banyak sel untuk
terapi. Kontrasnya, stem sel dewasa tidak membelah cukup cepat untuk
mengobati suatu penyakit.

 Stem sel dewasa dari tubuh pasien sendiri mungkin tidak efektif dalam
mengobati penyakit genetic. Transplantasi stem sel embrionik
allogeneic akan lebih praktis dalam kasus ini daripada terapi gen dari sel
pasien sendiri.

 Ketidaknormalan DNA ditemukan pada stem sel dewasa yang


disebabkan oleh racun dan cahaya matahari sehingga kurang baik untuk
pengobatan.

 Stem sel embrionik telah dibuktikan lebih efektif dalam mengobati


kerusakan hati pada tikus.
Pro dan KONTRA
 Kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel
sperma dengan sel telur membentuk zigot sehingga
embrio memiliki hak-hak yang sama dengan anak-
anak maupun manusia dewasa lainnya.

 Embrio memiliki genom manusia secara lengkap serta


mempunyai potensi untuk berkembang menjadi
manusia.

 Embrio dianggap sebagai kehidupan baru yang harus


dihormati. Penggunaan embrio untuk stem cells dapat
disamakan dengan tindakan membunuh dan aborsi.
Pandangan Kami
 Setuju akan penggunaan stem cell sebagai alternatif pengobatan selama yang
digunakan adalah adult stem cell. Juga setuju akan adanya penelitian mengenai
stem cell menggunakan embryonic stem cells dengan catatan embrio yang
digunakan adalah embrio sisa IVF yang memang tidak digunakan lagi.

 Memang sekalipun embrio tersebut adalah embrio IVF yang tidak digunakan,
itu tetap merupakan embrio dan memiliki hak yang sama dengan manusia
lainnya. Akan tetapi perlu diingat bahwa jika embrio tersebut tidak digunakan,
embrio tersebut akan dihancurkan. Daripada embrio tersebut terbuang sia-sia,
akan lebih baik jika digunakan untuk menolong manusia lain yang
membutuhkan pertolongan.

 Selain itu, perlu ada undang-undang yang jelas mengenai penelitian dan
penggunaan stem cells di Indonesia sehingga penelitian yang dilakukan
memang benar untuk kebaikan umat manusia dan bukan untuk
disalahgunakan untuk keperluan lain. Kami mengecam pembuatan embrio
secara sengaja untuk diambil stem cells nya.
Kasus
 NEWTONABBEY - Keajaiban medis terjadi pada Dakota Clarke, bocah dari
Irlandia. Lahir dengan cacat mata, gadis cilik dua tahun itu bahkan tak
mampu mengenali kedua orang tuanya. Namun, sekarang si kecil yang
sudah divonis buta tersebut dapat melihat berkat terapi stem cell (sel
induk). Dakota menjalani program cangkok sel di Qingdao, Tiongkok.
Dakota lahir dengan kerusakan saraf pada optik mata. Dalam dunia
medis, kelainan itu disebut septo-optic dysplasia. Selain itu, dia
mengalami masalah akut pada perut dan keseimbangan tubuh. Untuk
berjalan, dia harus dipapah dua orang. Selain kemajuan pada pandangan,
kestabilan tubuhnya kini membaik. Dakota sudah bisa berjalan di
samping ayahnya dengan hanya menggandeng satu tangan. Pada kasus
Dakota, sel induk dimasukkan melalui urat pembuluh darah lewat lubang
tumbuh rambut di kepala, kemudian berjalan menuju urat optik mata.
Lantas, sel-sel tersebut memperbarui daerah yang rusak. Stem cell donasi
seorang ibu di Tiongkok itu juga menyebar ke otak dan memperbaiki
kestabilan tubuh Dakota dan membantunya untuk berfungsi dengan baik.
(Jawa Pos, 29 Maret 2009)

Anda mungkin juga menyukai