Anda di halaman 1dari 10

HIPERSENSITIVITAS TIPE 2

FILIA YUNIZA
HIPERSENSITIVITAS
HIPERSENSITIVITAS TIPE
TIPE 2II

• Disebut juga sitotoksik atau sitolitik, karena


dibentuknya antibodi (Ig G atau Ig M) terhadap antigen
yang merupakan bagian dari sel penjamu.
• Antibodi yang langsung berinteraksi dengan antigen
permukaan sel akan bersifat patogenik dan
menimbulkan kerusakan pada target sel.
• Hipersensitivitas dapat melibatkan reaksi komplemen
(atau reaksi silang) yang berikatan dengan antibodi sel
sehingga dapat pula menimbulkan kerusakan jaringan.
Sumber : Baratawijaya K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000
Raveinal. Reaksi Hipersensitivitas. Sub Bagian Alergi Imunologi Klinik Ilmu Penyakit Dalam. FK Unand
MEKANISME KERJA

Sel Lisis

Sumber : Baratawijaya K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000
Raveinal. Reaksi Hipersensitivitas. Sub Bagian Alergi Imunologi Klinik Ilmu Penyakit Dalam. FK Unand
Contoh Reaksi
CONTOH Hipersensitivitas Tipe
HIPERSENSITIVITAS TIPE2 II
• Reaksi Transfusi
• Penyakit Hemolitik pada Neonatus
• Reaksi obat
• Penyakit autoimun:
a. Penyakit Graves (antibodi terhadap reseptor hormon tiroid)
b. Myasthenia Gravis (antibodi terhadap asetilkolin)
c. Anemia hemolitik autoimun (antibodi terhadap Ag. membran sel
darah merah)
• Sindrom Goodpasture (reaksi antibodi terhadap
membran basal glomerulus dan paru)
Sumber : Baratawijaya K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000
Reaksi Transfusi
• Terjadi akibat ketidakcocokan gol. darah donor
dengan gol. darah penerima.
• Sel darah merah donor akan dirusak oleh
komplemen yang diaktivasi oleh Ig G.
Ditandai dengan demam, nyeri punggung &
ditemukannya Hb dalam urin.
• Ada 3 reaksi transfusi: hemolitik, panas, alergi
(urtikaria, syok dan asma)
• Lisisnya sel darah merah, meningkatkan
produksi Hb dalam sirkulasi, efeknya:
-. Meningkatkan kadar bilirubin
-. Hemoglobinuria

Sumber : Baratawijaya K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000
Jeganathan C. Hypersensitivity Reaction (Type I and Type II); 2017
Penyakit Hemolitik pada Neonatus
• Terjadi karena perbedaan Rh ibu dengan
janinnya (ibu Rh -janin Rh +).
• Pada kehamilan pertama, paparan
eritrosit Rh + janin, menstimulasi sel B
memproduksi sel memori dan sel plasma
yang menghasilkan IgM anti Rh.
• Paparan eritrosit Rh + pada kehamilan
kedua, mengaktifkan sel memory dan sel
plasma yang menghasilkan IgG anti Rh.
IgG mampu melalui plasenta dan merusak
eritrosit janin Eritroblastosis fetalis
• Bisa dicegah menggunakan antibodi anti
Rh (Rhogan).

Sumber : Baratawijaya K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000
Jeganathan C. Hypersensitivity Reaction (Type I and Type II); 2017
Hemolitik Akibat Reaksi Obat
• Beberapa obat seperti antibiotik (penisilin, sulfonilamid)
dapat berikatan dengan permukaan eritrosit
• Ikatan ini menyebabkan terbentuknya antibodi
• Komplek antibodi dengan ikatan eritrosit obat akan
mengaktifkan komplemen dan akhirnya melisiskan sel

Komplemen

Sumber : Baratawijaya K.G. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2000
Jeganathan C. Hypersensitivity Reaction (Type I and Type II); 2017
KESIMPULAN
Hipersensitivitas Tipe II disebabkan oleh antibodi Ig
G/Ig M yang diarahkan untuk melawan antigen target
pada permukaan sel atau komponen jaringan.
Melalui 2 mekanisme :
• Lisis Langsung : Terjadi setelah pada sitotoksitasnya
yang diperantarai komplemen, antibodi terikat pada
antigen permukaan sel yang menyebabkan
membran sel terserang.
• Opzsonizasi: Sel yang diselubungi antibodi dan
fragmen komplemen (teropsonizasi ) rentan
terhadap fagositosis. Umumnya, sel yang paling
sering dirusak melalui mekanisme ini adalah sel
darah.

Anda mungkin juga menyukai