A. Cytomegalovirus
Selain itu terdapat juga diagnosis infeksi CMV secara tepat dapat
yang dilakukan dengan pemeriksaan DNA CMV. PCR ( Polymerase chain
reaction ) merupakan pemeriksaan yang sangat sensitif untuk mendeteksi
CMV dari berbagai sumber, seperti darah, urin, ludah dan jaringan.
Pemeriksaan berkala DNA CMV dari darah tepi dengan pemeriksaan
kuantitatif PCR dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi penderita yang
berisiko tinggi dan memantau efek terapi antiviral.3
Virus Epstein Barr (virus EB) juga disebut herpesvirus manusia 4 yang
termasuk dalam famili herpes ( yang juga termasuk dalam virus simplex dan
cytomegalovirus). Virus ini merupakan salah satu virus yang paling umum pada
manusia dan mampu menyebabkan mononukleosis. Virus ini berasal dari nama
Michael Epstein dan Yvonne Barr, yang bersama dengan Bert Achong
menemukan virus ini pada tahun 1964.5
Saat air liur yang terinfeksi virus EBV masuk ke tubuh manusia, virus dalam
air liur ini akan mulai menginfeksi sel-sel di permukaan dinding tenggorokan.
Tubuh akan mengeluarkan sel darah putih, yakni sel limfosit B, untuk melawan
infeksi tersebut. Sel B yang berisi virus ini akan ditangkap oleh sistem kelenjar
getah bening yang tersebar di berbagai bagian tubuh. Dengan cara inilah virus
EBV tersebar dalam tubuh manusia.5
b. Pengobatan Mononocleosis
Hingga saat ini, masih tidak ada pengobatan atau terapi untuk
menyembuhkan mononukleosis. Mononukleosis dapat sembuh dengan
sendirinya dalam waktu beberapa minggu, namun beberapa hal di bawah
ini dapat dilakukan untuk meringankan gejala: