Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang dikandung mempunyai risiko tertular
sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, kuning, ekapuran otak, ketulian,
retardasi mental, dan lain-lain. Cytomegalo biasanya ditemukan pada kelenjar saliva. Pasien
dapat mengalami infeksi kapan saja selama kehamilan, Jika selama kehamilan menimbulkan
gelala, maka kemungkinN 90 % bayinya akan mengalami komplikasi.
Transmisi vertikal dari ibu ke bayi melalui transplacental. Infeksi CMV pada ibu
hamil bisa secara primer atau rekuren. Infeksi primer pada ibu hamil ditandai dengan
terjadinya serokonversi dari IgG antibodi CMV selama kehamilan atau didapatkan IgG dan
IgM CMV bersama-sama selama kehamilan. Sedangkan infeksi rekuren ditandai adanya
antibodi CMV pada fase sebelum terjadinya pembuahan. Pada infeksi primer, transmisi
infeksi ke bayi sebesar 40%. Adanya IgG anti CMV pada ibu hamil tidak memberi
perlindungan kepada bayi, sehingga kelainan kongenital mungkin terjadi.
Virus menular dari seorang ke orang lain melalui kontak dengan cairan tubuh
seperti urine, air ludah, darah dan produk darah, ASI, juga bisa menular melalui hubungan
seksual dari semen dan sekresi cairan vagina. Bila seorang dewasa tertular, penderita
menderita penyakit mirip mononukleosis. Dengan tanda-tanda sakit menelan, demam, dan
sakit seluruh badan. Bisa juga menimbulkan sakit badan serius seperti pneumonia, dan
konjunctifitis terutama pada seorang yang menderita infeksi HIV/AIDS. Penularan dapat
melalui membrane mukosa, melalui transmisi seksual atau virus ini dapat bersembunyi, dan
dapat mengalami reaktivasi.
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh cytomegalovius adalah CMV
retinitis.inimempengaruhi mata yang menyebabkan kerusakan retina.kemungkinan dari
perkembangan CMV retinitis meningkat,jumblah dari sel CD4 berkurang.CMV retinitis
mungkin mempengaruhi salah satu mata terlebih dahulu,tetapi biasanya berlanjut ke mata
yang satunya dan menjadi bertambah buruk seiring dengan menurunnya kemampuan pasien
melawan infeksi tersebut.
Gejala klinis
Penelitian yang pernah dilakukan di Amerika pada tahun 2009 menyebutkan
jumlah bayi yang terinfeksi CMV kongenital dengan kelainan yang simptomatik saat lahir
sebesar 10% dan sisanya tidak ditemukan bukti kelainan saat lahir. Pada bayi dengan infeksi
CMV kongenital dapat ditemukan Cytomegalic Inclusion Disease (CID) yang memiliki tanda
dan gejala klinis berupa hiperbilirubinemia, ptekie atau purpura, hepatosplenomegali, infeksi
saluran nafas dan variasi dari kelainan-kelainan ekstraneural dan okuloserebral. Pada
beberapa kepustakan juga disebutkan korioretinitis, mikrosefali, Intra Uterine Growth
Retardation (IUGR) sebagai bagian dari CID. Sedangkan pada keadaan lanjut seringkali
ditemukan penyulit berupa sequel yang merupakan manifestasi infeksi CMV. Sequel yang
paling banyak dijumpai yakni abnormalitas perkembangan berupa tuli sensoris atau Sensory
Neural Hearing Loss (SNHL) keadaan ini banyak ditemukan terutama pada infeksi CMV
asimptomatik.
CMV retinitis biasanya menimbulkan gejala,tapi jarang.pasien dengan kondisi
sistem imun tertekan harus memperhatikan gejala-gejala pada meta berikut selama perawatan
yakni Kehilangan penglihatan tiba-tiba, penglihatan menjadi kabur, bintik buta, sorotan
cahaya.
Pemeriksaan dan diagnosis
sesegera mungkin harus dilakukan, jika virus didapatkan pada bayi usia >3 minggu,
infeksi yang terjadi mungkin didapatkan selama kehamilan (kongenital), perinatal atau
postnatal.
Pemeriksaan IgG dan IgM anti CMV. Pemeriksaan serologi ini sering
dijumpai DNA CMV maka hal tersebut menunjukkan telah terjadi proses kerusakan di
otak.
karena resiko ESO, antara lain supresi sumsum tulang dan atrofi testis
Evaluasi bayi dengan infeksi CMV kongenital meliputi:
Klinis: Tinggi badan, Berat Badan, Lingkar Kepala, Hepar dan lien, Mata
Laboratorium: darah lengkap, hapusan darah tepi, trombosit,
Obat-obat spesifik lain yang memberikan harapan untuk terapi pada penyakit
CMV adalah:
1.