“CITOMEGALOVYRUS (CMV)”
Disusun Oleh:
TULUNGAGUNG
2021
Askep Anak
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
Citomegalovyrus (CMV) adalah virus yang diklasifikasikan dalam keluarga virus herpes.
CMV adalah infeksi oportunistik yang menyerang saat system kekebalan tubuh lemah.
Cytomegalovirus atau disingkat CMV merupakan anggota keluarga virus herpes yang biasa disebut
herpesviridae. CMV sering disebut sebagai virus paradoks karena bila menginfeksi seseorang dapat
berakibat fatal, atau dapat juga hanya diam di dalam tubuh penderita seumur hidupnya (Spiritia,
2015).
Pada awal infeksi, CMV aktif menggandakan diri. Sebagai respon, system kekebalan tubuh
akan berusaha mengatasi kondisi tersebut, sehingga setelah beberapa waktu virus akan menetap
dalam cairan tubuh penderita seperti darah, air liur, urin, sperma, lendir vagina, ASI, dan
sebagainya. Penularan CMV dapat terjadi karena kontak langsung dengan sumber infeksi tersebut,
dan bukan melalui makanan, minuman atau dengan perantaraan binatang. Cytomegalovirus juga
B. Etiologi
1. Kongenital : didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang lahir dari wanita
yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk paling berat dari
2. Akut - didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip dengan
Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang masih kecil, dan dapat terjadi akibat
tranfusi.
3. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi, terutama jika
dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak menghasilkan kekebalan
C. Patofisiologi
CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek sitopatik in vivo dan in vitro. Tanda
patologi dari infeksi CMV adalah sebuah pembesaran sel dengan tubuh yang terinfeksi virus. sel
yang menunjukan cytomegaly biasanya terlihat pada infeksi yang disebabkan oleh betaherpesvirinae
Askep Anak
lain. Meskipun berdasarkan pertimbangan diagnosa, penemuan histological tersebut
Ketika inang telah terinfeksi, DNA CMV dapat di deteksi oleh polymerase chain reaction
(PCR) di dalam semua keturunan sel atau dan sistem organ didalam sistem tubuh. Pada
permulaannya, CMV menginfeksi sel epitel dari kelenjar saliva, menghasilkan infeksi yang terus
menerus dan pertahanan virus. Infeksi dari sistem genitif memberi kepastian klinik yang tidak
konsekuen. Meskipun replikasi virus pada ginjal berlangsung terus-menerus, disfungsi ginjal jarang
Infeksi bawaan Cytomegalovirus dapat terjadi karena infeksi primer atau reaktivasi dari ibu.
Namun, penyakit yang diderita janin atau bayi yang baru lahir dikaitkan dengan infeksi primer ibu.
Infeksi primer pada usia anak atau dewasa lebih sering dikaitkan dengan respon limfosit T yang
hebat. Respon limfosit T dapat mengakibatkan timbulnya simdroma mononukleosis yang serupa
Tanda khas infeksi ini adalah adanya limfosit atipik pada darah tepi.
Sekali terkena, selama masa simtomatis infeksi primer, cytomegalovirus menetap pada jaringan
induk semangnya. Tempat infeksi yang menetap dan laten melibatkan bermacam sel dan organ
tubuh. Penularan transfusi darah atau transplantasi organ berkaitan dengan infeksi terselubung
Penelitian bedah mayat menunjukan kelenjar liur dan usus merupakan tempat terdapat
infeksi yang laten. Stimulasi antigen kronis (seperti yang timbul setelah transplantasi organ) disertai
melemahnya sistem imun merupakan keadaan yang paling sesuai untuk pengaktifan
menyebabkan respons limfosit T yang lemah, yang sering kali mengakibatkan superinfeksi oleh
Pada periode bayi baru lahir, bayi yang terinfeksi sitomegalovirus biasanya bersifat
asimtomatik. Awitan infeksi yang didapat secara congenital dapat terjadi segera setelah lahir atau
Tidak ada indikator yang dapat diramalkan, tetapi sering dijumpai gejala-gejala berikut ini:
1. Petekie dan ekimosis, bintik-bintik kecil berwarna ungu kecoklatan akibat adanya pendarahan
dibawah kulit.
Askep Anak
5. Retardasi pertumbuhan intrauterine, pertumbuhan janin terhambat
6. Prematuritas.
Gejala lain dapat terjadi pada bayi baru lahir atau pada anak yang lebih besar:
1. Purpura.
2. Hilang pendengaran.
3. Korioretinitis; buta.
4. Demam.
5. Pneumonia.
7. Kerusakan otak.
2. Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk melihat vius
dalam jumlah besar (pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya iklusi intra sel tidaklah
bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan dalam 3 minggu pertama dari
kehidupan).
3. Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-lain (toxoplasmosis, other,
rubella, cytomegalovirus, herpes [TORCH]) digunakan untuk mengkaji adanya virus lain.
4. Uji serologis
a. Titer antibody IgG dan IgM (IgM yang meningkat mengindikasikan pajanan terhadap
virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan infeksi yang didapat pada masa
prenatal; IgG maternital negative dan IgG neonatal positif mengindikasikan didapatnya
5. Studi radiologis: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud mengungkapkan
F. Komplikasi
2. IQ rendah.
3. Gangguan penglihatan.
4. Mikrosefali.
Askep Anak
5. Gangguan sensorineural.
G. Penatalaksanaan
penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan). Ada bukti bahwa globulin
imun-CMV yang diberikan melalui IV bersama obat gansiklovir dapat mengurangi beratnya infeksi
pada individu dengan system imun yang buruk (mekanisme imunologiknya kurang/ terganggu).
Vaksin CMV hidup sedang diuji coba pada pasien transplantasi ginjal. Kemoterapi memberi sedikit
harapan, tetapi toksisitas dan imunosupresi akibat dari pengobatan ini meningkatkan kekhawatiran
jika digunakan pada bayi baru lahir. Dalam penatalaksanaannya tidak diperlukan tindakan
kewaspadaan khusus, tetapi perawat harus tetap memakai sarung tangan, melakukan teknik mencuci
PATHWAY
Kongenital Tranfusi Tranplantasi organ Penurunan
sistem imun
Askep Anak
CMV
Resiko
infeksi
Sesak dan
batuk
Sumber:
1. Cecily Betz, 2002.
2. Nanda, 2012.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal (D.0130)
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk tidak efekif (D.0001)
3. Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d menanyakan masalah yang dihadapi
(D.0111)
4. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuann mengabsorsi nutrien d.d berat badan menurun minimal
10% di bawah rentang ideal (D.0019)
INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA SLKI SIKI
O
Askep Anak
1 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia (I.15506)
proses penyakit asuhan keperawatan Observasi
d.d suhu tubuh selama 1x24 jam 1. Identifikasi penyebab
diatas nilai diharapkan suhu tubuh hipertermia
normal “termoregulasi” membaik 2. Monitor suhu tubuh
(D.0130) dengan kriteria hasil : 3. Monitor kadar elektrolit
Termoregulasi (L.14134) Terapeutik
- Menggigil 4. Sediakan lingkungan yang
menurun dingin
- Kejang menurun 5. Longgarkan atau lepaskan
- Takikardi menurun pakaian
INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
Askep Anak
Bersihan jalan nafas Pertukaran Gas Manajemen Jalan Nafas
tidak efektif b.d
Tujuan : Observasi
spasme jalan nafas
d.d batuk tidak Setelah dilakukannya tindakan 1. Monitor pola napas (frekuensi,
efekif (D.0001) keperawatan selama 1 x24 jam kedalaman, usaha napas)
diharapkan jalan napas membaik 2. Monitor bunyi napas tambahan
(mis, gurgling, mengi, wheezing,
Kriteria Hasil :
ronkhi kering)
1. Kemampuan batuk efektif 3. Monitor sputum (jumlah, warna,
meningkat aroma)
2. Produksi sputum menurun Terapeutik
3. Tidak ada dispnea
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
4. Mengi, wheezing, ronchi
dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-
menurun
thrust jika curiga trauma servikal)
5. Frekuensi nafas membaik
2. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
6. Pola nafas membaik
3. Berikan minum hangat
7. Tidak ada sianosis
4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
8. Tidak ada ortopnea
5. Lakukan penghisapan lender
9. Tidak gelisah
kurang dari 15 detik
10. Tidak ada mekonium (pada
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
neonatus)
penghisapan endotrakeal
7. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsep McGill
8. Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA SLKI SIKI
Askep Anak
O
3 Defisit Setelah dilakukan Edukasi manajemen demam (I.12390)
pengetahuan b.d perawatan 1x24 jam Observasi
kurang terpapar diharapkan tingkat 1. Identifikasi kesiapan dan
informasi d.d pengetahuan meningkat kemampuan menerima
menanyakan Kriteria Hasil: informasi
masalah yang Tingkat pengetahuan Terapeutik
dihadapi (L.12111) 2. Sediakan materi dan media
(D.0111) - Perilaku sesuai pendidikan kesehatan
anjuran meningkat Edukasi
(5) 3. Ajarkan cara memberikan
- Perilaku sesuai kompres hangat
dengan 4. Anjurkan menggunakan
pengetahuan selimut hipotermia sesuia
meningkat (5) kebutuhann
- Pertanyaan tentang 5. Anjurkan menggunakan
masalah yang pakaian yang menyerap
dihadapi menurun keringat
(5) Kolaborasi
6. Anjurkan pemberian analgetik,
jika perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN
N DIAGNOSA SLKI SIKI
O
4 Defisit nutrisi b.d setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuan perawatan selama 2x24 Observasi
n mengabsorsi jam diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi
nutrien d.d berat nutrisi membaik 2. Monitor asupan makanan
badan menurun Kriteria Hasil: 3. Monitor hasil laboratorium
minimal 10% di Status Nutrisi (L.03030) Terapeutik
bawah rentang - Kekuatan otot 4. Fasilitasi menentukan
ideal (D.0019) menelan pedoman diet (mis,
meningkat (5) piramida diet)
- Pengetahuan 5. Berikan makanan yang
tentang standar tinggi serat untuk mencegah
asupan nutrisi konstipasi
yang tepat 6. Berikan suplemen makanan,
meningkat (5) jika perlu
- Sikap terhadap Edukasi
Askep Anak
makanan/minuman 7. Ajarkan diet yang
sesuai dengan diprogramkan
tujuan kesehatan Kolaborasi
meningkat (5) 8. Kolaborasi pemberian
- Berat badan medikasi sebelum makan
membaik (5) (misal, pereda nyeri,
- Indeks masa tubuh antimetik), jika perlu
(IMT) membaik 9. Kolaborasi dengan ahli gizi
(5) untuk menentukan jumlah
- Membran mukosa kalori dan jenis nutrien yang
membaik (5) dibutuhkan, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Askep Anak
Betz, Cecily L.2015. Buku Saku Keperawatan Pediatrik Jakarta: EGC
Gordon Et All. 2017. NANDA Nursing Diagnoses Definition and Classification (NIC), Second
Edition. USA: Mosby
Johnson, Marion, dkk. 2017. IOWA Intervention Project Nursing Outcomes Classification (NOC),
Second Edition. USA: Mosby
McCloskey, Joanne C. 2015. IOWA Intervention Project Nursing Intervention Classification (NIC),
Second Edition. USA: Mosby
Spiritia, 2015. Lembar Informasi Tentang HIV dan AIDS untuk Orang Yang Hidup Dengan HIV
(ODHA), Australian AID : Fordfondation
Askep Anak
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
Ruangan : perinatologi
I.Identitas Klien
Alamat : Ngunut
Agama : islam
Askep Anak
II. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat penyakit
1.1. Keluhan utama : Demam
2. Riwayat penyakit sekarang : bayi.A mengalami kejang tadi pagi dan Demam sejak dua hari
yang lalu dan batuk terdapat bercak-bercak warna ungu kecoklatan pada tubuh dan bayi
malas untuk minum susu, hasil pemeriksaan k/u lemah suhu 39C,nadi 20x/m , respirasi
35x/m spo2 95% terpasang masker oksigen 2L/m
3. Riwayat keperawatan dahulu :
3.1. Pre natal : rutin periksa ke bidan desa
- Duduk usia :-
- Berdiri usia :-
- Mengoceh usia :-
- Bicara usia :-
Campak :-
Askep Anak
5. Riwayat Psikososial : baik
11. Persepsi keluarga terhadap anak : keluarga tidak tahu penyebab bayi sakit, dan keluarga
merasa khawatir dengan kondisi bayi saat ini
Kesadaran : CM 456
BB : 2000gr
TB : 40cm
LL :-
- UUB : tertutup
- UUK : tertutup
Askep Anak
4. Mata : Sklera : sedikit kuning
12. Jantung : pulsasi tidk terlihat, ictus cordis, pada ics v mid clavicula sinistra
1. Nutrisi / Makan / Minum : sebelum sakit : bayi menetek ±8x/hari , saat sakit : bayi
menetek ±4x/hari
2. Eliminasi : sebelum sakit : ganti pempers 5x/hari , saat sakit : ganti
pempers 3x/hari
3. Istirahat dan tidur : sebelum sakit : bayi tidur dengan nyenyak , saat sakit :
bayi rewel dan terbangun sewaktu-waktu
Askep Anak
V. Pemeriksaan Penunjang :
Inf. D5 12tpm
Askep Anak
Mahasiswa
NIM A3R21061
ANALISA DATA
Umur : 2bulan
DS MINOR : -
DO MINOR :
- Kulit merah
- Kulit terasa hangat
- Kejang
Bersihan jalan nafas tidak efektif
2 Mayor Penurunan sistem imun (D.0001)
DS : -
DO : CMV
- ronkhi
Minor
DS :
- sulit bicara
- ortopnea
Askep Anak
DO :
- gelisah
- sianosis
35x/mnit
pola nafas berubah
Umur : 2 bulan
Askep Anak
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Umur : 2 bulan
- TTV membaik
Askep Anak
SDKI SLKI SIKI
Nama Pasien : Bayi.A Umur : 2bulan No. Register : 02866 Kasus : cytomegalovirus
H/ Inf. D5 12tpm
Askep Anak
2 2 08.15 07-12-2021 S:
14.00
1. Memonitor pola napas (frekuensi, Keluarga px mengatkan frekuensi nafas px
kedalaman, usaha napas) membaik
H: R : 30x/menit , memakai masker O2
2tpm ,ada retraksi dada O:
08.30
2. Memonitor bunyi napas tambahan (mis, - Produksi sputum pasien menurun
gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering) - Dispnea menurun
H: Ada suara ronchi di paru—paru kanan - Suara ronchi menurun
3. Melakukan penghisapan lender kurang dari - Frekuensi nafas membaik
15 detik - Pola nafas membaik
08.45 H: dari suction di dapatkan lendir - Sianosis menurun
4. Berikan oksigen - Memakai masker O2 2L/m
H: memakai masker O2 R :30 x/menit
5. Menganjurkan asupan cairan 2000ml/hari, A:Masalah Keperawatan Bersihan jalan nafas
jika tidak kontraindikasi belum teratasi
09.00 H: keluarga px dapat memberikan P:Inrevensi Dilanjutkan
minuman secukupnya
6. Berkolaborasi pemberian Nebulizer
H: Pemberian Nebulizer 2.5gram 1 amp 2L/m
Askep Anak
H/ suhu tubuh bayi 39c dan mau menetek dan suu badan bayi sudah
menurun
07.45 3.menyediakan lingkungan yang dingin O:
- Akral normal
H/ bayi tampak tenang saat kipas - Kulit tidak kemerahan
ruangan dihidupkan - Kejang menurun
- Suhu 37C
08.00 4.melonggarkan atau lepaskan pakaian
H/ bayi tampak tenang saat balutan A:
Masalah keperawatan hipertermi teratasi
selimut di lepas
5.melakukan pendinginan ekternal P:
Intervensi dihentikan
H/ bayi tampak tenang saat di kompres
6.meanjurkan tirah baring
08.15
H/ bayi tertidur
7.berkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena
Askep Anak
H: sudah tidak terdengar ada ronkhi O:
3. Melakukan penghisapan lender kurang dari - Produksi sputum pasien menurun
15 detik - Dispnea menurun
08.30 H: dari suction di dapatkan lendir - Suara ronchi tidak terdengar
4. Berikan oksigen - Pola nafas baik
H: memakai masker O2 - Tidak cianosis
5. Menganjurkan asupan cairan 2000ml/hari, R :20 x/menit
jika tidak kontraindikasi A : masalah keperawatan bersihan jalan nafas
H: keluarga px dapat memberikan minuman teratasi
secukupnya P : intervensi dihentikan
08.45
6. Berkolaborasi pemberian Nebulizer
H: Pemberian Nebulizer 2.5gram 1 amp
2L/m
Askep Anak
Askep Anak