Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIAGNOSA MEDIK


“GASTROENTERITIS”

Disusun Oleh:

Chania Widi Andini


(A3R21061)

Dosen Fasilitator : Shulhan Afief H,S.Kep.,Ners.,M.Kep.

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
TULUNGAGUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KASUS
“GASTROENTERITIS”

A. DEFINISI
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus
halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus,
muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn
Betz,2015)
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Menurut WHO (2018), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x
sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan
kronis.

B. ETIOLOGI
1. Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
2. Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada
anak-anak).
3. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
4. Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak,
sayuran dimasak kutang matang.
5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Konistensi feses cair (diare) dan frekuensi defekasi meningkat
2. muntah (umumnya tidak lama)
3. demam (mungkin ada atau tidak)
4. kram abdomen, tenesmus
5. membrane mukosa kering
6. fontanel cekung (bayi)
7. BB menurun
8. malaise

D. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi berat, ketidakseimbangan elektrolit
2. syok hipovolemik yang terdekompensasi (hipotensi, asidosis metabolic,
perfusi sistemik menurun)
3. kejang demam
4. bakterimia

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. darah samar feses : untuk memeriksa adanya darah (lebih sering pada GE
yang berasal dari bakteri)
2. evaluasi volume, warna, konsistensi, adanya mucus atau pus pada feses
3. hitung darah lengkap dengan differensial
4. uji antigen immunoassay enzim-untuk memastikan adanya rotavirus
5. kultur feses (jika anak dirawat di RS, pus dalam feses, tau diare yang
berkepanjangan)-untuk menentukan pathogen
6. evaluasi feses terhadap telur cacing dan parasit
7. aspirasi duodenum (jika diduga G.lamblia)
8. urinalisis dan kultur (berat jenis bertambah karena dehidrasi; organisme
shigella keluar melalui urin)

F. PENATALAKSANAAN
Rehidrasi
1. jenis cairan
a. Cara rehidrasi oral
1) Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan Glukosa) seperti orali,
pedyalit setiap kali diare.
2) Formula sederhana ( NaCl dan sukrosa)
b. Cara parenteral
1) Cairan I : RL dan NS
2) Cairan II : D5 ¼ salin,nabic. KCL
D5 : RL = 4 : 1 + KCL
D5 + 6 cc NaCl 15 % + Nabic (7 mEq/lt) + KCL
3) HSD (half strengh darrow) D ½ 2,5 NS cairan khusus pada diare
usia > 3 bulan.
2. Jalan pemberian
a. Oral (dehidrasi sedang, anak mau minum, kesadaran baik)
b. Intra gastric ( bila anak tak mau minum,makan, kesadran menurun)
3. Jumlah Cairan ; tergantung pada :
a. Defisit ( derajat dehidrasi)
b. Kehilangan sesaat (concurrent less)
c. Rumatan (maintenance).
4. Jadwal / kecepatan cairan
a. Pada anak usia 1- 5 tahun dengan pemberian 3 gelas bila berat badanya
kurang lebih 13 kg : maka pemberianya adalah :
1) BB (kg) x 50 cc
2) BB (kg) x 10 – 20 = 130 – 260 cc setiap diare = 1 gls.
b. Terapi standar pada anak dengan diare sedang :
+ 50 cc/kg/3 jam atau 5 tetes/kg/mnt

Terapi
1. obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mg
klorpromazine 0,5 – 1 mg / kg BB/hari
2. obat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide
3. antibiotic : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

Dietetik
1. Umur > 1 tahun dengan BB>7 kg, makanan padat / makanan cair atau
susu
2. Dalam keadaan malbasorbsi berat serta alergi protein susu sapi dapat
diberi elemen atau semi elemental formula.
Supportif: Vitamin A 200.000. IU/IM, usia 1 – 5 tahun
Pathway

Faktor infeksi Mal absorsi makanan psikologi


lemak, protein

Masuk dan Meningkatnya Toksin tak cemas


berkembang tek. osmotik dapat diserap
didalam usus
Pergeseran air hiperperistaltik
Hiperekresi air dan elektrolit ke
dan elektrolit rongga usus

Diare

Frek. BAB meningkat Inflamasi saluran Distensi abdomen


pencernaan
Kehilangan cairan Mual,muntah nafsu
elektrolit berlebih Agen pirogenic makan menurun

hipovolemia Suhu tubuh Nutrisi kurang

meningkat dari kebutuhan


hipertermia
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko hipovolemia
2. Hipertensi
3. Defisit nutrisi

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI

1 Hipovolemia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare (I.03101)


b.d kehilangan asuhan keperawatan Observasi
cairan aktif d.d diharapkan “Status cairan 1. Identifikasi penyebab diare
membran membaik” dengan 2. Identifikasi riwayat pemberian
mukosa kriteria hasil : makanan
kering,turgor - Kekuatan nadi 3. Monitor warna, volume,
kulit menurun meningkat frekuensi dan konsistensi tinja
(D.0023) - Turgor kulit 4. Monitor tanda gejala
meningkat hipovolermia
- Tekanan darah 5. Monitor jumlah pengeluaran
membaik diare
- Membrane mukosa Terapeutik

membaik 6. Berikan asupan cairan oral


7. Berikan cairan intravena
Edukasi
8. Anjurkan makan porsi kecil
dan sering secara bertahap
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian obat
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI

2 Hipertermi b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia (I.15506)


proses penyakit asuhan keperawatan Observasi
d.d suhu tubuh selama 1x24 jam 1. Identifikasi penyebab
diatas nilai diharapkan suhu tubuh hipertermia
normal “termoregulasi” membaik 2. Monitor suhu tubuh
(D.0130) dengan kriteria hasil : 3. Monitor kadar elektrolit
Termoregulasi (L.14134) Terapeutik
- Menggigil 4. Sediakan lingkungan yang
menurun dingin
- Kejang menurun 5. Longgarkan atau lepaskan
- Takikardi menurun pakaian

- Suhu tubuh 6. Berikan cairan oral

membaik 7. Lakukan pendinginan ekternal

- TTV membaik Edukasi


8. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena

INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
3 Defisit nutrisi b.d setelah dilakukan Manajemen Nutrisi (I.03119)
ketidakmampuann perawatan selama 2x24 Observasi
mengabsorsi jam diharapkan status 1. Identifikasi status nutrisi
nutrien d.d berat nutrisi membaik 2. Monitor asupan makanan
badan menurun Kriteria Hasil: 3. Monitor hasil laboratorium
minimal 10% di Status Nutrisi (L.03030) Terapeutik
bawah rentang - Kekuatan otot 4. Fasilitasi menentukan
ideal (D.0019) menelan pedoman diet (mis, piramida
meningkat diet)
- Pengetahuan 5. Berikan makanan yang
tentang standar tinggi serat untuk mencegah
asupan nutrisi konstipasi
yang tepat 6. Berikan suplemen makanan,
meningkat jika perlu
- Sikap terhadap Edukasi
makanan/minuma 7. Ajarkan diet yang
n sesuai dengan diprogramkan
tujuan kesehatan Kolaborasi
meningkat 8. Kolaborasi pemberian
- Berat badan medikasi sebelum makan

membaik (misal, pereda nyeri,

- Indeks masa antimetik), jika perlu

tubuh (IMT) 9. Kolaborasi dengan ahli gizi

membaik untuk menentukan jumlah

- Membran mukosa kalori dan jenis nutrien yang


dibutuhkan, jika perlu
membaik

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun
pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11
bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi,
hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada anak
yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai
terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan
kuman enteric menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi.
Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan
perawatannya .
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran :
3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari
14 hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit
menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
6. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan,
lingkungan tempat tinggal.
7. Riwayat Nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang
dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah
dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara
pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi
makanan, kebiasan cuci tangan,
8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan
1) Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg
(rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.
2) Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun
kedua dan seterusnya.
3) Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan
gigi taring, seluruhnya berjumlah 14 – 16 buah
4) Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.
b. Perkembangan
1) Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.
Fase anal :
Pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai
menunjukan keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai
kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan adalah latihan
kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan
mengulang kata sederhana, hubungna interpersonal, bermain).
o Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.
Autonomy vs Shame and doundt
Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari anak
toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario
kemam puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui
dorongan orang tua untuk makan, berpakaian, BAB sendiri,
jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag
terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu
seperti juga halnya perasaan tidak mampu yang dapat
berkembang pada diri anak.
o Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan,
bergaul dan mandiri : Umur 2-3 tahun :
1. berdiri dengan satu kaki tampa berpegangan sedikitpun 2
hitungan (GK)
2. Meniru membuat garis lurus (GH)
3. Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)
4. Melepasa pakaian sendiri (BM)
9. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada
anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0
c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400
ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami
stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain
DAFTAR PUSTAKA

Bates. B, 2018. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta

Carpenitto.LJ. 2015. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 6. EGC. Jakarta.

Lab/ UPF IKA, 2018. Pedoman Diagnosa dan Terapi . RSUD Dr. Soetomo. Surabaya.

Markum.AH. 2018. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Soetjiningsih, 2016. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Suryanah,2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai