Anda di halaman 1dari 27

REFERAT

Desember 2015
INFEKSI VIRUS PADA KULIT ANAK

NAMA

: David M. Toding

NO. STAMBUK : N 111 15 026


PEMBIMBING

: dr. Seniwaty Ismail, Sp.KK

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa:


Nama

: David Matthew Toding, S.Ked

No. Stambuk : N 111 15 026


Judul Referat : Infeksi Virus Pada Kulit Anak

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka Kepanuteraan Klinik pada


Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran dan Ilm Kesehatan
Universitas Tadulako

Palu,

Pembimbing Klinik

dr. Seniwaty Ismail, Sp.KK

Desember 2015

Ko-Asisten

David M. Toding, S.Ked

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................1
Lembar Pengesahan.................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I. Pendahuluan.................................................................................................4
BAB II. Pembahasan................................................................................................5
2.1. Infeksi Virus Pada Kulit Anak....................................................................5
A. Eczema Herpeticum..............................................................................5
B. Varicella................................................................................................7
C. Herpes Zoster......................................................................................10
D. Veruka vulgaris...................................................................................12
E. Veruka Plana.......................................................................................15
F. Moluskum Kontagiosum.....................................................................17
G. Variola.................................................................................................19
H. Campak (Morbili)................................................................................23
I. Rubella...........................................................................................26
BAB III. Kesimpulan.............................................................................................29
Daftar Pustaka........................................................................................................30

BAB I

PENDAHULUAN
Kulit merupakan organ terbesar tubuh, berfungsi tidak hanya sebagai
sawar mekanis antara lingkungan eksternal dan jaringan di bawahnya tetapi juga
secara dinamis terlibat dalam mekanisme pertahanan dan fungsi penting lain.1
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat kira
kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras dan juga bergantung
pada lokasi tubuh.2
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk
dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA.
Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari Capsid yang dapat
terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane lipid. Virus resisten terhadap
antibiotics.Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada
sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di
dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel
menunjukkan ciri bukan makhluk hidup. Bentuk virus berbeda beda ada yang
bula, batang, polihidris dan seperti huruf T.2
Dalam hukum nasional Indonesia terdapat berbagai macam definisi
mengenai anak, karena dalam tiap perundang-undangan diatur kriteria tersendiri
mengenai pengertian anak. Pasal 1 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak memberikan pengertian anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang ada didalam kandungan.3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Adapun penyakit-penyakit akibat infeksi virus pada anak
disebabkan oleh beberapa jenis virus antara lain : HSV (Herpes Simplex Virus),
Virus Varicella Zoster, HPV (Human Papilloma Virus), Virus Pox, Human ParvoVirus, Human Herpes Virus 6-7, dan Virus Campak (measles)4
a. Eczema Herpeticum
-Definisi
Eczema herpeticum merupakan infeksi yang tersebar luas pada
bagian kulit yang sakit tipe HSV (secara umum, dermatitis atopik).
Penyakit ini mempunyai karakteristik penyebaran secara luas dari vesikelvesikel dan erosi, disertai demam, dan malaise biasanya terjadi pada kasus
kambuh kembali pada penyakit ini.5
-

Gambar

Gambar 1. Eczema herpeticum6

-Epidemiologi
Pada penyakit ini biasanya lebih banyak terjadi pada anak-anak
daripada orang dewasa.7
-Etiologi
5

HSV-1, pada beberapa kasus HSV-2.6,7


-Patofisiologi
Pada kulit yang abnormal (dermatitis atopik : penyakit Darier,
terbakar, pemfigus vulgaris, iktiosis vulgaris) fungsi barier kulit menjadi
menurun sehingga menyebabkan infeksi virus dan bakteri menjadi lebih
mudah untuk tersebar luas pada permukaan kulit. Pada kasus ini, sering
anak dengan dermatitis atopik menjadi diinokulasi dengan HSV-1 dari
orang tua dengan kasus klinis atau subklinis herpes wajah-oral rekuren.
Penyakit kemudian menjadi meluas karena menggaruk bayi yang tidak
terkendali, autoinokulasi, dan fungsi sawar kulit terganggu.7
-Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan vesikel-vesikel, erosi,
pustula, dan krusta dengan distribusi pada wajah, leher dan punggung.
Pada pemeriksaan secara umum didapatkan penderita merasakan demam.7
-Diagnosis Banding
Impetigo
bulosa,

folikulitis

staphyloccocus,

folikulitis

pseudomonal dan folikulitis candida.7


-Pemeriksaan Laboratorium
Pewarnaan Tzanck, Dermatopatologi,

kultur,

serologi

dan

mikroskop elektron.7
-

Prognosis
Eksim herpetikum akan sembuh dengan sendirinya 2 sampai 6
minggu. Episode berulang cenderung lebih ringan dan tidak berhubungan
dengan gejala sistemik parah. Risiko penyebaran sistemik sangat mungkin,
terutama pada pasien immunocompromised.6,7

Terapi
Kasus-kasus ringan dari eksim herpetikum dapat diterapi rawat
jalan dengan menggunakan acyclovir dengan dosis 20 mg/kgBB/kali,
valacyclovir, atau famciclovir. Penciclovir 1% topikal atau ointment

acyclovir 5% dapat digunakan bersamaan dengan terapi oral. Pada lesi


sekunder juga dapat digunakan antibiotik topikal.6,7
b. Varicella
- Definisi
Varicella/Cacar air merupakan infeksi primer yang sangat menular
yang disebabkan oleh VZV (Varicella Zoster Virus), yang mempunyai
karakteristik dari adanya vesikel yang pruritis dan diikuti adanya pustulapustula serta krusta. Gejala ini biasanya disertai gejala penyertanya seperti
demam dan malaise.6
-

Gambar

Gambar 2. Varicella6
-

Epidemiologi
Biasanya terjadi 90% pada anak-anak di bawah 10 tahun (sebelum
divaksin). Prevalensi sama pada perempuan dan pada laki-laki. Insidensi
sering terjadi pada anak yang belum divaksin.7

Etiologi
Penyakit ini biasanya disebabkan VZV (Varicella Zoster Virus).8

Patofisiologi
Virus varicella sangat menular dan menyebar melalui tetesan udara
antara orang atau, kurang Umumnya, Melalui kontak langsung dengan
cairan vesikel. Pasien menular beberapa hari sebelum dan exanthem
muncul sampai vesikel yang terakhir menjadi krusta. Virus varicella

masuk

melalui

mukosa

saluran

pernapasan

atas

saluran dan orofaring, bereplikasi di kelenjar getah bening, dan


menyebabkan viremia primer. Kemudian VZV (Varicella Zoster Virus)
bereplikasi di organ dengan viremia sekunder dan penyebaran selanjutnya
virus pada kulit dan selaput lendir. Setelah muncul krusta, lesi kulit tidak
lagi menular.8
-

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan dermatologi didapatkan vesikel-vesikel, pustul,
krusta dan skar dengan warna jernih, putih, kuning dan kemerahan.
Ukuran 2-5 mm dengan lesi berkisar > 100. Distribusi pada wajah, kulit
kepala, punggung, ektremitas, dan tangan bahkan kaki. Biasanya gejala
tersebut disertai demam yang tidak terlalu tinggi.6

Diagnosis Banding
Eksim herpetikum, rickettsialpox, drug eruption, dermatitis kontak,
scabies, dan impetigo bulosa.4

Pemeriksaan Laboratorium
Pewarnaan Tzanck, mikroskop elektron, kultur, dan serologi.6

Prognosis
Gejala dan ruam atau varicella biasanya berlangsung selama 1
sampai 3 minggu. Infeksi primer harus memberikan kekebalan seumur
hidup. Jika infeksi primer terjadi pada usia dini ketika antibodi ibu masih
ada, pasien mungkin memiliki episode kedua dari varicella di kemudian
hari karena kekebalan tidak lengkap. Varicella pada anak-anak adalah selflimited,

jinak,

tapi

gatal

dan

menyakitkan.

Pada

indvidu

immunocompromised , varicella mungkin memiliki perjalanan klinis yang


lebih berat, dengan tingkat yang lebih tinggi dari komplikasi pernapasan
atau sistemik.6,7
-

Terapi

Varicella adalah erupsi kulit diri terbatas inimmunocompetent


anak, dan pengobatan biasanya terdiri dari perawatan suportif dengan
antipiretik (dengan hati-hati: aspirin berhubungan dengan sindrom Reye
dalam pengaturan dari Varicella Zoster Virus), antihistamin, dan agen
antipruritic (mandi oatmeal, calamine lotion). Acyclovir oral dengan dosis
20 mg/KgBB/kali , valacyclovir, atau famciclovir diberikan dalam waktu
24 sampai 72 jam dari exanthem dapat mengurangi keparahan wabah,
tetapi dosis yang lebih tinggi diperlukan karena VZV (Varicella Zoster
Virus) tidak sensitif terhadap antiviral sistemik sebagai HSV. Dalam kasus
rumit oleh pneumonitis, ensefalitis, atau varicella terjadi di host
immunocompromised, asiklovir sistemik atau vidarabine dianjurkan.
Varicella-zoster administrasi globulin imun juga dapat membantu.8
c. Herpes Zoster
-

Definisi
Herpes zoster atau shingles adalah penyakit neurokutan dengan
manifestasi erupsi vesikular berkelompok dengan dasar eritematosa
disertai nyeri radikular unilateral yang umumnya terbatas di suatu
dermatom.6

Gambar

Gambar 3. Herpes Zoster


-

Epidemiologi

Penyakit ini terjadi sporadis sepanjang tahun tanpa mengenal


musim. Insidensinya 2-3 kasus per-1000 orang/tahun. Insiden dan
keparahannya meningkat seiring bertambahnya usia. Lebih sering terjadi
pada usia tua namun jarang dijumpai pada usia dini; bila terjadi
dihubungkan dengan varisela maternal saat kehamilan.6
-

Etiologi
Reaktivasi dari Varicela Zoster Virus (VZV).6

Patofisiologi
VZV (Varicella Zoster Virus), selama infeksi varicella primer
(cacar), naik sepanjang saraf sensorik dan menetapkan latency di ganglia.
Humoral dan imunitas seluler untuk VZV didirikan dengan infeksi primer
terus berlanjut, dan ketika kekebalan ini surut, replikasi virus dalam
ganglia terjadi. Virus ini kemudian perjalanan menuruni saraf sensorik,
sehingga rasa sakit dan kulit dermatom lesi (shingles) .Sebagai neuritis
yang mendahului keterlibatan kulit, nyeri muncul sebelum lesi kulit yang
terlihat.
Zoster

pada

anak-anak

terlihat

dalam

pengaturan

immunocompromised (gangguan limfoproliferatif, kemoterapi) atau pada


anak-anak yang terjangkit varicella primer lebih muda dari usia 6 bulan.
Cairan vesikel zoster adalah kontak menular dan rentan dapat kontrak
varicella primer (cacar), tetapi tidak zoster (shingles).6
-

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan papul-papul (24 jam),
vesikel disertai bula (48 jam), pustula (96 jam), dan krusta (7-10 hari).
Vesikel jernih dengan dasar berwarna merah. Ukuran 2-5 mm dan
bertdistribusi pada area toraks, trigeminal dan lumbosacral/servikal.
Penyakit ini deisertai gejala lain selain pada kulit seperti demam,
perubahan pada saraf sensorik dan motorik, konjungtivitis, skleritis atau
iritis.4
10

Diagnosis Banding
Herpes simpleks dan dermatitis kontak.6

Pemeriksaan Laboratorium
Pewarnaan Tzanck, mikroskop elektron, kultur dan serologi.6

Prognosis
Ruam dari zoster adalah self-limited. Risiko neuralgia postherpetik
sekitar 20% sampai 40% pada pasien dewasa, tetapi kurang umum pada
anak-anak. Insiden tertinggi neuralgia postherpetic di zoster ophthalmic.
Zoster ophthalmic dapat menyebabkan keratitis dan kebutaan; dengan
demikian, pengobatan agresif harus dikejar.6

Terapi
Zoster adalah erupsi kulit diri terbatas pada anak-anak, dan
pengobatan biasanya terdiri dari perawatan suportif dengan antihistamin
dan agen antipruritus (mandi oatmeal, calamine lotion). Acyclovir oral
dengan dosis 20 mg/kgBB/Kali , valacyclovir, atau famciclovir
mengurangi keparahan wabah dan durasi neuralgia postherpetik, tetapi
dosis yang lebih tinggi diperlukan karena VZV (Varicella Zoster Virus)
tidak

sensitif

terhadap

antiviral

sistemik

sebagai

HSV. Dalam

disebarluaskan VZV parah, VZV mata atau zoster dalam pengaturan


imunosupresi,

asiklovir

sistemik,

atau

vidarabine

dianjurkan.

Meskipun jarang pada anak-anak, neuralgia postherpetic dapat


diobati dengan capsaicin topikal, analgesik, krim EMLA, patch lidokain,
narkotika, blok saraf, biofeedback, antidepresan trisiklik, gabapentin, dan
pregabalin. Untuk mengurangi kejadian postherpetic neuralgia pada orang
dewasa, Administrasi Makanan dan Obat telah menyetujui vaksin zoster
untuk orang yang rentan lebih tua dari 60 tahun.8
d. Veruka vulgaris
-

Definisi

11

Veruka vulgaris adalah papul verukosa yang disebabkan oleh


-

infeksi virus human papilloma (HPV).5


Gambar

Gambar 4. Veruka vulgaris


-

Epidemiologi
Penyakit ini sering terjadi pada umur sekolah, namun angka
kejadiannya menurun pada usia setelah 25 tahun. Prevalensi sama pada
pria maupun wanita.6

Etiologi
Terutama pada HPV 2, namun bisa juga akibat dari HPV 1 atau 4.4

Patofisiologi
HPV memasuki kulit melalui lecet kecil atau daerah dimaserasi,
dan menargetkan keratinosit basal mana infeksi produktif dan induksi
hyperproliferation terjadi. HPV telah berevolusi mekanisme untuk
menghindari pengawasan kekebalan; dengan demikian, respon imun host
mungkin lambat dan kutil waktu bertahun-tahun untuk memberantas.

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan klinis menunjukkan papul padat verukosa,
keratotik, dengan ukuran beberapa milimeter sampai 1 cm, dan bila
berkonfluensi, dapat menjadi lebih besar. Lokasi dapat dimana saja, tetapi

12

sering di punggung, tangan dan jari tangan. Biasanya asimtomatik, tetapi


dapat nyeri bila tumbuh di area palmar atau plantar dan merusak kuku bila
tumbuh pada lipatan atau bawah kuku. Pada anak-anak dapat di wajah dan
di leher.9
-

Diagnosis banding
Keratosis seboroik; nevus verukosus.6

Pemeriksaan Penunjang
Dermatopatologi4

Prognosis
Bila destruksi baik, tidak terjadi rekurensi. Akan tetapi dapat juga
terjadi infeksi berulang atau regresi spontan.9

Terapi
Non-medikamentosa : menjaga higiene perorangan supaya tidak
tertular, misalnya menghindari kontak langsung.4
Medikamentosa : destruksi dengan tindakan bedah listrik, bedah
beku, bedah laser, destruksi dengan bahan keratolitik, kaustik, atau lainnya
secara topikal, misalnya asidum salisikum 25-50 %, triklorasetat 25% dan
fenol likuefaktum

e. Veruka Plana
-

Definisi
Veruka plana adalah papul datar keci yang disebabkan oleh infeksi
human papilloma virus (HPV).6

Gambar

13

Gambar 5. Veruka Plana6

Epidemiologi
Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak usia sekolah, namun
dapat terjadi pada usia dewasa.4

Etiologi
HPV tipe 1, 2, 3, 10 dan 11.9

Patofisiologi
HPV memasuki kulit melalui lecet kecil atau daerah dimaserasi,
dan menargetkan keratinosit basal mana infeksi produktif dan induksi
hyperproliferation terjadi. HPV telah berevolusi mekanisme untuk
menghindari pengawasan kekebalan; dengan demikian, respon imun host
mungkin lambat dan kutil waktu bertahun-tahun untuk memberantas.

Pemeriksaan Fisik
Secara klinis penyakit ini terlihat seperti papul datar agak
menimbul dengan permukaan licin dan warna seperti kulit atau abu-abu
atau kehitaman. Bentuk bulat atau poligonal dengan ukuran 1-5 mm.

14

Lokasi yang paling sering adalah wajah, punggung tangan dan tungkai
bawah dari jumlah beberapa hingga ratusan.6
-

Diagnosis Banding
Liken planus; akrokeratosis verusiformis.6

Pemeriksaan Laboratorium
Dermatopatologi : hiperkeratosis, akantosis, tanpa papilomatosis,
stratum korneum tampak seperti rajutan keranjang (basket-weave).5,6

Prognosis
Bila destruksi baik, tidak terjadi rekurensi. Akan tetapi dapat juga
terjadi infeksi berulang atau regresi spontan.6

Terapi
Non-medikamentosa : menjaga higiene perorangan supaya tidak
tertular, misalnya menghindari kontak langsung.
Medikamentosa : destruksi dengan tindakan bedah listrik, bedah
beku, bedah laser, destruksi dengan bahan keratolitik, kaustik, atau lainnya
secara topikal, misalnya asidum salisikum 25-50 %, triklorasetat 25% dan
fenol likuefaktum.6

f. Moluskum Kontagiosum
-

Definisi
Moluskum kontagiosum merupakan suatu penyakit infeksi virus
pada kulit yang disebabkan oleh virus golongan poxvirus genus
Molluscipox dengan wujud klinis berupa benjolan pada kulit atau papulpapul multiple yang berumbilikasi di tengah, mengandung badan
moluskum, serta dapat sembuh dengan sendirinya10

Gambar

15

Gambar 6. Moluskum Kontagiosum6


-

Epidemiologi
Pada negara tropis, insiden paling tinggi pada anak-anak dengan
rentang usia 2 dan 3 tahun. Sedangkan pada negara maju, biasanya pada
anak-anak sekolah karena penggunaan kolam renang yang bersama-sama.
Studi di Jepang pada tahun 2008, menyatakan bahwa terdapat 7000 anak
terserang moluskum kontagiosum dengan 75% di antaranya memiliki
riwayat penggunaan kolam renang bersama.

2,3

Di Amerika Serikat, pada

tahun 2003, hanya ditemukan 5% anak-anak yang terkena moluskum


kontagiosum, dan kira-kira antara 5-20% menyerang dewasa dengan AIDS
-

Etiologi
Virus

moluskum

merupakan

golongan

virus

DNA genus

Molluscipox, ditemukan 4 subtipe, dan tipe 1 dianggap dapat menyerang


orang dengan imunokompeten.6
-

Patofisiologi
Pada anak-anak, moluskum yang menyebar melalui kolam renang,
kolam air panas, air mandi, kontak kulit-ke-kulit, atau fomites. Pada orang
dewasa, lesi kelaminnya terletak yang cenderung menyebar secara seksual.
Moluskum juga terlihat peningkatan insiden pada orang dengan dermatitis
atopik atau individu imunosupresi.6

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan klinis didapatkan papul-papul, disertai nodul
berwarna keputihan sampai kecokelatan bahkan kemerahan dengan ukuran

16

2-5 mm. Bentuk bulat, oval, hemisperical dan umbilcated. Distribusi pada
axilla, antecubital dan regio cruris.4,5
-

Diagnosis Banding
Milia, folikulitis dan lesi awal varisela.5

Pemeriksaan Laboratorium
Dermatopatologi : pada daerah epidermis dapat ditemukan badan
moluskum yang mengandung partikel virus. Pewranaan Giemsa :
ditemuakan badan moluskum.

Prognosis
Dengan menghilangkan lesi yang ada, penyakit ini tidak atau
jarang residif.6

Terapi
Sejak moluskum self-resolve, pengobatan dicadangkan untuk
memperbesar atau menyebarkan lesi, atau yang meniggalkan bekas secara
kosmetik. Pada anak-anak, Cantharidin topikal adalah terapi yang aman
dan efektif, yang relatif tanpa rasa sakit dan nontraumatic. Pendekatan
pengobatan lainnya termasuk kuretase, krioterapi, retinoid topikal,
imiquimod, keratolitik topikal, sidofovir topikal, tape stripping, dan terapi
laser.5

g. Variola
-

Definisi
Variola ialah penyakit virus yang disertai keadaan umum yang
buruk, dapat menyebabkan kematian, efloresensinya bersifat monomorf

terutama terdapat di perifer tubuh.11


Gambar

17

Gambar 7. Variola11
-

Epidemiologi
Penyebaran penyakit ini kosmopolit, tetapi daerah tertentu
memberi insidens yang tinggi, misalnya di Amerika Tengah dan Selatan,
Hindia Barat dan Timur Jauh. Dengan vaksinasi yang teratur dan
terorganisir baik, maka insidensnya akan jauh menurun. Sejak tahun 1984,
WHO menyatakan seluruh dunia telah bebas dari penyakit ini. Meskipun
demikian kita tetap harus waspada akan munculnya kembali penyakit ini.5

Etiologi
Penyebab variola adalah virus poks (pox virus variolae).5

Patofisiologi
Variola (Smallpox)disebabkan oleh virus yang menyebar dari satu
orang ke orang lainnya melalui udara. Virus ini ditularkan dengan
menghirup virus dari orang yang terinfeksi. Selain itu, Smallpox juga bisa
menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang
terinfeksi dan objek yang terkontaminasi seperti baju. 5
Penularannya melalui kontak langsung ataupun tak langsung tapi
infeksi primernya selalu melalui hawa nafas. Virusnya yang terdapat di
udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur, dari keropeng yang jatuh
ditanah ataupun dari hawa nafas di penderita, terhirup bersama hawa
pernafasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah penyakit yang sangat
menular.6
Virus variola diperoleh dari inhalasi (pernafasan ke paru-paru).
Partikel virus cacar dapat tetap pada benda seperti pakaian, tempat tidur,
dan permukaan hingga 1 minggu. Virus dimulai di paru-paru, dari sana
virus menyerang aliran darah dan menyebar ke kulit, usus, paru-paru,
18

ginjal, dan otak. Aktivitas virus dalam sel-sel kulit menciptakan ruam yang
disebut makula (karakteristik : datar, lesi merah). Setelah itu vesikel (lepuh
mengangkat) terbentuk. Kemudian, pustula (jerawat berisi nanah) muncul
sekitar 12-17 hari setelah seseorang menjadi terinfeksi. Sembuh dari cacar
sering meninggalkan bekas di kulit oleh karena pustula.6
Manusia adalah host natural dari smallpox. Penyakit ini tidak dapat
ditularkan oleh serangga maupun hewan. Jika seseorang pernah menderita
cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan menderita
cacar air lagi. Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia,
lalu kadang menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.2
-

Pemeriksaan Fisik
Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
1.
Stadium prodromal/invasi
Stadium ini berlangsung selama 3-4 hari yang ditandai dengan4 :
a.
Suhu tubuh naik (40oC)
b.
Nyeri kepala
c.
Nyeri tulang
d.
Sedih dan gelisah
e.
Lemas
f.
Muntah-muntah
2.
Stadium makulo papular /erupsi
Suhu tubuh kembali nomal, tetapi timbul makula-makula
eritematosa dengan cepat akan berubah menjadi papula-papula terutama
dimuka dan ektremitas (termasuk telapak tangan dan kaki) dan timbul lesi
baru.
3.
Stadium vesikula pustulosa / supurasi
Dalam waktu 5 10 hari timbul vesikula-vesikula yang
cepat berubah menjadi pustule. Pada saat ini suhu tubuh akan meningkat
dan lesi-lesinya akan mengalami umblikasi.
4.
Stadium resolusi
Berlangsung dalam 2 minggu, stadium ini dibagi menjadi 3 :
a.
Stadium krustasi
Suhu tubuh mulai menurun, pustule-pustula mengering menjadi krusta.
b.
Stadium dekrustasi
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
c.

Stadium rekon valensensi.

19

Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok, suhu tubuh kembali normal,


penderita betul-betul sembuh dan tidak menularkan penyakit lagi.
-

Diagnosis Banding
Varicella, herpes zoster.4

Pemeriksaan Penunjang
Inokulasi pada korioalntoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop
elektron, dan deteksi antigen virus pada agar-sel.2

Prognosis
Prognosis bergantung pada penatalaksanaan pertama dan fasilitas
perawatan yang tersedia, maka mortalitas sangat bervariasi di antara 1-50
%. Jaringan parut yang timbul dapat diobati dengan pemberian dermabrasi
atau collagent implant.2

Terapi
Penderita harus dikarantinakan. Sistemik dapat diberikan obat
antiviral (asiklovir atau valasiklovir) misalnya isoprinosin, dan interferon,
dapat pula diberikan globulin gama. Kecuali itu obat yang bersifat
simtomatik, misalnya analgetik/antipiretik.11

h. Campak (morbili)
-

Definisi
Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla.
Sementara dalam bahasa Inggris, measles. Tampek merupakan bahasa
Jawa namun istilah Indonesianya adalah campak. Sedangkan orang dari
Irian menyebutnya serampah. 12
Morbili ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai
dengan 3 stadium, yaitu: a. Stadium kataral, b. Stadium erupsi, c. Stadium
konvalesensi.12

Gambar

20

Gambar 8. Campak; measles; morbili6


-

Epidemiologi
Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian
menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu
yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif
(melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut
kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila
si ibu belum pernah menderita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2
bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita
morbili pada trimester pertama, kedua atau ketiga maka ia mungkin
melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak
dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati anak yang kemudian
meninggal sebelum usia 1 tahun.4

Etiologi
Virus campak; paramyxovirus.6

Patofisiologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan
proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar
kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus

21

dan konjungtiva. Penularan : secara droplet terutama selama stadium


kataralis. Umumnya menyerang pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. 2
Biasanya ada hiperplasi jaringan limfoid, terutama pada apendiks,
dimana sel raksasa multinukleus (sel raksasa retikuloendotelial WarthinFinkeldey) dapat ditemukan. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar
kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat
serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit.
Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam
jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis
interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel
raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh infeksi bakteri
sekunder12
-

Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan klinis didapatkan makula, papula dan periorbital
edema berwarna merah hingga kekuningan. Lesi bersifat konfluens dan
menyebar pada wajah, leher dan dada. Sering pula terdapat pada dahi, alis,
belakang telinga; gejala penyerta biasanya demam dengan konjungtivitis.4

Diagnosis banding
Kawasakis disease, parvovirus; sifilis sekunder; morbiliform drug
eruption.5

Pemeriksaan Laboratorium
Dermatopatologi : superficial perivaskular disertai infiltrat,
spongiosis, dan diskeratosis. Serologi ; hematologi.4

Prognosis
Baik pada anak dengan kondisi umum yang baik, dan buruk
apabila keadaan umum kurang baik, terlebih jika disertai infeksi sekunder
ataupun komplikasi lainnya.12

Terapi

22

Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat


batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah
pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul. 12
1. Istirahat
2. Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.
3. Medikamentosa :
- Antipiretik :

parasetamol 7,5 10 mg/kgBB/kali, interval


6-8 jam12

- Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun :


- Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium
kataral sangat bermanfaat.

i. Rubella
- Definisi
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit yang disebabkan
suatu virus RNA dari golongan Togavirus. Penyakit ini relatif tidak
berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang rendah pada manusia
normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat menyebabkan
gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan kecacatan.
Virus penyebab rubela atau campak Jerman ini bekerja dengan aktif
khususnya selama masa hamil. Akibat yang paling penting diingat adalah
keguguran, lahir mati, kelainan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang
terjadi jika infeksi rubela ini muncul pada awal kehamilan, khususnya
pada trimester pertama. Apabila seorang wanita terinfeksi rubela selama
trimester pertama, ia memiliki kemungkinan kurang lebih 52% melahirkan
-

bayi dengan sindrom rubela congenital.4


Gambar
Gambar 9. Rubella
Epidemiologi
23

Apabila seorang wanita terinfeksi rubela selama trimester pertama,


ia memiliki kemungkinan kurang lebih 52% melahirkan bayi dengan
sindrom rubela kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome). Angka
tersebut akan meningkat menjadi 85%, jika ibu terinfeksi rubela pada usia
kehamilan kurang dari 8 minggu. Kelainan CRS yang paling sering
muncul adalah katarak, kelainan jantung, dan tuli. 6
-

Etiologi
Virus Rubella; virus RNA golongan Toga Virus.2

Patofisiologi
Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk
awal melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami
masa inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir
60 % pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus rubella pada hasil
konsepsi terutama secara hematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri
dari 2 bagian : viremia maternal dan viremia fetal. Viremia maternal
terjadi saat replikasi virus dalam sel trofoblas. Kemudian tergantung
kemampuan virus untuk masuk dalam barier bayi-bayi lain, disamping
bagi orang dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi tersebut.6

Pemeriksaan Fisik (gejala klinis)


Demam ringan, merasa mengantuk sakit tenggorok kemerahan
sampai merah terang /pucat, menyebar secara cepat dari wajah keseluruh
tubuh, kemudian menghilang secara cepat. Kelenjar leher membengkak

dengan durasi 3-5 hari.4


Diagnosis Banding
Campak, roseola infantum. 2

24

Terapi
Jika

tidak

terjadi

komplikasi

bakteri,

pengobatan

adalah

simtomatis. Adamantanamin hidrokhlorida (amantadin) telah dilaporkan


efektif in vitro dalam menghambat stadium awal infeksi rubella pada sel
yang dibiakkan. Upaya untuk mengobati anak yang sedang menderita
rubela kongenital dengan obat ini tidak berhasil. Karena amantadin tidak
dianjurkan pada wanita hamil, penggunaannya amat terbatas. Interferon
dan isoprinosin telah digunakan
-

dengan

hasil yang terbatas.5

Prognosis
Prognosis rubella anak adalah baik; sedang prognosis rubela
kongenital bervariasi menurut keparahan infeksi. Hanya sekitar 30% bayi
dengan ensefalitis tampak terbebas dari defisit neuromotor, termasuk
sindrom autistik.6

BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dalam refarat ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Penyakit virus padakulit anak bisa disebabkan oleh beberapa jenis virus
2. Virus yang termasuk memberikan infeksi pada kulit anak adalah : HSV
(Herpes Simplex Virus), Virus Varicella Zoster, HPV (Human Papilloma
Virus), Virus Pox, Human Herpes Virus 6-7, Virus Campak (measles), dan
virus rubella.
3. Setiap penyakit infeksi virus pada kulit anak mempunyai karakteristik
yang khas dan memiliki tata laksana yang berbeda-beda pula, namun
sebagian besar menggunakan anti-viral.

25

DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood, L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta; 2014
2. Tony Burns et al. Rooks : Textbook of Dermatology. Edisi 8. Blackwell
Publishing : USA.2010
3. Simarmata, M. Proses Rehabilitasi terhadap anak dengan korban
kekerasan seksual.Universitas Atma Jaya. Yogyakarta; 2013.
4. Goldsmith L. A, et al. Fitzpatrick Dermatology in General Medicine
Eighth Edition. New York: McGraw Hill.2012.
5. Menaldi, SL, Bramono, K, Indriatmi, W. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Badan Penerbit FKUI. Jakarta; 2015.
6. Kane, KSM, Lio, P, Stratigos, AJ, Johnson, RA. Color Atlas & Synopsis
of Pediatric Dermatology. Ed. 2nd. Mc Graw Hill. New York; 2009.
7. Aronson, PL, et al.PEDIATRICS : Delayed Acyclovir and output of
children hospitalized with Eczema Herpeticum. American Assosiation
of Pediatric. New York; 2011.
26

8. Hadinegoro, TRS. Sari Pediatri vol.11 No,6 : Terapi Acyclovir pada anak
dengan varicella tanpa penyulit. FKUI. Jakarta ; 2010.
9. Jonathan J, Kapantow, GM, Niode, NJ. eCL, Volume 3, No.2 : Profil
veruka vulgaris di poliklinik kulit dan kelamin RSUP Prof.DR. R. D.
Kandou Manado Periode Januari- Desember 2012. FK Unsrat.
Manado ; 2015.
10. Haeriyoko, WA. Diagnosis dan Tatalaksana Moluskum Kontagiosum.
FK Universitas Udayana. Bali; 2011.
11. Diaconu R, et al. Rom J Morphol Embryol : Inflamed molluscum
contagiosum in a 6-year-old boy : a case report. RJME. Romanian;
2015
12. Clemmons, et al. MMWR Vol.64 No.14 : Measles. Morbidity and
Mortality Weekly Report. United States; 2015.

27

Anda mungkin juga menyukai