Anda di halaman 1dari 15

TUGAS WABAH

ANTRAKS

KEC. DUREN SAWIT

Disusun oleh :
Cordelia Nasution
Dwi Astuti
Langas Simbolon
Gordon
Dafrosa Bertila E. Namang
Intan Ismania
Veneranda Clara
Runi Arumndari
Asterisa Retno Putri
Dennis Marcellino Frederik

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PERIODE 27 FEBRUARI 06 MEI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2017
WABAH

A. PENGERTIAN WABAH
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989
Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah
besar orang di daerah yang luas.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan
Penyehatan Lingkungan Pemukiman 1981
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah meluas
secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit.
Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka
Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk suatu
daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa
Last 1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa penderita
penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau kejadian lain yang
berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan biasa

Kejadian wabah ditandai dengan jumlah penderitanya meningkat secara nyata


melebihi dari keadaan yang lazim. Berjangkitnya penyakit menular dalam masyarakat atau
wilayah sangat bervariasi sesuai dengan penyebab penyakit serta jumlah dan golongan
penduduk yang terancam. Jumlah penderita penyakit menular pada umumnya di suatu
wilayah diamati dalam satuan waktu tertentu (mingguan, empat mingguan, atau tahunan).
Apabila jumlah penderita suatu penyakit menular meningkat melebihi keadaan yang lazim di
suatu daerah dalam satuan waktu tertentu, dan menimbulkan malapetaka, maka keadaan ini
dapat dianggap sebagai suatu wabah.
Penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah adalah cholera, demam kuning,
tifus, pes, DBD, campa, difteri, rabies, influenza, hepatitis, meningitis, anthrax. Penentuan
suatu penyakit yang dapat menimbulkan wabah dilakukan atas dasar hasil pemeriksaan
klinik laboratorium.

Penanggulangan wabah penyakit menular diatur dalam:


1. UU. No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
2. PP No 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat
Menimbulkan Wabah
4. UU No. 22 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Daerah, yang kemudian diikuti dengan terbitnya PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenagan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom yang berpengaruh terahadap
penyelenggaraan penanggulangan wabah
5. Peraturan Menteri Kesehatah Republik Indonesia Nomor 949/ Menkes/ SK/ VIII/2004
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

Upaya penanggulangan wabah mempunyai 2 (dua) tujuan pokok, yaitu:


1. berusaha memperkecil angka kematian akibat wabah dengan pengobatan.
2. membatasi penularan dengan penyebaran penyakit agar penderita tidak bertambah
banyak, dan wabah tidak meluas ke daerah lain.
Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satu kategori status wabah dalam peraturan yang
berlaku di Indonesia. Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan
RINo.949/MENKES/SK/VII/2004.
Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Kriteria tentang KLB mengacu pada Keputusan Dirjen No. 451/9. Suatu kejadian
dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
1. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun waktu berturut-
turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
3. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).
4. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.

B. BENTUK-BENTUK WABAH
1. Berdasarkan Sifatnya
Pembagian wabah berdasarkan sifatnya yaitu :
a) Common Source Epidemic
Adalah suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh terpaparnya sejumlah orang
dalam suatu kelompok secara menyeluruh dan terjadi dalam waktu yang reatif singkat.
Adapun common source epidemic itu berupa keterpaparan umum, biasa pada letusan
keracunan makanan, polusi kimia di udara terbuka, menggambarkan satu puncak epidemi,
jarak antara satu kasus dengan kasus, selanjutnya hanya dalam hitungan jam, tidak ada
angka serangan kedua
Jika keterpaparan kelompok serta penularan penyakit berlangsung sangat cepat
dalam waktu yang singkat (point source of epiemic), maka resultan dari semua kasus/
kejadian berkembang hanya dalam satu masa tunas saja
Point source epidemic dapat pula terjadi pada penyakit oleh faktor penyebab bukan
infeksi yang menimbulkan keterpaparan umum seperti adanya zat beracun polusi zat kimia
yang beracun di udara terbuka.
b) Propagated / Progresive Epidemic
Bentuk epidemic dengan penularan dari orang ke orang sehingga waktu lebih lama
dan masa tunas yang lebih lama pula. Propagated / progresif epidemic terjadi karena adanya
penularan dari orang ke orang baik langsung maupun melalui vektor, relatif lama waktunya
dan lama masa tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebaran anggota
masyarakat yang rentan serta morbilitas dari penduduk setempat, masa epidemi cukup lama
dengan situasi peningkatan jumlah penderita dari waktu ke waktu sampai pada batas
minimal anggota masyarakat yang rentan, lebih memperlihatkan penyebaran geografis yang
sesuai dengan urutan generasi kasus. Masa tuntas penyakit tersebut diatas adalah sekitar satu
bulan sehingga tampak bahwa masa epidemi cukup lama dengan situasi peningkatan jumlah
penderita dari waktu ke waktu sampai pada saat di mana jumlah masyarakat yang rentan
mencapai batas yang minmal.

2. Berdasarkan Cara Transmisinya


Menurut transmisinya, wabah dibedakan atas :
1) Wabah dengan penyebaran melalui media umum (common vehicle epidemics),yaitu:
a. Ingesti bersama makanan atau minuman, misalnya Salmonellosis.
b. Inhalasi bersama udara pernafasan, misalnya demam Q (di laboratorium).
c. Inokulasi melalui intravena atau subkutan, misalnya hepatitis serum.
2) Wabah dengan penjalaran oleh transfer serial dari pejamu ke pejamu (epidemics
propagated by serial transfer from host to host), yaitu :
Penjalaran melalui rute pernafasan (campak), rute anal-oral (shigellosis), rute genitalia
(sifilis), dan sebagainya.
Penjalaran melalui debu.
Penjalaran melalui vektor (serangga dan arthropoda).

C. LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYELIDIKAN WABAH


1. Konfirmasi atau menegakkan diagnosa
Definisi kasus
Klasifikasi kasus dan tanda klinik
Pemeriksaan laboratorium
2. Menentukan apakah peristiwa itu suatu wabah atau bukan
Bandingkan informasi yang didapat dengan definisi yang sudah ditentukan tentang
wabah
Bandingkan dengan kejadian penyakit itu pada minggu atau bulan atau tahun
sebelumnya
3. Mencari hubungan adanya letusan/wabah dengan faktor-faktor waktu, tempat dan orang
Kapan mulai sakit (waktu)
Dimana mereka mendapat infeksi (tempat)
Siapa yang terkena: (gender, umur, imunisasi,dll)
4. Rumuskan suatu hipotesa sementara
Hipotesa kemungkinan: penyebab, sumber infeksi, distribusi penderita
Hipotesa: untuk mengarahkan lebih lanjut
5. Rencana penyelidikan yang lebih detail untuk menguji hipotesis
Tentukan: data yang diperlukan sebagai sumber informasi
Kembangkan dan buat checklist
Lakukan survey dengan sample yang cukup
6. Laksanakan penyelidikan yang sudah direncanakan
Lakukan wawancara dengan :
1. Penderita-penderita yang sudah diketahui (kasus)
2. Orang yang mempunyai pengalaman yang sama baik mengenai waktu/tempat terjadinya
penyakit, tetapi mereka tidak sakit (control)
Kumpulkan data kependudukan dan lingkungannya
Selidiki sumber yang mungkin menjadi penyebab atau merupakan faktor yang ikut
berperan
Ambil specimen dan sampel pemeriksa di laboratorium
7. Buatlah analisa dan interpretasi data
Buatlah ringkasan hasil penyelidikan lapangan
Tabulasi, analisis, dan interpretasi data/informasi
Buatlah kurva epidemik, menghitung rate, buatlah tabel dan grafik-grafik yang
diperlukan
Terapkan test statistik Interpretasi data secara keseluruhan
8. Test hipotesa dan rumuskan kesimpulan

Lakukan uji hipotesis

Hipotesis yang diterima, dapat menerangkan pola penyakit :


1. Sesuai dengan sifat penyebab penyakit
2. Sumber infeksi
3. Cara penularan
4. Faktor lain yang berperan
9. Lakukan tindakan penanggulangan

Tentukan cara penanggulangan yang paling efektif.

Lakukan surveilence terhadap penyakit dan faktor lain yang berhubungan

Tentukan cara pencegahan dimasa akan datang

10. Buatlah laporan lengkap tentang penyelidikan epidemiologi tersebut

Pendahuluan

Latar Belakang

Uraian tentang penelitian yang dilakukan

Hasil penelitian

Analisis data dan kesimpulan

Tindakan penanggulangan

Dampak-dampak penting

Saran rekomendasi

D. UPAYA PENANGGULANGAN WABAH

Upaya penanggulangan wabah meliputi pencegahan penyebaran wabah, termasuk


pengawasan usaha pencegahan tersebut dan pemberantasan penyakitnya. Upaya
penanggulangan wabah yang direncanakan dengan cermat dan dilaksanakan oleh semua
pihak yang terkait secara terkoordinasi dapat menghentikan atau membatasi penyebarluasan
wabah. (Depkes, 2000).
Penanggulangan wabah dikenal dengan nama Sistem Kewaspadaan Dini (SKD-
KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan penanggulangan wabah
secara dini dengan melakukan kegiatan untuk mengantisipasi wabah. Kegiatan yang
dilakukan berupa pengamatan yang sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap
tanggap/waspada yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status kesehatan
masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data kasus baru dari penyakit-
penyakit yang berpotensi terjadi wabah secara mingguan. Data-data yang telah terkumpul
dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan rumusan kegiatan perbaikan oleh
tim epidemiologi
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin

Upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui

Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam
penularan penyakit.

Upaya penanggulangan wabah di suatu daerah wabah haruslah dilakukan dengan


mempertimbangkan keadaan masyarakat di tempat antara lain: agama, adat,
kebiasaan,tingkat pendidikan, sosial ekonomi, serta perkembangan masyarakat. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut diharapkan upaya penanggulangan wabah tidak mengalami
hambatan dari masyarakat,malah melalui penyuluhan yang intensif dan pendekatan persuasif
edukatif,diharapakan masyarakat akan memberikan bantuanya,dan ikut serta secara aktif.
Upaya penanggulangan wabah menurut UU Wabah meliputi:
1. Penyelidikan epidemiologis
Penyelidikan epidemiologis yaitu melakukan penyelidikan untuk mengenal sifat-sifat
penyebabnya serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah. Dengan adanya
penyelidikan tersebut, maka dapat dilakukan tindakan-tindakan penanggulangan yang paling
berdaya guna dan berhasil guna oleh pihak yang berwajib dan atau yang berwenang. Dengan
demikian wabah dapat ditanggulangi dalam waktu secepatnya, sehingga meluasnya wabah
dapat dicegah dan jumlah korban dapat ditekan serendah-rendahnya.

Tindakan penyelidikan epidemiologis dalam upaya penanggulangan wabah ditujukan untuk :

a. Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah

b. Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah

c. Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah

d. Menentukan cara penanggulangan


Tindakan penyelidikan epidemiologis dilakukan melalui kegiatan-kegiatan :

a. Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk

b. Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis

c. Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan benda-
benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah

2. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan isolasi penderita, termasuk tindakan karantina

Tujuan :

a. Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar
mereka tidak menjadi sumber penularan

b. Menemukan dan mengobati orang yang nampaknya sehat, tetapi mengandung


penyebab penyakit sehingga secara potential dapat menularkan penyakit (carrier)

3. Pencegahan dan pengebalan

Pencegahan dan pengebalan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memberi


perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit akan tetapi mempunyai resiko untuk
terkena penyakit.

4. Pemusnahan penyebab penyakit

Penyebab penyakit adalah bibit penyakit yakni bakteri, virus, dan lain-lainnya yang
menyebabkan penyakit. Dalam pemusnahan penyebab penyakit, kadang-kadang harus
dilakukan pemusnahan terhadap benda-benda, tempat-tempat dan lain-lain yang
mengandung kehidupan penyebab penyakit yang bersangkutan, misalnya sarang
berkembang biak nyamuk,sarang tikus dan lain-lain.

5. Penanganan jenazah akibat wabah

Penanganan jenazah apabila kematiannya disebabkan oleh penyakit yang menimbulkan


wabah atau jenazah tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat menimbulkan wabah
harus dilakukan secara khusus menurut jenis penyakitnya tanpa meninggalkan norma agama
serta harkatnya sebagai manusia.

6. Penyuluhan kepada masyarakat

Penyuluhan kepada masyarakat adalah kegiatan komunikasi yang bersifat persuasif edukatif
tentang penyakit yang dapat menimbulkan wabah agar mereka mengerti sifat-sifat penyakit,
sehingga dengan demikian dapat melindungi diri dari penyakit tersebut dan apabila terkena,
tidak menular kepada orang lain. Selain daripada itu penyuluhan dilakukan agar masyarakat
dapat berperan serta secara aktif dalam menanggulangi wabah.

7. Upaya penanggulangan lainnya

Upaya penanggulangan lainnya adalah tindakan-tindakan yang dilakukan dalam rangka


penanggulangan wabah, yakni bahwa untuk masing-masing penyakit dilakukan tindakan-
tindakan khusus.

Menelaah Informasi
informasi rutin, yang
surveilens, Kriteria
mencurigai Memeriksa
kasus klinis, untuk
adanya catatan dan
laporan dan memastikan
wabah insidens
Menegakkan Mengisolasi dan
informasi dari adanya musiman
diagnosis
Mencari mengobati kasus
masyarakat wabah Membasmi
kasus
Melacak sumber dan
Melakukan
kontak penularan
Menilai Mengumpulkan pencegahan
Melanjutkan
lingkungan informasi
Mengolah dan surveilens
mengenai wabah
mengalisis
Menyebarkan
data
hasil di bidang
Menyusun rencana
penyelidikan
kesehatan untuk menecegah
wabah ulangan
Bagan 1. Langkah-langkah investigasi wabah

MENTE
RI
DEWA KOORDINATOR
KESEHA DEWAN
N PELAYANAN
TAN KESIAGAA
PENAS STRUKTUR
KESEHATAN N
EHAT PELAYANANKESEHATAN
KEDARURATAN DIREKT
BENCANA
PKD SURVEILANS NASIONAL NASIONAL
ORAT
EPIDEMIOLOGI WILAYA
RUMAH LABORA SATUA H PELAYA
LAPANGAN (SISTEM
SAKIT TORIUM N NAN
KEWASPADAAN
KLINIK DINI)
KESEHA PENGE HIGIEN
PELAY TAN NDALIA E
ANAN N (KESEH
KESEH VEKTO ATAN
ATAN R LINGK
PRIME UNGAN
)
R

Bagan 2. Organisasi Pelayan Kesehatan Kedaruratan


KASUS

Wabah Antraks Positif Serang Satu Desa di Kulon Progo

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Andi Nur Aminah


Republika/Neni Ridarineni

Lokasi jalan menuju dusun yang ternaknya positif terkena antraks di Kulon Progo

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama ini di DI Yogyakarta dinyatakan bebas antraks


karena sebelumnya memang tidak pernah ada kasus. Namun dengan adanya kasus antraks yang
terjadi di beberapa dusun di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo,
maka di Desa Perwosari tersebut dinyatakan positif terjadi wabah antraks.

Hal itu disampaikan Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian Fadjar Sumping Tjatur Rasa pada Republika.co,id, di Balai Besar
Veteriner Wates, Senin (23/1). "Walaupun hanya satu ekor hewan yang positif antraks dan di
daerah tersebut belum pernah ada kasus maka itu disebut wabah. Sehingga di Desa Purwosari
bisa dikatakan terjadi wabah antraks," jelas mantan Direktur Balai Besar Veteriner Wates di
tahun 2011 hinga akhir 2016 ini.

Agar tidak mengganggu perekonomian, maka di wilayah Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo
dibuat zona yang dikaitkan dengan titik-titik di mana kasus kematian hewan ternak terjadi. Untuk
itu telah dilakukan pemetaan yang dilihat dari populasi dan distribusi hewan ini akan mengikuti
kondisi geografis.

Dia mengakui di zona yang paling dekat dengan titik kejadian, hewan ternak di wilayah tersebut
memang sampai sekarang tidak boleh keluar. Untuk itu dari petugas di Pusat Kesehatan Hewan
Girimulyo dan BB Veterinier terus melakukan pemantauan dan pengambilan sampel.
"Pelarangan hewan tidak boleh keluar sampai kuman antraks di daerah tersebut dinyatakan
negatif," ujarnya.

Menurut Fadjar, di dusun terjadinya kasus antraks cukup terpencil sehingga agak aneh bila di
dusun tersebut terjadi kasus antraks. Dia mengakui memang dari segi pengetahuan masyarakat
terbatas. Hewan yang mati dianggap biasa sehingga mereka tidak melapor.

Sementara bagi peternak hewan tersebut berharga. Sehingga ketika sakit disembelih lalu
dikonsumsi, supaya mereka tidak rugi kalau hewan tersebut mati. "Karena itu mulai sekarang
terus dilakukan sosialisasikan bahwa apabila ada hewan yang sakit, apalagi mati harus melapor
ke Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) yang ada di setiap kecamatan," tuturnya.

Dia mengakui petugas Puskesmas memang masih terbatas, sehingga meskipun mereka sudah
keliling ke masyarakat tetapi mungkin di daerah terpencil ada yang terlewatkan. Sehingga
diperlukan juga peran aktif masyarakat. "Dengan kejadian ini kita ambil hikmah positif bahwa
masyarakat harus tahu bila ada penyakit pada hewan apapun, apalagi penyakit tersebut bisa
menyebar ke hewan lain harus dilaporkan," kata Fadjar menegaskan.

Langkah langkah penanganan :

Penutupan wilayah terhadap lalu lintas (keluar- masuk ) ternak maupun lalu lintas umum

Mengisolasi ternak yang sakit pada suatu tempat yang terpindah dari lalu lintas ramai

Penyucihamaan ternak yang sakit, dengan cara : lantai ditaburi kaur, membuka atap
kandang hingga sinar matahari dapat menjangkau seluruh luasan kandang selama
pengistirahatan kandang dan digunakan desinfektan yang sesuai untuk seluruh
permukaan dan bagian kandang

Segera lakukan vaksinasi terhadap seluruh ternak yang masih sehat di seluruh kawasan

Jangan melakukan autopsi/ bedah mayat karena berisiko tinggi terhadap penyebaran
bakteri antraks
Yakinkan tidak ada ternak sakit yang disembelih dan dagingnya dikonsumsi oleh
masyarkaat. Bila ada, segera bawa konsumen ke rumah sakit untuk mendapat
penanganan/ perawatan selanjutnya.

Bakar bangkai ternak yang mati sampai habis atau kubur pada kedalaman 2,50 m di
dalam tanah. Sebelum bangkai ditimbun dengan tanah, tutuplah dengan kapur atau
disiram dengan larutan formalin

Bunuh segera ternak yang dalam keadaan sakit parah

Obati ternak yang terserang pada gejala awal dan isolasikan

Tutup padang/ lapangan penggembalaan dari aktivitas merumput

KAPAN WABAH BERAKHIR

Tidak ada aturan umum kapan kita dengan aman menyatakan bahwa suatu wabah sudah
berakhir

Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai pedoman :

Penyakit yang ditularkan dari orang ke orang : Jika masa inkubasi terpanjang (2x rerata
masa inkubasi) telah lewat kasus baru negatif, asal tidak ada penularan dari pembawa
kuman yang sehat

Penyakit dengan satu sumber penularan : jika bahan infeksius sudah dikendalikan

Penyakit yang ditularkan serangga : Jika kasus negatif selama waktu yang merupakan
Penjumlahan masa inkubasi intrinsik dengan masa inkubasi ekstrinsik. Contoh : Malaria

Namun perlu diingat vektor serangga untuk beberapa penyakit masih tetap terinfeksi
lama, setelah masa inkubasi lewat/ bahkan seumur hidup

Note :

Pengendalian efektif,maka peningkatan kasus harian akan terus berlangsung bila masa
inkubasi penyakit tersebut lama/ jika pelaporan kasus semakin baik
Beberapa penyakit dapat timbul kembali tiap tahun sebagai wabah diantara populasi yang
sama (influenza) sampai tingkat kekebalan yang tinggi di populasi tersebut tercapai.

Anda mungkin juga menyukai