Keringat malam
Pada Ginjal
Sejenis kuman kecil (toxoplasma),
bentuk tongkat, dilindungi selaput
lilin -> menghalangi pertahanan
tubuh normal untuk menyerang
Pada Otak
Mual, sakit kepala, sakit tengkuk,
demam, kesadaran menurun ->
pingsan.
Pada Paru-paru
Lelah tanpa sebab, mudah letih,
Berat Badan turun tiba2, batuk2
darah, nyeri dada, keringat malam,
bahu agak naik, tubuh melengkung,
hilang nafsu makan, nafas sesak
PENCEGAHAN
• Pendidikan Kesehatan Masyarakat tentang TBC,
bahayanya, cara penularan, pencegahan
• Vaksinasi BCG (umur 0-4 tahun),
Chemoprophylactic dengan INH pada keluarga
penderita / orang yg pernah kontak dengan
penderita
o Menghilangkan sumber penularan dengan
mencari & mengobati semua penderita di
masyarakat
BERHASIL / TIDAKNYA
USAHA PEMBERANTASAN
TBC
Tergantung pada:
Keadaan Sosial ekonomi masyarakat
Kesadaran berobat penderita
Pengetahuan penderita, keluarga &
masyarakat tentang TBC
PENGOBATAN
Strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse
Chemoteraphy): pengawasan dalam
menelan obat jangka pendek / setiap
hari
KELOMPOK 1
1. H MIKA KASENDA
2. INRIANI
3. ISRAWIJAYANTI
4. REVI KARTIKA
5. YUNI WIDIARSI
Pada dasarnya strategi penemuan kasus TB
terbagi dalam 2 metode yakni secara pasif
dan secara aktif, hal ini sudah tertuang
dalam program nasional penamggulangan TB
di Indonesia dan secara Global.
Kegiatan penemuan pasien terdiri
dari penjaringan suspek,
diagnosis, penentuan
klasifikasi penyakit dan tipe
pasien
STRATEGI PENEMUAN
Secara pasif
Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif.
Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan
kesehatan
Didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas
kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan
penemuan tersangka pasien TB.
Tiap pasien yang datang kerumah sakit dengan gejala batuk > 2-
3 minggu , dahak (+) diperlakukan sebagai suspek TB
Pemeriksaan terhadap semua yang kontak pasien TB, terutama
mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita
TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
Secara aktif
Dilakukan dengan cara cara kunjungan dari rumah kerumah
berdasarkan data atau kasus sebelumnya
Kunjungan pada kelompok2 khusus yang rentan /beresiko tinggi
sakit TB seperti pada kelompok penderita HIV, diabetes,
malnutrisi
Kunjungan pada kelompok yang rentan karena berada pada
lingkungan yang beresiko tinggi terjadi penularan TB seperti:
Lapas/rutan, tempat pengungsian, panti jompo, asrama/barak,
tempat kerja
Mencari/mendata Anak Balita yang kontak erat dengan pasien
TB dan pasien TB resisten obat
Memberdayakan kelompok2 dalam masyarakat sebagai pionir
dalam mendeteksi keluhan keluhan penyakit yang memiliki
gejala utama yang mirip dengan gejala TB
STRATEGI BERDASARKAN LAPORAN PENELITIAN:
1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENTANG TB PARU
PADA KADER ( SURVEILANS OLEH KADER )
MENUNJUKKAN CASE DETECTION RATE MENCAPAI
100 %
2. PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM/DAHAK SECARA
LANGSUNG OLEH PETUGAS KESEHATAN PADA KASUS
PASIEN SUSPEK TB YANG ENGGAN BERKUNJUNG
KE FASILITAS PELAYANANAN KESEHATAN
3.PENINGKATAN KETRAMPILAN DAN PENGETAHUAN
DARI PETUGAS P2TB
4.MELAKUKAN PENYULUHAN /PROMOSI KESEHATAN
TENTANG TB MELALUI MEDIA ELEKTRONIK,SURAT
KABAR ATAU MELALUI GROUP SMS, WA,FB,DLL