Anda di halaman 1dari 33

EPIDEMIOLOGI TUBERULOSIS DUNIA

“Global Tuberculosis Report” :


 Data penderita TBC Dunia tahun 2014  9,6 juta  1,5 JUTA
BERAKHIR DENGAN KEMATIAN
 Data penderita TBC Dunia tahun 2015  10,4 juta 1,8 JUTA
BERAKHR DENGAN KEMATIAN
1. India  2,8 juta kasus
2. Indonesia  1,02 juta Kasus
3. Tiongkok  918 kasus
 Data penderita TBC Dunia tahun 2016 estimasi 10,4 juta
Asia tenggara(45%),afrika(25%), fasifik
barat(17%),mediterania(7%),eropa(3%),amerika(3%)
 Data penderita terbaru dunia tahun 2017  10 juta kasus, 10 %
Hiv disertai tbc
DATA PENYAKIT TUBERKULOSIS MENURUT REGION
(GLOBAL TUBERCULOSIS REPORT 2018 )
 ASIA TENGGARA JUMLAH KASUS TBC = 2,965,311 JUTA PENDERITA
( 1,965,000,000 PENDUDUK)
 AFRIKA  JUMLAH KASUS TBC = 1,323,450 JUTA PENDERITA
( 1,047,000,000 PENDUDUK)
 FASIFIC  JUMLAH KASUS TBC = 1,375,550 JUTA PENDERITA
( 1,901,000,000 PENDUDUK)
 AMERIKA  JUMLAH KASUS TBC = 243,064 PENDERITA
( 1,006,000,000 PENDUDUK)
 AFRIKA  JUMLAH KASUS TBC = 1,323,450 JUTA PENDERITA
( 1,047,000,000 PENDUDUK)
 EROPA  JUMLAH KASUS TBC = 264,563 PENDERITA
( 920,000,000 PENDUDUK)
 MEDITERANIA  JUMLAH KASUS TBC = 536,185
( 682,000,000 PENDUDUK)
EPIDEMIOLOGI TUBERULOSIS ASIA
“Global Tuberculosis Report”

DATA TBC 2014 PENDERITA TBC =


9,6 JUTA ( TERSEBAR SELURUH DUNIA)
58 % ( 5,568.000)-TERJADI DI ASIA
(ASIA TENGGARA DAN WESTERN
FASIFIK)
DATA TBC TAHUN 2018 PENDERITA TBC=
ASIA TENGGARA  2,965,311
WESTERN FASIFIK  1,375,550
TOTAL  4,360,861
EPIDEMIOLOGI TUBERULOSIS ASIA TENGGARA

“Global Tuberculosis Report”


DATA TBC 2016 PENDERITA TBC =
10,4 JUTA ( TERSEBAR SELURUH DUNIA)
 45 % ( 4,680,000)-TERJADI DI ASIA
TENGGARA
 DATA PENDERITA TBC TAHUN 2018 
10 JUTA ( TERSEBAR DISELURUH
DUNIA)
 ASIA TENGGARA  2,965,311
EPIDEMIOLOGI TUBERULOSIS INDONESIA
MENURUT DATA WHO 2016 “Global Tuberculosis Report” :
 JUMLAH PENDERITA TBC TAHUN 2015 = 1,020,000 JIWA
 JUMLAH PENDERITA TBC TERTINGGI KEDUA DIDUNIA
 KEMATIAN KARENA TBC TAHUN 2015 = 100,000 JIWA
 KEMATIAN KARENA TBC+ HIV AIDS TAHUN 2015 = 26,000 JIWA
MENURUT PUSAT DATA INFORMASI KEMENTRIAN KESEHATAN 2017
 JUMLAH PENDERITA TBC TAHUN 2016 = 360,770 JIWA
 JUMLAH PENDERITA TBC KASUS BARU = 168,412 JIWA
 SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP = 279,703 JIWA
MENURUT PUSAT DATA INFORMASI KEMENTRIAN KESEHATAN 2018
 JUMLAH PENDERITA TBC TAHUN 2017 LAKI –LAKI = 245,296 JIWA
 JUMLAH PENDERITA TBC TAHUN 2017 PEREMPUAN = 175,696 JIWA
 SEMBUH/PENGOBATAN LENGKAP = 176,816 JIWA
 MENINNGAL = 10,524 JIWA
EPIDEMIOLOGI TUBERULOSIS SULAWESI TENGGARA
(SUMBER : DATA DAN INFORMASI DINKES PROV.SULTRA TAHUN 2017-2018)
 KASUS TUBERCULOSIS TAHUN 2016  3,105 KASUS
 KASUS TUBERCULOSIS TAHUN 2017  2,587 KASUS
A.SEBARAN TUBERCULOSIS TERBESAR WILAYAH SULTRA TAHUN 2017:
1.KENDARI = 545 KASUS
2.KONAWEA = 337 KASUS
3. KOLAKA = 237 KASUS
4. BAU-BAU = 228 KASUS
5. BOMBANA = 212 KASUS
B.BERDASARKAN JENIS KELAMIN:
1.LAKI-LAKI = 59%
2.PEREMPUAN = 41%
C.KEBERHASILAN PENGOBATAN:
1.KEBERHASILAN PENGOBATAN TAHUN 2016 = 88,4 %
2.KEBERHASILAN PENGOBATAN TAHUN 2017 = 93,85 %
EPIDEMIOLOGI TUBERULOSIS KOTA KENDARI
(SUMBER : DATA DAN INFORMASI DINKES PROV.SULTRA TAHUN 2017-2018)

JUMLAH KASUS TUBERCOLOSIS TAHUN


2016 = 583 KASUS
KEBERHASILAN PENGOBATAN TAHUN
2016 = 88,4 %
JUMLAH KASUS TUBERCULOSIS TAHUN
2017 = 545 KASUS
KEBERHASIALNAN PENGOBATAN TAHUN
2017 = 93,85 %
 Kuman TBC dapat bertahan hidup
pada udara kering & dingin
 Penularannya terjadi karena kuman
dari paru2 & salaluran nafas
penderita dibatukkan ke udara
bebas -> terhirup orang sehat,
kuman menempel di saluran nafas
atau paru2
 Daya tahan tubuh berusaha
mematikankan kuman
 Bila kuman menetap -> tumbuh &
berkembang -> peradangan
(tergantung jumlah & keganasan
kuman, daya tahan tubuh) ->
sembuh, sembuh dengan sedikit
bekas di paru / bagian tubuh lain

 TBC -> penyakit kronis yang


menyerang paru2
PENYEBAB
 Kuman Mycobacterium tuberculosis &
Mycobacterium bovis (bentuk : batang,
BTA, tahan kering & dingin, aerob,
cepat mati dengan sinar matahari
langsung, tahan 1-2 jam, tergantung
ada tidaknya sinar matahari,
pertukaran udara & kelembaban
 Dlm keadaan gelap & lembab,
kuman dapat bertahan berbulan2

 Dalam jaringan tubuh manusia ->


dormant (tidur bertahun2) ->
kemungkinan sakit jika imunitas
tubuh rendah
LABORATORIUM
 Hasil pemeriksaan : BTA (+)
Untuk diagnosa pasti : kultur kuman
(mahal & lama)
 Metode pemeriksaan dahak (bukan liur)
 5 ml SPS (sewaktu, pagi, sewaktu) ->
pengecatan ZN (Ziehl Neelsen)
 TB (+) : 2X BTA positif
PENULARAN
Langsung dari penderita dan lingkungan
penderita
Sumber penularan : penderita TB BTA (+) batuk /
bersin -> menyebarkan kuman ke udara (droplet /
percikan dahak) -> terhirup saluran nafas ->
masuk tubuh melalui pernafasan -> menyebar dari
paru ke bagian tubuh lain melalui peredaran
darah, saluran limfe, saluran nafas -> ditentukan
banyaknya kuman yang dikeluarkan paru
Melalui hewan piaraan
Susu sapi diminum tanpa dipasteurisasi dulu
GEJALA DAN TANDA
 Lesu

 Demam (tidak tinggi)

 Berat Badan tidak mau naik

 Keringat malam

 Batuk sukar sembuh


o Kadang tidak ada gejala -> bahaya
penularan

o Jika menyerang paru -> jadi bolong2


(caverne)

o Bila parah : tambah kurus, pucat,


lemah, batuk darah

o Dapat menyerang ginjal, tulang usus,


alat kandungan, kelenjar lympha,
otak
 Pada Tulang
Sakit di sekitar daerah serangan,
tulang lemah -> bernanah

 Pada Ginjal
Sejenis kuman kecil (toxoplasma),
bentuk tongkat, dilindungi selaput
lilin -> menghalangi pertahanan
tubuh normal untuk menyerang
 Pada Otak
Mual, sakit kepala, sakit tengkuk,
demam, kesadaran menurun ->
pingsan.
 Pada Paru-paru
Lelah tanpa sebab, mudah letih,
Berat Badan turun tiba2, batuk2
darah, nyeri dada, keringat malam,
bahu agak naik, tubuh melengkung,
hilang nafsu makan, nafas sesak
PENCEGAHAN
• Pendidikan Kesehatan Masyarakat tentang TBC,
bahayanya, cara penularan, pencegahan
• Vaksinasi BCG (umur 0-4 tahun),
Chemoprophylactic dengan INH pada keluarga
penderita / orang yg pernah kontak dengan
penderita
o Menghilangkan sumber penularan dengan
mencari & mengobati semua penderita di
masyarakat
BERHASIL / TIDAKNYA
USAHA PEMBERANTASAN
TBC
Tergantung pada:
Keadaan Sosial ekonomi masyarakat
Kesadaran berobat penderita
Pengetahuan penderita, keluarga &
masyarakat tentang TBC
PENGOBATAN
 Strategi DOTS (Directly Observed
Treatment Shortcourse
Chemoteraphy): pengawasan dalam
menelan obat jangka pendek / setiap
hari

 Strategi OAT (Obat Anti


Tuberkulosis) : obat untuk
penyembuhan penyakit tuberkulosis
UNTUK MENCEGAH
RESISTENSI
 Paduan obat, sedikitnya 2 obat
bakterisid
 Jarang ditemukan resistensi
terhadap 2 macam obat / lebih
 Pola resistensi terbanyak adalah INH
PADUAN OBAT
 INH (H) + rifampisin (R) +streptomisin
(S) atau etambutol (E) atau
pirazinamid (Z) setiap hari sebagai
fase initial 1-2 bulan

 Dilanjutkan INH + rifampisin atau


etambutol atau streptomisin 2-
3x/minggu selama 4-7 bulan
Paduan obat di Indonesia :
2RHZ/4RH dengan variasi
2RHS/4RH, 2 RHZ/4R3H3,
2RHS/4R2H2

Untuk TB berat (milier) & TB ekstra


paru, terapi lanjutan diperpanjang
menjadi 7 bulan
2.Tahap lanjutan (Continuation
phase)
dengan 2 macam obat setiap hari
atau secara intermiten supaya :

Menghilangkan bakteri yg tersisa


(efek sterilisasi)
Mencegah kekambuhan
KEBIJAKSANAAN & STRATEGI

 Pengobatan semua penderita baru


Petugas pengelola TB ikut pelatihan
strategi DOTS
 Monitoring pengobatan:
Kategori 1  akhir bulan ke 2,5,6
Kategori 2  akhir bulan ke 3,7,8
Kategori 3  akhir bulan ke 2
KRITERIA KESEMBUHAN
 Pemeriksaan dahak (3x seminggu)
semua negatif

 Jumlah obat yg diminum minimal


90% dari paket

 Masa pengobatan intensif &


intermiten maksimal 9 bulan
STRATEGI PENEMUAN TUBERCULOSIS

KELOMPOK 1

1. H MIKA KASENDA
2. INRIANI
3. ISRAWIJAYANTI
4. REVI KARTIKA
5. YUNI WIDIARSI
 Pada dasarnya strategi penemuan kasus TB
terbagi dalam 2 metode yakni secara pasif
dan secara aktif, hal ini sudah tertuang
dalam program nasional penamggulangan TB
di Indonesia dan secara Global.
 Kegiatan penemuan pasien terdiri
dari penjaringan suspek,
diagnosis, penentuan
klasifikasi penyakit dan tipe
pasien
STRATEGI PENEMUAN
Secara pasif
 Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif dengan promosi
aktif.
 Penjaringan tersangka pasien dilakukan di unit pelayanan
kesehatan
 Didukung dengan penyuluhan secara aktif, baik oleh petugas
kesehatan maupun masyarakat, untuk meningkatkan cakupan
penemuan tersangka pasien TB.
 Tiap pasien yang datang kerumah sakit dengan gejala batuk > 2-
3 minggu , dahak (+) diperlakukan sebagai suspek TB
 Pemeriksaan terhadap semua yang kontak pasien TB, terutama
mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak yang menderita
TB yang menunjukkan gejala sama, harus diperiksa dahaknya.
Secara aktif
 Dilakukan dengan cara cara kunjungan dari rumah kerumah
berdasarkan data atau kasus sebelumnya
 Kunjungan pada kelompok2 khusus yang rentan /beresiko tinggi
sakit TB seperti pada kelompok penderita HIV, diabetes,
malnutrisi
 Kunjungan pada kelompok yang rentan karena berada pada
lingkungan yang beresiko tinggi terjadi penularan TB seperti:
Lapas/rutan, tempat pengungsian, panti jompo, asrama/barak,
tempat kerja
 Mencari/mendata Anak Balita yang kontak erat dengan pasien
TB dan pasien TB resisten obat
 Memberdayakan kelompok2 dalam masyarakat sebagai pionir
dalam mendeteksi keluhan keluhan penyakit yang memiliki
gejala utama yang mirip dengan gejala TB
STRATEGI BERDASARKAN LAPORAN PENELITIAN:
1. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENTANG TB PARU
PADA KADER ( SURVEILANS OLEH KADER )
MENUNJUKKAN CASE DETECTION RATE MENCAPAI
100 %
2. PENGAMBILAN SAMPEL SPUTUM/DAHAK SECARA
LANGSUNG OLEH PETUGAS KESEHATAN PADA KASUS
PASIEN SUSPEK TB YANG ENGGAN BERKUNJUNG
KE FASILITAS PELAYANANAN KESEHATAN
3.PENINGKATAN KETRAMPILAN DAN PENGETAHUAN
DARI PETUGAS P2TB
4.MELAKUKAN PENYULUHAN /PROMOSI KESEHATAN
TENTANG TB MELALUI MEDIA ELEKTRONIK,SURAT
KABAR ATAU MELALUI GROUP SMS, WA,FB,DLL

Anda mungkin juga menyukai