PENYAKIT TBC
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular Kelas C
Dosen pengampu :
Disusun oleh:
B. Epidiomologi
Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan, perkiraan kasus
tuberkulosis mencapai 824.000 di Indonesia berdasarkan catatan pada tahun
2021. Adapun yang masuk dalam pencatatan kasus tuberkulosis berjumlah
393.323 kasus dan 13.110 kematian. Dengan insiden sebesar 824.000 kasus per
tahun dan notifikasi kasus TB sebesar 393.323 kasus maka masih ada sekitar
48% yang belum ternotifikasi baik yang belum terjangkau, belum terdeteksi
maupun tidak terlaporkan. Dari angka insiden ini dilakukan perhitungan beban
TB di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota. Kasus TB pada anak yaitu
sebesar 33.366 yang dapat dikatakan mengalami penurunan kasus sebesar 47%
dimana kasusnya sebesar 61.111 pada tahun 2020. Dari data diatas, dapat dilihat
bahwa kasus TB HIV sebesar 8.003 kasus.
Penularan bakteri Mycobacterium Tuberculosis terjadi ketika pasien TB
paru mengalami batuk atau bersin sehingga bakteri Mycobacterium Tuberculosis
juga tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet yang
dikeluarkan penderita TB paru. Jika penderita TB paru sekali mengeluarkan
batuk maka akan menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan percikan dahak
tersebut telah mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis.Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa TB paru telah
didiagnosis pada kelompok umur < 1 tahun sebesar 2%, kelompok umur 1-4
tahun sebesar 4%, kelompok umur 5-14 tahun sebesar 0,30%, sedangkan pada
kelompok umur orang dewasa lainnya juga menunjukkan prevalensi yang sama
sebesar 3%. Hasil penelitian Riskesdas tahun 2013 juga memperlihatkan bahwa
terjadi suatu masalah kesehatan terbaru terkait kejadian TB paru yang sudah
menyerang kelompok umur anak-anak dan balita
Proporsi penderita BTA (+) tinggi terbanyak ditemukan di provinsi Jawa
Barat sebanyak 33.460 penderita TBC kemudian diikuti provinsi Jawa Timur
yaitu sebanyak 23.703 penderita TBC dan Sumatera Utara memiliki jumlah
BTA (+) yang tinggi yaitu sebanyak 16.930 penderita TBC. Disusul dengan
Sumatera Utara menjadi daerah dengan jumlah penderita kasus TBC sebanyak
98 kasus, hal ini membuat provinsi Sumatera Utara menjadi daerah terbanyak
ketiga jumlah penderita TBC untuk usia 0-14 tahun di Indonesia dengan provinsi
Jawa Timur sebanyak 190 kasus dan Provinsi Jawa Barat sebanyak 203 kasus
C. Faktor risiko
Faktor yang mempengaruhi kejadian tuberkulosis antara lain :
1. Faktor sosiodemografi
a. Jenis kelamin, jenis kelamin mempengaruhi karena laki-laki lebih
terpapar pada fakto risiko TBC misalnya merokok dan
kurangnya kepatuhan minum obat.
b. Usia, faktor usia mempengaruhi karena semakin lama orang terpapar
maka semakin beresiko pula orang terkena TBC.
c. Tingkat pendidikan, pendidikan akan menggambarkan perilaku
kesehatan seseorang. Semakin rendah tingkat pendidikan maka semakin
kurang pengetahuan pada bidang kesehatan, baik tentang pola makan,
merawat keluarga yang sakit maupun upaya pencegahan lainnya.
d. Status perkawinan, sesorang yang memiliki anggota keluarga lebih dari
satu atau dalam arti dia tidak sendirian maka lebih beresiko daripada
mereka yang bertempat tinggal sendiri.
e. Pendapatan keluarga, hal ini berpengaruh pada TBC karena apabila
berasal dari keluarga yang mampu maka makanan serta keadaan rumah
semakin layak sehingga faktor resiko terjangkit TBC semakin kecil.
f. Jenis pekerjaan, hal ini berpengaruh karena jika seseorang memiliki
pekerjaan yang berkerumun dengan banyak orang maka semakin
beresiko pula terpapar penyakit TB.
2. Faktor lingkungan
a. Paparan sinar matahari, cahaya matahari berfungsi untuk membunuh
bakteri patogen.
b. Kontak langsung dengan penderita, penyakit TB merupakan penyakit
yang menular maka jika semakin banyak bertemu atau kontak langsung
dengan oranglain semakin beresiko pula terpapar TB.
3. Faktor kormobid
a. HIV, Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi
pasien TB paru adalah daya tahan tubuh yang rendah, di
antaranya infeksi HIV/AIDS. HIV merupakan faktor resiko
yangpaling kuat bagi yang terinfeksi menjadi sakit TB paru. Infeksi
HIV menyebabkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler,
sehingga bila terjadi infeksi penyerta (oportunitis seperti TB, maka
yang akan menjadi sakit parah bahkan bisa menyebabkan kematian
(Annie, 2013)
b. Asma, penderita penyakit asma sangat beresiko terkena TB karena
berkutik pada saluran pernafasan.
D. Pencegahan penyakit
Pencegahan penularan TBC ke orang lain dalam website hellosehat, yaitu :
1. menutup mulut saat batuk maupun bersin, hal ini perlu dilakukan karena
TBC menular melalui dahak ataupun air liur yang keluar melalui mulut.
akan tetapi, janganlah menutup menggunakan telapak tangan, gunakan tisu
dan segera buang tisu tersebut lalu cuci tangan dengan sabun ataupun dapat
menggunakan hand sanitizer beralkohol
Erawati, W. (2015). Vol. XII No. 2, September 2015 Jurnal Techno Nusa
Mandiri. Techno Nusa Mandiri, XII(2), 21–26.
Kemala, F., & Savitri, dr. T. (2021, April 15). Agar Tidak Tertular Ataupun
Menularkan, Ketahui Pencegahan TBC Berikut Ini. Hellosehat.
https://hellosehat.com/pernapasan/tbc/pencegahan-tbc/