Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

Pembahasan

3.1. Analisis situasi

Underweight yakni suatu kondisi dengan gizi kurang berdasarkan berat badan
menurut usia (BB/U) yang tidak sesuai dengan usia seharusnya , underweight pada
balita ditandai dengan status gizi balita berada -3 SD sd < -2 SD. Balita
membutuhkan asupan gizi yang baik karena merupakan kelompok usia anak yang
sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Anak yang mengalami
masalah pertumbuhan akan memiliki tingkat kecerdasan yang kurang maksimal,
rentan terkena penyakit dan risiko penurunan produktivitas di masa depan, sehingga
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara((TNP2K, 2017)dalam
(Fitriyah & Setyaningtyas, 2021)).

Berdasarkan penelitian oleh(Minkhatulmaula, Pibriyanti, & Fathimah, 2020)


di kabupaten garut, masalah gizi kurang ini dipengaruhi oleh budaya dan kabupaten
ini memiliki pravelensi gizi kurang sebesar 10.60% pada tahun 2018. Ada beberapa
ibu balita pada Etnis Sunda mempunyai pantangan saat hamil yaitu seperti
tidak boleh memakan kangkung, pisang ambon, nanas dan nangka ketika hamil.
Dengan pantangan makan dalam sebuah budaya menyebabkan ibu hamil tidak bisa
memakan semua makanan yang sebenarnya itu baik untuk janin tetapi berdasarkan
kepercayaan budaya dilarang. Beberapa responden yang menyadari bahwa
kebutuhan akan makanan yang dilarang tersebut diperlukan oleh ibu hamil
tetapi karena adanya ikatan budaya menyebabkan mereka melakukan
mitos tersebut padahal mereka mengetahui makanan tersebut sangat berguna
untuk dirinya dan bayi yang akan dilahirkan nanti(Minkhatulmaula et al.,
2020).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Palla Kabupaten


Sumba Barat Daya, apabila balita menderita penyakit infeksi seperti diare, tbc, ispa
maka akan meningkatkan risiko 2,590 kali terkena gizi kurang. Penyakit infeksi
tersebut menyebabkan anak menjadi susah makan sekaligus membuang protein dan
kalori yang seharusnya digunakan tubuh untuk pertumbuhan sehingga menyebabkan
anak mengalami penurunan berat badan. Selain itu juga, pengetahuan gizi ibu,
konsumsi energi dan konsumsi protein juga turut memberi pengaruh terhadap
kejadian gizi kurang pada balita(Bili, Jutomo, & Boeky, 2020)

Pada program pendampingan balita yang dilakukan oleh KKN-T IPB di Desa
Mlokomanis Wetan, Kabupaten Wonogiri serta dilakukan 4 kali pertemuan, dari
analisis situasi yang dilakukan didapatkan mayoritas balita dengan status gizi kurang
masih mempunyai pola makan yang belum beragam dan tidak teratur, dan
pengetahuan ibu balita terkait gizi yang masih kurang. Program ini diawali dengan
melakukan pengukuran antropometri oleh mahasiswa kemudian dilakukan
penyuluhan serta diakhiri dengan melakukan pemberian PMT pada balita sebagai
bentuk intervensi agar status gizi balita kembali normal(Sulaeman, Sarwoprasodjo,
Saputri, & khairunnisa, 2020).

Salah satu penanggulangan gizi kurang yang dilakukan oleh (Chomawati &
Handayani, 2019)yakni membuat pos Peduli Gizi Anak Berbasis Potensi Lokal di
daerah urban fringe Posyandu Lestari IX berlokasi di Jl. Kuripan Baru RT
7/RW 4 Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Kota Semarang. Tujuan dari
program ini yaitu untuk memperbaiki keadaan kasus gizi balita serta memberdayakan
masyarakat agar sistem pendeteksian dini terkait masalah gizi balita bisa
mendapat penanganan segera. Peneltian ini menggunakan desain penelitian lapangan
(field research) dengan teknik analisis metode gabungan (mixed method
analysis) dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian
kuantitatif, persentase jumlah kasus gizi yang ditemukan setelah dilakukannya
intervensi adalah 60% (efektif), jumlah kasus gizi yang ditangani adalah
50% (cukup efektif), dan jumlah kasus gizi yang didampingi adalah 60% (efektif).
Output dari program ini yaitu program tersebut efektif dalam mengatasi masalah
gizi anak balita di daerah urban fringe.

3.2. Menyusun Rencana Program

3.2.1. Nama program : Masakan Sehat dan Bergizi (MASAKI). Meningkatkan pengetahuan
tentang gizi seimbang.

3.2.2 Tujuan Program


a. Tujuan Umum
Tujuan dari program upaya penanggulangan gizi kurang yaitu menurunkan
prevalensi kejadian gizi kurang
b. Tujuan khusus
Program penanggulangan gizi buruk memiliki tujuan khusus, sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai gizi seimbang pada balita


serta makanan sehat dan bergizi pada balita.
2. Mengenalkan bahan makanan yang sehat dan bergizi pada anak balita
3.2.3 Rencana Kegiatan, Indikator, dan Target Capaian

No. Nama Sasaran Waktu dan Metode/ Media/ Kriteria


Kegiatan Tempat Strategi Bahan Evaluasi

1. Penyuluhan Orang tua Sekolah Ceramah Poster - Peningkatan


Balita ke balita dan PAUD di pemahaman
PAUD Balita Desa mengenai gizi
sebanyak Tegalsari seimbang dan
30 orang pentingnya
konsumsi
sayur dan
buah untuk
anak (91,01%)

2. Penyuluhan orangtua Tahun 2022 Ceramah Flipchart peningkatan


pentingnya bayi dan di dan praktik pengetahuan
gizi, balita Posyandu masyarakat
pentingnya Desa keliling dari yang
imunisasi, Bulu dilakukan awalnya tidak
pentingnya Cindea secara tahu menjadi
ASI dan MP- Kec. proaktif tahu dengan
ASI, serta Bungoro persentase
pentingnya Kab. 39,9 kategori
stimulasi Pangkep cukup baik

3.2.4 Monitoring Evaluasi

1. Penyuluhan Balita ke PAUD

Penyuluhan balita ke paud ini ditujukan kepada orang tua balita dan balita itu
sendiri untuk meningkatkan pengetahuan orang tua balita tentang gizi seimbang dan
pentingnya konsumsi sayur dan buah.
a. Relevansi
Kegiatan penyuluhan mengenai gizi seimbang dan pentingnya konsumsi buah
dan sayur kepada orang tua balita sudah relevan karena pengetahuan dan
sikap orang tua mampu mengarahkan ibu untuk dapat menyediakan tambahan
modifikasi menu pangan local sehingga dapat meningkatankan konsumsi buah
dan sayur. Maka dari itu, kegiatan tersebut sudah relevan sebagai bentuk
pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi kurang.
b. Adequacy of Performance
Jumlah sasaran : 30 orang

Jumlah sasaran yang hadir : 30 orang

Adequacy of Performance

= pencapaian hasil kegiatan : sasaran kebutuhan x 100%

= 30 : 30 x 100%

= 100%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kegiatan yang telah dilakukan


telah mencapai target berdasarkan kehadiran sasaran dengan tingkat capaian
sebesar 100%.

c. Efektivitas
Kegiatan penyuluhan balita ke PAUD mengenai gizi seimbang dan pentingnya
konsumsi buah dan sayur untuk anak terbukti terjadi peningkatan pengetahuan
dibuktikan dengan hasil pretest dan postest selain antusiasme dan partisipan
yang menunjang keberlangsungan kegiatan.

d. Dampak
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tersebut berdampak pada pemenuhan
nutrisi anak utamanya mengenai pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi
seimbang pada anak. Hal ini dapat dilihat dari hasil post test peserta
mengalami peningkatan pengetahuan sebesar 91,01% artinya sangat
berdampak untuk mengurangi kejadian gizi kurang pada anak.

e. Kendala
Kendala yang dihadapi yaitu terkait tempat penyuluhan yang kurang luas
2. Penyuluhan tentang pentingnya gizi
a. Relevansi
Kegiatan penyuluhan mengenai gizi balita kepada orang tua balita sudah
relevan karena pengetahuan dan sikap orang tua mampu mengarahkan ibu
untuk dapat menyediakan makanan kepada balitanya dengan gizi yang
seimbang sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Ibu dengan
pengetahuan mengenai gizi balita yang baik dianggap lebih mampu dalam
penanganan masalah kesehatan termasuk masalah gizi pada keluarganya.
Kegiatan penyuluhan berisikan materi mengenai pentingnya zat gizi bagi
balita, pentingnya stimulasi, serta pentingnya ASI dan MP-ASI sehingga ibu
sudah diberikan informasi yang tepat sejak kehamilan yang dilakukan melalui
media flipchart yang dapat memudahkan sasaran untuk meningkatkan
pengetahuannya. Maka dari itu, kegiatan tersebut sudah relevan sebagai bentuk
pencegahan dan penanggulangan permasalahan gizi balita, termasuk gizi
kurang.

b. Adequacy of Performance
Jumlah sasaran : 40 orang

Jumlah sasaran yang hadir : 40 orang

Adequacy of Performance

= pencapaian hasil kegiatan : sasaran kebutuhan x 100%

= 40 : 40 x 100%

= 100%

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kegiatan yang telah dilakukan telah


mencapai target berdasarkan kehadiran sasaran dengan tingkat capaian sebesar
100%.

c. Efektivitas
Kegiatan penyuluhan mengenai pentingnya gizi dapat dikatakan efektif karena
terbukti terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat dari yang awalnya tidak
tahu menjadi tahu hal ini dibuktikan dengan hasil pretest dan postest selain itu
derajat kesehatan telah meningkat dengan berkurangnya angka gizi kurang
pada balita.

d. Dampak
- Peningkatan pengetahuan terbukti dengan melihat hasil pretest dan
posttest terjadi peningkatan sebesar 39,9% artinya masuk dalam
kategori cukup baik.
Peningkatan pengetahuan dari pertemuan pertama terdapat 9 dari 40 bayi dan
balita yang memiliki status gizi kurang kemudian di pertemuan kedua berkurang
menjadi 4 dari 40 bayi yang memiliki status gizi kurang sehingga penyuluhan tersebut
dapat dikatakan berhasil mengintervensi masyarakat.
Daftar pustaka
Achmad, M., & Togubu, D. M. (2023). Pentingnya Gizi Seimbang dan Stimulasi 1000 Hari Pertama
Kehidupan Untuk Mengurangi Gizi Kurang Balita. Abdimas Polsaka, 25–31.
https://doi.org/10.35816/abdimaspolsaka.v2i1.28
Bili, A., Jutomo, L., & Boeky, D. L. A. (2020). Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang pada Anak Balita di
Puskesmas Palla Kabupaten Sumba Barat Daya. Media Kesehatan Masyarakat, 2(2), 33–41.
https://doi.org/10.35508/mkm.v2i2.2929
Chomawati, R., & Handayani, O. W. K. (2019). Analisis Efektivitas Program Pos Peduli Gizi Anak
Berbasis Potensi Lokal (Studi di Daerah Urban Fringe Puskesmas Mijen). Kesmas Indonesia,
11(2), 90–105.
Fitriyah, N., & Setyaningtyas, S. W. (2021). Hubungan Asupan Energi, Makronutrien, Zink Dan Fe
Dengan Underweight Pada Ibu Dan Balita Di Desa Suwari Bawean, Gresik. Media Gizi Kesmas,
10(1), 56. https://doi.org/10.20473/mgk.v10i1.2021.56-62
Minkhatulmaula, Pibriyanti, K., & Fathimah. (2020). Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang pada Balita di
Etnis Sunda. Sport and Nutrition Journal, 2(2), 41–48. Retrieved from
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/spnj/article/view/39763
Sulaeman, A., Sarwoprasodjo, S., Saputri, R. D., & khairunnisa, larasati. (2020). Program
Pendampingan Balita Gizi Kurang di Desa Mlokomanis Wetan, Kabupaten Wonogiri. Jurnal
Pusat Inovasi Masyarakat, 2(3), 372–377. Retrieved from
http://journal.ipb.ac.id/index.php/pim/article/view/31294
TNP2K. (2017). 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting): Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta, 2(c), 287.

Anda mungkin juga menyukai