Anda di halaman 1dari 9

KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI GIZI

INTERVENSI GIZI DENGAN STUDI KASUS STUNTING/WASTING/GIZI


KURANG PADA BALITA

Dosen Pengampu : Dr. dr. Sri Achadi Nugraheni, M.Kes

Disusun Oleh
Kelompok 3
1. Faza Talitha Sany 25000119140287
2. Nabil Izza Pradana 25000119130199
3. Tsamara Putri Yugharyanti 25000119140288

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang………………………………………………………….……………..1
B. Tujuan…………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………...3
A. Studi Kasus……………………………………………………………………………3
B. Inovasi Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif………………………………………….4
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini Indonesia tengah menghadapi beban gizi ganda. Beban gizi ganda
merupakan suatu kondisi dimana masalah gizi kurang dan gizi lebih terjadi secara
bersama-sama dalam satu waktu. Pandemi Covid-19 yang melanda negara di berbagai
belahan dunia termasuk Indonesia, menambah kejadian kasus gizi pada masyarakat. Selain
itu, peningkatan kasus Covid-19 mendorong Pemerintah untuk memperketat kebijakan
pembatasan sosial sehingga hal tersebut menyebabkan ruang gerak masyarakat semakin
terhambat. Hal tersebut berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia
seperti kegiatan ekonomi, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya.1
Balita merupakan kelompok yang rentan terhadap masalah gizi dan penyakit.
Masalah-masalah gizi yang dapat terjadi diantaranya underweight, wasting, kegemukan,
obesitas, dan meningkatnya kasus stunting. Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar
tahun 2018, persentase anak Indonesia yang mengalami stunting sebesar 30,8% dan
wasting pada balita menunjukkan angka persentase sebesar 10,2%.2 Setelah terjadi
pandemi Covid-19, menurut Studi Status Gizi Indonesia dari Kementerian Kesehatan,
persentase stunting balita sebesar 24,4%, persentase wasting balita sebesar 7,1%, dan
presentasi gizi kurang balita sebesar 17%.3 Gizi yang adekuat diperlukan untuk balita
karena pada periode tersebut merupakan golden age atau periode emas yang merupakan
tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak yang paling penting pada awal kehidupan
anak. Penyebab masalah gizi balita bersifat multisektor, yang berarti bahwa tidak hanya
faktor asupan makanan dan kondisi kesehatan balita saja, tetapi faktor pola asuh, akses dan
ketersediaan pangan, pelayanan kesehatan, dan hygiene sanitasi turut serta dapat
berkontribusi dalam meningkatkan risiko masalah gizi balita. Akar masalah dari masalah
gizi balita berasal dari keadaan lingkungan meliputi fisik, sosial, ekonomi, teknologi,
politik, serta ideologi. Balita yang mengalami masalah gizi, apabila tidak ditangani secara
dini akan berdampak pada siklus hidup selanjutnya, seperti meningkatkan risiko angka
kesakitan dan angka kematian, gangguan perkembangan (kognitif, motorik, bahasa), serta
meningkatnya beban ekonomi untuk biaya perawatan dan pengobatan anak yang sakit.4

1
Upaya penurunan masalah gizi balita dilakukan melalui dua intervensi yaitu
intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan intervensi gizi sensitif
untuk mengatasi penyebab tidak langsung.5 Salah satu strategi intervensi gizi yang dapat
dilakukan adalah dengan memanfaatkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dalam pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi balita. Intervensi gizi tersebut dapat memanfaatkan sarana
dan media kreatif guna menarik perhatian sasaran yang akan di intervensi.

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengetahui upaya-upaya untuk menurunkan masalah gizi pada anak balita dengan
memanfaatkan komunikasi informasi dan edukasi (KIE).
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui intervensi gizi spesifik yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
dan penanggulangan masalah gizi pada anak balita.
2. Mengetahui intervensi gizi sensitif yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
dan penanggulangan masalah gizi pada anak balita.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Studi Kasus
Pada saat ini terutama masa pandemi Covid-19, Indonesia dilanda beban ganda
masalah gizi. Beban ganda masalah gizi memberikan dampak pada peningkatan tingkat
mortalitas dan morbiditas. Kurang lebih 2 juta anak yang diperkirakan mengalami
permasalahan gizi terutama wasting dapat mengakibatkan stunting pada anak. Berdasarkan
Hasil Studi Status Gizi Indonesia Tahun 2021 tingkat kota Semarang, sebesar 21,3% balita
mengalami stunting, 5,9% balita mengalami wasting, dan 10% balita mengalami
underweight. Sebagian besar penyebabnya adalah asupan gizi yang tidak terpenuhi akibat
pola asuh yang kurang benar termasuk pemberian ASI dan MP-ASI. Selain itu, akibat dari
pandemi Covid-19, kegiatan pelayanan kesehatan baik puskesmas dan posyandu menjadi
terhambat. Hal ini berkaitan dengan pencegahan penularan virus Covid-19.
Salah satu Ibu di kota Semarang yang bernama Ibu Kirana memiliki anak yang
bernama Zahra yang lahir pada tanggal 14 Oktober 2019 dengan berat badan lahir 2,5 kg
dan panjang badan 49 cm. Ibu Kirana merupakan karyawan di sebuah pabrik, dengan
kesibukannya, ia memutuskan untuk meminta bantuan nenek dan/atau tetangga untuk
membantu menemani Zahra ketika ia sedang bekerja. Ibu Kirana berusaha untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada Zahra selama 6 bulan, tetapi karena kesibukannya,
Zahra diberikan ASI secara parsial. Memasuki usia 6 bulan, Ibu Kirana memutuskan untuk
mulai menyapih Zahra dan mulai lebih fokus kepada makanan pendamping. Pada realisasi
pemberian MP-ASI, Zahra mengalami GTM (Gerakan Tutup Mulut), hal ini disebabkan
waktu makan yang kadang berubah-ubah dan variasi makanan yang kurang beragam akibat
dari Ibu Kirana tidak dapat mendampingi Zahra karena harus bekerja. Pada pemeriksaan
posyandu terakhir, Zahra mendapatkan hasil berat badan 8,5 kg dan tinggi badan 80 cm.
Berdasarkan hasil pengukuran tubuh tersebut, mendapatkan angka z-score BB/TB -2,37
(wasted).

3
B. Inovasi Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif
1. Intervensi Spesifik
a) Pemantauan Pertumbuhan dan Edukasi Gizi dengan ‘door to door’
Pemantauan tumbuh kembang balita adalah usaha memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita untuk mengetahui apakah anak tumbuh secara optimal atau
mengalami masalah. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita dilakukan
oleh kader-kader secara door to door. Selain itu, dilakukan juga kegiatan edukasi
mengenai pencegahan masalah gizi pada anak seperti pentingnya pemberian ASI
Eksklusif selama 6 bulan, pemberian MP-ASI yang tepat sesuai dengan usia balita,
serta pengetahuan mengenai gizi yang dibutuhkan oleh balita.9
b) Pekan Edukasi Kesehatan dan Gizi
Pekan edukasi kesehatan dan gizi merupakan kegiatan pemberian media promosi
kesehatan berupa leaflet atau booklet yang berisi materi kesehatan dan gizi terutama
dalam pencegahan dan penanggulangan masalah gizi (stunting, wasting,
underweight) pada balita yang ditujukan untuk orang tua dan keluarga balita. Pekan
edukasi gizi dapat dilaksanakan setiap satu bulan sekali, misalnya di setiap minggu
ke-2/bulan. Materi kesehatan dan gizi yang dapat dicantumkan misalnya promosi
Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan, resep MP-ASI, pemberian ASI Eksklusif,
keragaman pangan lokal, langkah-langkah penerapan hygiene dan sanitasi yang
baik, pentingnya air bersih, dan informasi terkini lainnya. Media promosi kesehatan
tersebut dapat diberikan secara door to door dengan bantuan kader-kader atau
ditetapkan satu tempat pembagian.
c) Forum Balita Sehat dengan ASI dan MPASI
Pada pelaksanaan kegiatan forum berisi pendampingan dan konseling ASI dan
MPASI dengan sasaran yaitu keluarga balita terutama ibu. Pembentukan forum
tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan perilaku ibu dan
keluarga balita mengenai pemberian ASI dan MPASI. Diutamakan ibu balita dapat
bergabung ke dalam whatsapp group yang diharapkan ibu-ibu tidak merasa sendiri
dan dapat meningkatkan self-efficacy dengan bertanya dan bertukar pikiran dengan
didampingi tenaga kesehatan dan kader. Kegiatan ini juga dapat dilakukan secara
fleksibel dengan menggunakan pesan whatsapp baik dalam grup dan personal.
Disamping itu, dapat melakukan pertemuan terjadwal.

4
d) Pemberian Rekomendasi Menu Makanan
Pemberian rekomendasi menu kepada ibu balita diharapkan dapat memberikan
informasi mengenai variasi menu makanan yang bergizi seimbang untuk anak serta
meningkatkan keterampilan ibu dalam mengolah makanan agar anak dapat
memenuhi kebutuhan gizinya baik makronutrien maupun mikronutrien.
Rekomendasi menu ini dapat dibuat dalam bentuk booklet.9

2. Intervensi Sensitif
a) Penyuluhan Rumah Sehat
Kegiatan penyuluhan rumah sehat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman mengenai bagaimana ciri rumah sehat baik dari penyediaan air bersih,
pembuangan air, pembuangan sampah, jamban sehat, fasilitas dapur, sirkulasi udara
dan pencahayaan, dan lain-lain. Hasil luaran dapat berupa leaflet atau booklet yang
disertai dengan gambar yang mempermudah masyarakat memahami isi leaflet atau
booklet tersebut.
b) KIE mengenai pentingnya ruang laktasi di tempat umum terutama di tempat kerja
Sebagai upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia, pemerintah
membuat kebijakan mengenai pemberian ASI yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 33
tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif yang mewajibkan pemerintah pusat,
daerah, pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat umum untuk mendukung
ibu menyusui agar dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai bayi
berusia 6 bulan. Sehingga diharapkan pengurus tempat kerja dan penyelenggara
tempat sarana umum dapat menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau
memerah ASI sesuai dengan kemampuan perusahaan sebagai bentuk dalam
mendukung program ASI eksklusif.10

5
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Upaya penurunan masalah gizi kesehatan dapat dilakukan melalui dua
intervensi yaitu intervensi gizi spesifik untuk mengatasi penyebab langsung dan
intervensi gizi sensitif untuk mengatasi penyebab tidak langsung. Salah satu strategi
intervensi gizi yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan komunikasi
informasi dan edukasi (KIE) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman dalam pencegahan dan penanggulangan masalah gizi terutama dengan
sasaran intervensi keluarga balita. Intervensi gizi tersebut dapat memanfaatkan sarana
media kreatif guna menarik perhatian sasaran yang akan di intervensi.

B. Saran
Pada saat perencanaan intervensi gizi baik spesifik maupun sensitif perlu
dilakukan identifikasi dan analisa karakteristik sasaran yang akan di intervensi guna
memaksimalkan keberjalanan intervensi gizi. Sarana media yang akan digunakan perlu
di analisa keefektifannya dengan karakteristik sasaran intervensi tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Wulandari, Annisa Risqi, Dhenok Widari, dan Lailatul Muniroh. 2019. ”Hubungan
Asupan Energi, Stres Kerja, Aktifitas Fisik, dan Durasi Waktu Tidur dengan IMT pada
Manajer Madya Dinas Pemerintah Kota Surabaya”. Jurnal Amerta Nutrition, hlm 40-
45.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
2018.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2021.Buku Saku Hasil Studi Status Gizi
Indonesia Tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021.
4. Agrina, Omote, S. Tsuda, A. Okuwa, M. Kimura, R. Syahrul. Saito, R. 2017. A Study
of Determining Factors of Underweight among toddlers in Riau, Indonesia. Journal of
Wellness and Health Care. 41(1): 61-69.
5. Kementerian PPN/Bappenas. 2018. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan
Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Studi Status Gizi Indonesia Tingkat
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota Tahun 2021.
7. Herdiani, Ida, Ade K, Hana Nuradillah, Wiatanti, dan Prilly Indah. 2021. Penyuluhan
Kesehatan Rumah Sehat Pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum.
Jurnal Abdimas PHB. Vol 4, No 1.
8. Putri, Dwi Sisca Kumala, dan Tri Yunis Miko W.2013.”Faktor Langsung dan Tidak
Langsung yang Berhubungan dengan Kejadian Wasting Pada Anak Umur 6-59 Bulan
di Indonesia Tahun 2020,” Media Litbangkes, Vol 23.
9. Purwanti, Rachma, dkk. 2020. Program Pendampingan Keluarga Balita Gizi Kurang di
Wilayah Puskesmas Karanganyar Kota Semarang. Jurnal Pengabdian Masyarakat
Wikrama Parahita. 4(2): 75-80
10. Kartika, Arie, Windy Sri Wahyuni, dan Dessy Agustina Harahap. 2021. Aspek Hukum
Fasilitas Ruang Laktasi pada Pusat Perbelanjaan (Mall) di Kota Medan. TIN: Terapan
Informatika Nusantara. 1(10): 503-508

Anda mungkin juga menyukai