Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DAMPAK

TINGGINYA STUNTING
TERHADAP
PEMBANGUNAN DI
INDONESIA

ANNISA RACHMAN S
24022006
Outline Presentasi
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Bahan Bacaan Artikel
5. Pembahasan
6. Kesimpulan
Latar Belakang
Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengembangkan
kualitas sumber daya manusia sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa.
Dalam hal ini gizi memiliki pengaruh terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja sumber daya
manusia.

Saat ini Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas
sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di
Indonesia adalah stunting balita. Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih
pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya yang seusia. Menurut hasil Studi Status
Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami
stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021. Dengan demikian, hampir seperempat balita di
dalam negeri yang mengalami stunting pada tahun lalu.
Rumusan Masalah
Pembangunan kesehatan dengan menciptakan generasi anak-anak yang sehat dan cerdas
merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaian
sasaran pembangunan nasional. Todaro (2002) menyatakan bahwa pada dasarnya kesehatan
merupakan salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya standar hidup seseorang.

Berdasarkan rumusan persoalan tersebut maka pertanyaan penelitian yang dijadikan dasar
dalam melakukan penelitian yaitu “Bagaimana dampak tingginya status anak kerdil
terhadap pembangunan di Indonesia?”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana dampak tingginya status anak kerdil
terhadap pembangunan di Indonesia. Adapun sasaran dari penelitian ini untuk mencapai tujuan yaitu:

1. Mengidentifikasi kondisi status anak kerdil di Indonesia

2. Mengindentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan status anak kerdil

3. Menganalisis dampak dari tingginya status anak kerdil terhadap pembangunan di Indonesia
Bahan Bacaan Artikel
1. Children's Diets, Nutrition Knowledge, and Access to Markets (Kalle Horvonen, et al,
2017) – Ekonom Pembangunan

2. Factors Associated with Stunting and Wasting in Children Under 2 Years in


Bangladesh (Tuhinur Rahman, et al, 2020) – Ekonom Kesehatan

3. Role of Maternal in Preventing Stunting: A Systematic Review (Ariyanti Saleh, et al,


2021) -- Tenaga Kesehatan

4. Use of Technology for Monitoring the Development of Nutritional Status 1000 HPK in
Stunting Preventing in Indonesia (Hiijrawati, et al, 2021) -- Tenaga Kesehatan

5. Economic Costs of Childhood Stunting to the Private Sector in Low-and-Middle-


Income Countries (Nadia Akseer, et al, 2022) – Ahli Epidemologi
PEMBAHASAN
Factors Associated with Stunting and
Children's Diets, Nutrition Knowledge, and Annisa R
Wasting in Children Under 2 Years in
Role of Maternal in Preventing
Access to Markets Stunting: A Systematic Review
Bangladesh

Penyebab dan faktor yang mempengaruhi


Penelitian ini menyatukan dua hal, yaitu Peran penting ibu dalam mencegah
stunting dan wasting pada anak kurang dari
peran pengetahuan pengasuh dan dua tahun sangat beragam dan kompleks.
stunting pada anak terletak pada tiga
akses pasar sebagai penentu diet. Namun, penelitian ini menemukan bukti fase, yaitu fase prakonsepsi, fase
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa bahwa variabel sosial ekonomi dan prenatal, dan fase bayi sampai masa
nutrisi yang lebih baik mengarah pada demografi berpengaruh signifikan balita. Peran ibu dalam ketiga fase
peningkatan pengetahuan yang cukup terhadap stunting dan wasting pada anak tersebut menjadi faktor kunci dalam
besar soal keragaman makanan pada di bawah 24 bulan. Selain itu, rumah pencegahan kejadian stunting pada anak.
anak-anak, tetapi hanya di daerah- tangga yang lebih miskin, keluarga yang meski masa konsepsi belum menjadi
daerah dengan akses pasar yang relatif memiliki anak laki-laki dan rumah tangga janin, penguatan gizi ibu sejak dini harus
baik. Penelitian ini tidak menemukan yang diprioritaskan berdasarkan lokasi dilakukan. Tubuh ibu sudah siap pada
bukti bahwa pengetahuan gizi yang lebih geografis dapat dijadikan sasaran fase prenatal untuk perkembangan janin,
baik di daerah paling terpencil intervensi kebijakan untuk hasil yang lebih berlanjut pada fase bayi sampai balita,
berdampak pada keragaman makanan baik. Studi ini juga menemukan hubungan hingga remaja. Mengingat peran ibu
pada anak-anak. Temuan dalam artikel yang kuat antara stunting dan wasting pada sebagai faktor kunci dalam upaya
ini menunjukkan bahwa pembuat anak dalam periode pemberian makanan penanggulangan stunting, maka sangat
kebijakan dan pelaksana program perlu pendamping ASI di antara sampel. Sangat penting untuk melibatkan tenaga
memastikan bahwa upaya untuk penting untuk mengembangkan kesehatan dan dukungan keluarga
meningkatkan pengetahuan gizi pemahaman yang lebih baik tentang untuk memberdayakan ibu dalam
dilengkapi dengan upaya praktik pemberian makan bayi dan anak penguatan aspek pengetahuan,
meningkatkan akses pangan. kecil dan bagaimana hal ini berhubungan keterampilan, dan manajemen diri untuk
dengan pertumbuhan dan perkembangan mempersiapkan kehamilan dan tumbuh
anak dalam 2 tahun pertama kehidupan. kembang anak.
Annisa R
Use of Technology for Monitoring the Development of
Nutritional Status 1000 HPK in Stunting Preventing in
Economic Costs of Childhood Stunting to the Private Sector
in Low-and-Middle-Income Countries
Indonesia

Status gizi pada seribu hari pertama kehidupan (1000 Stunting dan gizi buruk pada anak usia dini memiliki
HPK), yaitu 270 hari pada masa kehamilan dan 730 hari efek jangka panjang pada masa dewasa, yang pada
pada kehidupan pertama bayi, sangat penting karena gilirannya berdampak pada potensi pendapatan
akibatnya bersifat permanen. Ibu hamil dan balita yang tenaga kerja sektor swasta dan produktivitas
kurang memperhatikan asupan makanannya akan perusahaan. Secara global lebih dari 149 juta anak,
berdampak pada masalah gizi yang kemudian akan atau 21% anak, di bawah usia lima tahun, mengalami
mempengaruhi perkembangannya di kemudian hari. stunting dengan 91% tinggal di negara berpenghasilan
Tingkat status gizi yang optimal akan tercapai jika rendah dan menengah (LMICs).
kebutuhan gizi terpenuhi, namun sebaliknya gizi yang 1. Stunting mengacu pada anak-anak yang mengalami
tidak seimbang dapat menyebabkan beberapa penyakit, kekurangan gizi jangka panjang dan didefinisikan
salah satunya stunting. Pemantauan perkembangan sebagai standar deviasi tinggi-untuk-usia <-2 dalam
balita sangat penting untuk mengetahui adanya median Standar Pertumbuhan Anak WHO.
gangguan tumbuh kembang sejak dini. Salah satu alat 2. Faktor dan organisasi sektor swasta semakin diakui
untuk mengukur status gizi adalah dengan menggunakan sebagai pemangku kepentingan yang penting dalam
aplikasi. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
pemantauan status gizi 1000 HPK memudahkan orang (SDGs), termasuk mengakhiri malnutrisi (SDG 2),
tua, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya dalam bekerja melalui investasi di tempat kerja, komunitas, dan
memantau perkembangan gizi ibu hamil dan tumbuh pasar ekonomi.
kembang bayi dan balita untuk pencegahan stunting. 3. Sektor swasta terdiri dari organisasi yang terlibat
dalam kegiatan mencari keuntungan.
Ruang Lingkup Keterkaitan Artikel
Faktor: Pengetahuan gizi ibu Faktor: Akses pangan yang terbatas
Pengetahuan saat kehamilan, pengetahuan Kondisi demografi, infrastruktur transportasi, pasar
memberi asupan makanan pada bayi yang sulit dijangkau
hingga balita

Faktor: Keterlibatan keluarga dan Faktor: Infrastruktur yang mendukung


tenaga kesehatan hidup bersih dan sehat
Dukungan terhadap ibu untuk
Sanitasi, air bersih, makanan, tempat tinggal
manajemen diri dan meningkatkan
yang layak
kapabilitasnya

Dampak terhadap pertumbuhan ekonomi Inovasi teknologi sebagai salah satu solusi
Potensi pendapatan tenaga kerja dan Pemantauan perkembangan balita sangat penting
produktivitas perusahaan. untuk mengetahui adanya gangguan tumbuh
kembang sejak dini
Kerangka Pemikiran
Pembangunan Cara Pandang,
Pembangunan yang
optimal dengan cara
Nilai-Nilai membangun indeks
kesehatan yang baik,
Generasi yang cerdas (Way of View, khususnya di kalangan
anak-anak sebagai cikal
dan berkualitas, status Perubahan Values) bakal pembangunan
kesehatan maasyarakat
yang meningkat, yang Disengaja
mudahnya mengakses
infrastruktur pendukung
(Deliberate
Changes) Anak-anak Kriteria Turunnya prevalensi
Masyarakat angka stunting di
dengan status Kemajuan
(Society) Indonesia, kemajuan
kerdil (stunting) (Criteria of ekonomi karena generasi
yang berkualitas
Progress)
Pelatihan bagi ibu hamil,
lembaga konsultasi ASI,
Sumber-Sumber,
pendidikan parenting, Agen-Agen Ibu, keluarga, tenaga
infrastruktur yang
memadai (fasilitas
(Resources, Tatanan, Struktur
kesehatan (dokter,
perawat, ahli gizi, dll),
kesehatan, jamban, Agents) (Order, Structure) pemerintah, LSM, pihak
sanitasi yang layak) swasta, Kementerian dan
Lembaga terkait
Dampak Tingginya Stunting
bagi Pembangunan

K
et
Masalah kesehatan dan pe erb
nd a t a
perkembangan fisik yang i d sa
ik n Ketidakmampuan
an

01
terhambat
Memperlambat perkembangan otak, mengikuti pendidikan

ha ah

02
se al
dengan dampak jangka panjang dengan optimal

n
Menyebabkan anak mengalami

ke Mas
ta
berupa keterbelakangan mental, kesulitan belajar atau mudah terserang
rendahnya kemampuan belajar, dan penyakit.
risiko serangan penyakit kronis seperti Contents Here
diabetes, hipertensi, hingga obesitas Get a modern
PowerPoint

M
Produktivitas kerja yang Kualitas SDM yang kurang

SD
as
Produktivitas kerja yang menurun
menurun Stunting pada anak dapat

lit
04

ua
disebabkan karena di masa dewasa, anak mengakibatkan kemampuan kognitif

K
P
stunting memiliki kemampuan yang ke rodu tidak berkembang maksimal. Maka

03
rja k
ti vi dari itu, stunting dapat menjadi faktor
lambat dalam beraktivitas, terutama ta
s rendahnya kualitas Sumber Daya
dalam bekerja Manusia (SDM)
Kesimpulan
• Permasalahan stunting pada anak perlu ditangani dari akar penyebabnya, seperti peningkatan akses
kesehatan yang layak, peningkatan infrastruktur pendukung seperti fasilitas kesehatan yang memadai,
akses transportasi yang terjangkau, perbaikan pengetahuan pada ibu, pendampingan dari tenaga
kesehatan untuk ibu, dukungan keluarga, serta pendampingan tentang manajemen diri ibu dari sejak
awal kehamilan.

• Dampak permasalahan stunting berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi akibat kualitas SDM yang
kurang, produktivitas yang menurun, hingga pasar tenaga kerja yang tidak kompetitif

• Penanggulangan stunting juga bisa dengan penerapan teknologi digital yang diharapkan dapat menjadi
salah satu inovasi dalam pembangunan

Anda mungkin juga menyukai