Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No.

x, 20xx: xxx - xxx

PEMENUHAN GIZI PADA ANAK UNTUK MENCEGAH STUNTING


Maulana Aringga Kurniawan
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kemenkes Malang, Jl. Besar Ijen No.77C, Oro-oro Dowo,
Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119.
E - mail : maulana.aringga05@gmail.com

NUTRITIONAL FULFILLMENT IN CHILDREN TO PREVENT STUNTING

Abstract: Stunting is a serious health problem, especially in countries developing like


Indonesia, with a prevalence rate that remains high to this day. Stunting is a condition of
growth failure in children due to lack of adequate nutritional intake lasts for quite a long
time, often caused by poor eating patterns according to children's nutritional needs.
Apart from that, other factors such as parenting practices poor, limited maternal
knowledge about health and nutrition during pregnancy and after giving birth, as well as
sanitation issues also contribute to this problem. Prevalence stunting in Indonesia is
quite high and is in the top five in the world, which shows that this is a significant health
problem. The proposed solution includes comprehensive intervention with a focus on the
first 1,000 days of a child's life, which includes providing additional food, vaccinations,
and monitoring children's growth through community health centers and posyandu. This
effort is needed to overcome the stunting problem has a serious impact on child
development in Indonesia.

Keywords: Stunting, Nutrition, Comprehensive intervention

Abstrak: Stunting merupakan permasalahan serius dalam kesehatan, terutama di


negara-negara berkembang seperti Indonesia, dengan tingkat prevalensi yang tetap
tinggi hingga saat ini. Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak karena
kurangnya asupan gizi yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sering kali
disebabkan oleh pola makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak. Selain itu,
faktor lain seperti praktek pengasuhan yang kurang baik, pengetahuan ibu yang terbatas
tentang kesehatan dan gizi selama kehamilan dan setelah melahirkan, serta masalah
sanitasi juga berkontribusi terhadap masalah ini. Prevalensi stunting di Indonesia cukup
tinggi dan masuk dalam lima besar di dunia, yang memperlihatkan bahwa ini adalah
masalah kesehatan yang signifikan. Solusi yang diusulkan mencakup intervensi
komprehensif dengan fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang mencakup
pemberian makanan tambahan, vaksinasi, dan pemantauan pertumbuhan anak melalui
puskesmas dan posyandu. Upaya ini diperlukan untuk mengatasi masalah stunting yang
berdampak serius pada perkembangan anak di Indonesia.

Kata kunci: Stunting, Gizi, Intervensi komprehensif

131
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

PENDAHULUAN masih terbatasnya layanan kesehatan


Stunting adalah permasalahan serius termasuk layanan ANC – Ante Natal Care
dalam kesehatan masyarakat, terutama di (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
negara-negara berkembang seperti Indonesia, kehamilan), PNC – Post Natal Care
karena prevalensi stunting masih tetap tinggi (pelayanan kesehatan setelah melahirkan)
hingga saat ini. Stunting adalah kondisi dan pembelajaran dini yang berkualitas
ketidakberhasilan pertumbuhan pada anak merupakan faktor lain yang dapat
yang muncul akibat kekurangan asupan gizi menyebabkan terjadinya stunting. Kurangnya
dalam jangka waktu yang cukup lama, hiegine dan sanitasi juga berkaitan dengan
seringkali disebabkan oleh pola makan yang kecacingan yang juga merupakan salah satu
tidak sesuai dengan kebutuhan gizi anak faktor yang erat kaitannya dengan stunting.
(Zainuddin & Yaqin, 2021). (Fitriani et al., 2022)
Kasus stunting balita saat ini
Stunting atau kerdil juga dapat memiliki jumlah yang paling tinggi bila
diartikan sebagai suatu kondisi dimana badan dibandingkan dengan bentuk malnutrisi
anak lebih pendek dibanding tinggi badan lainnya. Menurut Organisasi Kesehatan
anak seusianya (Gaffar dkk., 2021). Kondisi Dunia WHO (2017) insiden stunting secara
ini disebabkan oleh kekurangan gizi sejak global sebanyak 155 juta (22,9%) balita, 41
masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun juta balita (6%) balita dengan kelebihan berat
(Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan) badan dan 52 juta balita (7,2%) dengan
yang merupakan masa kritis (Astuti, 2018). kategori kurus. Prevalensi stunting pada
Periode 1000 Hari Pertama Kehidupan balita di Indonesia menduduki urutan kelima
(HPK) meliputi 270 hari selama kehamilan terbesar di dunia setelah Pakistan (45%),
dan 730 hari pertama setelah bayi dilahirkan Congo (43%), India (39%), dan Ethiopia
merupakan peride kritis yang menentukan (38%). Berdasarkan hasil Pemantauan Status
kualitas kehidupan anak. Gizi Balita di tahun 2017, prevalensi stunting
(Fitriani et al., 2022) (pendek) dan severe stunting (sangat pendek)
Banyak faktor yang menyebabkan
tingginya angka kejadian stunting pada balita di Indonesia pada usia 0–23 bulan
balita. Penyebab langsung adalah kurangnya masing – masing adalah 6,9% dan 13,2%,
asupan makanan dan adanya infeksi penyakit sedangkan pada balita 0 – 59 bulan di
(Gaffar dkk., 2021). Selain itu, praktek Indonesia masing – masing yaitu 9,8% dan
pengasuhan yang kurang baik, termasuk 19,8%. Persentase balita pendek di Indonesia
kurangnya pengetahuan ibu mengenai yang masih tinggi sehingga merupakan
kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa masalah kesehatan yang harus ditanggulangi.
kehamilan serta setelah ibu melahirkan, (Kuswanti & Azzahra, 2022)

132
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

Salah satu solusi dari asalah tersebut pelacakan tumbuh kembang balita di
yaitu melakukan intervensi yang menyeluruh, Posyandu. Fokus utama adalah pada 1.000
Intervensi yang komprehensif diperlukan hari pertama kehidupan, yang mencakup ibu
untuk meminimalkan prevalensi stunting di hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0 hingga
Indonesia. Administrasi telah memfokuskan 23 bulan. Melalui puskesmas dan posyandu,
upaya intervensinya ke dalam dua kategori: pemerintah memberikan pelayanan kesehatan
intervensi khusus dan intervensi sensitif. yang berpusat pada gizi dan tumbuh
Bidang kesehatan melaksanakan intervensi kembang anak, seperti peningkatan porsi
diet khusus melalui puskesmas dan makan, pemberian suplemen gizi, dan
posyandu. Langkah-langkah tersebut antara pemantauan tumbuh kembang secara berkala.
lain pemberian makanan tambahan bagi ibu (Martony et al., 2023)
hamil dan balita, pemberian vaksin, dan

PEMBAHASAN dapat mengakibatkan stunting yang bersifat


permanen. (Siagian, 2022)
Stunting dipengaruhi oleh beberapa Kebutuhan gizi merupakan kebutuhan
faktor, diantaranya yaitu faktor sebelum yang sangat penting dalam membantu proses
kelahiran seperti gizi ibu selama kehamilan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
dan faktor setelah kelahiran seperti ASI Pemenuhan gizi yang sesuai dengan
eksklusif, asupan gizi anak saat masa kebutuhan akan mendorong pertumbuhan
pertumbuhan, penyakit infeksi, sosial- yang baik dan sesuai dengan tahap
ekonomi, pelayanan kesehatan, dan berbagai perkembangannya sehingga dapat
faktor lainnya yang berkolaborasi pada level membentuk generasi yang sehat, cerdas, dan
dan tingkat tertentu sehingga pada akhirnya produktif. Sebaliknya, jika kebutuhan gizi
menyebabkan kegagalan pertumbuhan linear. dalam tubuh tidak tercukupi maka akan
Penyebab masalah stunting salah satunya mengakibatkan berbagai masalah gizi seperti
juga akibat dari penundaan Inisiasi Menyusui gizi kurang, gizi lebih, defisiensi zat besi,
Dini (IMD), dan pemberian air susu ibu dan zink. Pemberian makanan haruslah tepat
(ASI) tidak eksklusif. yaitu kualitas dan kuantitas sesuai dengan
(Handayani et al., 2019)
umur anak. Permasalahan yang terjadi karena
Teori Window of Opportunity ketidaktahuan orang tua sehingga asupan
(Jendela Peluang): Teori ini mengemukakan anak tidak seimbang antara karbohidrat,
bahwa jendela pertumbuhan paling kritis protein, vitamin dan mineral. Orang tua
terjadi selama 1.000 hari pertama kehidupan cenderung memberikan makanan yang tidak
anak, mulai dari konsepsi hingga usia dua bervariasi, bersifat monoton dan kurang
tahun. Pada periode ini, anak sangat rentan inovatif dan kreatif sehingga anak-anak
terhadap gizi buruk yang dapat berdampak cenderung bosan dan berdampak pada
pada perkembangan otak dan pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan anak karena
tubuh. Kurangnya nutrisi selama periode ini kurang nafsu makan sehingga asupan tidak

133
Judul Singkat…. (Fulanet. al)

seimbang dengan kebutuhan anak. baik, dan perbaikan kondisi keluarga agar
(Anwar & Rosdiana, 2023)
dapat mencegah stunting.
Teori Suplementasi adalah konsep Solusi gizi yang efektif mencakup
yang memandang bahwa dalam situasi makanan seimbang, porsi yang tepat, dan
kekurangan gizi tertentu, seperti defisiensi nutrisi mikro yang mencukupi, dengan fokus
zat besi, vitamin A, atau vitamin D, pada variasi makanan termasuk buah-buahan,
pemberian suplemen gizi dapat berperan sayuran, biji-bijian, dan beragam sumber
penting dalam meningkatkan status gizi anak. protein. Penting untuk menghindari konsumsi
Suplemen ini dirancang untuk memberikan berlebihan gula dan lemak jenuh, serta
nutrisi tambahan yang mungkin sulit memilih karbohidrat kompleks yang kaya
diperoleh melalui diet sehari-hari. serat. Kesadaran terhadap jumlah kalori yang
Penggunaan suplemen gizi ini harus selalu sesuai dengan tingkat aktivitas fisik juga
diawasi dan dipandu oleh tenaga kesehatan penting untuk menjaga keseimbangan energi
yang kompeten, seperti dokter atau ahli gizi, dan kesehatan gizi secara keseluruhan.
untuk memastikan bahwa dosis yang DAFTAR PUSTAKA
diberikan sesuai dengan kebutuhan spesifik
anak dan untuk menghindari risiko overdosis
Anwar, C., & Rosdiana, E. (2023). Universitas
atau efek samping yang mungkin timbul. Ubudiyah Indonesia PENYULUHAN
Meskipun suplementasi dapat membantu KESEHATAN TENTANG GIZI TUMBUH
mengatasi kekurangan gizi, pendekatan ini KEMBANG PADA ANAK DI PAUD
harus selalu menjadi bagian dari solusi yang HARSYA CERIA JEULINGKE BANDA
lebih luas untuk memastikan asupan ACEH Health Counseling About Nutrition,
makanan berkualitas dan variasi gizi yang Growth and Development in Children at
baik dalam makanan sehari-hari anak. PAUD Harsya Ceria Jeulingke Banda Aceh.
(Anwar & Rosdiana, 2023) In Jurnal Pengabdian Masyarakat
PENUTUP (Kesehatan) (Vol. 5, Issue 1).
Fitriani, Barangkau, Hasan, M., Ruslang,
Stunting pada anak Hardianti, E., Khaeria, Oktavia, R., &
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang Selpiana. (2022). Cegah Stunting Itu Penting!
penting. Anak-anak yang tidak menerima Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
cukup nutrisi seperti protein, vitamin, dan (JurDikMas) Sosiosaintifik.
mineral bisa mengalami pertumbuhan tubuh https://api.semanticscholar.org/CorpusID:254
yang terhambat. Infeksi dan penyakit juga 488825
bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Handayani, S., Kapota, W. N., & Oktavianto, E.
Selain itu, pola makan yang buruk dan (2019). Hubungan status asi eksklusif dengan
kondisi sosial-ekonomi keluarga yang kurang kejadian stunting pada batita usia 24-36
baik dapat membuat masalah ini semakin bulan di Desa Watugajah Kabupaten
parah. Oleh karena itu, penting untuk Gunungkidul. Jurnal Medika Respati, 14(4),
memastikan anak-anak menerima makanan 287–300.
bergizi, akses ke perawatan kesehatan yang

134
Jurnal Keperawatan Terapan (e-Journal), Vol. xx, No. x, 20xx: xxx - xxx

Kuswanti, I., & Azzahra, S. K. (2022). Hubungan


pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi
seimbang dengan perilaku pencegahan
stunting pada balita. Jurnal Kebidanan
Indonesia, 13(1).
Martony, O., Kesehatan, P., & Medan, K. (2023).
STUNTING DI INDONESIA:
TANTANGAN DAN SOLUSI DI ERA
MODERN. Journal of Telenursing
(JOTING), 5(2).
https://doi.org/10.31539/joting.v5i2.6930
Siagian, D. S. (2022). PENGARUH
PENYULUHAN DENGAN MEDIA
LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN
IBU TENTANG 1000 HPK (HARI
PERTAMA KEHIDUPAN) DI ROKAN
HILIR. Jurnal Kebidanan, 2(2), 49–53.

135

Anda mungkin juga menyukai