Anda di halaman 1dari 5

TANDA STUNTING PADA ANAK

Stunting masih menjadi masalah serius yang di hadapi Indonesia. Berdasarkan data

survey status gizi nasional (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia diangka

21,6%. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 24,4%. Walaupun

menurun, angka tersebut masih tinggi, mengingat target prevalensi stunting di tahun

2024 sebesar 14?n standard WHO di bawah 20%.

Apa itu stunting?

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis

terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan.

Apa penyebab stunting?

Penyebab stunting antara lain yaitu asupan gizi dan status kesehatan yang meliputi

ketahanan pangan (ketersediaan, keterjangkauan dan akses pangan bergizi),

lingkungan sosial (norma, makanan bayi dan anak, hygiene, pendidikan, dan tempat

kerja), lingkungan kesehatan (akses, pelayanan preventif dan kuratif), dan lingkungan

pemukiman (air, sanitasi, kondisi bangunan).

Ibu hamil dengan konsumsi asupan gizi yang rendah dan mengalami penyakit infeksi

akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan atau panjang

badan bayi di bawah standar. Asupan gizi yang baik tidak hanya ditentukan oleh

ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga tetapi juga dipengaruhi oleh pola asuh

seperti pemberian kolostrum (ASI yang pertama kali keluar), inisiasi menyusu dini
(IMD), pemberian ASI eksklusif, dan pemberian makanan pemdamping ASI (MP-ASI)

secara tepat. Selain itu, faktor kesehatan lingkungan seperti akses air bersih dan

sanitasi layak serta pengelolaan sampah juga berhubungan erat dengan kejadian

infeksi penyakit menular pada anak.

Penyebab tidak langsung masalah stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi

pendapatan dan kesenjangan ekonomi, perdagangan urbanisasi, globalisai, sistem

pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan

pemberdayaan perempuan. Untuk mengatasi penyebab stunting, diperlukan prasyarat

pendukung yang mencakup: komitmen politik dan kebijakan untuk pelaksanaan,

keterlibatan pemerintah dan lintas sektor, dan kapasitas untuk melaksanakan.

Apa saja dampak dari stunting?

1. Dalam jangka pendek

Stunting menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik,

dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh serta gangguan metabolisme.

2. Dalam jangka panjang

Stunting menyebabkan menurunnya kapasitas intelektual. Gangguan struktur dan

fungsi saraf dan sel-sel otak yang bersifat permanen dan menyebabkan penurunan

kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh pada

produktivitas saat dewasa. Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan
pertumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan resiko penyakit tidak menular

seperti diabetes melliltus, hipertensi, jantung koroner dan stroke.

Bagaimana cara untuk menurunkan stunting?

Upaya penurunan stunting dilakukan melalui dua intervensi, yaitu intervensi gizi spesifik

untuk mengatasi pemnyebab langsung dan intervensi giszi sensitive untuk mengatasi

penyebab tidak langsung.

1. Intervensi gizi spesifik

a. Intervensi prioritas, yaitu intervensi yang diidentifikasi memiliki dampak paling besar

pada pencegahan stunting dan ditujukan untuk menjangkau sasaran prioritas.

b. Intervensi pendukung, yaitu intervensi yang berdampak pada masalah gizi dan

kesehatan lain yang terkait stunting dan diprioritaskan setelah intervensi prioritas

dilakukan.

c. Intervensi prioritas sesuai kondisi tertentu, yaitu intervensi yang diperlukan sesuai

dengan kondisi tertentu, termasuk untuk kondisi darurat bencana.

2. Intervensi gizi sensitif

Mencakup peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi, peningkatan akses

dan kualitas pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran, komitmen dan

praktik pengasuhan gizi ibu dan anak, serta peningkatan akses pangan dan gizi .

Kapan dan bagaimana cara mencegah stunting?


Stunting bisa di intervensi dengan 10 cara berikut:

a. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah

b. Pemberian makanan tambahan ibu hamil

c. Pemenuhan gizi

d. Persalinan dengan dokter atau bidan ahli

e. IMD (Inisiasi Menyusu Dini)

f. Berikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan

g. Berikan makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan hinggga 2 tahun

h. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A

i. Pantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat

j. Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat

Referensi:

UNICEF 1997; IFPRI, 2016; BAPPENAS 2018, disesuaikan dengan konteks Indonesia

Nelson 2017, Reprinted with permission


Sardjoko Subandi. 2018. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting

Terintegrasi di Kabupaten/Kota: Jakarta

Liza Syarifah.2023. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai