Anda di halaman 1dari 2

6.

Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat

Komunikasi risiko bencana dapat diartikan sebagai proses yang dinamis dan interaktif
dengan melibatkan pertukaran antar kelompok. Tidak jauh berbeda, Walaski (2011)
mendefinisikan komunikasi risiko sebagai proses yang dapat membantu suatu organisasi
dalam mendefinisikan permasalahan dan pelibatan dan aksi sebelum peristiwa darurat
terjadi. Hal terpenting dalam komunikasi risiko ialah cara komunikasi efektif atau
pengkomunikasian yang efektif dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Menurut Covello dan
Sandman (2001) pelibatan masyarakat dalam hal risiko dan komunikasi dapat ditengarai
sebagai perbedaan penting dari komunikasi risiko, sehingga dalam penyampaian pesan dan
informasi perlu memperhatikan berbagai konteks manajemen bencana yang mencakup
tahapan:

1. Pencegahan (prevention)
2. Mitigasi (mitigation)
3. Kesiapsiagaan (preaparedness)
4. Peringatan dini (early warning)
5. Tanggap darurat (response)
6. Bantuan darurat (relief)
7. Pemulihan (recovery)
8. Rehabilitasi (rehabilitation)
9. Rekonstruksi (reconstruction)

Kesesuaian konteks dalam penyampaian pesan diatas dapat memberikan pemahaman


lebih mendalam dan dapat menumbuhkan kemampuan adaptasi masyarakat dengan dampak
bencana yang terjadi. Walaski (2011) juga menjelaskan terdapat enam poin penting mengenai
ciri dari komunikasi risiko:

1. Mengkomunikasian kejadian yang mungkin terjadi di masa depan,


2. Proses yang terjadi antara komunikator dengan audiens membutuhkan waktu yang
cukup lama atau proses yang panjang,
3. Berfokus pada dialog yang dilakukan antara dua belah pihak,
4. Komunikasi dilakukan dua arah,
5. Tujuan komunikasi ialah untuk mencapai kesepakatan terkait dengan suatu
aktivitas atau kegiatan serta solusi atas terjadinya bahaya,
6. Fungsi dari pengelolaan keselamatan, kesehatan dan lingkungan dilakukan
sebagai upaya penilaian, penetapan standar yang dilakukan organisasi untuk
menciptakan dan menyampaikan pesan.

Salah satu bagian penting yang juga ada dalam komunikasi risiko ialah komunikasi
publik yang terbuka dan jujur tentang risiko sehingga anggota masyarakat dapat membuat
pilihan yang sudah ditentukan. Melalui komunikasi risiko yang terbuka untuk publik ini
menjadi salah satu pemenuhan hak masyarakat untuk tahu. Berbagi risiko sudah menjadi
perspektif pokok dalam ekonomi beberapa waktu terakhir. Hal ini lantaran, penyebaran risiko
pada kumpulan risiko yang lebih besar dapat mengurangi tingkat risiko yang dihadapi setiap
individu. Sehingga dengan adanya komunikasi yang efektif dapat membantu masyarakat
umum memahami dan menerima sebagian tanggung jawab keputusan untuk risiko. Sesuai
dengan penjelasan Reynold dan W. Seeger (2005) komunikasi risiko yang efektif dapat
memfasilitasi pengambilan keputusan, pembagian risiko dan dialog lebih lanjut tentang risiko
dalam hal ini bencana.

Referensi

Asteria, Donna. (2016). Optimalisasi Komunikasi Bencana di Media Massa Sebagai


Pendukung Manajemen Bencana. Jurnal Komunikasi, 01(1).
Covello, Vincent T & Sandman Peter M. (2001). Risk communication: evolution and
revolution.
Dewantoro, Gigih Bagus. (2021). Komunikasi Risiko Penanganan Pandemi Covid-19 Desa
Tanggap Bencana. In Skripsi.
Negoro, Sherly Hindra. (2021). Penerapan Komunikasi Risiko dan Bencana Pada The
Cangkring Jogja Villas &SPA. Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 20(2),
https://doi.org/10.32509/wacana.v20i2.1677
Walaski, P. (2011). Risk and Crisis Communications: Methods and Messages. John Willey &
Sons, Inc.
Wolbarst, Anthony, (Ed.). Solutions to an environment in peril. Baltimore: John Hopkins
Universit y Press; pp.164-78

Anda mungkin juga menyukai