Anda di halaman 1dari 60

MPI 6

KOMUNIKASI RISIKO PENYAKIT MENULAR


POTENSIAL KLB DAN WABAH

Pelatihan Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesma


Dalam Penanggulangan KLB dan Wabah
BIO DATA
LILIS QOULIYAH,SKM,M.Kes

Penyuluh Kesehatan Masyarakat Muda

Kepala Instalasi Humas dan Promkes


RSUD Banten

Status Menikah 2 orang anak


Tujuan Pembelajaran

Hasil Belajar
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu melakukan
komunikasi risiko penyakit menular potensial KLB dan Wabah.
Indikator Hasil Belajar

 Menjelaskan komunikasi Risiko

 Menjelaskan sasaran komunikasi, perilaku dan sosial budaya

 Melakukan strategi komunikasi Risiko

 Melakukan Teknik Komunikasi dalam


Penyebarluasan Informasi
Materi Pokok 1
Komunikasi Risiko Materi Pokok 2
Sasaran Komunikasi, Perilaku dan
Sosial Budaya

Materi Pokok 3
Strategi Komunikasi Risiko

Materi Pokok 4
Teknik Komunikasi dalam Penyebarluasan Informasi
Materi Pokok 1
Komunikasi Risiko
DEFINISI

TINDAKAN BERBAGI ATAU BERTUKAR PIKIRAN, IDE DAN


KOMUNIKASI
PENDAPAT ANTARA DUA ORANG ATAU LEBIH

KOMBINASI KEMUNGKINAN SUATU PERISTIWA DAN


RISIKO KONSEKUENSINYA YANG MELIPUTI BAHAYA BENCANA,
KERENTANAN, KETERPAPARAN DAN KAPASITAS
DEFINISI KOMUNIKASI RISIKO

Proses pertukaran informasi secara terus-menerus, baik langsung


dan tidak langsung dengan pemberitaan yang benar dan
bertanggung jawab yang terbuka dan interaktif atau berulang di
antara individu, kelompok atau lembaga

Komunikasi harus :
Terbuka
Interaktif
Transparan
Proses pemberian /Pertukaran informasi untuk meningkatkan
pengetahuan serta pemahaman individu dan masyarakat
tentang risiko ancaman bahaya
Sehingga dapat mengantisipasi dan mengatasi risiko-risiko yang
mungkin terjadi
Dikenali
Risiko dipahami
Menekan Dampak

Pengetahuan Individu / Masyarakat Tentang Risiko dari sebuah


ancaman/bahaya
Kunci individu / masyarakat untuk mengambil tindakan yang tepat untuk
menghadapi risiko
KOMUNIKASI RISIKO =
RANGKAIAN PROSES MEMINIMALKAN
RISIKO
Komponen Meminimalkan Risiko

Persepsi risiko Suatu proses penentuan faktor-faktor dan tingkat


risiko berdasarkan data-data ilmiah

Proses penyusunan dan penerapan kebijakan


Manajemen risiko dengan mempertimbangkan masukan dari bebagai
pihak untuk melindungi masyarakat dari risiko,
dalam hal ini risiko terhadap kesehatan

Komunikasi risiko Pertukaran informasi dan opini secara timbal balik


dalam pelaksanaan manajemen risiko
PRINSIP KOMUNIKASI RISIKO
Mengenali Audiens

Audiens harus dianalisis untuk mengetahui motivasi dan pandangan mereka


dan untuk memahami kekhawatiran serta perasaan mereka dan untuk
mempertahankan terbukanya saluran komunikasi dengan mereka. Mendengarkan
 semua pihak yang
berkepentingan merupakan bagian penting dalam komunikasi risiko.
Melibatkan Pakar Ilmiah

Pakar ilmiah dalam kapasitasnya sebagai pengkaji risiko harus


mampu menjelaskan konsep dan proses pengkajian risiko.
Mereka harus dapat menerangkan hasil-hasil pengkajian serta data-
data ilmiahnya, asumsi dan pertimbangan objektif yang menjadi
dasar penjelasan itu sehingga manajer risiko serta pihak
berkepentingan lainnya dapat memahami dengan jelas risiko
tersebut.
Menciptakan Keahlian Dalam Berkomunikasi

Untuk bisa berhasil, komunikasi risiko memerlukan keahlian dalam


menyampaikan informasi yang mudah dipahami dan mudah
digunakan kepada semua pihak yang berkepentingan

Menjadi Sumber Informasi yang dapat dipercaya


Informasi dari sumber yang dapat dipercaya memiliki kemungkinan
yang lebih besar untuk mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap
suatu risiko daripada informasi yang berasal dari sumber yang kurang
dapat dipercaya.
Tanggung Jawab Bersama

Badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur di tingkat nasional, re-gional maupun


lokal memiliki tanggung jawab pokok dalam pelaksanaan
komunikasi risiko
Masyarakat mengharapkan agar pemerintah memainkan peranan utama di dalam
pelaksanaan manajemen berbagai risiko kesehatan
masyarakat
jika pengambilan keputusan dalam manajemen risiko melibatkan kontrol secara sukarela
atau melalui peraturan dan juga benar jika keputusan pemerintah adalah untuk tidak
melakukan tindakan
KOMUNIKASI RISIKO
“SMART”
 Jangan terlalu umum, harus jelas
Specific
dan spesifik perilaku yang dituju

Measurable  Terukur dampak keberhasilannya

Accurate  Perilaku yang dilakukan secara tetap


oleh khalayak sasaran
 Sesuai dengan kebutuhan khalayak
Relevant sasaran

Time  Jelas Kapan batasan waktunya


Frame
Inti Komunikasi Risiko = Penyebarluasan / Penyampaian Informasi

Media Massa, Medsos Langsung kepada masyarakat


TIM KOMUNIKASI RISIKO
Tim Komunikasi Risiko (TKR)  Menggerakkan masyarakat untuk
berperan aktif
 Menyampaikan informasi baik
langsung (penyuluhan, rapat
desa,dll) dan tidak langsung (Media
cetak dan elektronik)
 Menggalang Kemitraan dengan
berbagai unsur dimasyarakat

 Pengumpulan informasi
Tim Sentra Media (TSM)  Penyebarluasan informasi melalui
media massa
TUJUAN KOMUNIKASI RISIKO

MENINGKATKAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM


KESIAPSIAGAAN PENANGGULANGAN KLB DAN ATAU
WABAH

SEBAGAI LANDASAN UMUM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


DAN PENETAPAN KEGIATAN KESIAPSIAGAAN

SEBAGAI PROSEDUR PENYELENGGARAAN KOMUNIKASI


RISIKO
TUJUAN KOMUNIKASI RISIKO

UPAYA MENGGALANG KEMITRAAN DALAM


MENGHADAPI KLB DAN ATAU WABAH

MENGEMBANGKAN PESAN- PESAN KLB DAN ATAU


WABAH
RUANG LINGKUP KOMUNIKASI RISIKO

SEBELUM TERJADINYA
KLB/WABAH

SAAT TERJADINYA KLB


/WABAH

SETELAH TERJADINYA
KLB / WABAH
PELAKSANAAN KOMUNIKASI RISIKO
Penggerakan masyarakat
Penyuluhan kesehatan
FUNGSI Mobilisasi sosial
OPERASIONAL advokasi
Kader
Tokoh masyarakat
Tokoh agama, tokoh adat
Ormas
KEMITRAAN LSM
Lintas Program
Dunia usaha/swasta

LOGISTIK Sarana prasarana pendukung (media informasi


Materi Pokok 2
Sasaran Komunikasi, Perilaku dan Sosial Budaya
Sasaran Komunikasi Risiko
Sasaran Primer (Individu, kelompok,masyarakat /semua
anggota masyarakat yang tertular

Sasaran Sekunder (kader,Toma,Toga,Petugas Kesehatan,


petugas pemerintah,organisasi profesi, LSM,dsb)

Sasaran Tersier (Pejabat eksekutif, Legislatif,penyandang


Dana, media massa,dsb)
Perilaku
Respon individu rangsangan, baik yang berasal dari luar maupun dari
dalam dirinya atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai
frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak
Manusia seringkali menampilkan”Perilaku Kawanan”
(Herd Behavior)
Dan mengikuti pimpinan (Libatkan para pimpinan komunitas baik formal
maupun informal)
Perubahan Perilaku adalah sebuah Proses

Komunikasi Strategis
(Diulang-ulang)
melalui berbagai saluran komunikasi
Faktor yang mempengaruhi partisipasi perilaku

Kesiapan Individu  Persepsi (kerentanan thd penyakit,


untuk merubah perilaku potensi ancaman, motivasi dan
kepercayaan ) bahwa perubahan
Dorongan dari perilaku akan memberikan
lingkungan keuntungan

 Karakteristik Individu
 Penilaian individu thd perubahan
Perilaku itu Sendiri perilaku yang ditawarkan
 Interaksi dengan petugas kesehatan
yang merekomendasikan perubahan
perilaku
 Pengalaman mencoba perubahan
perilaku yang serupa
PROSES PEMBENTUKAN PERILAKU

KEBUTUHAN

MOTIVASI

FAKTOR PERANGSANG
DAN PENGUAT

PENGARUH SIKAP DAN


KEPERCAYAAN
CARA INTERVENSI PERILAKU

3E
EDUCATION

Enforcement

ENGINEERING
EDUCATION = Upaya mendidik sasaran lewat penyampaian
pesan dan informasi
ENGINEERING = Upaya melakukan modifikasi atau
pengaturan perilaku tertentu
Enforcement = Upaya penegakan disiplin atau
memberi hukuman
Sosial Budaya

Keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu


pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain.
Pendekatan Budaya
sebagai Alternatif Memutus Rantai Penyebaran Covid-19

Penanganan wabah penyakit harus dilakukan dengan pendekatan


sosial budaya

wabah penyakit dan aspek sosial-budaya adalah dua hal yang tidak
dapat dipisahkan
Disatu sisi, penyakit seringkali disebabkan oleh budaya (cara-cara
hidup) manusia, atau setidaknya penyakit mudah menjadi wabah
karena budaya tertentu dalam masyarakat
Di sisi lain penyakit memberikan dampak yang luar biasa dalam aspek
budaya manusia
Pendekatan Budaya
sebagai Alternatif Memutus Rantai Penyebaran Covid-19

Wabah Covid-19
Penyakit ini ditularkan antar manusia melalui kontak jarak dekat,
karena itu berbagai tradisi masyarakat seperti kenduri dan pesta
untuk sementara waktu tidak boleh dilaksanakan
Bukan tidak mungkin setelah wabah ini berakhir, manusia memiliki
suatu cara hidup yang baru
Aspek Sosial Budaya Dalam langkah
penanggulangan covid-19

Membuat materi kampanye berbasis budaya lokal, tetapi bukan


sebatas konten seni tradisi seperti yang sudah ada saat ini
Materi budaya yang digunakan mestinya adalah memori lokal
mengenai wabah, yang boleh jadi tersimpan dalam cerita rakyat,
nyanyian dan sebagainya

Melibatkan pemimpin adat, atau agensi lokal lainnya dalam


melakukan kampanye penanganan covid-19
Pelibatan aktor-aktor lokal ini akan membawa dampak yang cukup
signifikan karena himbauan berasal dari kalangan sendiri sehingga
lebih di dengar
Aspek Sosial Budaya Dalam langkah
penanggulangan covid-19

Pemerintah Kabupaten juga dapat membuat atau mengaktifkan


posko-posko kesehatan dilingkungan terkecil
Instansi kesehatan dapat menunjuk duta kesehatan warga dan
memberikan edukasi singkat mengenai  pencegahan penyebaran virus
corona

Pemerintah dapat menstimulus lahirnya aturan adat atau aturan desa


yang bertujuan mensukseskan penanganan dan pencegahan covid-19.
Dalam banyak masyarakat, aturan adat atau peraturan desa
kadangkala lebih dipatuhi dari pada himbauan pemerintah. Hal ini
dikarenakan aturan adat dan desa dirasakan lebih “dekat” dari pada
peraturan pemerintah.
Materi Pokok 3
Strategi Komunikasi Risiko
STRATEGI KOMUNIKASI RISIKO

Kepercayaan

Perencanaan Pemberitahuan
Pertama

Pendapat
dan Sikap Transparansi
Masyarakat
TUGAS PERTAMA TIM TGC ADALAH
MEMBANGUN ATAU
KEPERCAYAAN MENGEMBALIKAN KEPERCAYAAN
MASYARAKAT

TUGAS TIM TGC ADALAH


MENUNJUK JURU BICARA DAN
PEMBERITAHUAN PERTAMA MEMBERIKAN INFORMASI
SECEPATNYA KEPADA
MASYARAKAT
JURU BICARA MEMBERIKAN INFORMASI
YANG SEJUJURNYA TENTANG KONDISI
TRANSPARANSI YANG TERJADI TIDAK PERLU RAGU
MEMBERIKAN PENJELASAN DAN
MENJELASKAN HAL-HAL YANG BISA
DILAKUKAN

PERLU DITANYAKAN DAN DITELUSURI


PENDAPAT DAN SIKAP APA KATA MASYARAKAT (SIKAP,
MASYARAKAT KEPERCAYAAN, KEBIASAAN DAN
PERILAKU YANG LAIN) === MENYUSUN
PESAN KUNCI
MENYUSUN RENCANA KOMUNIKASI KRISIS
 ANALISIS SITUASI KOMUNIKASI RISIKO
(SWOT)
Strength (kekuatan), Weaknesses (Kelemahan),
Opportunitis (Peluang), Threast (ancaman).
 ANALISIS STEAK HOLDER (PEMANGKU
KEPENTINGAN)
 TUJUAN KOMUNIKASI RISIKO
 MENYUSUN STRATEGI KOMUNIKASI RISIKO
PERENCANAAN
 PESAN KUNCI
 IDENTIFIKASI KHALAYAK SASARAN
 SALURAN KOMUNIKASI
 PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
KAPASITAS
 MONITORING DAN EVALUASI
KOMUNIKASI DALAM KEADAAN KRISIS
DIMASYARAKAT
PERSIAPAN DIRI, TETAPKAN TUJUAN DAN TARGET DAN SKILL YANG
DIBUTUHKAN

MEMBINA HUBUNGAN DENGAN TOMA DAN MASYARAKAT


MELAKUKAN KUNJUNGAN KEPADA TOMA,TOGA, ORGANISASI
KEPEMUDAAN, TOKOH ADAT
MENGETAHUI KEBIASAAN ATAU TRADISI MASYARAKAT YANG ADA

HADIR DALAM KEGIATAN KEMASYARAKATAN YANG BERSIFAT UMUM


DAN KEAGAMAAN
BANGUN POLA HUBUNGAN KEMITRAAN
BERIKAN PEMAHAMAN BAHWA PROGRAM PENANGANAN BENCANA
ADALAH PROGRAM MILIK MASYARAKAT
KOMUNIKASI DALAM KEADAAN KRISIS KEPADA
PENGAMBIL KEPUTUSAN

PAPARKAN KONDISI BERDASARKAN DATA DAN FAKTA

JELASKAN DAMPAK JIKA KLB ATAU WABAH TERJADI

TANAMKAN PEMAHAMAN BAHWA KLB DAN ATAU WABAH DAPAT


DIKURANGI DAMPAK RISIKONYA
JELASKAN BAHWA MEREKALAH YANG LEBIH TAHU DENGAN BAIK
TENTANG KONDISI DESA MEREKA DAN MENGETAHUI BETUL APA YANG
HARUS DILAKUKAN
TUNJUKKAN KESUNGGUHAN KITA, KEJELASAN VISI DAN MISI DAN
PENGALAMAN DALAM UPAYA BERSAMA MEMBANTU DAN MENGURANGI
RISIKO
KOMUNIKASI DENGAN MEDIA

PENYIAPAN MEDIA CENTER

SURVEILANS KOMUNIKASI = KEGIATAN MENDOKUMENTASIKAN DAN


MENCERMATI BERITA DARI BERBAGAI MEDIA , ISU YANG BERKEMBANG
KEMUDIAN DILAKUKAN ANALISA UNTUK DASAR PEMBUATAN PESAN
YANG AKAN DIKOMUNIKASIKAN KEPADA MASYARAKAT
JUMPA PERS
DILAKUKAN UNTUK MENYAMPAIKAN INFORMASI PENTING DARI
INSTITUSI SECARA LUAS KEPADA MASYARAKAT MELALUI MEDIA MASSA
FACT SHEET, LATAR BELAKANG, DATA LAIN
SEBAGAI SARANA MEMPERDALAM PENGETAHUAN PERS AGAR DAPAT
MENYAMPAIKAN BERITA SECARA LEBIH PROFESIONAL,AKURAT
TIPS KOMUNIKASI DENGAN MEDIA MASSA

TERUS MENERUS MENGEMBANGKAN MATERI

MENGGUNAKAN BERBAGAI MEDIA YANG ADA

MEMBANGUN DAN MEMELIHARA KONTAK DENGAN MEDIA MASSA

MEMPOSISIKAN ORGANISASI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MELAKUKAN KOORDINASI DENGAN BAGIAN LAIN UNTUK INFORMASI


YANG LEBIH MUTAKHIR
PERHATIKAN TENGGAT WAKTU PENAYANGAN BERITA
JANGAN PERNAH BERBOHONG, BICARA BENAR ATAU DIAM
JANGAN MEMBUKA PERTENGKARAN YANG TIDAK PERLU
Materi Pokok 4
Teknik Komunikasi dalam Penyebarluasan Informasi
EMPAT
KEADAAN SITUASI KEKUATIRAN PADA MASYARAKAT
(PETER SANDMAN)

SITUASI PERTAMA SITUASI KETIGA


BAHAYA TINGGI BAHAYA RENDAH NAMUN
MASYARAKAT TIDAK PEDULI MENIMBULKAN KEPANIKAN ATAU
KEMARAHAN PADA MASYARAKAT

SITUASI KEDUA SITUASI KEEMPAT


BAHAYA SEDANG BAHAYA TINGGI
PERHATIAN MASYARAKAT SEDANG MASYARAKAT SANGAT KUATIR
(BANYAK DIHADAPI TIM TGC)
BENTUK KOMUNIKASI YANG DAPAT DILAKUKAN
PADA TIAP SITUASI
AUDIENS
Apatis, tidak ada perhatian dan tidak tertarik berbicara
tentang permasalahan dan bahaya yang mengancam

SITUASI PERTAMA Tugas


(PENDIDIKAN KESEHATAN) Mengembangkan dan menyebarluaskan informasi yang
BAHAYA TINGGI singkat, padat dan mengena
MASYARAKAT TIDAK PEDULI (MASA
BODOH) Media
Media massa / Monolog
Tantangan
Ketidakpedulian audiens

Dukungan
Tidak perlu mendengarkan atau memikirkan keinginan
audiens
BENTUK KOMUNIKASI YANG DAPAT DILAKUKAN
PADA TIAP SITUASI
AUDIENS
Peduli, perhatian, namun tidak panik atau marah, audiens
ideal

Tugas
SITUASI KEDUA Membahas masalah secara terbuka dan rasional,
(BINA SUASANA) menjelaskan kebijakan program, menjawab pertanyaan
BAHAYA SEDANG audiens
KEKUATIRAN SEDANG Media
(WASPADA /PERHATIAN) Dialog interaktif
Tantangan
Hampir tidak ada

Dukungan
Suasana terbaik untuk berkomunikasi
BENTUK KOMUNIKASI YANG DAPAT DILAKUKAN
PADA TIAP SITUASI
AUDIENS
Sekelompok orang yang marah atau panik

Tugas
Meredam kemarahan dan kepanikan dengan
SITUASI KETIGA mendengarkan, menunjukkan pengertian, dll
(PENENANGAN MASSA)
BAHAYA RENDAH
Media
KEKUATIRAN TINGGI
Komunikasi langsung dan memberi kesempatan audiens
(PANIK / MARAH)
lebih banyak bicara
Tantangan
Kemarahan audiens terhadap petugas

Dukungan
Audiens menunjukkan kepedulian terhadap masalah yang
dihadapi
BENTUK KOMUNIKASI YANG DAPAT DILAKUKAN
PADA TIAP SITUASI AUDIENS
PUBLIK LUAS YANG SANGAT KUATIR
(KEPANIKAN, KETIDAK BERDAYAAN, DAN
KEBINGUNGAN)
Tugas
Membantu audiens untuk mengatasi rasa takut dan
SITUASI KEEMPAT kebingungan
(KOMUNIKASI KRISIS)
BAHAYA TINGGI Media
KEKUATIRAN TINGGI Media massa secara monolog, komunikasi langsung
dengan masyarakat
Tantangan
Stress akibat krisis itu sendiri

Dukungan
Kemarahan masyarakat tidak tertuju langsung pada
petugas setidaknya hingga krisis berakhir
Penugasan Kelompok Komunikasi Risiko
1. Kelompok dibagi menjadi 5 Kelompok @ 2 Puskesmas
2. Kelompok mendiskusikan tentang kasus :
 Kelompok 1 Kasus Wazan
 Kelompok 2 Kasus Pandemi Covid di Gandaria
 Kelompok 4 Kasus Pandemi Covid di Gandaria
 Kelompok 3 Kasus Desa Balungan
 Kelompok 5 Kasus Desa Balungan
3. Masing-masing kelompok silahkan melakukan dan mendiskusikan tentang :
1. Lakukan penyusunan perencanaan strategi komunikasi risiko meliputi :
 analisis situasi komunikasi risiko
 analisis steak holder (pemangku kepentingan)
 tujuan komunikasi risiko
 menyusun strategi komunikasi risiko
 pesan kunci
 identifikasi khalayak sasaran
 saluran komunikasi
 pelatihan dan pengembangan kapasitas
 monitoring dan evaluasi
2. Jelaskan Kemungkinan hambatan apa yang akan terjadi
4.Kelompok menyajikan hasil diskusi kelompoknya dan kelompok lain dipersilahkan untuk memberikan tanggapan dan masukan.
6. Waktu Penyajian hasil diskusi kelompok @ 10 menit
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai