DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
KELAS 4A KEPERAWATAN
INRY RUBEN
RACHMI AVILLIANI
RISKA HINAYA
SHISIL ATRIANI PUTRI
SITI ISMAWATI LABANI
SITI NAHDALIA
SRI DEWI RAHMAWATI
SRI WAHYUNI
UNI OKTAVIA NINGSIH
UUN PRAYOGI
WINNY DESTRIA PUTIA
YUNI CHYNTHIA AKBAR
YULIANA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang maha Esa karena atas
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Makalah Komunikasi Dalam Bencana”.Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber referensi sebagai pengarahan dari berbagai pihak.oleh sebab itu dalam
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep komunikasi secara umum
B. Jenis jenis komunikasi
C. Konsep komunikasi dalam bencana
1. Prinsip komunikasi dalam bencana
2. Peran komunikasi dalam bencana
3. Penanggulangan bencana
4. Fungsi komunikasi dan koordinasi
5. Aktifasi manajemen komando
6. Alat komunikasi
7. SDM bidang komunikasi
8. Koordinator evakuasi
9. Koordinator evakuasi
10. Mekanisme komunikasi dalam bencana
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memahami komunikasi ternyata bukanlah perkara sederhana.Banyak
pakar komunikasi memahami dan mendefinisikan komunikasi dari berbagai
perspektif.Berbagai pemaknaan tentang komunikasi hingga saat ini terus
berlangsung dan berkembang. Dari sekian banyak pandangan atau arti komunikasi,
yang lebih popular komunikasi dapat dipahami sebagai proses, peristiwa, transaksi
simbolis. Bahkan lebih kristis lagi komunikasi juga dimaknai sebagai fenomena
masyarakat yang tidak bisa dihindari.
Dalam berbagai keadaan setiap hari, proses komunikasi adalah hal
yang benar – benar mendasar.Tidak ada kegiatan yang lebih mendasar untuk
kehidupan kita secara pribadi, sosial atau professional kecuali
komunikasi.Memang, komunikasi sangat penting yang sering kali kita anggap
benar begitu saja sebagaimana kita bernafas.
Kesadaran bahwa komunikasi merupaan proses yang mendasar, mau
tidak mau, menyiratkan bahwa hal itu mudah dipahami atau dikendalikan.
Sebaliknya, komunikasi itu sangat komplek dan memiliki banyak bentuk. Banyak
contohnya dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, professional, teknologi,
nasional , maupun internasional.
Studi komunikasi merupakan induk dari berbagai macam studi –
studi lain, studi komunikasi pembangunan adalah salah satu contohnya.Ide
munculnya komunikasi pembangunan dalam masyarakat ataupun dalam lingkungan
studi ilmu komunikasi bukanlah sesuatu yang kebetulan, melainkan melalui
serangkaian tahap dan kajian mendalam, baik secara teoritis maupun praktis.Sebuah
konsep komunikasi pembangunan yang baik dan benar sehinggga menciptakan
sebuah sasaran yang benar – benar berkualitas
B. Rumusan masalah
1. Apa itu komunikasi dalam bencana?
2. Bagaimana prinsip dalam komunikasi bencana?
3. Apa saja peran fungsi komunikasi dalam bencana?
C. Tujuan
Mahasiswa mampu memahami sistem komunikasi dalam bencana, prinsip dan
fungsi komunikasi dalam bencana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep komunikasi
Wilbur Schramm mengemukakan komunikasi berasal dari kata
latincommunis yang berarti sama (common). Komunikasi didefinisikan sebagai
suatu proses kegiatan yang memiliki banyak langkah terpisah tetapi tetap saling
berhubungan sepanjang waktu (Ruben, 2013:16).
Sedangkan menurut Everest M. Rogers dalam buku Deddy Mulyana
(2005:56), menuturkan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
sesorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang – lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk menggubah sikap atau tingkah laku seseorang atau
sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy, 2003:13).
Teori dan prinsip komunikasi membantu kita mengerti apa yang
terjadi dalam kehidupan kita dan mereka membantu kita merasakan dampak
personal. Galvin dalam buku Julia T. Wood (2013:3) menuturkan, komunikasi
juga sistematis yang berarti bahwa itu terjadi dalam suatu sistem pada bagian
yang slaing berhubungan yang mempengaruhi satu sama lain.
Dari berbagai uraian diatas maka penulis penyimpulkan bahwa
pengertian komunikasi adalah proses pertukaran pikiran verbal maupun
nonverbal dari satu orang (pengirim) kepada orang lain (audien) untuk
mengubah tingkah laku.
Komunikasi merupakan sebuah proses yaitu kegiatan yang
berlangsung secara berkelanjutan. Proses komunikasi merupakan langkah –
langkah mulai dari proses menciptakan informasi sampai dengan dipahami oleh
komunikan. Dalam proses terjadinya komunikasi terdapat adanya model –
model tertentu untuk berkomunikasi
Dalam komunikasi terdapat komponen – komponen seperti :
4. Media, yaitu sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikasi
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya
a. Pra bencana
1) Situasi tidak ada bencana
a) Perencanaan
b) Pencegahan
c) Pengurangan resiko
d) Pendidikan
e) Pelatihan
f) Penelitian
g) Penataan tata ruang
2) Situasi terdapat potensi bencana
a) Mitigasi
b) Peringatan dini
c) Kesiapsiagaan
Pada tahap Pra Bencana, pemerintah daerah bertanggung
jawab dalam penyelenggaran penanggulangan bencana. Dalam
undangundang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah searangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko
timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan
rehabilitasi.
Saat pra bencana, dalam pasal 34 penyelenggaraan
penanggulangan bencana pada tahapan pra bencana seperti yang
dimaksud dalam pasal 33 huruf a yang berisi:
1) Dalam situasi tidak terjadi bencana
2) Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana
b. Saat Bencana (during disaster) / tanggap darurat
a) Kajian cepat
b) Status keadaan darurat
c) Penyelamatan & evakuasi
d) Pemenuhan kebutuhan dasa
e) Perlindungan
f) Pemulihan
Berupa Tanggap Darurat atau Emergency Response Setelah
situasi pada saat tanggap darurat direspon, penanganan bencana harus
dilakukan dengan baik oleh seluruh substansi dan akar dari
masalahnya.Dengan demikian, konsidi pada saat tangap darurat ini
diletakkan pada sebuah perspektif penanganan terhadap keseluruhan
siklus bencana.
c. Pasca bencana
1) Rehabilitas
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek layanan
public atau masyarakat sampai tingkat memadai wilayah
pascabencana. Tujuan utamanya normalisasi atau mengembalikan
kembali berbagai aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat agar
berjalan seperti sebelum terjadi bencana
2) Rekonstruksi
Sedangkan rekonstruksi adalah pembangunan
kembali segala prasarana dan sarana serta kelembagaan pada
wilayah pasca bencana pemerintahan atau masyarakat.
Hal ini bertujuan untuk memulai kegiatan pada
aspekaspek ekonomi, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan
ketertiban dan membangkitkan peran masyarakat di segala aspek
kehidupan.
Masing-masing tahapan tidak dapat berdiri sendiri,
tetapi saling keterkaitan satu sama lain. Kesinambungan proses
antar tahapan akan menentukan sukses tidaknya menajemen
bencana disebuah tempat. Komunikasi, antar lembaga sangat
dibutuhkan untuk menanggulangi bencana yang sedang terjadi.
Upaya penanggulangan bencana harus dimulai jauh
sebelum bencana terjadi untuk meminimalisir jatuhnya korban
jiwa dan kerugian finansial.Penanganan selama terjadinya
bencana juga sangat penting untuk segera dilakukan guna
menolong korban bencana, sementara tahap setelah
bencana(pasca bencana) menjadi tahap pemulihan terhadap
korban dan kondisi sosial ekonomi daerah setempat.
Hampir seluruh negara yang ada di dunia ini pernah
terkena bencana.Hanya saja, ada beberapa yang masih tidak
disadarai dalam mengelola bencana dengan baik.Hal ini yang
menyebabkan sering terjadinya bencana yang tidak terduga dan
masyarakat bingung terhadap dampak dari bencana yang
merugikan baik secara materi maupun nonmateri.
Peran komunikasi, baik komunikasi interpersonal,
kelompok, organisasi, media massa, publik maupun lintas
budaya selalu terlibat dalam proses penanggulangan bencana.
Peran komunikasi dapat dilihat dari bagaimana dalam setiap
langkah-langkah tahap penanggulanganbencana pada tiap-tiap
daerah berbeda-beda.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebuah tatanan informasi yang tidak berdiri sendiri, melainkan
unsur-unsur pengelolaan yang di orientasikan terhadap pemenuhan maksud dan
tujuan organisasi. Dimana Informasi sendiri adalah perubahan bentuk data yang
sudah diolah oleh suatu proses tertentu serta dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
Kemampuan untuk berkomunikasi, berkoordinasi, dan bekerja secara efektif
sebagai suatu team merupakan faktor utama dalam menentukan keberhasilan suatu
rencana.
B. Saran
Publik perlu tahu tentang bahaya dan resiko yang akan mereka
hadapi, sehingga mereka bisa melakukan persiapan-persiapan yang diperlukan bila
tjadi suatu masalah. Tanpa pengetahuan yang cukup, mereka sulit untuk melakukan
persiapan-persiapan tersebut.Oleh karena itu, seorang tenaga profesional hendaknya
mengetahui sudut pandang dan kebutuhan dari masyarakat di sekitarnya, sehingga
mereka bisa memberikan pertolongan dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Eko Harry. Lucinda. 2011 Setio Budi HH, dkk, Komunikasi Bencana Yogyakarta:
ASPIKOM