Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Lasswell dalam Hafied Cangara buku
pengantar ilmu komunikasi Edisi kedua (2016:21) bahwa cara yang tepat untuk
menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang
menyampaikan, apa yang disampaikan melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa
pengaruhnya”.
Cangara, (2016) Istilah komunikasi pada perkataan Latin Communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang
atauulebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin
Communication yang artinya membagi :
1. Tipe Komunikasi
Menurut (Wayne Pace:2016:33) dalam Hafied Cangara buku pengantar ilmu
komunikasi Edisi kedua ada tiga tipe tipe komunkasi, yaitu komunikasi dengan
diri sendiri, komunikasi antarpribadi dan juga komunikasi khalayak
Menurut (Cangara,2016:34) tipe komunikasi dibagi menjadi empat, yakni
komunikasi dengan diri sendiri, komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan
komunikasi massa.
a. Tipe Komunikasi Dengan Diri Sendiri
Pengertian Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang
terjadi di dalam diri individu atau berkomunikasi dengan dirinya sendiri.
Terjadinyasuatu proses komunikasi di sini karena adanya seseorang yang memberi
arti terhadap sesuatu objek yang diamatinya atau terlintas di pikirannya. Obyek
dalam hal ini bisa saja dalam bentuk benda, kejadian alam, pengalaman, peristiwa,
fakta yang mengandung arti bagi manusia, baik yang terjadi di luar diri seseorang
maupun dalam diri seseorang.
b. Tipe Komunikasi Antarpribadi
Cangara (2016), Komunikasi Antarpribadi adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka. Menurut sifatnya
komunikasi antarpribadi dibedakan atas dua macam, yaitu komunikasi kelompok

7
8

kecil dan komunikasi diadik.Komunikasi Diadik adalah proses komunikasi yang


berlansung antara dua orang dalam situasi bertatap muka (ketemu langsung).
Komunikasi diadik dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu percakapan,
wawancara dan dialog.Komunikasi Kelompok Kecil adalah proses komunikasi
yang berlangsung antara tiga orang atau lebih secara tatap muka, yang di mana
para anggotanya saling berinteraksi satu sama lainnya.
c. Tipe Komunikasi Publik
Cangara (2016:33), Komunikasi Publik adalah suatu proses komunikasi yang
di mana pesan pesan disampaikan oleh pembicara dalam stuasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar. Komunikasi publik ini memiliki ciri komunikasi
interpersonal atau pribadi, karena berlangsung secara tatap muka, akan tetapi
terdapat beberapa perbedaan yang cukup mendasar sehingga memiliki ciri
masing-masing.
Komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara berlanjut. Dapat
diidentifikasi siapa yang berbicara dan siapa yang mendengarkannya. Ciri ciri lain
yang dimiliki komunikasi publik bahwa pesan yang disampaikan itu tidak
berlangsung secara spontanitas, akan tetapi terencana dan dipersiapkan lebih awal.
Tipe komunikasi publik ini biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti
kuliah umum, rapat akbar, pengarahan dan lain semacamnya.
d. Tipe Komunikasi Massa
Menurut Cangara (2016:34) Komunikasi Massa adalah proses komunikasi
yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalyak yang sifatnya massa melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti
televisi, surat kabar, radio dan film.Ciri komunikasi massa yaitu sifat pesannya
terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, suku, pekerjaan, agama
maupun dari segi kebutuhan. Ciri lain yang dimiliki tipe komunikasi massa yaitu
sumber dan penerima dihubungan oleh saluran yang telah diproses secara
mekanik. Sumber ini berasal dari suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari
banyak orang, Contohnya : Reporter, editor, penyiar, teknisi dan lain sebagainya.
Oleh karena itu proses dari penyampaian pesannya lebih formal, terencana serta
lebih rumit, dengan kata lain membaca.
9

Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat
(tertunda) dan sangat terbatas. Dalam perkembangan teknologi komunikasi yang
begitu cepat, khususnya pada media massa elektronik misalnya televisi dan radio,
sehingga umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada penyiar,
misalnya melalui program interaktif.
2. Unsur-unsur Komunikasi
Menurut Cangara (2016:24) Komunikasi adalah proses penyampaian pesan
dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk memengaruhi pengetahuan
atau perilaku seseorang. Dari pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka
kita bisa mengatakan bahwa suatu proses komunikasi tidak akan bisa berlangsung
tanpa didukung oleh unsur-unsur. Berikut pengertian unsur-unsur komunikasi:
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau
pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu
orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok. Sumber sering disebut pengirim,
komunikator atau dalam bahasa inggrisnya disebut source, sender atau encoder.
b. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan disampaikan pengirim dengan cara tatap muka
atau melalui media komunikasi.
c. Media
Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan
dari sumber kepada penerima.
d. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih. Penerima adalah elemen penting
dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dalam komunikasi.
e. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan , dirasakan, dan
dilakukakn oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.
2.2 Komunikasi Massa
10

Gebner (1967) Khomsarial Romli (2016:2) “Mas communication is the


technologically and institutionally based production and daistribution the most
broadly shared continuous flow of messege in industrial sociates”. (Komunikasi
massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi lembaga dari
arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat
Indonesia (Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Kamilah, dkk. 1999).
Definisi Gebner tergambar bahwa Komunikasi massa itu menghasilkan suatu
prodak berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan,
didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menudalam jarak waktu yang
tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak
dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, sehingga
komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.
2.3 Unsur–Unsur Komunikasi Massa
Lasswell Ngalimun (2016:90-94) memformulasikan unsur – unsur komunikasi
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut “ Who Say What in Which Channel to
Whom With What Effect ?”
A. Unsur who (sumber atau komunikator). Sumber utama dalam komunikasi
massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas
lembaga atau organisasi (institutionalized person). Yang dimaksud dengan
lembaga dalam hal ini adalah perusahaan surat kabar, stasiun radio, televisi,
majalah, dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud institutionalized person
adalah redaktur surat kabar (sebagai contoh).
B. Unsur says what (pesan). pesan – pesan komunikasi massa dapat diproduksi
dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audience yang sangat
banyak. Pesan – pesan itu berupa berita, pendapat, lagu, iklan, dan sebagainya.
C. Unsur in which channel (saluran atau media). Unsur ini menyangkut semua
peralatan yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan–pesan komunikasi
massa. Media yang mempunyai kemampuan tersebut adalah surat kabar,
majalah, radio, televisi, internet dan sebagainya.
D. Unsur to whom (penerima atau mass audience). Penerima pesan–pesan
komunikasi massa biasa disebut audience atau khalayak. Orang yang
11

membaca surat kabar, mendengarkan radio, menonton televsi, browsing


internet merupakan beberapa contoh dari audience.
E. Unsur with what effect (dampak). Dampak dalam hal ini adalah perubahan–
perubahan yang terjadi di dalam diri audience sebagai akibat dari keterpaan
pesan–pesan media. David Berlo dalam ngalimun (2016) mengklasifikasikan
dampak atau perubahan ini ke dalam tiga kategori yaitu : perubahan dalam
ranah pengetahuan, sikap, dan perilaku nyata, perubahan ini biasanyan
berlangsung secara berurutan.
Charles wright Ngalimun (2016:93), audiens memiliki karakteristik–karakteristik
sebagai berikut :
1. Large yaitu penerima–penerima pesan komunikasi massa berjumlah banyak,
merupakan individu- individu yang tersebar dalam berbagai lokasi.
2. Heterogen yaitu penerima–penerima pesan komunikasi massa terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat, beragam dalam hal pekerjaan , umur , jenis
kelamin, agama, etnis, dan sebagainya.
3. Anonim yaitu anggota–anggota dari mass audience umumnya tidak saling
mengenal secara pribadi dengan komunikatornya.
Charles Wright dalam Ngalimun (2016:93) memberikan karakteristik pesan–
pesan komunikasi massa sebagai berikut :
1. Publicly. Pesan–pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan
kepada orang perorang secara eksklusif, melainkan bersifat terbuka, untuk
umum atau publik.
2. Rapid. Pesan–pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audience
yang luas dalam waktu yang singkat serta simultan.
3. Transient. Pesan–pesan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan segera,
dikonsumsi sekali pakai dan bukan untuk tujuan yang bersifat permanen. Pada
umumnya pesan – pesan komunikasi massa cenderung dirancang secara
timely, supervisial, dan kadang – kadang bersifat sensasional.
2.4 Ciri-Ciri komunikasi Massa
Menurut Ngalimun (2016:94) adalah sebagai berikut :
a. Bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis
12

b. Bersifat satu arah , artinya tidak ada interaksi antara peserta–peserta


komunikasi
c. Bersifat terbuka, artinya ditujukan pada publik yang tidak terbatas dan
anonym
d. Mempunyai publik yang secara tersebar.
2.5 Media Massa
Sebagai basis masyarakat (the basis of society) (De Fleur dan Rokeach 1982,
117; Rivers, Jensen dan Peterson 2003, 33), dalam kenyataan proses komunikasi
antarmanusia itu terjadi dalam beberapa konteks atau level (Lihat, Infante, Rancer
dan Womack 1990, 124-127; Littlejohn 2005, 11. Satu di antara level dan
termasuk yang paling kompleks (lihat, De Fleur & Rokeach 1982, 8), sehubungan
dalam prosesnya tercakup banyak aspek interpersonal, kelompok, publik dan
komunikasi organisasi, yaitu level mass (massa).
Dalam aplikasinya, berlangsungnya komunikasi dalam konteks massa tersebut
dilakukan dengan atau tanpa media. Namun, seperti dikatakan Littlejohn, biasanya
ini dilakukan dengan memanfaatkan media. Terkait dengan pemanfaatannya,
maka ada yang melalui media elektronik (televisi,radio), cetak (press, misal
suratkabar,majalah) dan belakangan ada yang melalui media on line.
Komunikasi dalam konteks massa, atau lazim dikenal dengan komunikasi
massa, telah banyak didefinisikan akademisi. Diantaranya dikemukakan Bittner,
bahwa komunikasi massa yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa
pada sejumlah besar orang (Mass communication is messages communicated
through a mass medium to a large number of people) (dalam Rakhmat 1985, 176).
Definisi ini menyiratkan makna bahwa komunikasi massa pada hakikatnya adalah
sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh suatu organisasi media massa
kepada khalayak luas yang anonim. Littlejohn menyebut proses komunikasi yang
demikian dengan konsep media encoding, yaitu proses di mana organisasi media
memediakan pesannya kepada khalayak.
Terdapat sejumlah tujuan organisasi media dalam proses penyelenggaraan
komunikasi massa tadi. Dalam kaitan media massa cetak misalnya, maka tujuan
itu, berdasarkan identifikasi Cooley (1909) terhadap media massa pada bentuk-
bentuk awal seperti suratkabar, majalah dan buku (dalam, De Fleur & Rokeach
13

1982, 9), secara umum yaitu berupa usaha pengikisan hambatan isolasi di antara
penduduk di dunia dan menghasilkan perubahan penting dalam organisasi dan
fungsi masyarakat. Jadi, ini mengindikasikan bahwa ada dua tujuan organisasi
media dalam berkomunikasi dengan khalayaknya, pertama dalam rangka
membuka isolasi komunikasi antar penduduk dunia dan kedua untuk perubahan
penting dalam organisasi dan fungsi masyarakat. Perubahan dimaksud,
sebagaimana dikatakan Cooley (dalam De Fleur & Rokeach 1982, 9) terkait
dengan kehidupan dalam bidang,“...commerce, in politics, in education, even in
mere sociability and gossip ..”.
terbatas pada media cetak, namun proses komunikasi massa melalui media
tersebut sudah menunjukkan implikasi sosialnya yang begitu luas dalam
kehidupan masyarakat. Dalam konteks yang sama, ini berarti dapat pula
diasumsikan, bahwa ragam media yang tercipta berkat kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi saat ini, pada hakikatnya keragaman itu hanya
berfungsi sebagai perluasan fasilitasi saja bagi munculnya implikasi-implikasi
sebagaimana dimiliki media cetak pada awal kemunculannya tadi.
Terkait khusus dengan komunikasi massa melalui media cetak suratkabar,
terutama dalam hubungannya dengan tujuan seperti terlihat dari implikasi yang
digambarkan Cooley sebelumnya, berdasarkan aplikasinya, maka tujuan
komunikasi massa itu berindikasi lebih banyak difokuskan pada soal-soal
implikasi komersial, politik, pendidikan dan termasuk menyangkut gosip. Namun
demikian, dalam operasionalisasinya, bagaimana kualifikasi organisasi media
berkomunikasi dengan khalayak dalam konteks penciptaan sejumlah implikasi
tadi, maka menurut teori normatif (lihat, Mc Quail, 1994) itu berkaitan dengan
iklim politik di mana pers itu beroperasi. Jika beroperasi dalam sistem pers
libertarian maka penciptaan implikasi-implikasi tadi secara relatif cenderung
sepenuhnya tergantung pada masing-masing organisasi media. Sementara, bila
beroperasi dalam sistem pers autoritarian maka implikasi-implikasi tersebut
cenderung tergantung pada penguasa.
Model jarum suntik dengan cepat terbukti terlalu kaku bagi para peneliti
media yang berusaha menjelaskan dengan lebih tepat hubungan antara khalayak
dan teks. Karena media massa menjadi bagian penting dalam kehidupan
14

masyarakat di seluruh dunia dan tidak mengurangi populasi untuk massa drone
tanpa berpikir, maka penjelasan yang lebih canggih pun dicari.
Para peneliti seperti Blumler dan Katz memperluas cakupan teori ini dan
mempublikasikan teorinya sendiri pada tahun 1974, yang menyatakan bahwa
individu dapat memilih dan menggunakan teks untuk tujuan-tujuan berikut ini
(seperti penggunaan dan kepuasan): Pengalihan/pelarian dari masalah rutin sehari-
hari; Hubungan Pribadi dengan menggunakan media untuk interaksi emosional
dan lainnya) menggantikan Opera Sabun untuk kehidupan keluarga; Personal
Identity - menemukan diri sendiri seperti yang tercermin dalam teks-teks, belajar
perilaku dan nilai-nilai dari teks; Surveillance - Informasi yang dapat berguna
untuk hidup misalkan laporan berita tentang cuaca, keuangan, liburan murah.
Sejak itulah, daftar Penggunaan dan gratifikasi telah diperpanjang, terutama ketika
media baru bermunculan (misalnya video game, internet).
Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Gaudet Hazel menganalisis proses
pengambilan keputusan pemilih selama proses kampanye pemilu 1940 presiden
dan mempublikasikan hasil mereka dalam makalah yang berjudul The People
Choice (Pilihan Rakyat). Temuan mereka menunjukkan bahwa informasi tidak
mengalir langsung dari teks ke dalam pikiran penonton tanpa adanya mediasi,
tetapi difilter melalui para pemimpin opini atau opinion leader yang kemudian
berkomunikasi kepada rekan-rekan mereka yang kurang aktif. Kepada merekalah,
para pemimpin opinion leader tersebut memiliki pengaruh. Para penonton
kemudian memediasi informasi yang diterima langsung dari media dengan ide dan
pemikiran yang diungkapkan oleh para pemimpin opini, jadi tidak dipengaruhi
proses secara langsung, tetapi dengan aliran dua langkah. Ini mengurangi
kekuatam di mata peneliti, dan sehingga mereka menyimpulkan bahwa faktor
sosial juga penting bagi khalayak dalam menafsirkan teks. Ini kadang-kadang
disebut sebagai limited effects paradigma, paradigma efek terbatas (Imran
Hasyim, Januari – Juni 2012).
Menurut Cangara (2016:140-164) dalam bukunya pengantar ilmu komunikasi
Edisi kedua Jika khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka
biasanya digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepadda khalayak (penerima) dengan
15

menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan
televisi.
Karakteristik media massa ialah sebagai berikut:
a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informaasi.
b. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinakan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau
toh terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan
tertunda.
c. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,
karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di mana
informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang
sama.
d. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar,
dan semacamnya.
e. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di
mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
2.6 Internet
Menurut Cangara (2016:140-164) setelah Tiga puluh tahun ditemukannya
komputer serta keberhasilan satelit komunikasi diluncurkan, akhirnya komputer
yang tadinya banyak difungsikan sebagai pengganti mesin hitung dan mesin ketik,
bisa dikembangkan menjadi media komunikasi lintas benua. Penemuan fungsi
komunikasi yang super canggih ini dijuluki dengan berbagai nama, antara lain
internet, media komunikasi maya, media superhighway dan semacamnya.
Kelebihan jaringan komunikasi internet ini adalah kecepatan mengirim dan
memperoleh informasi, dan sekaligus sebagai penyedia data yang shopisticated.
Sebab 30 tahun lalu orang tidak bisa membayangkan bahwa komputer yang
berbasis internet akan menjadi perpustakaan dunia yang dapat diakses melalui
satu pintu yang namanya world wide word (www). Internet juga menjadi penyedia
media informasi surat kabar (electronic newspaper), program film, TV, buku
16

baru, serta lagu-lagu mulai dari yang bernuansa klasik sampai lagu-lagu
kontemporer.
Media massa adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan informasi maupun hiburan. Media massa merupakan hasil produk teknologi
modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Merupakan salah satu elemen
penting dalam proses komunikasi massa. Saluran yang disebut media massa
tersebut diperlukan dalam berlangsungnya komunikasi massa. Berdasarkan
bentuknya, media massa dikelompokkan atas:
1. Media cetak (printed media), yang mencakup surat kabar, majalah, buku,
brosur, dan sebagainya.
2. Media elektronik, seperti radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain
(Vivian, 2008).
Terdapat satu perkembangan media massa dewasa ini, yaitu ditemukannya
internet. Kini masyarakat telah didominasi oleh media massa. Media massa begitu
memenuhi keseharian hidup masyarakat yang tanpa disadari kehadiran dan juga
pengaruhnya. Media massa memberi informasi, menghibur, menyenangkan,
bahkan kadang mengganggu khalayak. Media mampu menggerakkan emosi atau
mempengaruhi perasaan, menantang, dan mendefinisikan masyarakat serta
membentuk realitas khalayak.
Biagi (2010) menyebutkan tiga konsep penting tentang media massa yaitu:
1. Media massa adalah suatu bentuk usaha yang berpusat pada keuntungan.
2. Perkembangan dan perubahan dalam pengiriman dan pengonsumsian media
massa, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi.
3. Media massa senantiasa mencerminkan sekaligus mempengaruhi kehidupan
masyarakat, dunia politik, dan budaya.
Dari seluruh penjelasan di atas, dapat disimpullkan bahwa media massa
merupakan saluran komunikasi massa guna menyampaikan informasi atau pesan
kepada khalayak banyak secara luas. Media massa mempengaruhi hampir seluruh
aspek kehidupan masyarakat, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Media massa mengumpulkan sejumlah uang untuk menyediakan informasi dan
hiburan. Media massa juga merupakan bisnis yang berpusat pada keuntungan.
17

Menurut sejarahnya, buku adalah media massa pertama, sedangkan internet adalah
media massa terbaru.
Dalam arti penting media massa, Dennis McQuail (1987) (Nurudin,
2013:34) memberikan beberapa asumsi pokok tentang peran atau fungsi media di
tengah kehidupan masyarakat saat ini, antara lain:
1. Media merupakan sebuah industri. Media terus berkembang seiring dengan
perkembangan teknologi dan menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa.
Di sisi lain, industri media tersebut diatur oleh masyarakat.
2. Media berperan sebagai sumber kekuatan yaitu alat kontrol manajeman dan
inovasi dalam masyarakat. Komunikator menjadikan media sebagai pengganti
kekuatan, tameng, atau sumber daya lainnya, dalam kehidupan nyata.
3. Media menjadi wadah informasi yang menampilkan peristiwa-peristiwa
kehidupan masyarakat, baik dari dalam negeri maupun internasional.
4. Media berperan sebagai wahana pengambangan budaya. Melalui media
seseorang dapat mengembangkan pengetahuannya akan budaya lama, maupun
memperoleh pemahaman tentang budaya baru. Misalnya gaya hidup dan tren
masa kini yang semuanya didapat dari informasi di media.
5. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dikombinasikan
dengan berita dan tayangan hiburan. Media telah menjadi sumber dominan
bagi individu dan kelompok masyarakat.
Fungsi komunikasi massa menurut DeVito (1997) Winarni (2003) adalah:
1. Menghibur
Sebagian besar media massa memiliki fungsi sebagai sarana penghibur bagi
khalayak. Contohnya, artikel-artikel humor atau lawakan yang dimuat dalam
koran, menggunakan bahasa yang santai dan menghibur guna menarik
perhatian pembaca.
2. Meyakinkan
Komunikasi persuasi melalui media massa bertujuan untuk meyakinkan
khalayak. Persuasi hadir dalam bentuk:
a. Media akan memberikan atau memperkuat kepercayaan khalayak akan
suatu hal yang telah diketahui sebelumnya, sehingga terbentuklah sikap
dan opini masyarakat.
18

b. Media mengubah kepercayaan sementara seseorang yang semula


memihak menjadi tidak memihak pada suatu masalah tertentu.
c. Iklan dalam media akan menggerakkan seseorang untuk melakukan
tindakan. Misalnya, membeli atau menghindari barang yang telah
diiklankan di televisi.
d. Media merangsang masyarakat untuk mengubah situasi sekitarnya. Ketika
terjadi penyimpangan terhadap suatu norma yang berlaku, media dapat
mengungkapkannya secara terbuka.
3. Menginformasikan
Media merupakan sumber informasi bagi masyarakat. Media massa
memberikan kabar atau berita yang bersifat lokal, nasional, maupun
internasional kepada khalayak luas.
4. Menganugerahkan status
Semakin sering seseorang dimuat dalam media massa, maka orang tersebut
yang menjadi pusat perhatian massa. Dan terkadang masyarakat beranggapan
bahwa orang penting adalah orang yang sering tampil dalam layar kaca. Di
sini media meningkatkan popularitas dan menganugerahkan status “penting”
kepada orang yang menjadi topik media.
5. Membius
Fungsi membius terjadi ketika media menyajikan informasi tentang sesuatu
dan komunikan dalam keadaan tidak aktif, mempercayai adanya tindakan
yang telah diambil.
6. Menciptakan rasa kebersatuan
Media mampu membuat khalayak merasa menjadi anggota suatu kelompok.
7. Privatisasi. Media mampu/memiliki kecenderungan menimbulkan efek
antisosial pada kahalayaknya, sehingga seseorang akan menarik diri dari
kelompok sosial dan selanjutnya akan “menutup” diri.
8. Parasosial. Melalui media, masyarakat dapat menjalin dan mengembangkan
hubungannya dengan para tokoh media atau orang-orang penting di dunia.
Misalnya dengan saling memberikan respon positif dalam jejaring sosial. Jadi,
media massa memiliki fungsi yang beragam, akan tetapi pada dasarnya media
massa berperan sebagai saluran dalam penyampaian informasi atau pesan.
19

Tentang bagaimana peran media selanjutnya ditentukan oleh jenis media itu
sendiri dan cara penggunaan media oleh khalayak.
2.7 Efek Media Massa
Efek media massa adalah bukan pada apa yang dilakukan khalayak terhadap
media melainkan apa yang dilakukan media terhadap khalayaknya. Seorang
ilmuwan pernah berfikir bahwa efek media mudah diukur, sebagai hubungan
langsung antara pesan media dan efek media. Para ilmuwan menyadari bahwa
hubungan antara media dan khalayak adalah hal yang kompleks (Biagi, 2010).
Steven Chaffe (Djamaluddin, 1985) (Winarni, 2003)
menyebutkan tiga pendekatan dalam melihat efek media massa, yaitu:
1. Pesan dan media berkaitan dengan hadirnya efek media massa.
2. Akan timbul perubahan pada diri khalayak komunikasi massa. Jenis
perubahan tersebut antara lain, perubahan kognitif, afektif, dan behavioral.
3. Satuan observasi yang dikenai dan merasakan adanya efek komunikasi massa,
yaitu meliputi individu, kelompok, organisasi, masyarakat, atau bangsa.
Winarni (2003) dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar, menguraikan
penjelasan dari masing-masing pendekatan dari efek komunikasi massa, efek
kehadiran media fisik dan efek kehadiran pesan media, adalah sebagai berikut:
1. Efek Kehadiran Media Fisik
Menurut S. Chafee (Djamaluddin, 1985), efek kehadiran media massa secara fisik
adalah sebagai berikut:
a. Efek Ekonomis
Dengan hadirnya media massa, maka akan menumbuhkan berbagai bidang
usaha dan menciptakan lapangan kerja. Bagi masyarakat, media massa
memberikan efek ekonomis dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Khalayak
dapat menerima dan membaca berita kapanpun dan dimanapun, apalagi di era
digital saat ini segala sesuatu sudah sangat canggih dan semua menjadi praktis.
b. Efek Sosial
Disebut efek sosial ketika adanya perubahan interaksi sosial dalam masyarakat
yang menggunakan media. Misalnya, kehadiran koran Kontan membentuk
jaringan interaksi yang baru bagi karyawan PT. VIF Malang.
20

c. Efek Penjadwalan Kembali Kegiatan Sehari-hari


Efek ini timbul manakala kehadiran media massa mempengaruhi jadwal
kegiatan sehari-hari khalayak konsumen media. Misalnya, pagi hari sebelum
melakukan melakukan pertemuan dengan nasabah, para wakil pialang terlebih
dahulu membaca koran Kontan yang sudah tersedia di kantor.
d. Efek Pada Penyaluran/Penghilangan Perasaan Tertentu
Media massa dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan perasaan tertentu,
misalnya marah, kesepian, kecewa, sedih, dan lain-lain. Dalam hal ini komunikan
bahkan tidak menghiraukan isi pesan media. Misalnya, seseorang menonton
televisi untuk melupakan hal-hal menyedihkan yang baru saja terjadi, meskipun
acara yang ditayangkan tidak menarik sama sekali.
e. Efek Pada Perasaan Orang Terhadap Media
Selain menghilangkan perasaan tertentu, media massa juga dapat
menumbuhkan perasaan tertentu pada khalayaknya. Timbulnya perasaan dalam
diri khalayak, misalnya percaya akan suatu media tertentu dan menghindari atau
tidak percaya dengan media lain. Hal tersebut terjadi atas pengalaman yang
dialami komunikan terhadap media tertentu.
2. Efek Kehadiran Pesan Media
Sedangkan dari segi pesan yang disampaikan media massa, maka akan timbul
efek sebagai berikut:
a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri seseorang yang terkena
terpaan media yang sifatnya informatif bagi dirinya. Efek kognitif mencakup
tingkat pemahaman, pengetahuan, dan pengertian komunikan. Kehadiran
pesan dalam media massa memberikan pengetahuan, khalayak yang semula
tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya ragu menjadi yakin, tidak jelas menjadi
jelas dan paham.
Media massa menyampaikan informasi secara selektif, melalui proses
seleksi terhadap berita yang akan dimuat. Hasil seleksi itulah yang selama ini
dikonsumsi khalayak. Proses seleksi dilakukan oleh gatekeepers. Menurut
John R. Bitner (1996) gatekeepers adalah “individu-individu atau kelompok
21

orang yang memantau arus informasi dalam saluran komunikasi (massa)”


(Nurudin, 2013).
Namun, di lain pihak, media massa juga menghasilkan efek prososial
kognitif, yaitu media massa mampu memberikan manfaat yang diharapkan
masyarakat. Dalam hal ini media massa memiliki peran menyampaikan
pengetahuan, kebenaran, dan nilai-nilai yang positif.
b. Efek Afektif
Efek Afektif disebut memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan efek
kognitif. Efek yang ditimbulkan tidak hanya sekedar khalayak tahu tentang
orang, benda, dan peristiwa yang terjadi di dunia sekitar, melainkan khalayak
dapat juga merasakannya. Di sini media massa menimbulkan rangsangan
emosional pada khalayak. Efek afektif juga dapat diartikan sebagai reaksi
emosional khalayak terhadap konten media.
2.8 Media Sosial
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Sosial
media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer sekarang ini antara lain
: Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia. Definisi lain dari
sosial media juga di jelaskan oleh Van Dijk media sosial adalah platform media
yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai
fasilitator online yang menguatkan hubungan antar pengguna sekaligus sebagai
sebuah ikatan sosial.(Michael Cross,2013)
Menurut Shirky media sosial dan perangkat lunak sosial merupakan alat untuk
meningkatkan kemampuan pengguna untuk berbagi (to share), bekerja sama (to
cooperate) diantara pengguna dan melakukan tindakan secara kolektif yang
semuanya berada diluar kerangka institusional meupun organisasi. Media sosial
adalah mengenai menjadi manusia biasa. Manusia biasa yang saling membagi ide,
bekerjasama, dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat,
menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan
membangun sebuah komunitas. Intinya, menggunakan media sosial menjadikan
kita sebagai diri sendiri. (Shirky, 2008)
22

Beberapa pengertian diatas tentang penggunaan media sosial maka dapat


disimpulkan penggunaan media sosial adalah proses atau kegiatan yang dilakukan
seseorang dengan sebuah media yang dapat digunakan untuk berbagi informasi,
berbagi ide, berkreasi, berfikir, berdebat, menemukan teman baru dengan sebuah
aplikasi online yang dapat digunakan melalui smartphone (telefon genggam).
2.9 Jenis-jenis Media Sosial
Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein (2010) membagi berbagai jenis
media sosial ke dalam 5 (lima) jenis, yaitu :
1. Collaborative projects memungkinkan adanya kerjasama dalam kreasi konten
yang dilakukan oleh beberapa pengguna secara simultan, misalnya adalah
Wikipedia. Beberapa situs jenis ini mengizinkan penggunanya untuk
melakukan penambahan, menghilangkan, atau mengubah konten. Bentuk lain
dari collaborative projects adalah social bookmarking yang mengizinkan
koleksi berbasis kelompok dan peringkat kaitan internet atau konten media.
2. Blogs merupakan salah satu bentuk media sosial yang paling awal yang
tumbuh sebagai web pribadi dan umumnya menampilkan date-stamped entries
dalam bentuk kronologis. Jenis blog yang sangat populer adalah blog berbasis
teks.Content communities memiliki tujuan utama untuk berbagi konten media
diantara para pengguna, termasuk didalamnya adalah teks, foto, video, dan
powerpoint presentation. Para pengguna tidak perlu membuat halaman profil
pribadi.
3. Social networking sites memungkinkan para pengguna untuk terhubung
dengan menciptakan informasi profil pribadi dan mengundang teman serta
kolega untuk mengakses profil dan untuk mengirim surat elektronik serta
pesan instan. Profil pada umumnya meliputi foto, video, berkas audio, blogs
dan lain sebagainya. Contoh dari social networking sites adalah Facebook,
MySpace, dan Google+.
4. Virtual games worlds merupakan platform yang mereplikasi lingkungan ke
dalam bentuk tiga-dimensi yang membuat para pengguna tampil dalam bentuk
avatar pribadi dan berinteraksi berdasarkan aturan-aturan permainan.
23

5. Virtual sosial worlds memungkinkan para inhabitan untuk memilih perilaku


secara bebas dan untuk hidup dalam bentuk avatar dalam sebuah dunia virtual
yang sama dengan kehidupan nyata. Contohnya adalah Second Life.
2.10 Karakteristik Media Sosial
Media sosial memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
Kualitas distribusi pesan melalui media sosial memiliki berbagai variasi yang
tinggi, mulai dari kualitas yang sangat rendah hingga kualitas yang sangat tinggi
tergantung pada konten. Frekuensi menggambarkan jumlah waktu yang
digunakan oleh pengguna untuk mengakses media sosial tiap harinya.
Aksesibilitas menggambarkan kemudahan media sosial untuk diakses oleh
pengguna.Kegunaan menggambarkan siapapun yang memiliki akses internet
dapat mengerjakan berbagai hal dengan menggunakan media sosial seperti mem-
posting foto digital, menulis online dan lain-lain. Segera menggambarkan waktu
yang dibutuhkan pengguna media sosial untuk berkomunikasi dengan orang lain
secara instan.Tidak permanen menggambarkan bahwa pesan dalam media sosial
dapat disunting sesuai dengan kebutuhan. (Jan H. Kietzmann dan Kritopher
Hermkens, 2011)
2.11 Fungsi Media Sosial
Fungsi media sosial dapat kita ketahui melalui sebuah kerangka kerja
honeycomb. Pada tahun 2011, Jan H. Kietzmann, Kritopher Hermkens, Ian P.
McCarthy dan Bruno S. Silvestre menggambarkan hubungan kerangka kerja
honeycomb sebagai penyajian sebuah kerangka kerja yang mendefinisikan media
sosial dengan menggunakan tujuh kotak bangunan fungsi yaitu identity,
cenversations, sharing, presence, relationships, reputation, dan groups. (Jan H.
Kietzmann dan Kritopher Hermkens, 2011)
Identity menggambarkan pengaturan identitas para pengguna dalam sebuah
media sosial menyangkut nama, usia, jenis kelamin, profesi, lokasi serta foto.
Conversations menggambarkan pengaturan para pengguna berkomunikasi dengan
pengguna lainnya dalam media sosial.Sharing menggambarkan pertukaran,
pembagian, serta penerimaan konten berupa teks, gambar, atau video yang
dilakukan oleh para pengguna. Presence menggambarkan apakah para pengguna
dapat mengakses pengguna lainnya. Relationship menggambarkan para pengguna
24

terhubung atau terkait dengan pengguna lainnya.Reputation menggambarkan para


pengguna dapat mengidentifikasi orang lain serta dirinya sendiri. Groups
menggambarkan para pengguna dapat membentuk komunitas dan sub-komunitas
yang memiliki latar belakang, minat, atau demografi. (Jan H. Kietzmann dan
Kritopher Hermkens, 2011)
2.12 Generasi Milenial
Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut
berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis
Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial
generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers.
Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok
generasi yang satu ini. Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun
awal dan akhir. Penggolongan generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada
1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan seterusnya. Awal 2016 Ericsson
mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan
konsumen. (Manheim,1952)
Generasi milenial yang dikenal dengan generasi Y merupakan generasi yang
kini banyak menjadi perhatian diberbagai bidang. Generasi ini lahir setelah
generasi X dikisaran tahun 1981 hingga tahun 2000 (Young, et al., 2013). Saat ini
mereka berusia antara 18 hingga 37 tahun dan dianggap unik dibanding generasi
sebelumnya. Hal ini terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Pew
Research Center (2016) yang menyebutkan bahwa kehidupan generasi milenial
tidak bisa lepas dari teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet Juga
Menyukai hiburan atau budaya pop/musik yang sudah menjadi kebutuhan pokok.
Generasi milenial hidup pada era informasi yang diperoleh secara terbuka dari
internet. Termasuk pilihan di pasar online. Generasi milenial di dunia juga
menghadapi beberapa krisis mulai dari masalah terorisme domestik hingga resesi
ekonomi. Pengalaman bersejarah yang unik dari para milenial ini telah
membentuk mereka memiliki hubungan dengan politik dan komunitas mereka
(Gilman dan Stokes, 2014). Penelitian lain dari Alvara Research Center (2014)
menyebutkan bahwa konsumsi internet penduduk kelompok usia 15 hingga 34
tahun jauh lebih tinggi dibanding kelompok usia yang lebih tua. Hal ini
25

menunjukkan ketergantungan generasi ini terhadap internet sangat tinggi.


Penelitian ini juga menyebutkan bahwa generasi berusia 15-24 tahun lebih
menyukai topik pembicaraan yang terkait musik/film, olahraga, dan teknologi.
Sementara yang berusia antara 25 hingga 34 tahun menyukai topik pembicaraan
yang lebih bervariatif. (Profil Generasi Milenial, 2018)
2.13 Siapa Generasi Milenial
Pengelompokan generasi dalam dunia kerja akan muncul mengikuti
perkembangan manajemen sumber daya manusia. Penelitian tentang perbedaan
generasi ini pertama kali dilakukan oleh Manheim (1952). Menurut Manheim
generasi adalah suatu konstruksi sosial yang di dalamnya terdapat sekelompok
orang yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis yang sama.
Individu yang menjadi bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki
kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun dan berada dalam dimensi
sosial dan dimensi sejarah yang sama. Definisi tersebut secara spesifik juga
dikembangkan oleh Ryder (1965) yang mengatakan bahwa generasi adalah
agregat dari sekelompok individu yang mengalami peristiwa-peristiwa yang sama
dalam kurun waktu yang sama pula.
Teori tentang perbedaan generasi dipopulerkan oleh Neil Howe dan
William Strauss pada tahun 1991. Howe dan Strauss membagi generasi
berdasarkan kesamaan rentang waktu kelahiran dan kesamaan kejadian-kejadian
historis. Peneliti-peneliti lain juga melakukan pembagian generasi dengan label
yang berbeda-beda, namun secara umum memiliki makna yang sama. Selanjutnya
menurut menurut peneliti Kupperschmidt (2000) generasi adalah sekelompok
individu yang mengidentifikasi kelompoknya berdasarkan kesamaan tahun
kelahiran, umur, lokasi, dan kejadian-kejadian dalam kehidupan kelompok
individu tersebut yang memiliki pengaruh signifikan dalam fase pertumbuhan
mereka. (Profil Generasi Milenial, 2018)
Untuk mengetahui siapakah generasi milenial diperlukan kajian literatur
dari berbagai sumber yang merupakan pendapat beberapa peneliti berdasarkan
rentang tahun kelahiran. Istilah milenial pertama kali dicetuskan oleh William
Strauss dan Neil dalam bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next
Great Generation (2000). Mereka menciptakan istilah ini tahun 1987, yaitu pada
26

saat anak-anak yang lahir pada tahun 1982 masuk pra-sekolah. Saat itu media
mulai menyebut sebagai kelompok yang terhubung ke milenium baru di saat lulus
SMA di tahun 2000. Pendapat lain menurut Elwood Carlson dalam bukunya yang
berjudul The Lucky Few: Between the Greatest Generation and the Baby Boom
(2008), generasi milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang tahun 1983
sampai dengan 2001. Jika didasarkan pada Generation Theory yang dicetuskan
oleh Karl Mannheim pada tahun 1923, generasi milenial adalah generasi yang
lahir pada rasio tahun 1980 sampai dengan 2000. Generasi milenial juga disebut
sebagai generasi Y. Istilah ini mulai dikenal dan dipakai pada editorial koran besar
Amerika Serikat pada Agustus 1993. (Profil Generasi Milenial, 2018)
Sebelum generasi milenial ada Generasi X yang menurut pendapat para
peneliti lahir pada rentang tahun 1960-1980. Generasi ini cenderung suka akan
risiko dan pengambilan keputusan yang matang akibat dari pola asuh dari generasi
sebelumnya (Baby Boomers), sehingga nilai-nilai pengajaran dari generasi baby
boom masih melekat. Berikutnya adalah generasi Baby Boom, yaitu generasi yang
lahir pada rentang tahun 1946- 1960. Generasi ini terlahir pada masa perang dunia
kedua telah berakhir sehingga perlu penataan ulang kehidupan. Disebut Generasi
Baby Boom karena di era tersebut kelahiran bayi sangat tinggi. Terakhir generasi
tertua adalah yang sering disebut generasi veteran yang lahir kurang dari tahun
1946. Penyebut istilah generasi ini bermacam-macam oleh para peneliti, seperti
silent generation, traditionalist, generasi veteran, dan matures. Untuk penyajian
profil Generasi Milenial pada bab-bab selanjutnya, pengolahan data Generasi X
dan Generasi Baby Boom digabung penyajian datanya. (Profil Generasi Milenial,
2018)
Generasi sebelum generasi milenial, ada generasi setelah generasi
milenial disebut Generasi Z yang lahir rentang tahun 2001 sampai dengan 2010.
Generasi Z ini merupakan peralihan dari Generasi Y atau generasi milenial pada
saat teknologi sedang berkembang pesat. Pola pikir Generasi Z cenderung serba
instan. Namun sebagai catatan, generasi tersebut belum akan banyak berperan
pada bonus demografi Indonesia pada 2020. Terakhir adalah GenerasiAlpha yang
lahir pada 2010 hingga sekarang. Generasi ini adalah lanjutan dari generasi Z
yang sudah terlahir pada saat teknologi semakin berkembang pesat. Mereka sudah
27

mengenal dan sudah berpengalaman dengan gadget, smartphone dan kecanggihan


teknologi lainnya ketika usia mereka yang masih dini. Dalam penyajian profil
generasi milenial di bab-bab selanjutnya Generasi Z dan generasi Alpha ini tidak
dibandingkan dengan Generasi Milenial, karena berkaitan dengan bonus
demografi. Pada saat bonus demografi berlangsung kedua generasi tersebut masih
belum banyak yang terjun dalam angkatan kerja.
2.14 Ciri-ciri Generasi Milenial
Pada saat bonus demografi terjadi, generasi milenial yang merupakan
penduduk terbesar usia produktif memegang peranan penting. Untuk itu dalam
memaksimalkan bonus demografi dapat dilakukan melalui potensi para generasi
milenial tersebut. Memasuki dunia kerja, para milenials nantinya akan memiliki
bermacam-macam profesi, namun secara umum generasi milenial memiliki
karakteristik yang berbeda dari beberapa generasi sebelumnya (generasi X,
generasi babby boom, dan generasi veteran). Untuk memaksimalkan potensi
generasi milenial tersebut perlu memahami karakteristik yang dimiliki. Dengan
memahami karakteristik milenials akan memiliki urgensi tersendiri pada masa-
masa bonus demografi. Terlebih lagi jika melihat kondisi Indonesia yang sudah
memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), artinya persaingan tenaga kerja
bukan hanya antar warga negara Indonesia saja, melainkan juga dengan warga
negara asing, maka mengembangkan kompetensi, meningkatkan produktifitas,
dan mengedukasi tenaga kerja lokal menjadi mutlak harus dipenuhi. (Profil
Generasi Milenial, 2018)
Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, generasi milenial memiliki
karakter unik berdasarkan wilayah dan kondisi sosial-ekonomi. Salah satu ciri
utama generasi milenial ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban
dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Karena dibesarkan oleh
kemajuan teknologi, generasi milenial memiliki ciri-ciri kreatif, informatif,
mempunyai passion dan produktif. Dibandingkan generasi sebelumnya, mereka
lebih berteman baik dengan teknologi. Generasi ini merupakan generasi yang
melibatkan teknologi dalam segala aspek kehidupan. Bukti nyata yang dapat
diamati adalah hampir seluruh individu dalam generasi tersebut memilih
menggunakan ponsel pintar. Dengan menggunakan perangkat tersebut para
28

millennials dapat menjadi individu yang lebih produktif dan efisien. Dari
perangkat tersebut mereka mampu melakukan apapun dari sekadar berkirim pesan
singkat, mengakses situs pendidikan, bertransaksi bisnis online, hingga memesan
jasa transportasi online. Oleh karena itu, mereka mampu menciptakan berbagai
peluang baru seiring dengan perkembangan teknologi yang kian mutakhir.
Generasi ini mempunyai karakteristik komunikasi yang terbuka, pengguna media
sosial yang fanatik, kehidupannya sangat terpengaruh dengan perkembangan
teknologi, serta lebih terbuka dengan pandangan politik dan ekonomi. Sehingga,
mereka terlihat sangat reaktif terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di
sekelilingnya. (Profil Generasi Milenial, 2018)
Hasil studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama
University of Berkley tahun 2011 di Amerika Serikat tentang generasi milenial
USA adalah sebagai berikut;
1. Minat membaca secara konvensional kini sudah menurun karena
Generasi Y lebih memilih membaca lewat smartphone mereka
2. Millennial wajib memiliki akun sosial media sebagai alat komunikasi
dan pusat informasi
3. Millennial pasti lebih memilih ponsel daripada televisi. Menonton
sebuah acara televisi kini sudah tidak lagi menjadi sebuah hiburan
karena apapun bisa mereka temukan di telepon genggam
4. Millennial menjadikan keluarga sebagai pusat pertimbangan dan
pengambil keputusan mereka
Menurut Yoris Sebastian dalam bukunya, tahun 2017 Generasi Langgas
Millennials Indonesia, ada beberapa keunggulan dari generasi milenial, yaitu ingin
serba cepat, mudah berpindah pekerjaan dalam waktu singkat, kreatif, dinamis,
melek teknologi, dekat dengan media sosial, dan sebagainya.
2.15 Karakteristik Milenial
Karakteristik Milenial berbeda-beda berdasarkan wilayah dan kondisi
sosial-ekonomi. Namun, generasi ini umumnya ditandai oleh peningkatan
penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media, dan teknologi digital. Di
sebagian besar belahan dunia, pengaruh mereka ditandai dengan peningkatan
liberalisasi politik dan ekonomi; meskipun pengaruhnya masih diperdebatkan.
29

Masa (The Great Recession) memiliki dampak yang besar pada generasi ini yang
mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi di kalangan anak muda, dan
menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan krisis sosial-ekonomi jangka
panjang yang merusak generasi ini. (Profil Generasi Milenial, 2018)
2.16 Alat ukur Mengukur Pengaruh Di Media Sosial
Satu hal penting yang patut diketahui mereka yang aktif terlibat di media
sosial adalah pengaruh. Pengaruh merupakan hal yang sangat penting sehingga
pengguna media sosial bisa merujuk kepada akun tertentu yang dianggapnya
terbaik. Namun masalahnya, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut
perlu alat yang umumnya berada di luar media sosial tersebut.Berikut ini
merupakan tools atau alat yang bisa anda gunakan untuk mengetahui seberapa
besar pengaruh anda di media sosial. Perlu dipahami, ukuran pengaruh tersebut
bisa berubah setiap saat. Ini artinya pengaruh tersebut bisa naik dan bisa juga
turun, tergantung bagaimana mana anda berinteraksi di media sosial. (Konawe
hebat, 2017)
1. Klout
Klout merupakan ukuran yang sangat banyak dipakai pengguna media sosial.
Makin besar skor Klout, biasanya 1-100, pengaruh seseorang juga makin besar.
Klout pada awalnya mengukur pengaruh pengguna Twitter, namun setelah
dikembangkan kini bisa juga mengukur pengaruh di Facebook dan LinkeIn.
2. Kret
Kret juga merupakan alat pengukur pengaruh di media sosial yang cukup baik.
Skor Kret mulai dari 1-1.000. Sama halnya denga Klout dapat mengukur
pengaruh di Facebook dan Twitter. Ada dua ukuran di Kret, yaitu Pengaruh dan
Jangkauan. Kret melakukan analisis terhadap Retweet, Replies, Mentions, dan
Follows.
3. PeerIndex
PeerIndex memanfaatkan beberapa sinyal dari media sosial teratas seperti Twitter,
Facebook, LinkedIn dan Quora untuk menentukan pengaruh pengguna. PeerIndex
menekankan seberapa besar kemampuan pengguna media sosial menimbulkan
aksi pengikutnya.
30

Pengguna dapat menggunakan salah satu atau ketiga tools di atas untuk mengukur
pengaruh di media sosial. Perlu diingat, besarnya pengaruh di media sosial belum
tentu sama dengan atau lebih besar dari pengaruh di dunia nyata. Sering kali
terjadi pengaruh di media sosial hanya berlaku di media sosial.
2.17 Karakteristik Individu
Menurut Huriyati (2010:79) karakteristik individu merupakan suatu proses
psikologi yang mempengaruhi individu dalam memperoleh, mengkonsumsi serta
menerima barang dan jasa serta pengalaman. Karakteristik individu merupakan
faktor internal (interpersonal) yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku
individu. Karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan
Pendidikan adalah dasar-dasar yang paling sering digunakan untuk segmentasi
profil khalayak merujuk ke statistik populasi yang amat penting. Dapat diukur dan
paling vital. Informasi ini merupakan cara paling efektif dan mudah diperoleh
untuk mengenali target yang akan diteliti (Kotler,2005:32).
a. Umur
Umur adalah waktu untuk bertambahnya hari sejak lahir sampai akhir
hidup, usia sangat mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia maka
semakin banyak pengetahuan yang di dapat. Kemungkinan besar ada
pengaruh faktor usia seseorang dalam pemilihan KB, karena makin tua
usia seseorang makin banyak pengalaman dan matang dalam pengambilan
keputusan.
b. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan proses,cara perbuatan mendidik.
2.18 Persepsi
Menurut Sarwono (2009:24) persepsi adalah proses perolehan, penafsiran,
pemilihan dan pengaturan informasi indrawi. Persepsi berlangsung pada saat
seseorang meniram stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ
bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak.Persepsi merupakan proses
31

pencarian informasi untuk dipahami yang menggunakan alat pengindraan. Namun


proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu proses persepsi tiidak
lepas dari proses perolehan, penafsiran. Di dalam persepsi mengandung suatu
proses dalam diri untuk mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana kita
mengetahui orang lain. Pada proses ini kepekaan dalam diri seseorang terhadap
lingkungan sekitar mulai terlihat. Cara pandang akan menentukan kesan yang
dihasilkan dari proses persepsi. Slameto (2010:102) menyatakan bahwa Persepsi
adalah proses menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak
manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat,
pendengar, peraba, perasa dan pencium.
Berdasarkan hal tersebut, perasaan, kemampuan berfikir, pengalaman-
pengalaman yang dimiliki individu tidak sama, maka dalam mempersepsi sesuatu
stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda antar individu satu dengan
individu lain. Walgito juga menambahkan, bahwa persepsi adalah suatu kesan
terhadap suatu objek yang diperoleh melalui proses penginderaan,
pengorganisasian, dan interpretasi terhadap obyek tersebut yang diterima oleh
individu, sehingga merupakan suatu yang berarti dan merupakan aktivitas
integrated dalam diri individu. Pendapat ini tidak bertentangan dengan pendapat
sebelumnya, tetapi justru lebih menjelaskan proses terjadinya yaitu setelah
penyerapan maka gambaran-gambaran yang diperoleh lewat panca indera itu
kemudian diorganisir, kemudian diinterpretasi (ditafsirkan) sehingga mempunyai
arti atau makna bagi individu, sedang proses terjadinya persepsi tersebut
merupakan satu kesatuan aktifitas dalam diri individu. (Walgito, 1981)
Menurut Baron dan Byrne, 1996 Pada hakekatnya persepsi merupakan suatu
interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut
menyatakan bahwa ada dua komponen yang membentuk struktur persepsi, yaitu:
1. Afektif (Emosional)
Afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak
senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
32

2. Konatif (Perilaku)
Konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas
sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

Contoh: Budi membaca berita perdebatan pendukung capres cawapres dalam


pemilihan presiden 2019 di tempodotco. Kemudian Budi merasa senang(afektif)
dengan salah satu capres cawapres. Pada saat di TPS (tempat pemungutan suara)
budi mencoblos (konatif) salah satu capres cawapres yang dia sukai.
Penulis menggunakan aspek dari Baron dan Byrne, juga Myers
((Gerungan,1996) karena aspek-aspek tersebut menjelaskan persepsi individu
terhadap suatu sikap dalam lingkungannya. Aspek-aspek tersebut sesuai dengan
perilaku perdebatan yang dilakukan oleh netizen dalam tempodotco yang
memunculkan persepsi dan tanggapan yang berbeda-beda juga dari setiap orang,
tak ubahnya persepsi dari siswa SMA negeri tiga Bogor. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa aspek-aspek persepsi terdiri dari afektif dan konatif.
2.19 Penelitian terdahulu
Anastasya lanang Suprayogi (2011) dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
dengan penelitian yang berjudul persepsi siswa SMA Negeri 1 Serang terhadap
Berita Gaya hidup (life Style) pada majalah BIMagazine (Studi kasus Siswa SMA
Negeri 1 Kota Serang Angkatan 2010). Penelitian ini bertolak pada teori S-R
Individual difference. Teori S-R menelaah efek yang ditimbulkan oleh media yang
dapat mengubah tindakan komunikasi khalayak berikutnya. Sementara individual
different menelaah perbedaan dari setiap efek yang ditimbulkan oleh media
berkaitan dengan teori S-R Metode penelitian yang dipakai adalah pendekatan
kuantitatif. Populasi penelitian adalah siswa SMA Negeri 1 Kota Serang
Angkatan 2010 dengan jumlah sampel 75 orang siswa.
Yang kedua penelitian oleh M. Darussalam. 2015. Persepsi karyawan terhadap
majalah berita jalan tol (studi kasus: majalah internal PT Jasa marga (persero)
Tbk, kantor pusat). Fakultas Ilmu sosial dan Budaya, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Pakuan Bogor. Metode penelitian yang digunakan
adalah kuantitatif jenis deskriptif korelasi. Teori yang digunakan dalam penelitian
33

ini adalah teori integrasi informasi. Teknik sampel yang digunakan adalah
probability sampling dengan metode sampling proportionate statifiled random
sampling. Teknik analisis data menggunakan analisis ststistik deskriptif dan
analisis statistik non-parametrik. Metode yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan uji korelasi yang menggunakan rumus Rank spearman untuk data
yang bersifat ordinal dan rumus korelasi. Koefisien kontingensi untuk data yang
bersifat nominal. Pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.0 uji validitas
menggunakan rumus product momen person. Uji validitas dan reabilitas pada
penelitian ini valid dan realibel.
2.20 Nilai Berita
Suatu berita memiliki nilai layak berita jika didalamnya ada unsur kejelasan
(clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), Ada unsur
kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact) dan konflik
personalnya Romli (2003).
Tetapi, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan
disistimatiskan sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang
lebih luas, mengemukakan unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam
memilih berita , unsur-unsur tersebut adalah :
1. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru
saja terjadi (recent events).
2. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi
(rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata
(real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
3. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences),
artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak atau berdampak pada
masyarakat.
4. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat
membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca,
disamping aktual, faktual, dan penting, juga bersifat :
a) Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang
menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum
34

b) Mengandung Keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan,


atau ketidaklaziman.
c) Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun
emosional.
d) Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau
menggugah perasaan khalayak yang membacanya.
e) Konflik, pertentangan, dan ketegangan.
2.21 Teori SMCR
Model SMCR merupakan model yang dikemukakan oleh David K. Berlo
pada tahum 1960, model SMCR merupakan kepanjangan dari Source (sumber),
message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Sumber adalah
seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai
komunikator. Pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan di
sampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif,
edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui
sebuah media komunikasi (Mulyana, 2007:12).
Sebuah saluran komunikasi terdiri atas tiga bagian, yaitu lisan, tertulis, dan
elektronik. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media
komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon,
telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat
massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar,
majalah, dan media daring), dan media elektronik (televisi, radio). Penerima
adalah partner atau rekan dari komunikator dalam komunikasi. Sesuai dengan
namanya ia berperan sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim
dan penerima selalu bergantian sepanjang pembicaraan.
2.22 Media Daring
Berita di media online (daring, dalam jaringan) hadir lebih cepat, tampil lebih
pendek ketimbang di media cetak. Narasumber lebih sedikit atau tunggal, judul
dibuat heboh, termasuk bila mengabarkan peristiwa politik, bencana, kejahatan,
kematian. Pendeknya, judul dibikin wah, misalnya diawali dengan kata “Sungguh
Tragis!...” Judul-judulnya mirip dengan judul-judul di media kuning, bombastis,
sensasional. Perhatikan judul berikut: “Mahasiswi Tewas Melahirkan di Kamar
35

Kos, Polisi Burn Teman Dekat” i (jpnn.com, 1 Mei 2015). Judul berita seperti ini
tentu menggugah perasaan (sense) sekaligus juga mengundang pertanyaan
pembaca. (Ispandriarno, 2015)
Berbeda dengan media daring yang merupakan bagian dari media arus utama
(mainstream), media sosial digunakan oleh khalayak awam yang tidak memiliki
latarbelakang jurnalistik. Oleh karena itu, pemahaman etika media diduga jauh
lebih rendah ketimbang jurnalis. Lima prinsip etik yang dikemukakan Ed
Lamberth terdiri dari, satu, kebenaran yang akan melindungi ketidakbiasan,
ketelitian dan kompeten. Dua, adil berarti jujur, memperlakukan dengan perhatian
tinggi isu-isu emosional. Tiga, bebas, yang melindungi otonomi reporter dari
sumber pemerintah dan lembaga lain seperti pengiklan dan pengusaha untuk
“memanfaatkan”nya. Empat, manusiawi, melibatkan bantuan pada orang lain dan
lima, menjadi penjaga yang bertanggungjawab (Moore and Murray, 2012, h.112-
113). Popularitas media daring dan media sosial menuntut pemahaman dan
praktik etika jurnalis serta khalayak.
Kehadiran telepon pintar (smartphone) dengan berbagai aplikasi yang
memungkinkan pengguna bertukar pesan seakan mengalahkan media massa
tradisional maupun media barn (daring). Orang boleh jadi tak butuh menonton
televisi, mendengarkan radio, bahkan mengakses internet untuk mendapatkan
informasi. Beragam pesan, termasuk desas-desus tiba atau masuk di telepon
genggam pemilik, tanpa diundang. Di sisi lain, penggunaan teknologi baru dalam
pengumpulan dan pelaporan berita telah membuka pilihan etika dan hukum yang
menantang jurnalis (Kolodszy, 2013).
Sensasionalisme berhubungan dengan kesalahan informasi karena
ketidakakuratan. Keprihatinan bahwa informasi adalah salah dan ketika khalayak
mengonsumsinya karena gagal mjemeriksa keakuratan disuarakan oleh Taryn Vis
(thefalcononline.com, 14 Mei 2014). Dalam artikel beijudul “Media too focused
on sensationalism” ia mengatakan, teknologi dan media sosial telah
memungkinkan informasi tidak akurat tersebar dengan cepat. Akibatnya, bentuk
opini yang semakin tidak :urat. Facebook telah menjadi arena peledakan berita
palsu, video dan blog. Tidak semuanya dirancang untuk mengelabuhi, tetapi
banyak cerita dan tempelan (post) ditulis tanpa penelitian dan laporan memadai
36

yang dibutuhkan untuk membentuk opini yang benar. Masalahnya bukan terletak
hanya pada informasi salah itu sendiri melainkan pada pengaturan akses
informasi. Akurasi dan kesegeraan telah ditempatkan lebih rendah dalam hirarki
kepentingan, di bawah penyebaran berita paling anyar dan paling ganas. Bila
pacuan ini untuk dilihat, disukai (likes) atau dipilih (votes), ketelitian tidak lagi
menjadi prioritas utama (Ispandriarno Oktober 2015)
2.23 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dibuat sesuai dengan judul yakni persepsi generasi
terhadap pemberitaan perdebatan pendukung capres cawapres dalam pemilihan
presiden 2019. Kerangka berfikir ini dapat digambarkan oleh skema sebagai
berikut.

Karakteristik Individu
(X1)
X1.1 Umur
X1.2Tingkat Pendidikan
Sumber (huriyati (2010:79)

Pemberitaan perdebatan
Persepsi pembaca
pendukung capres (X2)
berita (Y)
X2.1 Aktualitas
Y1 Afektif
X2.2 Faktual (factual)
Y2 Konatif
X2.3 Penting
Sumber (Baron dan
X2.4 Menarik
Byrne 1996)
Sumber: Romli (2003)

Kerangka pemikiran persepsi generasi milenial terhadap pemberitaan


perdebatan pendukung capres cawapres dalam berita tempo.co mengenai
pemilu 2019
2.24 Hipotesis Penelitian
H0 : Tidak terdapat hubungan nyata antara pemberitaan perdebatan
pendukung capres terhadap persepsi pembaca berita tempodotco di media
sosial instagram.
H1 : Terdapat hubungan nyata antara pemberitaan perdebatan
pendukung Capres terhadap persepsi pembaca berita tempodotco di media
sosial Instagram.
37

2.25 Devinisi Operasional


Definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang akan
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan
konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara
pengukuran konstrak yang lebih baik (Sugiyono,2013:58).
1. Karakteristik Individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu.
2. Umur: umur adalah waktu untuk bertambahnya hari sejak lahir sampai
akhir hidup, usia sangat mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia
maka semakin banyak pengetahuan yang di dapat, misalkan untuk
makhluk hidup berusia dari 17-25,26-30, dan 31-35.
3. Tingkat Pendidikan: pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
Misalkan Pendidikan yang terakhir di tempuh yaitu SMP,SMA,D-3,S1
ataupun yang lainnya.
4. Media massa: adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari
sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat
komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi.
5. Situs jejaring sosial: adalah para pengguna untuk terhubung dengan
menciptakan informasi profil pribadi dan mengundang teman serta
mengakses profil dan untuk mengirim surat elektronik serta pesan instan.
6. Internet:merupakan jaringan komunikasi berbasis online, internet ini
adalah kecepatan mengirim dan memperoleh informasi yang di sebarkan
untuk khalayak.
7. Aktualitas merupakan peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date),
sedang atau baru saja terjadi (recent events).
8. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi
(rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian
nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
38

9. Penting, merupakan besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat


(consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak
atau berdampak pada masyarakat.
10. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat
membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian
pembaca, disamping aktual, faktual, dan penting, juga bersifat:
Menghibur, Mengandung Keganjilan, Kedekatan, Human Interest, konflik.
11. Afektif yaitu komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak
senang terhadap objek sikap.
12. Konatif yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap objek sikap.

Anda mungkin juga menyukai