Relationship between Mother Knowledge with Patterns Eating on The Nutrition Status of
Children in Jambi City
M. Dody Izhar1
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
ABSTRAK
Asupan gizi memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengetahuan
tentang pola asuh makan sangat berkontribusi terhadap status gizi anak, dalam mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 12-24 bulan sebanyak 78 ibu balita yang
diambil secara one stages cluster sampling. Keseluruhan analisis menggunakan software analisis statistik
dengan tingkat kemaknaan uji p<0,05. Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan kurang baik sebanyak 26
ibu (33,3%), pola asuh kurang baik sebanyak 47 ibu (60,3%) dan status gizi kurang sebanyak 12 balita (15,4%).
Ada hubungan secara signifikan pengetahuan ibu dengan pola asuh makan (p=0,001), dan ada hubungan secara
signifikan pola asuh makan dengan status gizi anak (p=0,022), berdasarkan analisis stratifikasi tidak ada
perbedaan antara pengetahuan yang baik (p=1,000) dan kurang baik (p=0,208) dengan pola asuh makan
terhadap status gizi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dan pola asuh makan terhadap status gizi anak di Kota Jambi.
ABSTRACT
Nutrition intake plays an important role in improving the quality of human resources. Knowledge of eating
patterns greatly contributes to the nutritional status of children, in optimizing the growth and development of
children. This research is an observational research with cross sectional design. Respondents in this study are
mothers who have children aged 12-24 months as many as 78 mothers under five taken one stages cluster
sampling. The overall analysis used statistical analysis software with significance level of test p<0,05. The result
of the research shows that knowledge is not good as much as 26 mothers (33,3%), bad mother pattern as much
as 47 mothers (60,3%) and nutritional status less 12 (15,4%). There was a significant correlation of mother's
knowledge with eating pattern (p=0,001), and there was a significant correlation between feeding pattern with
child nutritional status (p=0,022), based on stratification analysis there was no difference between good
knowledge (p=1,000) and poor (p=0,208) with eating pattern to nutritional status. This study concludes that
there is a significant relationship between maternal knowledge and the pattern of feeding on the nutritional
status of children in Jambi City.
61
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…
mempengaruhi dan menentukan status gizi anak adalah pola asuh makan
perkembangan anak selanjutnya. Seperti (Karyadi,1985 dalam Yulia, dkk., 2008).
diketahui bahwa tiga tahun (baduta) Pola asuh makan adalah praktik-
pertama merupakan periode keemasan praktik pengasuhan yang di terapkan ibu
(golden period), yaitu terjadi optimalisasi kepada anak yang berkaitan dengan cara
proses tumbuh kembang. Dalam dan situasi makan. Jumlah dan kualitas
pertumbuhan dan perkembangan anak makanan yang dibutuhkan untuk konsumsi
memerlukan zat-zat gizi agar proses anak penting sekali dipikirkan,
pertumbuhan dan perkembangan berjalan direncanakan dan dilaksanakan oleh ibu
dengan baik (Gunawan, dkk, 2011). atau pengasuhnya yang berkaitan dengan
Pola pengasuhan anak dalam kegiatan pemberian makan yang akhirnya
pemberian makan sehari-hari ditentukan akan memberikan sumbangan status gizi
oleh tingkat pendidikan ibu dan (Istiany dan Rusilanti, 2013).
pengetahuan ibu tentang gizi balita. Berdasarkan data dan pernyataan
Sebagian besar kejadian gizi kurang dapat diatas maka penulis tertarik untuk
dihindari apabila ibu sebagai orang yang melakukan penelitian tentang “Hubungan
paling dekat dengan anak mempunyai antara Pengetahuan Ibu dengan Pola Asuh
pengetahuan yang cukup tentang gizi. Makan terhadap Status Gizi Anak Di Kota
Pengetahuan yang harus diketahui oleh Jambi Tahun 2017”.
seorang ibu adalah tentang kebutuhan gizi,
BAHAN DAN METODE
cara pemberian makan, jadwal pemberian
Jenis penelitian yang digunakan
makan pada balita, sehingga akan
adalah observasional dengan rancangan
menjamin anak dapat tumbuh dan
cross sectional.9 Penelitian ini dilakukan di
berkembang dengan optimal (Supariasa,
wilayah kerja Puskesmas Talang Bakung
2015).
Kota Jambi pada bulan 21-28 Agustus
Pola pengasuhan sangat
2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
berkontribusi terhadap status gizi anak.
ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan
Anak yang memperoleh pola asuh makan
berjumlah 399 anak. Besar sampel minimal
yang kurang akan cenderung mengalami
sebanyak 78 anak. Pengambilan sampel
sulit makan hal ini akan mempengaruhi
menggunakan metode one stages cluster
tingkat konsumsi anak tersebut, baik energi
sampling.10
maupun protein. Salah satu pola
pengasuhan yang berhubungan dengan
63
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…
Dilihat dari Tabel 1 diatas, dari 78 dan simpangan baku berat badan (Kg)
responden balita, lebih dari sebagiannya sebesar 9,30 1,27.
yang menjadi responden berjenis kelamin Berdasarkan karakteristik ibu balita
perempuan yaitu sebesar 51,28%, dengan berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan
rata-rata dan simpangan baku umur balita dan pendapatan keluarga, diketahui bahwa
(bulan) sebesar 16,73 3,42 serta rata-rata :
64
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
Tabel 3. Distribusi pengetahuan ibu, pola asuh makan dan status gizi anak
di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
(N Total = 78 subjek)
Variabel Frekuensi %
Pengetahuan Ibu
Kurang baik 26 33,33
Baik 52 66,67
Pola Asuh Makan
Kurang baik 47 60,26
Baik 31 39,74
Status Gizi
Kurang 12 15,38
Baik 66 84,62
65
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…
Tabel 4. Hubungan pengetahuan ibu dengan pola asuh makan di Wilayah Kerja
Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
Pola Asuh Makan
Jumlah
Pengetahuan Kurang Baik Baik p-value
n % n % n %
Kurang Baik 23 88,46 3 11,54 26 100
Baik 24 46,15 28 53,85 52 100 0.001
Jumlah 47 60,26 31 39,74 78 100
66
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
Tabel 5. Hubungan antara pola asuh makan dengan status gizi anak di Wilayah Kerja
Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
Status Gizi
Pola Asuh Jumlah
Kurang Normal p-value
Makan
n % n % n %
Kurang Baik 11 23,40 36 76,60 47 100
Baik 1 3,26 30 96,74 31 100 0.022
Jumlah 12 15,38 66 84,62 78 100
Berdasarkan tabel 5, dapat pola asuh makan dengan status gizi balita
disampaikan bahwa pola asuh makan yang di wilayah kerja Puskesmas Talang
kurang baik, 23,40% diketahui sebesar Bakung Kota Jambi tahun 2017.
23,40% mengalami status gizi dengan Berdasarkan konsep teori bahwa
kategori kurang. Sedangkan pola asuh pengetahuan ibu tentang gizi dengan status
makan baik diketahui hanya sebesar 3,26% gizi pada anak dipengaruhi oleh pola asuh
mengalami status gizi dengan kategori makan maka, selanjutnya dilakukan
kurang. Didapatkan nilai p-value sebesar analisis stratifikasi. Adapun hasil analisis
0,022, dengan demikian diketahui bahwa dapat disampaikan sebagai berikut :
terdapat hubungan yang signifikan antara
Tabel 6. Analisis stratifikasi hubungan antara pengetahuan dengan pola asuh makan
terhadap status gizi anak di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi
Tahun 2017
Variabel Status Gizi Jumlah
Kurang Normal p-value
n % n % n %
Pengetahuan
Kurang Baik Pola Kurang
9 39,1 14 60,9 23 100
Asuh Baik
1.000
Makan Baik 1 33,3 2 66,7 3 100
Jumlah 10 38,5 16 61,55 26 100
Baik Pola Kurang
2 8,3 22 91,7 24 100
Asuh Baik
0.208
Makan Baik 0 0 28 100 28 100
Jumlah 2 3,9 50 96,1 52 100
67
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…
Tabel 12
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pola Asuh Terhadap Status Gizi Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
Status Gizi
Jumlah p-
Pengetahuan Kurang Baik
value
n % n % n %
Kurang 39, 10
Pola 9 14 60,9 23
Baik 1 0
Asuh
Kurang Baik 33, 10
Makan 1 2 66,7 3 1.000
Baik 3 0
38, 61,5 10
Jumlah 10 16 26
5 5 0
Kurang 10
Pola 2 8,3 22 91,7 24
Baik 0
Asuh
10
BerdasarkanBaikhasil Makan
uji analisis Baik 0 diapatkan,
stratafikasi 0 28 pengetahuan
100 28 yang kurang0.208baik dan
0
hubungannya dengan pola asuh makan serta status gizi didapatkan nilai p-value 1.000 yang
10
artinya nilai tersebut lebih besar
Jumlahdari nilai α2(0.005),
3,9 maka
50 tidak
96,1ada 52
hubungan yang signifikan
0
antara pengetahuan yang kurang baik dengan pola asuh makan dan status gizi balita.
Hasil uji stratafikasi juga menunjukkan, namun menerapkan pola asuh makan yang
pengetahuan yang baik dan hubungannya baik, memiliki anak dengan status gizi
dengan pola asuh makan serta status gizi kurang hanya 1 orang (33,3%) dan 2
didapatkan nilai p-value 0.208 yang artinya lainnya memiliki anak dengan status gizi
nilai tersebut lebih besar dari nilai α baik (66,7%). Dari 24 orang ibu yang
(0.005), maka tidak ada hubungan yang memiliki pengetahuan tentang gizi baik
signifikan antara pengetahuan yang baik namun pola asuh makan yang diterapkan
dengan pola asuh makan dan status gizi pada anak kurang baik memiliki anak
balita. dengan status gizi kurang sebanyak 2
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa dari (8,3%) dan anak dengan status gizi baik
23 ibu yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 22 (91,7%). Dari 28 orang ibu
tentang gizi memiliki pola asuh makan yang memiliki pengetahuan tentang gizi
yang kurang baik, yang membuat jumlah baik serta penerapan pola asuh makannya
anak berstatus gizi kurang sebanyak 9 baik kepada balita seluruhnya memiliki
(39,1%) dan anak dengan status gizi baik anak dengan status gizi baik atau sebanyak
sebanyak 14 (60,9%), sedangkan dari 3 ibu 28 (100%).
yang pengetahuan gizinya kurang baik
68
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
yang menjelaskan fungsi zat gizi untuk anak pada makanan juga sangat rendah,
tumbuh kembang balita, hingga sumber balita jarang menghabiskan makanannya,
zat-zat gizi yang memungkinkan untuk dikarenakan menu yang disajikan kurang
setiap keluarga mendapatkannya dengan bervariasi.
harga yang terjangkau, sehingga keluarga Menurut Istiany dan Rusilanti (2014)
dengan pendapatan rendah dapat salah satu faktor yang mempengaruhi
memenuhi kebutuhan gizinya dengan status gizi adalah pola pengasuhan. Praktek
bahan makanan yang terjangkau. pengasuhan di tingkat rumah tangga adalah
memberikan perawatan (care) kepada anak
2. Hubungan Pola Asuh Makan dengan dengan pemberian makanan dan kesehatan
Status Gizi Balita di Wilayah Kerja melalui sumber-sumber yang ada untuk
Puskesmas Talang Bakung Kota kelangsungan hidup anak, pertumbuhan
Jambi Tahun 2017. dan perkembangan. Pola asuh makan yang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan diterapkan kepada anak balita yang
bahwa adanya hubungan yang signifikan berkaitan dengan cara dan situasi makan.
antara pola asuh makan dengan status gizi Jumlah dan kualitas makanan yang
balita di wilayah kerja Puskesmas Talang dibutuhkan untuk konsumsi anak penting
Bakung Kota Jambi tahun 2017 dengan sekali dipikirkan, direncanakan dan
nilai p-value 0.022. Pola asuh makan yang dilaksanakan oleh ibu ata pengasuhnya.
diterapkan ibu pada balita masih banyak Pola asuh makan akan selalu terkait
yang kurang baik, sehingga balita memiliki dengan kegiatan pemberian makanan, yang
status gizi yang kurang pula. Pemberian akhirnya akan memberikan sumbangan
makanan yang memenuhi zat-zat gizi status gizinya.
lengkap seperti karbohidrat, protein, Terdapat balita dengan pola asuh makan
lemak, vitamin dan mineral kadang-kadang yang kurang baik namun memiliki status
diberikan oleh ibu kepada balitanya dan gizi yang baik, hal ini dikarenakan
bahkan terdapat beberapa ibu yang tidak pemberian susu formula yang berlebihan
pernah memberikan anaknya makanan kepada anak serta ibu selalu menuruti
yang bergizi lengkap yang hanya makanan kesukaan balita. Sebagian balita
memberikan dua zat gizi saja seperti dengan status gizi baik namun pola asuh
karbohidrat dan protein. Pemberian makan yang kurang baik memiliki
makanan selingan atau snack kepada balita kebiasaan makan hanya dengan nasi dan
juga jarang dilakukan oleh ibu-ibu dan lauk, serta sebagian balita juga menyukai
bahkan tidak pernah, ibu-ibu lebih suka mie instan, jumlah porsi makan yang
memberikan jajanan diwarung kepada disajikan juga cukup banyak. Aktivitas
balitanya daripada harus membuat sendiri. fisik yang dilakukan oleh balita juga
Ada sebagian ibu-ibu yang memberikan kurang, anak lebih suka bermain Gudget
makanan pokok pada anaknya hanya 1 kali daripada harus bermain diluar rumah.
sehari, dengan alasan anak tidak mau Menurut Irianto (2014), kesukaan yang
makan dan ibu hanya memberikan jajanan berlebihan terhadap sesuatu jenis makanan
yang anak tersebut sukai. Ketertarikan tertentu atau disebut dengan
70
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
didasarkan atas beberapa hasil penelitian, makannya kurang baik sehingga memiliki
terutama yang dikembangkan dari anak dengan status gizi yang kurang. Hal
kebutuhan bayi dan orang dewasa. ini kemungkinan disebabkan beberapa
Perbedaan kecukupan zat gizi antara faktor yang mempengaruhi, seperti ibu
kelompok balita cukup besar, sehingga yang bekerja diluar rumah sehingga sedikit
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang memiliki waktu untuk memantau tubuh
dianjurkan untuk balita dibagi menjadi dua kembang anaknya, ada sebagian ibu juga
kelompok, yaitu anak usia 1-3 tahun memiliki pendapatan keluarga dibawah
dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan UMP sehingga, keluarga tersebut
tinggi badan 90 cm serta anak usia 4-6 kemungkinan sulit untuk menyediakan
tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg bahan pangan dikeluarganya.
dan tinggi badan 110 cm (Istiany dan Menurut Irianto (2014), ada beberapa
Rusilanti, 2013). faktor yang mempengaruhi pola pemberian
Untuk menjamin pertumbuhan, makanan pendamping ASI seperti :
perkembangan dan kesehatan balita, maka a. Faktor Ekonomi
perlu asupan gizi yang cukup. Menurut Pendapatan keluarga yang memadai
anjuran makanan satu hari yang akan menunjang tumbuuh kembang anak
dikeluarkan Departemen Kesehatan RI karena orang tua dapat menyediakan
untuk anak usia 1-3 tahun membutuhkan semua kebutuhan anak baik yang primer
1,5 mangkok nasi (@200 gr) atau maupun sekunder.
padanannya 0,5 ikan (50 gr) atau
b. Besar Keluarga
padanannya, 2 tempe (@25 gr) atau
padanannya, semangkok sayur (100 gr), Laju kelahiran yang tinggi berkaitan
seiris buah pepaya (100 gr) atau dengan kejadian kurang gizi, karena
jumlah pangan yang tersedia untuk suatu
padannanya, dan segelas susu (200 ml).
Asupan gizi tersebut akan menjamin keluarga yang besar mungkin cukup untuk
tercukupnya kebutuhan kalori untuk balita keluarga yang besarnya setengah dari
keluarga tersebut. Akan tetapi tidak cukup
antara 1360-1830 kalori per anak per hari
dan kebutuhan protein untuk balita antara untuk mencegah gangguan gizi pada
16-20 gr per anak per hari (Irianto, 2014). keluarga yang besar tersebut.
Hasil penelitian juga menghasilkan c. Pembagian dalam Keluarga
bahwa, pengetahuan ibu tentang gizi yang Secara tradisional, ayah mempunyai
baik terhadap pola asuh makan dan status prioritas utama atas jumlah dan jenis
gizi juga tidak memiliki hubungan yang makanan tertentu dalam keluarga. Untuk
signifikan dengan nilai p-value 0.208. ibu bayi dan anak-anak yang masih muda dan
yang meiliki pengetahuan yang baik wanita selama tahun penyapihan, pengaruh
dengan penerapan pola asuh makan yang tambahan dari pembagian pangan yang
baik seluruhnya memiliki anak dengan tidak merata dalam unit keluarga, dapat
status gizi yang baik pula, namun ada merupakan bencana, baik bagi kesehatan
sebagian ibu yang memiliki pengetahuan maupun kehidupan.
yang baik namun penerapan pola asuh
d. Pengetahuan
72
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)
Kurangnya pengetahuan tentang gizi Jambi tahun 2017 dengan nilai p-value
atau kemampuan untuk menerapkan 0.001.
informasi tersebut dalam kehidupan sehari- 4. Terdapat hubungan yang signifikan
hari merupakan sebab penting dari antara pola asuh makan dan status gizi
gangguan gizi (Suhardjo, 1986 dalam balita di wilayah kerja Puskesmas
Irianto, 2014). Ketidak tahuan tentang cara Talang Bakung Kota Jambi tahun 2017
pemberian makanan bayi dan anak balita dengan nilai p-value 0.022.
adalah kebiasaan yang merugikan 5. Tidak ada hubungan yang signifikan
kesehatan, secara langsung dan tidak antara pengetahuan ibu yang kurang
langsung menjadi penyebab utama baik dan yang baik terhadap pola asuh
terjadinya masalah kurang gizi pada anak, makan dan status gizi balita di wilayah
khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun kerja Puskesmas Talang Bakung Kota
(departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Jambi tahun 2017 dengan nilai berturut-
Sosial RI, 2000). turut p-value 1.000 dan p-value 0.208.
DAFTAR PUSTAKA
73
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…
74