Anda di halaman 1dari 14

Vol. 1, No.

2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN POLA ASUH


MAKAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KOTA JAMBI

Relationship between Mother Knowledge with Patterns Eating on The Nutrition Status of
Children in Jambi City

M. Dody Izhar1
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi

ABSTRAK
Asupan gizi memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pengetahuan
tentang pola asuh makan sangat berkontribusi terhadap status gizi anak, dalam mengoptimalkan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional.
Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 12-24 bulan sebanyak 78 ibu balita yang
diambil secara one stages cluster sampling. Keseluruhan analisis menggunakan software analisis statistik
dengan tingkat kemaknaan uji p<0,05. Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan kurang baik sebanyak 26
ibu (33,3%), pola asuh kurang baik sebanyak 47 ibu (60,3%) dan status gizi kurang sebanyak 12 balita (15,4%).
Ada hubungan secara signifikan pengetahuan ibu dengan pola asuh makan (p=0,001), dan ada hubungan secara
signifikan pola asuh makan dengan status gizi anak (p=0,022), berdasarkan analisis stratifikasi tidak ada
perbedaan antara pengetahuan yang baik (p=1,000) dan kurang baik (p=0,208) dengan pola asuh makan
terhadap status gizi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dan pola asuh makan terhadap status gizi anak di Kota Jambi.

Kata Kunci : Pengetahuan, pola asuh, status gizi

ABSTRACT
Nutrition intake plays an important role in improving the quality of human resources. Knowledge of eating
patterns greatly contributes to the nutritional status of children, in optimizing the growth and development of
children. This research is an observational research with cross sectional design. Respondents in this study are
mothers who have children aged 12-24 months as many as 78 mothers under five taken one stages cluster
sampling. The overall analysis used statistical analysis software with significance level of test p<0,05. The result
of the research shows that knowledge is not good as much as 26 mothers (33,3%), bad mother pattern as much
as 47 mothers (60,3%) and nutritional status less 12 (15,4%). There was a significant correlation of mother's
knowledge with eating pattern (p=0,001), and there was a significant correlation between feeding pattern with
child nutritional status (p=0,022), based on stratification analysis there was no difference between good
knowledge (p=1,000) and poor (p=0,208) with eating pattern to nutritional status. This study concludes that
there is a significant relationship between maternal knowledge and the pattern of feeding on the nutritional
status of children in Jambi City.

Keywords: Knowledge, parenting, nutritional status

Korespondensi : M. Doddy Izhar


Email : mdodyizhar@unja.co.id

61
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

PENDAHULUAN pendidikan, pengetahuan dan


Status gizi memegang peranan keterampilan.
penting dalam meningatkan kualitas Prevalensi nasional masalah gizi
sumber daya manusia. Kekurangan gizi buruk dan gizi kurang (BB/U) pada anak
dapat menghambat pertumbuhan fisik, balita masih tinggi yaitu 19,6 %. Jika di
perkembangan kecerdasan, penurunan bandingkan dengan angka Prevalensi
produktivitas, menurunnya daya tahan Nasional tahun 2007 (18,4%) dan tahun
tubuh, meningkatkan angka kesakitan dan 2010 (17,9%) terlihat meningkat. Dari 33
kematian (Almatsier, 2009). Provinsi Jambi memiliki prevalensi gizi
Kasus gizi kurang menurut WHO buruk dan gizi kurang di atas angka
masih menjadi perhatian dunia, pada tahun prevalensi nasional yaitu 19,7 % pada
2013, 17% atau 98 juta anak di bawah lima tahun 2013 (riskesdas 2013).
tahun di negara berkembang mengalami Berdasarkan hasil Penilaian Status
kurang gizi (berat badan rendah Gizi (PSG) Prevalensi Status Gizi buruk
menurut umur berdasarkan standar WHO). dan kurang (BB/U) di Provinsi Jambi
Prevalensi tertinggi berada di wilayah Asia tahun 2016 sebesar 15,6%. Sedangkan
Selatan sebesar 30% , kemudian di ikuti menurut hasil Penilaian Status Gizi (PSG)
oleh Afrika Barat 21%, Osceania dan di Kota Jambi Prevalensi Status Gizi buruk
Afrika Timur 19%, Asia Tenggara dan dan kurang (BB/U) di Kota Jambi tahun
Afrika Tengah 16%, dan Afrika Selatan 2016 sebesar 18,4%. (Dinkes
12%. Provinsi,2016)
Menurut UNICEF (1998), faktor- Kota Jambi pada tahun 2015
faktor yang mempengaruhi status gizi anak menunjukkan bahwa prevalensi status gizi
balita dan penyebab kurang gizi pada anak balita yang mengalami gizi kurang 286
balita di masyarakat yaitu : penyebab (0,9%). Apabila dibandingkan dengan
langsung dan tidak langsung. Asupan tahun 2016 yang menunjukkan prevalensi
makanan dan penyakit dapat secara status gizi balita yang mengalami gizi
langsung menyebabkan gizi kurang. kurang sebesar 290 (1,3%) (Dinkes Kota
Sedangkan penyebab tidak langsung ada 3 Jambi, 2016)
yaitu, ketahanan pangan, pola asuh anak, Masa anak di bawah lima tahun
serta pelayanan kesehatan dan lingkungan merupakan periode penting dalam tumbuh
yang tidak memadai. Hal ini disebabkan kembang anak karena pertumbuhan dasar
karena kemiskinan, pendapatan, kurang yang berlangsung pada masa balita akan
62
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

mempengaruhi dan menentukan status gizi anak adalah pola asuh makan
perkembangan anak selanjutnya. Seperti (Karyadi,1985 dalam Yulia, dkk., 2008).
diketahui bahwa tiga tahun (baduta) Pola asuh makan adalah praktik-
pertama merupakan periode keemasan praktik pengasuhan yang di terapkan ibu
(golden period), yaitu terjadi optimalisasi kepada anak yang berkaitan dengan cara
proses tumbuh kembang. Dalam dan situasi makan. Jumlah dan kualitas
pertumbuhan dan perkembangan anak makanan yang dibutuhkan untuk konsumsi
memerlukan zat-zat gizi agar proses anak penting sekali dipikirkan,
pertumbuhan dan perkembangan berjalan direncanakan dan dilaksanakan oleh ibu
dengan baik (Gunawan, dkk, 2011). atau pengasuhnya yang berkaitan dengan
Pola pengasuhan anak dalam kegiatan pemberian makan yang akhirnya
pemberian makan sehari-hari ditentukan akan memberikan sumbangan status gizi
oleh tingkat pendidikan ibu dan (Istiany dan Rusilanti, 2013).
pengetahuan ibu tentang gizi balita. Berdasarkan data dan pernyataan
Sebagian besar kejadian gizi kurang dapat diatas maka penulis tertarik untuk
dihindari apabila ibu sebagai orang yang melakukan penelitian tentang “Hubungan
paling dekat dengan anak mempunyai antara Pengetahuan Ibu dengan Pola Asuh
pengetahuan yang cukup tentang gizi. Makan terhadap Status Gizi Anak Di Kota
Pengetahuan yang harus diketahui oleh Jambi Tahun 2017”.
seorang ibu adalah tentang kebutuhan gizi,
BAHAN DAN METODE
cara pemberian makan, jadwal pemberian
Jenis penelitian yang digunakan
makan pada balita, sehingga akan
adalah observasional dengan rancangan
menjamin anak dapat tumbuh dan
cross sectional.9 Penelitian ini dilakukan di
berkembang dengan optimal (Supariasa,
wilayah kerja Puskesmas Talang Bakung
2015).
Kota Jambi pada bulan 21-28 Agustus
Pola pengasuhan sangat
2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
berkontribusi terhadap status gizi anak.
ibu yang memiliki anak usia 12-24 bulan
Anak yang memperoleh pola asuh makan
berjumlah 399 anak. Besar sampel minimal
yang kurang akan cenderung mengalami
sebanyak 78 anak. Pengambilan sampel
sulit makan hal ini akan mempengaruhi
menggunakan metode one stages cluster
tingkat konsumsi anak tersebut, baik energi
sampling.10
maupun protein. Salah satu pola
pengasuhan yang berhubungan dengan
63
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

Data dikumpulkan melalui dengan menggunakan perangkat komputer


wawancara dan penimbangan, timbangan dan dianalisis secara deskriptif dan
digital, tabel antropometri WHO 2005 dari analitik.
Depkes RI (2010), data pengetahuan dan
pola asuh makan dilakukan dengan HASIL PENELITIAN
wawancara langsung pada responden Berdasarkan dari hasil penelitian
dengan kuesioner. Penilaian status gizi didapatkan karakteristik balita berdasarkan
menggunakan timbangan digital dan tabel jenis kelamin dan umur (bulan) dapat
antropometri WHO 2005. Data diolah disampaikan sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi karakteristik balita berdasarkan jenis kelamin dan umur


di wilayah kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
(N Total = 78 subjek)
Karakteristik Balita Frekuensi %
Jenis Kelamin
Laki-laki 38 48,72
Perempuan 40 51,28
Umur (Mean  SD) 16,73  3,42
Berat Badan (Mean  SD) 9,30  1,27

Dilihat dari Tabel 1 diatas, dari 78 dan simpangan baku berat badan (Kg)
responden balita, lebih dari sebagiannya sebesar 9,30  1,27.
yang menjadi responden berjenis kelamin Berdasarkan karakteristik ibu balita
perempuan yaitu sebesar 51,28%, dengan berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan
rata-rata dan simpangan baku umur balita dan pendapatan keluarga, diketahui bahwa
(bulan) sebesar 16,73  3,42 serta rata-rata :

64
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan


Pendapatan di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
(N Total = 78 subjek)
Karakteristik Ibu Frekuensi %
Umur (Mean  SD) 31,67  6,61
Pendidikan
SD 1 1,28
SMP 14 17,95
SMA 50 64,10
PT 13 16,67
Pekerjaan
IRT 57 73,08
Pegawai swasta 14 17,95
PNS 5 6,41
Wiraswasta 2 2,56
Pendapatan
< Rp. 2.000.000,- 24 30,77
 Rp. 2.000.000,- 54 69,23

Dilihat dari tabel 2 diatas, dari 78 Distribusi data terhadap variabel-


responden ibu balita, diketahui rata-rata variabel penelitian yang terdiri dari
unmur ibu sebesar 31,67 tahun, pendidikan pengetahuan, pola asuh makan dan status
terbanyak adalah SMA (64,10%), gizi balita di wilayah kerja Puskesmas
pekerjaan sebagian besar adalah ibu rumah Talang Bakung Jambi Tahun 2017 dapat
tangga (73,08%) dan pendapatan sebagian disampaikan pada Tabel 3 berikut ini :
besar (69,23%) adalah  Rp. 2.000.000,-.

Tabel 3. Distribusi pengetahuan ibu, pola asuh makan dan status gizi anak
di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
(N Total = 78 subjek)
Variabel Frekuensi %
Pengetahuan Ibu
Kurang baik 26 33,33
Baik 52 66,67
Pola Asuh Makan
Kurang baik 47 60,26
Baik 31 39,74
Status Gizi
Kurang 12 15,38
Baik 66 84,62

65
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

Dilihat dari tabel 3 diatas, kemudian menghubungkan lagi variabel


pengetahuan ibu tentang gizi diketahui pola asuh makan dengan status gizi balita
kurang baik sebesar 33,33%, berdasarkan serta analisis stratifikasi pengetahuan ibu
berat badan per umur didapatkan balita terhadap status gizi berdasarkan pola asuh
dengan status gizi kurang sebesar 15,38% makan.
dan penerapan terhadap pola asuh makan Pengujian hubungan antara
pada anak kurang baik sebesar 60,26%. pengetahuan ibu tentang gizi dengan pola
Data yang telah terkumpul asuh makan, dapat disampaikan sebagai
selanjutnya dilakukan analisis bivariat, berikut :
dilakukan dalam dua tahapan yaitu
menghubungkan antara variabel
pengetahuan dengan pola asuh makan dan

Tabel 4. Hubungan pengetahuan ibu dengan pola asuh makan di Wilayah Kerja
Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
Pola Asuh Makan
Jumlah
Pengetahuan Kurang Baik Baik p-value
n % n % n %
Kurang Baik 23 88,46 3 11,54 26 100
Baik 24 46,15 28 53,85 52 100 0.001
Jumlah 47 60,26 31 39,74 78 100

Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa ada hubungan yang


disampaikan bahwa ibu yang memiliki signifikan antara pengetahuan ibu balita
pengetahuan kurang baik, 88,46% tentang gizi dengan pola asuh makan yang
menerapkan pola asuh makan yang kurang diberikan pada balita.
baik. Sedangkan ibu yang memiliki
Selanjutnya dilakukan analisis pola
pengetahuan baik, hanya 46,15% asuh makan dengan status gizi pada anak.
menerapkan pola asuh makan yang kurang Adapun hasil analisis dapat disampaikan
baik. Hasil analisis didapatkan nilai p- sebagai berikut :
value sebesar 0,001, dengan demikian

66
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

Tabel 5. Hubungan antara pola asuh makan dengan status gizi anak di Wilayah Kerja
Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017
Status Gizi
Pola Asuh Jumlah
Kurang Normal p-value
Makan
n % n % n %
Kurang Baik 11 23,40 36 76,60 47 100
Baik 1 3,26 30 96,74 31 100 0.022
Jumlah 12 15,38 66 84,62 78 100

Berdasarkan tabel 5, dapat pola asuh makan dengan status gizi balita
disampaikan bahwa pola asuh makan yang di wilayah kerja Puskesmas Talang
kurang baik, 23,40% diketahui sebesar Bakung Kota Jambi tahun 2017.
23,40% mengalami status gizi dengan Berdasarkan konsep teori bahwa
kategori kurang. Sedangkan pola asuh pengetahuan ibu tentang gizi dengan status
makan baik diketahui hanya sebesar 3,26% gizi pada anak dipengaruhi oleh pola asuh
mengalami status gizi dengan kategori makan maka, selanjutnya dilakukan
kurang. Didapatkan nilai p-value sebesar analisis stratifikasi. Adapun hasil analisis
0,022, dengan demikian diketahui bahwa dapat disampaikan sebagai berikut :
terdapat hubungan yang signifikan antara

Tabel 6. Analisis stratifikasi hubungan antara pengetahuan dengan pola asuh makan
terhadap status gizi anak di Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi
Tahun 2017
Variabel Status Gizi Jumlah
Kurang Normal p-value
n % n % n %
Pengetahuan
Kurang Baik Pola Kurang
9 39,1 14 60,9 23 100
Asuh Baik
1.000
Makan Baik 1 33,3 2 66,7 3 100
Jumlah 10 38,5 16 61,55 26 100
Baik Pola Kurang
2 8,3 22 91,7 24 100
Asuh Baik
0.208
Makan Baik 0 0 28 100 28 100
Jumlah 2 3,9 50 96,1 52 100

67
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

Tabel 12
Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pola Asuh Terhadap Status Gizi Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2017

Status Gizi
Jumlah p-
Pengetahuan Kurang Baik
value
n % n % n %
Kurang 39, 10
Pola 9 14 60,9 23
Baik 1 0
Asuh
Kurang Baik 33, 10
Makan 1 2 66,7 3 1.000
Baik 3 0
38, 61,5 10
Jumlah 10 16 26
5 5 0
Kurang 10
Pola 2 8,3 22 91,7 24
Baik 0
Asuh
10
BerdasarkanBaikhasil Makan
uji analisis Baik 0 diapatkan,
stratafikasi 0 28 pengetahuan
100 28 yang kurang0.208baik dan
0
hubungannya dengan pola asuh makan serta status gizi didapatkan nilai p-value 1.000 yang
10
artinya nilai tersebut lebih besar
Jumlahdari nilai α2(0.005),
3,9 maka
50 tidak
96,1ada 52
hubungan yang signifikan
0
antara pengetahuan yang kurang baik dengan pola asuh makan dan status gizi balita.

Hasil uji stratafikasi juga menunjukkan, namun menerapkan pola asuh makan yang
pengetahuan yang baik dan hubungannya baik, memiliki anak dengan status gizi
dengan pola asuh makan serta status gizi kurang hanya 1 orang (33,3%) dan 2
didapatkan nilai p-value 0.208 yang artinya lainnya memiliki anak dengan status gizi
nilai tersebut lebih besar dari nilai α baik (66,7%). Dari 24 orang ibu yang
(0.005), maka tidak ada hubungan yang memiliki pengetahuan tentang gizi baik
signifikan antara pengetahuan yang baik namun pola asuh makan yang diterapkan
dengan pola asuh makan dan status gizi pada anak kurang baik memiliki anak
balita. dengan status gizi kurang sebanyak 2
Dari tabel 12 dapat dilihat bahwa dari (8,3%) dan anak dengan status gizi baik
23 ibu yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 22 (91,7%). Dari 28 orang ibu
tentang gizi memiliki pola asuh makan yang memiliki pengetahuan tentang gizi
yang kurang baik, yang membuat jumlah baik serta penerapan pola asuh makannya
anak berstatus gizi kurang sebanyak 9 baik kepada balita seluruhnya memiliki
(39,1%) dan anak dengan status gizi baik anak dengan status gizi baik atau sebanyak
sebanyak 14 (60,9%), sedangkan dari 3 ibu 28 (100%).
yang pengetahuan gizinya kurang baik

68
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

PEMBAHASAN karena kurangnya waktu ibu dalam


1. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang memperhatikan anaknya karena sebagian
Gizi dengan Pola Asuh Makan di ibu yang memiliki pola asuh yang kurang
Wilayah Kerja Puskesmas Talang baik bekerja diluar rumah, dari 12 anak
Bakung Kota Jambi Tahun 2017. yang dengan status gizi kurang, 4
Berdasarkan hasil penelitian terdapat diantaranya memiliki ibu yang bekerja.
hubungan yang signifikan antara Menurut Notoatmodjo (2011) pekerjaan
pengetahuan ibu tentang gizi dengan pola adalah kegiatan yang menyita waktu. Pola
asuh makan di wilayah kerja Puskesmas asuh yang kurang baik juga dipengaruhi
Talang Bakung Kota Jambi tahun 2017 oleh fakor ekonomi dalam sebuah
dengan nilai p-value 0.001. Kebanyak ibu keluarga, beberapa responden yang
yang memiliki pengetahuan kurang baik memiliki pengetahuan yang baik namun
menerapkan pola asuh makan yang kurang kurang baik dalam penerapan pola asuh
baik pula pada balitanya. makan pada balita berpenghasilan kurang
Kurangnya pengetahuan tentang gizi dari standar kebutuhan, sehingga
atau kemampuan untuk menerapkan ketersediaan pangan untuk kebutuhan
informasi gizi dalam kehidupan sehari-hari sehari-hari juga kurang memadai. Menurut
merupakan sebab penting dari gangguan Irianti (2014), pendapatan keluarga yang
gizi (Suhardjo, 1986 dalam Irianto, 2014). memadai akan menunjang tumbuuh
Ketidak tahuan tentang cara pemberian kembang anak karena orang tua dapat
makanan bayi dan anak balita adalah menyediakan semua kebutuhan anak baik
kebiasaan yang merugikan kesehatan, yang primer maupun sekunder.
secara langsung dan tidak langsung Ibu yang memiliki pengetahuan yang
menjadi penyebab utama terjadinya kurang baik namun penerapan pola asuh
masalah kurang gizi pada anak, khususnya makan pada balitanya baik, memiliki
pada anak usia dibawah 2 tahun kesadaran akan pentingnya makanan untuk
(departemen Kesehatan dan Kesejahteraan anaknya, dan juga sebagian ibu didukung
Sosial RI, 2000). oleh anggota keluarga yang lain untuk
Pengetahuan gizi orang tua dan memberikan makanan pada anak sesuai
pengasuh anak ternyata sangat dengan kebutuhannya.
berpengaruh terhadap pilihan makanan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
anak. Tingkat pengetahuan gizi yang yang dilakukan oleh Kusumaputra RP
dipraktikan pada pencernaan makanan (2015) yang meneliti tentang hubungan
keluarga tempaknya berhubungan dengan pola asuh dan pengetahuan ibu dengan
sikap positif ibu terhadap diri sendiri, status gizi dan kesehatan balita di PAUD
kemampuan ibu dalam memecahkan At Taqwa dan PAUD Eka Mandiri di
masalah, dan mengorganisasikan keluarga Kecamatan Cinangneng dengan nilai p-
(Istiany dan Rusilanti, 2013). value 0.025.
Tetapi pada penelitian ini, terdapat juga Untuk meningkatkan pengetahuan ibu
ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pola asuh makan yang baik untuk
tentang gizi namun pola asuh makan yang balita perlu dilakukannya edukasi seperti
diterapkannya kurang baik. hal ini terjadi penyuluhan ataupun pelatihan tentang gizi
69
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

yang menjelaskan fungsi zat gizi untuk anak pada makanan juga sangat rendah,
tumbuh kembang balita, hingga sumber balita jarang menghabiskan makanannya,
zat-zat gizi yang memungkinkan untuk dikarenakan menu yang disajikan kurang
setiap keluarga mendapatkannya dengan bervariasi.
harga yang terjangkau, sehingga keluarga Menurut Istiany dan Rusilanti (2014)
dengan pendapatan rendah dapat salah satu faktor yang mempengaruhi
memenuhi kebutuhan gizinya dengan status gizi adalah pola pengasuhan. Praktek
bahan makanan yang terjangkau. pengasuhan di tingkat rumah tangga adalah
memberikan perawatan (care) kepada anak
2. Hubungan Pola Asuh Makan dengan dengan pemberian makanan dan kesehatan
Status Gizi Balita di Wilayah Kerja melalui sumber-sumber yang ada untuk
Puskesmas Talang Bakung Kota kelangsungan hidup anak, pertumbuhan
Jambi Tahun 2017. dan perkembangan. Pola asuh makan yang
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan diterapkan kepada anak balita yang
bahwa adanya hubungan yang signifikan berkaitan dengan cara dan situasi makan.
antara pola asuh makan dengan status gizi Jumlah dan kualitas makanan yang
balita di wilayah kerja Puskesmas Talang dibutuhkan untuk konsumsi anak penting
Bakung Kota Jambi tahun 2017 dengan sekali dipikirkan, direncanakan dan
nilai p-value 0.022. Pola asuh makan yang dilaksanakan oleh ibu ata pengasuhnya.
diterapkan ibu pada balita masih banyak Pola asuh makan akan selalu terkait
yang kurang baik, sehingga balita memiliki dengan kegiatan pemberian makanan, yang
status gizi yang kurang pula. Pemberian akhirnya akan memberikan sumbangan
makanan yang memenuhi zat-zat gizi status gizinya.
lengkap seperti karbohidrat, protein, Terdapat balita dengan pola asuh makan
lemak, vitamin dan mineral kadang-kadang yang kurang baik namun memiliki status
diberikan oleh ibu kepada balitanya dan gizi yang baik, hal ini dikarenakan
bahkan terdapat beberapa ibu yang tidak pemberian susu formula yang berlebihan
pernah memberikan anaknya makanan kepada anak serta ibu selalu menuruti
yang bergizi lengkap yang hanya makanan kesukaan balita. Sebagian balita
memberikan dua zat gizi saja seperti dengan status gizi baik namun pola asuh
karbohidrat dan protein. Pemberian makan yang kurang baik memiliki
makanan selingan atau snack kepada balita kebiasaan makan hanya dengan nasi dan
juga jarang dilakukan oleh ibu-ibu dan lauk, serta sebagian balita juga menyukai
bahkan tidak pernah, ibu-ibu lebih suka mie instan, jumlah porsi makan yang
memberikan jajanan diwarung kepada disajikan juga cukup banyak. Aktivitas
balitanya daripada harus membuat sendiri. fisik yang dilakukan oleh balita juga
Ada sebagian ibu-ibu yang memberikan kurang, anak lebih suka bermain Gudget
makanan pokok pada anaknya hanya 1 kali daripada harus bermain diluar rumah.
sehari, dengan alasan anak tidak mau Menurut Irianto (2014), kesukaan yang
makan dan ibu hanya memberikan jajanan berlebihan terhadap sesuatu jenis makanan
yang anak tersebut sukai. Ketertarikan tertentu atau disebut dengan

70
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

faddismemakanan akan mengakibatkan Puskesmas Talang Bakung Kota


tubuh tidak memperoleh semua zat gizi Jambi Tahun 2017.
yang diperlukan. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa,
Penelitian ini juga sejalan dengan tidak ada hubungan signifikan antara
penelitian yang dilakukan oleh Kumala, M pengetahuan ibu tentang gizi yang kurang
(2013) yang meneliti tentang hubungan baik terhadap pola asuh makan dan status
pola pemberian makan dengan status gizi gizi balita dengan nilai p-value 1.000. Ibu
anak usia (1-3 tahun) di posyandu yang memiliki pengetahuan yang kurang
Kelurahan Sidomulyo Godean Sleman baik dengan penerapan pola makan yang
dengan nilai p-value 0.000. Penelitian lain kurang baik, namun memiliki anak dengan
juga dilakukan oleh Apriyanto, dkk (2016) status gizi baik dapat disebabkan karena
yang meneliti tentang pola asuh dan status pemberian makanan pokok pada anak tidak
gizi balita di Kacamatan Lape, Kabupaten seimbang dalam segi jumlah serta
Sumbawa, Nusa Tenggara Barat komponen makanan yang disajikan tidak
mengatakan bahwa adanya hubungan lengkap seperti nasi, sayur, lauk dan buah.
positif dan signifikan antara perhatian Sebagian responden ditemukan, lebih
terhadap ibu, pola asuh makan, dan praktik banyak memberikan makanan pokok pada
kesehatan di rumah dengan status gizi balita hanya dengan 2 jenis makanan,
balita. seperti nasi dan lauk, tanpa menggunakan
Penerapan pola asuh makan pada balita sayur dan jarang makan buah. Sebagian
di wilayah Puskesmas Talang Bakung responden juga sering memberikan mie
Kota Jambi tahun 2017 lebih dari setangah instan dengan tambahan nasi kepada
responden menerapkan pola asuh makan anaknya. Pemberian karbohidrat yang
yang kurang baik, terdapat banyak faktor banyak memungkinkan anak untuk
yang kemungkinan mempengaruhi mendapatkan berat badan yang lebih,
penerapan pola asuh makan tersebut, salah ditambah dengan aktivitas yang dilakukan
satunya adala pengetahuan ibu yang oleh balita kurang.
kurang tentang gizi, sehingga petugas Meurut Irianto (2014), kebutuhan
kesehatan terutama ahli gizi Puskesmas nutrisi balita merupakan perioritas utama
Talang Bakung Kota Jambi perlu dalam mencukupi kebutuhan gizinya setiap
memberikan edukasi kepada ibu-ibu hari. Nutrisi yang diperlukan oleh balita
tentang MP-ASI, dan juga memberikan tentu akan sangat berperan penting dalam
informasi sumber-sumber zat gizi pada menunjang pertumbuhan hari demi hari.
makanan, sehingga setiap keluarga Masa balita merupakan dimana masa
khususnya pada keluarga yang transisi di usia 1-2 tahun, dan untuk
berpenghasilan kurang dari UMP dapat memenuhi nutrisi balita dimulai dengan
mencukupi kebutuhan gizi dengan bahan makan makanan padat, menerima rasa
makanan yang terjangkau. serta tekstur makanan yang bari ia coba.
Angka kecukupan energi balita berasal
3. Hubungan Antara Pengetahuan dari rata-rata kebutuhan energi balita sehat
Dengan Pola Asuh Makan Terhadap yang tumbuh secara memuaskan.
Status Gizi di Wilayah Kerja Sedangkan angka kecukupan zat-zat gizi
71
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

didasarkan atas beberapa hasil penelitian, makannya kurang baik sehingga memiliki
terutama yang dikembangkan dari anak dengan status gizi yang kurang. Hal
kebutuhan bayi dan orang dewasa. ini kemungkinan disebabkan beberapa
Perbedaan kecukupan zat gizi antara faktor yang mempengaruhi, seperti ibu
kelompok balita cukup besar, sehingga yang bekerja diluar rumah sehingga sedikit
Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang memiliki waktu untuk memantau tubuh
dianjurkan untuk balita dibagi menjadi dua kembang anaknya, ada sebagian ibu juga
kelompok, yaitu anak usia 1-3 tahun memiliki pendapatan keluarga dibawah
dengan rata-rata berat badan 12,0 kg dan UMP sehingga, keluarga tersebut
tinggi badan 90 cm serta anak usia 4-6 kemungkinan sulit untuk menyediakan
tahun dengan rata-rata berat badan 17,0 kg bahan pangan dikeluarganya.
dan tinggi badan 110 cm (Istiany dan Menurut Irianto (2014), ada beberapa
Rusilanti, 2013). faktor yang mempengaruhi pola pemberian
Untuk menjamin pertumbuhan, makanan pendamping ASI seperti :
perkembangan dan kesehatan balita, maka a. Faktor Ekonomi
perlu asupan gizi yang cukup. Menurut Pendapatan keluarga yang memadai
anjuran makanan satu hari yang akan menunjang tumbuuh kembang anak
dikeluarkan Departemen Kesehatan RI karena orang tua dapat menyediakan
untuk anak usia 1-3 tahun membutuhkan semua kebutuhan anak baik yang primer
1,5 mangkok nasi (@200 gr) atau maupun sekunder.
padanannya 0,5 ikan (50 gr) atau
b. Besar Keluarga
padanannya, 2 tempe (@25 gr) atau
padanannya, semangkok sayur (100 gr), Laju kelahiran yang tinggi berkaitan
seiris buah pepaya (100 gr) atau dengan kejadian kurang gizi, karena
jumlah pangan yang tersedia untuk suatu
padannanya, dan segelas susu (200 ml).
Asupan gizi tersebut akan menjamin keluarga yang besar mungkin cukup untuk
tercukupnya kebutuhan kalori untuk balita keluarga yang besarnya setengah dari
keluarga tersebut. Akan tetapi tidak cukup
antara 1360-1830 kalori per anak per hari
dan kebutuhan protein untuk balita antara untuk mencegah gangguan gizi pada
16-20 gr per anak per hari (Irianto, 2014). keluarga yang besar tersebut.
Hasil penelitian juga menghasilkan c. Pembagian dalam Keluarga
bahwa, pengetahuan ibu tentang gizi yang Secara tradisional, ayah mempunyai
baik terhadap pola asuh makan dan status prioritas utama atas jumlah dan jenis
gizi juga tidak memiliki hubungan yang makanan tertentu dalam keluarga. Untuk
signifikan dengan nilai p-value 0.208. ibu bayi dan anak-anak yang masih muda dan
yang meiliki pengetahuan yang baik wanita selama tahun penyapihan, pengaruh
dengan penerapan pola asuh makan yang tambahan dari pembagian pangan yang
baik seluruhnya memiliki anak dengan tidak merata dalam unit keluarga, dapat
status gizi yang baik pula, namun ada merupakan bencana, baik bagi kesehatan
sebagian ibu yang memiliki pengetahuan maupun kehidupan.
yang baik namun penerapan pola asuh
d. Pengetahuan
72
Vol. 1, No. 2, September 2017 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

Kurangnya pengetahuan tentang gizi Jambi tahun 2017 dengan nilai p-value
atau kemampuan untuk menerapkan 0.001.
informasi tersebut dalam kehidupan sehari- 4. Terdapat hubungan yang signifikan
hari merupakan sebab penting dari antara pola asuh makan dan status gizi
gangguan gizi (Suhardjo, 1986 dalam balita di wilayah kerja Puskesmas
Irianto, 2014). Ketidak tahuan tentang cara Talang Bakung Kota Jambi tahun 2017
pemberian makanan bayi dan anak balita dengan nilai p-value 0.022.
adalah kebiasaan yang merugikan 5. Tidak ada hubungan yang signifikan
kesehatan, secara langsung dan tidak antara pengetahuan ibu yang kurang
langsung menjadi penyebab utama baik dan yang baik terhadap pola asuh
terjadinya masalah kurang gizi pada anak, makan dan status gizi balita di wilayah
khususnya pada anak usia dibawah 2 tahun kerja Puskesmas Talang Bakung Kota
(departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Jambi tahun 2017 dengan nilai berturut-
Sosial RI, 2000). turut p-value 1.000 dan p-value 0.208.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Saran
1. Status gizi kurang pada balita yang 1. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kota
berumur 12-24 bulan di wilayah kerja Jambi dapat memberikan masukan dan
Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi informasi dalam pertimbangan
tahun 2017 sebanyak 12 orang (15,4%) membuat perencanaan, pelaksanaan,
dan balita dengan status gzi baik pengembangan, dan evaluasi kesehatan
sebanyak 66 orang (84,6%). masyarakat khususnya mengatasi
2. Pengetahuan ibu balita tentang gizi di masalah status gizi anak umur 12-24
wilayah kerja Puskesmas Talang bulan.
Bakung Kota Jambi tahun 2017 yang 2. Diharapkan bagi Puskesmas Talang
kurang baik sebanyak 26 orang (33,3%) Bakung Kota Jambi lebih dapat
dan yang berpengetahuan baik sebanyak memantau lagi tumbuh kembang balita,
52 orang (66,7%) dan juga dapat memberikan penyuluhan
3. Pola asuh makan yang diberikan pada ataupun edukasi tentang pemberian
anak balita di wilayah kerja Puskesmas makanan tambahan pada balita yang
Talang Bakung Kota Jambi tahun 2017 telah berumur 6 bulan yang
yang kurang baik sebanyak 47 orang mencangkup jenis, jumlah serta
(60,3%), dan yang baik sebanyak 31 pengolahan makanan yang tepat.
orang (39,7%). Terdapat hubungan 3. Untuk peneliti lain diharapkan dapat
yang signifikan antara pengetahuan ibu memperluas lagi variabel-variabel yang
tentang gizi dengan pola asuh makan berpengaruh terhadap status gizi balita.
yang diberikan kepada balita di wilayah
kerja Puskesmas Talang Bakung Kota

DAFTAR PUSTAKA

73
Izhar, M. Dody Hubungan Antara Pengetahuan…

Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Kumala, M. 2013. Hubungan Pola


Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Pemberian Makan dengan Status Gizi
Jakarta Anak Usia Toodler (1-3 Tahun) di
Apriyanto Denny. 2016. Pola Asuh dan Posyandu Kelurahan Sidomulyo
Status Gizi Balita di Kacamatan Lape, Godean Sleman. Naskah Publikasi
Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Program Studi Ilmu Keperawatan
Barat.Jurnal Gizi Pangan diakses pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
tanggal 16 Desember 2016 dari www. ‘Aisyiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
journal.ipb.ac.id Kusumaputra RP. 2015. Hubungan Pola
BAPPENAS . (2010). Laporan Asuh Dengan Pengetahuan Gizi Ibu
Pencapaian Tujuan pembangunan Dengan Status Gizi dan Kesehatan
Milenium Indonesia 2010. Anak Balita. Skripsi Departemen Gizi
BAPPENAS atau KPPN Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia
Departemen Kesehatan RI. 2013. Laporan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hasil Riset Kesehatan Dasar Notoatmodjo. 2011.
Indonesia Tahun 2013. Depkes. KesehatanMasyarakat. PT
Jakarta. RinekaCipta. Jakarta.
DinasKesehatan Kota Jambi, (2016). Supariasa, dkk. 2015. Penilaian Status
LaporanTahunan Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
GiziBadutadanBalita di Jakarta.
SeluruhPuskesmas Kota Jambi.
Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang dalam
Kesehatan Reproduksi. Alfabeta.
Bandung
Istian A dan Rusilanti. 2013. Gizi Terapan.
PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

74

Anda mungkin juga menyukai