Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PIJAT TUI NA DENGAN MENNGUNAKAN BABY OIL TERHADAP

BALITA GIZI KURANG GIZI BURUK DI WILAYAH KERJA PUKESMAS


SICINCIN TAHUN 2018

THE EFFECT OF TUI NA MASSAGE BY USING BABY OIL ON NUTRITIONAL


BEHAVIOR OF BAD NUTRITION IN THE PUKESMAS WORKING TERRITORY
IN 2018

Silvia trianingsih*)
*) Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Yarsi Sumbar

ABSTRAK

Balita dengan status gizi kurang gizi buruk adalah kondisi dimana balita dinyatakan
kekurangan gizi atau disebut juga dengan status gizi balita dibawah normal, baik itu gizi
buruk maupun gizi kurang yang disebabkan oleh kurangnya asupan protein yang ada di
dalam tubuh. Setelah dilakukan studi pendahuluan melalui wawancara kepada 10 ibu balita
yang mempunyai masalah gizi kurang gizi buruk didapatkan hasil dari 3 ibu balita
mengatakan sebelumnya tidak tahu bahwa anaknya masuk kedalam kategori gizi kurang gizi
buruk dan 7 ibu balita lainnya mengatakan sudah mengetahui anaknya mengalami gizi kurang
gizi buruk Desain penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen semu “One-group pra-post test design with control group”. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 16 intervensi dan 16 kontrol balita, metode yang digunakan purposive
sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dan observasi dan pijat Tui
Na. Data dianalisis menggunakan uji statistik Uji T- Independen (paired t-test) dengan
bantuan komputerisasi dengan signifikan α=0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai
rata-rata 0,688, standar deviasinya yaitu 0,602, serta didapatkan nilai p value= 0,000 ≤ α =
0,05, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dilakukan
penatalaksaan pijat Tui Na menggunakan baby oil terhadap balita gizi kurang gizi buruk di
Wilayah Kerja Puskesmas Sicincin tahun 2018. Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi
puskesmas sicincin untuk dapat lebih menyarankan kepada ibu dalam meningkatkan pola
asuh pada balita, sehinga pola makan dan berat badan balita berada dalam rentang normal,
serta puskesmas dapat menurunkan angka kejadian gizi kurang dan gizi buruk pada balita
dengan terealisasinya posyandu balita.

Kata Kunci : balita, pijat Tui Na, gizi kurang, gizi buruk
Daftar Pustaka : 28 (2008 – 2016)
ABSTRACT

Toddlers with poor nutritional status are conditions in which toddlers are declared to be
malnourished or also called under-normal nutritional status, both malnutrition and
malnutrition caused by a lack of protein in the body. After a preliminary study conducted
through interviews with 10 mothers of children under five who had malnutrition problems,
the results obtained from 3 mothers of children under five said that they did not know that
their children were categorized as malnourished and 7 other mothers said they knew their
children had malnutrition. This research design uses quantitative research with quasi-
experimental methods "One-group pre-post test design with control group". The sample in
this study were 16 interventions and 16 toddler controls, the method used was purposive
sampling. The research instrument used questionnaire and observation sheets and Tui Na
massage. Data were analyzed using T-Independent Test (paired t-test) statistical test with
computerized help with significant α = 0.05. The results showed that the average value was
0.688, the standard deviation was 0.602, and obtained the value of p value = 0.000 ≤ α =
0.05, so it can be concluded that there was an effect on the management of Tui Na massage
using baby oil on malnourished children under five bad in the Sicincin Health Center Work
Area in 2018. It is hoped that this research can be useful for the sicincin health center to be
able to better advise mothers in improving parenting for toddlers, so that the child's diet and
weight are within the normal range, and the puskesmas can reduce the incidence of
undernutrition and malnutrition in toddlers with the realization of posyandu toddlers.

Keywords : toddlers, Tui Na massage, malnutrition, malnutrition


Bibliography : 28 (2008 - 2016)
PENDAHULUAN sebesar 1,6%. Disamping itu Sumatera
Balita dengan status gizi kurang gizi Barat masih jauh dari sasaran target
buruk adalah kondisi dimana balita SDGs.
dinyatakan kekurangan gizi atau disebut Sumatera Barat memiliki beberapa
juga dengan status gizi balita dibawah kabupaten yang masih jauh dari target
normal, baik itu gizi buruk maupun gizi SDGs tak terkecuali Kabupaten Padang
kurang yang disebabkan oleh kurangnya Pariaman. Berdasarkan data Riskesdas
asupan protein yang ada di dalam tubuh. Sumatera Barat (2013) prevalensi balita
Balita dengan status gizi kurang gizi gizi kurang gizi buruk di Kabupaten
buruk akan berdampak pada proses Padang Pariaman adalah sebesar 22,3%
tumbuh kembang anak itu sendiri, sebab pada tahun 2007 dan 22,9% pada tahun
anak yang memilki status gizi yang buruk 2013. Hasil laporan dari Dinas Kesehatan
maka proses tumbuh kembang baik fisik Kabupaten Padang Pariaman didapatkan
maupun psikis anak akan terganggu Puskesmas Sicincin memiliki prevalensi
(Sodikin, 2013). sebesar gizi kurang gizi burukpada tahun
Balita dengan permasalahan kurang 2017 sebesar 24,03%. Dengan demikian
gizi buruk di Indonesia merupakan salah Puskesmas Sicincin di Kabupaten Padang
satu masalah gizi pada balita yang masih Pariaman mempunyai prevalensi balita
menghantui wajah Indonesia. Berdasarkan gizi kurang gizi buruk melebihi Sumatera
data dari Riskesdas tahun 2010 prevalensi Barat maupun nasional.
balita gizi kurang gizi buruk adalah Bertolak dari data diatas, masalah
sebesar 17,9%. Sedangkan pada tahun kekurangan gizi pada balita merupakan
2013 prevalensi balita gizi kurang gizi masalah yang sangat serius karena masa
buruk adalah sebesar 19,6%. Jika balita adalah fase emas dalam memantau
dibandingkan prevalensi balita gizi kurang perkembangan dan bertumbuhan manusia.
gizi buruk tahun 2010 sampai dengan Masa balita apabila masalah gizi kurang
tahun 2013 maka, prevalensi balita gzi gizi buruk tidak segera diatasi, maka akan
kurang gizi buruk terlihat meningkat. berdampak pada balita seperti penurunan
Bertolak dari data tersebut Kementerian kemampuan belajar, kemampuan kognitif,
Kesehatan RI (2016) membuat target bahkan kematian (Depkes RI,2014).
jangka panjang yang disesuaikan dengan Menurut WHO (2011) menyatakan
tujuan dari target SDGs ( Sanitasidan bahwa gizi kurang gizi buruk pada balita
Sustainable Development Goals ), untuk menyumbang 54% kematian balita sedang
masalah kekurangan gizi yang mencapai kan untuk Indonesia sendiri masalah gizi
target sasaran SDGs di tahun 2019 adalah mengakibatkan 80% kematian balita.
17%. Untuk mencegah terjadinya komplikasi
Prevalensi balita underweight di Sumatera terhadap masalah balita gizi kurang gizi
Barat pada tahun 2010 adalah sebesar 17,1 buruk upaya yang dilakukan tidak hanya
% dan di tahun 2013 prevalensi balita gizi secara farmakologi saja melainkan juga
kurang gizi buruk di Sumatera Barat secara non farmakologi. Upaya
menjadi 21,2% maka, Sumatera Barat farmakologi yang dilakukan sebagian
memiliki prevalensi balita underweight besar orang tua saat ini hanya mengambil
yang lebih besar prevalensinya jalan pintas yaitu dengan memberikan
dibandingkan dengan prevalensi balita anak vitamin dalam jangka waktu yang
gizi kurang gizi buruk dinasional yaitu relatif lama tanpa memperhatikan efek

3
dari pemberian obat – obatan tersebut. aliran energi tubuh dan melancarkan
Oleh karena itu, lebih baik menggunakan peredaran darah sehingga proses absorbsi
penatalaksanaan non farmakologi seperti, makanan berlangsung dengan cepat dan
pijat bayi, pijat tradisional, pijat Tui Na membuat anak merasakan cepat lapar
(Wong, 2011). (Sukanta, 2010).
Berdasarkan literatur riview yang Hasil studi literatur review jurnal
telah dilakukan oleh peneliti menyatakan yang peneliti temukan didapatkan bahwa
pijat Tui Na yang dilakukan selama 1 kali penatalaksaan pijat Tui Na yang dilakukan
sehari selama 6 hari lebih efektif untuk selama 6 hari oleh orang tua kepada balita
menaikan berat badan pada balita gizi yang kesulitan makan yang menyebabkan
kurang gizi buruk (Munjidah, 2015). Pijat berat badan menurun, didapatkan nilai
Tui Na lebih efektif karena gerakan pijat signifikan p = 0,009 artinya pijat Tui Na
Tui Na lebih mudah di ingat dan tidak efektif dalam mengatasi kesulitan makan
memerlukan tenaga ahli untuk melakukan pada balita (Munjidah, 2015).Penelitian
proses pemijatan. Pijat Tui Na dapat yang sesuai dengan penelitian di atas
dilakukan dengan memberikan edukasi menyatakan bahwa terapi pijat Tui Na
kepada tenaga kesehatan serta ibu selama meningkatkan nafsu makan terhadap 7
beberapa kali untuk proses pijat Tui Na dari 10 responden yang mengalami gizi
(Maria & Setiawan, 20016; Subarto & kurang selama 6 hari (Maria & Setiawan,
Isnaeni, 2017). Sedangkan pijat 2016).
tradisional, lebih sering dilakukan oleh Pijat Tui Na memerlukan media
dukun atau tukang urut di desa yang dalam proses pemijatannya, salah satunya
masih menggunakan kepercayaan yang adalah minyak. Minyak yang bisa
diajarkan oleh orang tua atau keluarga digunakan untuk pemijatan yaitu minyak
yang dipercayai pandai melakukan pijat, kelapa, minyak telon, dan minyak baby
serta tidak pernah mendapatkan edukasi oil. Minyak baby oil sering digunakan
tentang pemijatan bayi dengan benar oleh tenaga kesehatan dalam melakukan
sehingga pijat bayi yang dilakukan oleh pemijatan karena baby oil sangat mudah
dukun dianggap belum layak untuk ditemukan dan praktis. Selain itu baby oil
diterapkan, karena tidak mengacu kepada memiliki kandungan berupa vitamin E,
referensi yang sudah ada tentang teknik vitamin A, mineral yang bermanfaat untuk
gerakan dan cara pijat bayi (Bastian, menjaga kelembutan dan kelembapan
Syarifah & Tukiman, 2014). kulit sehingga tidak menyebabkan iritasi
Selain meningkatkan berat badan dan luka pada kulit anak dan memberikan
balita gizi kurang gizi buruk, gerakan pijat kenyamanan serta kemudahan saat
Tui Na sangat baik untuk kesehatan tubuh. pemijatan (Cumberl & Swand, 2003).
Gerakan pijat Tui Na tersebut terbagi Sebuah penelitian mengenai
menjadi delapan gerakan yaitu, meluncur pengaruh baby oil terhadap kenaikan berat
(Effleurage atau Tui), memijat (Petrissage badan balita gizi kurang gizi buruk
atau Nie), mengetuk (Tapotement atau didapatkan hasil ada peningkatan berat
Da), gesekan, menarik, memutar, badan balita gizi kurang gizi buruksebesar
menggoyang dan menusuk. Pijat Tui Na 10,71 g/kg/hari (Ferius, dkk, 2008).
sangat baik untuk kesehatan tubuh. Menurut penelitian Susila tahun 2017
Manfaat kesehatan yang didapatkan dari menyatakan bahwa terapi pijat
gerakan pijat Tui Na yaitu mempengaruhi menggunakan baby oil terhadap kenaikan

4
berat badan pada balita gizi kurang gizi kelompok intervensi dan kelompok
buruk menunjukan hasil dengan nilai kontrol. Kelompok intervensi diukur
p<0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa sebelum dan sesudah dilakukan pijatTui
ada pengaruh dari pijat menngunakan Na mengunakan baby oil dan kelompok
baby oil terhadap balita gizi kurang gizi kontrol diukur awal dan akhir penelitian.
buruk. Populasi dalam penelitian ini yaitu
Berdasarkan studi pendahuluan dan seluruh balita Underweight di wilayah
wawancara yang peneliti lakukan pada kerja Puskesmas Sicincin Kabupaten
bulan April 2018 di Puskesmas Sicincin Padang Pariaman 2018 sebanyak 45
Kabupaten Padang Pariaman. Melalui orang. Besar sampel dalam penelitian ini
wawancara kepada 10 ibu balita yang adalah 14 responden untuk masing-masing
mempunyai masalah gizi kurang gizi kelompok sehingga total 28 responden.
buruk didapatkan hasil dari 3 ibu balita
mengatakan sebelumnya tidak tahu bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
anaknya masuk kedalam kategori gizi
kurang gizi buruk dan 7 ibu balita lainnya ANALISA UNIVARIAT
mengatakan sudah mengetahui anaknya
mengalami gizi kurang gizi buruk. 1. Rata-Rata Berat Badan Balita Pre
Melalui wawancara dari 10 ibu yang Intervensi
memiliki balita gizi kurang gizi buruk Tabel 1.2
mengatakan sudah melakukan beberapa Distribusi Frekuensi Rata-Rata Berat
cara untuk mengatasi hal tersebut seperti Badan Balita Sebelum Dilakukan
memberikan susu formula serta makanan Penatalaksaan Pijat Tui Na
lauk, sayur-sayuran dan buah-buahan Menggunakan Baby Oil Pada
tetapi nafsu makan anaknya masih Kelompok Intervensi Terhadap Balita
menurun. Dari semua ibu balita yang Gizi Kurang Gizi Buruk Di Wilayah
mengalami masalah gizi kurang gizi buruk Kerja Puskesmas Sicincin
mengaku tidak mengetahui tentang pijat
Tui Na dengan menggunakan baby oil No. BB F % Min Max Mean Std.
untuk meningkatkan berat badan dan Balita Deviasi
nafsu makan anak. 1. ↑ BB 0 0,0
Berdasarkan fenomena diatas maka 2. ↓ BB 14 87,5
1 2 1,13 0,342
peneliti tertarik untuk melakukan 3. BB 2 12,5
penelitian tentang pengaruh pijat Tui Na Stabil
menggunakan baby oil terhadap balita gizi Jumlah 16 100
kurang gizi buruk di Puskesmas Sicincin
Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan tabel 1.2 diketahui
bahwa rata-rata berat badan balita
METODE PENELITIAN sebelum dilakukan penatalaksaan pijat tui
na menggunakan baby oil pada kelompok
Jenis penelitian adalah quasy intervensi terhadap balita gizi kurang gizi
eksperiment dengan desain penelitian pre buruk di wilayah kerja puskesmas sicincin
test-post test with control group. sebanyak 14 (87,5%) dari 16 orang balita
Rancangan ini digunakan untuk mengalami penurunan BB serta
membandingkan hasil penelitian antara didapatkan nilai rata-rata yaitu 1,13.

5
Hal ini sama dengan hasil penelitian balita, namun pendidikan orang tua balita
yang dilakukan oleh Puji Astutik,dkk adalah faktor yang paling berpengaruh.
(2013) tentang Pengaruh Pijat Bayi
Terhadap peningkatan Berat Badan Bayi
Di Desa Bagor Wetan Kecamatan 2. Rata-Rata Berat Badan Balita Post
Sukomoro Kabupaten Nganjuk Intervensi
menjelaskan bahwa setelah pengukuran Tabel 1.3
dengan menggunakan timbangan Distribusi Frekuensi Rata-Rata
didapatkan rerata peningkatan berat badan Berat Badan Balita Setelah
1 bulan sebelum dilakukan pemijataan Dilakukan Penatalaksaan Pijat Tui
yaitu 790 gram. Dari 10 responden, 5 Na Menggunakan Baby Oil Pada
responden mengalami peningkatan berat Kelompok Intervensi Terhadap
badan lebih dari 1000 gram, dan 1 orang Balita Gizi Kurang Gizi Buruk Di
mengalami penurunan berat badan 100 Wilayah Kerja Puskesmas Sicincin
gram. Pada penelitian ini faktor yang
mempengaruhi adalah pendidikan orang No. BB F % M Ma Mea Std.
tua bayi. Hal ini dibuktikan dengan uji Balita in x n Devi
statistik spearmen rank yang menunjukkan asi
α = 0,047 < 0,05 (α) artinya ada pengaruh 1. Penin 12 75,5
pendidikan orang tua bayi terhadap berat gkata
badan bayi. n BB
Tingkat pendidikan ibu akan 2. Penur 1 6,3
0 2 0,44 0,814
berpengaruh terhadap pola pengasuhan. unan
Ibu dengan pendidikan yang tinggi BB
cenderung memiliki pengetahuan gizi dan 3. BB 3 18,8
kesehatan serta pengasuhan anak yang Stabil
baik (Madanijah 2003). Wawan dan Dewi Jumlah 16 100
(2010) menyatakan bahwa pendidikan
diperlukan untuk mendapatkan informasi Berdasarkan tabel 1.3 diketahui
misalnya hal-hal yang menunjang bahwa rata rata berat badan balita setelah
kesehatan sehingga dapat meningkatkan dilakukan penatalaksaan pijat tui na
kualitas hidup. Pada umumnya semakin menggunakan baby oil pada kelompok
tinggi pendidikan keluarga semakin intervensi terhadap balita gizi kurang gizi
mudah menerima informasi sehingga buruk di wilayah kerja puskesmas sicincin
semakin banyak pula pengetahuan yang sebanyak 12 (75,5%) dari 16 orang balita
dimiliki. mengalami peningkatan BB dan nilai rata-
ratanya yaitu 0,44.
Analisis peneliti serta berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan oleh
hasil temuan di wilayah kerja puskesmas Puji Astutik,dkk (2013) tentang Pengaruh
sicincin jadi faktor yang mempengaruhi Pijat Bayi Terhadap peningkatan Berat
berat badan balita adalah jenis kelamin, Badan Bayi Di Desa Bagor Wetan
umur balita, siapa yang merawat, masukan Kecamatan Sukomoro Kabupaten
makanan, urutan lahir, pemijatan Nganjuk menjelaskan bahwa setelah
sebelumnya, pekerjaan orang tua balita, pengukuran dengan menggunakan
penghasilan dan pendidikan orang tua timbangan didapatkan rerata peningkatan

6
berat badan bayi setelah dilakukan energi gelombang oksigen yang lebih
pemijataan yaitu 980 gram. Dibandingkan baik. Rasa nyaman akibat pijat akan
bulan sebelumnya, dari 10 responden, 4 meningkatkan kualitas tidur. Pada saat
responden mengalami penurunan berat tidur sekitar 80% terjadi pertumbuhan
badan, 4 responden mengalami otak dan fisik. Pada saat itu otak akan
peningkatan lebih, dan 2 responden memproduksi hormon pertumbuhan. Pijat
mengalami peningkatan berat badan yang merangsang hormon tiroid yang berfungsi
tetap. pada metabolisme protein, karbohidrat
dan lemak. Meningkatnya tonus nervus
Menurut Yupi Supartini dalam vagus membuat kadar enzim penyerapan
bukunya yang berjudul “Konsep Dasar gastrin dan insulin naik sehingga
Keperawatan Anak”, faktor yang penyerapan terhadap sari makanan
mempengaruhi pertumbuhan salah menjadi lebih baik. Pijat juga dapat
satunya adalah jenis kelamin. Jenis memacu kerja sistem limfoid yang
kelamin ditentukan sejak awal dalam merangsang sistem kekebalan tubuh,
kandungan (fase konsepsi) dan setelah membuat daya tahan tubuh semakin
lahir, anak laki-laki cenderung lebih tinggi bertambah.
dan berat daripada anak perempuan dan
hal ini bertahan sampai usia tertentu Analisis peneliti serta berdasarkan
karena anak perempuan biasanya lebih temuan yang dilakukan di wilayah kerja
awal mengalami masa prapubertas puskesmas sicincin pijat Tui Na sangat
sehingga kebanyakan pada usia tersebut bermanfaat dilakukan pada balita, karena
anak perempuan lebih tinggi dan besar. selain meningkatkan nafsu makan,
Akan tetapi, begitu anak laki-laki meningkatkan berat badan juga
memasuki masa prapubertas, mereka akan melancarkan aliran darah dan pencernaan.
berubah lebih tinggi dan besar daripada
anak perempuan. Menurut Suhardjo
(2003), terdapat pengaruh antara laju 3. Rata-Rata Berat Badan Balita Awal
kelahiran dan keadaan gizi keluarga pada Dan Akhir Pada Kelompok Kontrol
masyarakat miskin. Keluarga akan lebih
mudah memenuhi kebutuhan makanannya Tabel 1.4
jika jumlah anggota keluarga yang harus Distribusi Frekuensi Rata-Rata Berat
diberi makan lebih sedikit. Badan Balita Awal Dan Akhir Pada
Kelompok Kontrol Terhadap Balita
Menurut Irfan (2008) dikutip dari Gizi Kurang Gizi Buruk Di Wilayah
skripsi Santoso (2010) yang berjudul Kerja Puskesmas Sicincin
“Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan Pada Balita Gizi Max Min Std. N
Kurang Usia 12-24 Bulan di Puskesmas Mean
Deviasi
Imogiri II Kabupaten Bantul” mengatakan Pre
bahwa daerah yang dipijat secara refleks Kontrol
akan terjadi dilatasi pembuluh darah, 1,00 1 1 0,000 16
Post
dimana sirkulasi darah akan meningkat. Kontrol
Sentuhan pada kulit akan merangsang Berdasarkan tabel 1.4 diketahui
peredaran darah dan akan menambah bahwa rata-rata berat badan balita awal

7
dan akhir pada kelompok kontrol terhadap pijat Tui Na menggunakan baby oil
balita gizi kurang gizi buruk di wilayah terhadap balita gizi kurang gizi buruk di
kerja puskesmas sicincin sebanyak 1,00, Wilayah Kerja Puskesmas Sicincin yaitu
nilai maksimum dan minimum adalah 1 nilai rata-rata 0,688, standar deviasinya
serta standar deviasinya yaitu 0.000. yaitu 0,602, serta didapatkan nilai p
Analisis peneliti serta berdasarkan value= 0,000 ≤ α = 0,05, maka terdapat
temuan yang dilakukan di wilayah kerja pengaruh dilakukan penatalaksaan pijat
puskesmas sicincin bahwa tidak ada Tui Na menggunakan baby oil terhadap
perubahan berat badan balita dan pola balita gizi kurang gizi buruk di Wilayah
makan balita dengan tidak dilakukannya Kerja Puskesmas Sicincin tahun 2018.
pijat Tui Na pada balita, tetapi pola makan Pijat Tui Na ini dilakukan dengan
dan BB balita dapat bertambah dan tehnik pemijatan meluncur (Effleurage
berpengaruh karena adanya faktor lain atau Tui), memijat (Petrissage atau Nie),
yang terjadi pada balita, seperti status gizi mengetuk (tapotement atau Da), gesekan,
balita, tingkat ekonomi dan tingkat menarik, memutar, menggoyang, dan
pendidikan ibu balita. menggetarkan titik tertentu sehingga akan
mempengaruhi aliran energi tubuh dengan
ANALISA BIVARIAT memegang dan menekan tubuh pada
bagian tubuh tertentu. Pijat Tui Na ini
1. Pengaruh Dilakukan Penatalaksaan merupakan tehnik pijat yang lebih spesifik
Pijat Tui Na Menggunakan Baby untuk mengatasi kesulitan makan pada
Oil Terhadap Balita Gizi Kurang balita dengan cara memperlancar
Gizi Buruk Di Wilayah Kerja peredaran darah pada limpa dan
Puskesmas Sicincin dengan uji pencernaan, melalui modifikasi dari
paired T-test akupunktur tanpa jarum, teknik ini
menggunakan tenik penekanan pada titik
Tabel 1.5 meridian tubuh atau garis aliran energi
Distribusi Frekuensi Pengaruh sehingga relatif lebih mudah dilakukan
Dilakukan Penatalaksaan Pijat Tui dibandingkan akupuntur (Sukanta, 2010).
Na Menggunakan Baby Oil Penyebab tersering pada kasus
Terhadap Balita Gizi Kurang Gizi kesulitan makan pada balita dikarenakan
Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas gangguan fungsi limpa dan pencernaan.
Sicincin Sehingga makanan yang masuk kedalam
perut tidak segera dicerna, yang berakibat
Std. P pada stagnasi makanan dalam saluran
Mean Deviasi Value cerna, keluhan yang disampaikna orang
(p) tua pada masalah ini adalah anak sering
BB Balita Pre muntah, mual jika disuapi, dan perut
Intervensi - terasa penuh sehingga mengurangi nafsu
BB Balita 0,688 0,602 0,000 makan atau bahkan tidak nafsu makan
Post sama sekali. Pijat ini akan memperlancar
Intervensi peredaran darah ke limpa dan pencernaan,
hal ini didukung oleh penelitian yang
Berdasarkan tabel 1.5 diketahui dilakukan oleh Zhen Huan Liu dan Li ting
bahwa pengaruh dilakukan penatalaksaan Cen di Guangzhou tahun 2009

8
menyebutkan bahwa pijat Tui na Lingkungan fisik seperti cuaca, keadaan
berpengaruh positif terhadap geografis, sanitasi lingkungan, keadaan
perkembangan syaraf dan peredaran darah rumah dan radiasi. Faktor psikososial
pada bayi. Penelitian serupa juga yaitu stimulasi (rangsangan), motivasi,
dilakukan oleh Joko Widodo dkk (2012) ganjaran, atau hukuman, kelompok
didapatkan bahwa akupresur pada titik sebaya, stres, lingkungan sekolah, cinta
meridian tertentu dapat memperlancar dan kasih sayang serta kualitas interaksi
aliran darah ke pencernaan. antara anak dan orang tua. Serta faktor
Penelitian lain yang dilakukan oleh keluarga dan adat istiadat, antara lain
Puji Astutik,dkk (2013), Peningkatan pekerjaan atau pendapatan keluarga,
berat badan pre test 790 gram sedangkan stabilitas rumah tangga, adat istiadat,
peningkatan rerata berat badan post test norma dan tabu serta urbanisasi.
980 gram. Dari data berat badan pre dan
post test peningkatan rerata berat badan Menurut Guyton (1997) dalam
yaitu 190 gram. Hasil uji Paired t-Test “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”,
didapatkan p value = 0,430 > α 0,05 maka pemijatan pada bayi akan merangsang
Ha ditolak dan Ho diterima sehingga tidak nervus vagus, dimana saraf ini akan
ada pengaruh pijat bayi terhadap meningkatkan peristaltik usus untuk
peningkatan berat badan bayi di Desa mengosongkan lambung, dengan begitu
Bagor Wetan Kecamatan Sukomoro bayi cepat lapar sehingga masukan
Kabupaten Nganjuk. makanan akan meningkat. Syaraf ini juga
merangsang peningkatan produksi enzim
Menurut Supariasa (2012), faktor pencernaan, sehingga penyerapan nutrisi
yang mempengaruhi pertumbuhan yaitu : meningkat. Nutrisi yang diserap akan ikut
genetik dan lingkungan. Faktor genetik dalam peredaran darah yang juga
ditentukan oleh pembawa faktor meningkat oleh potensial aksi saraf
keturunan (gen) yang terdapat dalam sel simpatis. Selain itu peningkatan distribusi
tubuh yang diturunkan orang tua kepada mikro dan makro nutrien akan membantu
anaknya. Faktor lingkungan yang peningkatan metabolisme organ dan sel
berperan pada proses pertumbuhan sehingga ada penyimpanan bawah kulit
seorang anak, dapat beraneka ragam. dan pembentukan sel baru. Keadaan ini
Soetjiningsih (1998) membagi faktor yang dapat meningkatkan berat badan
lingkungan ini menjadi dua yaitu bayi. Adanya kenaikan berat badan
lingkungan pranatal dan lingkungan menunjukkan bahwa adanya
pascanatal. lingkungan pranatal antaranya kesinambungan antara masukan nutrisi
adalah gizi ibu pada waktu hamil, bayi dengan pengeluaran energi karena
mekanis, toksik atau zat kimia yang berat badan dipengaruhi oleh faktor
termakan atau terhirup oleh ibu, endokrin, lingkungan seperti masukan makanan
radiasi, infeksi intra uterin, stres ibu (Ganong,1997). Penelitian yang dilakukan
hamil, dan anoksia embrio. Sedangkan oleh Prof. T. Field & Scafidi (1986
lingkungan pascanatal diantaranya adalah &1990) menunjukkan pada bayi cukup
lingkungan biologis seperti ras, jenis bulan 1-3 bulan yang dipijat 15 menit, 2
kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kali seminggu selama 6 minggu di
kepekaan terhadap penyakit, penyakit dapatkan kenaikan berat badan yang lebih
kronis, dan fungsi metabolisme. dari kontrol. Pada bayi yang dipijat

9
mengalami peningkatan tonus nervus 2. Pengaruh Dilakukan Penatalaksaan
vagus (saraf otak ke-10) yang akan Pijat Tui Na Menggunakan Baby
menyebabkan peningkatan kadar enzim Oil Terhadap Balita Gizi Kurang
penyerapan gastrin dan insulin. Dengan Gizi Buruk Di Wilayah Kerja
demikian, penyerapan makanan akan Puskesmas Sicincin dengan uji
menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa paired T-independent
berat badan bayi yang dipijat meningkat
lebih banyak daripada yang tidak dipijat Tabel 1.6
(Roesli,2001). Pengaruh Dilakukan Penatalaksaan
Pijat Tui Na Menggunakan Baby Oil
Analisis peneliti serta berdasarkan Terhadap Balita Gizi Kurang Gizi
hasil temuan di wilayah kerja puskesmas Buruk Di Wilayah Kerja Puskesmas
sicincin bahwa terdapat pengaruh Sicincin dengan uji paired T-
penatalaksanaan pijat Tui Na pada balita, independent
dan peningkatan berat badan balita, maka
pijat dapat memacu pertumbuhan fisik. KELOMPOK P
Selain itu dengan diberikanya pijat pada valu
balita juga dapat merangsang peningkatan Intervensi Kontrol e
peristaltik usus yang menyebabkan balita (p)
akan cepat lapar sehingga masukan Mean Std.De Mean Std.D
makanan akan meningkat, dengan viasi eviasi
demikian maka berat badan bayi akan 0,00
mengalami peningkatan. Namun 0
0,56 0,727 1,75 0,447
demikian, pijat bukanlah faktor utama
yang mempengaruhi pertumbuhan
khususnya berat badan, karena banyak Berdasarkan tabel 1.6 diketahui
faktor lain yang mempengaruhi, seperti bahwa Hasil analisis statistik dengan uji T
fungsi metabolisme, pekerjaan, Independen menunjukan bahwa terdapat
pendapatan keluarga, dan lain-lain. pengaru pemberian pijat tui na
menggunakan baby oil terhadap balita gizi
kurang gizi buruk di Wilayah Kerja
Puskesmas Sicincin tahun 2018 dengan p
value = 0,000 ≤ α = 0,00.

KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan


yang didapatkan tentang pengaruh
dilakukan penatalaksaan pijat Tui Na
menggunakan baby oil terhadap balita gizi
kurang gizi buruk di Wilayah Kerja
Puskesmas Sicincin Tahun 2018 dapat
disimpulkan sebagai berikut:

10
1. 20 (62,5%) balita paling banyak b. Saran
didominasi oleh perempuan, 1. Bagi Peneliti
sedangkan pada kategori pola makan
balita sebanyak 23 (71,9%) pola Diharapkan kepada penulis
makan balita teratur dan pada BB dapat menerapkan Asuhan inovasi ini
balita dari mengalami penurunan BB dan dapat menambah pengetahuan
30 (93,8%) serta pada kategori status dalam bidang ilmu keperawatan yaitu
ekonomi sebanyak 21 (65,6%) balita ilmu tentang Pijat Tui Na dan penulis
mempunyai status ekonomi menengah dapat menerapkan secara langsung
kebawah. kepada pasien serta mengevaluasi
2. Rata-rata berat badan balita pre hasil asuhan keperawatan yang
intervensi pada kelompok intervensi diberikan.
14 (87,5%) dari 16 orang balita 2. Bagi Responden
mengalami penurunan BB serta Diharapkan asuhan ini dapat
didapatkan nilai rata-rata yaitu 1,13. memberikan kenyamanan serta dapat
3. Rata-rata berat badan balita post mengatasi masalah kesulitan makan
intervensi pada kelompok intervensi pada balita, dan asuhan ini dapat
12 (75,5%) dari 16 orang balita memberikan pengetahuan dan
mengalami peningkatan BB dan nilai pembelajaran pada orang tua untuk
rata-ratanya yaitu 0,44. mengatasi kesulitan makan pada balita
4. Rata-rata berat badan balita awal dan yang mempunyai masalah nafsu
akhir pada kelompok kontrol rata-rata makan.
berat badan balita awal dan akhir pada 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
kelompok kontrol terhadap balita gizi
Diharapkan kepada peneliti
kurang gizi buruk di wilayah kerja
selanjutnya untuk dapat melakukan
puskesmas sicincin sebanyak 1,00,
penelitian lebih lanjut tentang faktor-
nilai maksimum dan minimum adalah
faktor yang berhubungan dengan Pijat
1 serta standar deviasinya yaitu 0.000.
Tui Na Selain itu perawat juga bisa
5. Pengaruh dilakukan penatalaksaan
sebagai kolaborator dengan
pijat tui na menggunakan baby oil
melakukan kolaborasi dengan tim lain
terhadap balita gizi kurang gizi buruk
yang berkompeten di bidangnya
di wilayah kerja puskesmas sicincin
masing-masing dan melakukan
dengan uji paired t-test yaitu nilai rata-
penelitian ulang terhadap mengenai
rata 0,688, standar deviasinya yaitu
pengaruh Pijat Tui Na sebagai
0,602, serta didapatkan nilai p value=
alternatif pengobatan non
0,000 ≤ α = 0,05, maka terdapat
farmakologis.
pengaruh dilakukan penatalaksaan
pijat Tui Na menggunakan baby oil
terhadap balita gizi kurang gizi buruk
di Wilayah Kerja Puskesmas Sicincin
tahun 2018.

11
DAFTAR PUSTAKA Frida, y., Mardianti., & Komalasari,
L.(2018). Pengaruh Pijat Bayi
Aditya. (2014). Keajaiban Pijat Bagi Bayi Terhadap Peningkatan
dan Balita. Jakarta: PT. Wahyu Media. Frekuensi dan Durasi
Menyusus pada Bayi Usia 1-3
Aminati, P. (2013). Pijat dan Senam untuk Bulan. Jurnal Kebidanan, 7 (1),
Bayi dan Balita. Yogyakarta: 2018, 61-68.
Brilliant Doi:10.26714/jk.7.1.2018.61-68
Books. Hidayat, A. (2005). Pengatar Ilmu
Keperawatan Anak I. Jakarta:
Andriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012).
Salemba Medika.
Peran Gizi Dalam Siklus
Kehidupan. Jakarta: Kencana Juhari, A., & Nasution, N. (2015). Nutrisi
Prenada Media Group. & Keperawatan. Yogyakarta:
Dua Satria Offset.
Bastian, A., Syarifah., & Tukiman.
(2014). Pijat Bayi oleh Pemijat Jauhari, A. (2015). Dasar-Dasar Ilmu
Tradisional DiKecamatan Gizi. Yogyakarta: Dua Satria
Medan Area. Sumatra Utara. Offset.
Cumberlandswand. (2003). Baby Oil Kalsum, M. (20014). Peningkatan Berat
Products. www. Baby Care. Badan Bayi Melalui Pemijtan.
Com. Artikel Diakses Tanggal Jurnal Keperawatan Indonesia,
08 Februari 2011. Volume 17 No. 1, Maret 2014,
hal 25-29.
Depkes RI. (2010). Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Kembang. Jakarta: UKK Indonesia. (2011). Standar
Tumbuh Kembang. AntropometriPenilaian Status
Gizi Anak. Jakarta.
Dewi., & Siska., (2011). Pijat dan Asupan
Gizi Tepat untuk Melejitkan Khotimah, H., & Mashiro, K. (2013).
Tumbuh Kembang Bayi. Hubungan Karakteristik Ibu
Yogyakarta: Pustaka Baru dengan Status Gizi Balita Di
Press. Desa Sumur Bandung
Kecamatan Cikulur Kabupaten
Ferius, S., Efar, P., Mansur, S., &
Lembak. Jurnal Obstretika
Gunardi, H. (2008). Pengaruh
Scientia, Vol. 2 No. 1 Juni
Pijat BayiMenggunakan
2014.
Minyak Mineral Kenaikan
Berat Badan Pada Neonatus Maria, D., Setiawan, A. (2016).
Aterm. Jakarta: Vol. 10, No. 4, Modifikasi Tindakan: Pijat Tui
Desember 2008. Na dan CoachingPada
Keluarga Menurunkan Status
Friedman. (2004). Kperawatan Krluarga:
Resiko Gizi Kurang Anak Usia
EGC.

12
Sekolah. Jurnal Keperawatan Puspita, N., Andriani, M. (2017).
Respati Yogyakarta, 3 (2), Hubungan Pengetahuan Ibu
September 2016, 62-65. Tentang Asupan Makanan
Balita dengan Status Gizi Balita
Munjidah, A. (2015). Efektivitas Pijat Tui (BB/U) Usia 12-24 Bulan.
Na Dalam Mengatsi Kesulitan Amerta Nur (2017) 369-378.
Makan Pada Balita Di RW 02 Doi:
Kelurahan Wonokromo 10.2473/amnt.v1i4.2017.369-
Surabaya. Jurnal Ilmiah 378
Kesehatan, Vol. 8, No. 2,
Agustus 2015, hal193-199. World Health Organization. World Healt
Statistic. Geneva: WHO Press;
Munthofiah, S. (2008). Hubungan Antara 2011.
Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu dengan Status Gizi Yani, L, Y., & Prasetyo, E. (20015). Studi
Anak Balita. Surakarta. Berat Badan Anak Balita
Setelah Dilakukan Pijat Tui Na
Nursalam. (2013). Konsep Penerapan Di Posyandu Dusun Kedung
Metode Penelitian Ilmu Klinter Desa Canggung
Keperawatan. Jakarta: EGC. Kecamatan Jetis Kabupaten
Mojokerto.
Rahim, K, F. (2014). Faktor Risiko
Underweight Balita Umur 7-59
Bulan.
http://journal.unnes.ac.id/nju/in
dex.php/kemas (ISSN 1858-
1196).
RISKESDAS. (2010). Prevalensi Balita
Underweight. Jakarta.
Soetjiningsih. ( 2011). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sukanta, P., Okta. (2010). Pijat
Akupresure untuk Kesehatan.
Jakarta: Penebar Plus.
Tiwi., & Reza. (2013). Langkah Pijat Tui
Na.
http://www.youtube.com/wacth
?v=oDCtwLqgMzc. Diakses
pada tanggal 6 Januari 2016
pukul 13.00 WIB.

13
14

Anda mungkin juga menyukai