Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi

Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

PERAN POSYANDU DALAM PEMBERIAN PROMOSI KESEHATAN


DENGAN KECUKUPAN GIZI PADA BALITA DI KECAMATAN TOBELO
HALMAHERA UTARA

Treesia Sujana1*, Kristiawan P. A Nugroho2 , Melda R W Sianturi1


1. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKSW
2. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKSW
*
Email: treesia.sujana@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Status gizi merupakan keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan
tubuh untuk tumbuh kembang terutama untuk balita. Prevalensi gizi buruk di Provinsi Maluku Utara
pada tahun 2009 masih tinggi yaitu 22,8 % untuk itu dibutuhkan peran Posyandu untuk memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan di Desa. Salah satu program
Posyandu yang perlu dilaksanakan adalah promosi kesehatan guna mencegah terjadinya gizi buruk dan
meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran posyandu
dalam pemberian promosi kesehatan terkait kecukupan nutrisi pada balita. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan tipe survei korelasional. Responden dalam penelitian ini
adalah ibu/orang tua yang ditentukan menggunakan purposive sampling. Teknik pengambilan data
menggunakan observasi dan pengisian kuesioner. Metode pengolahan data yang digunakan adalah
editing, coding dan entry data. Analisa data yang digunakan yaitu analisis univariat untuk karakteristik
responden dan analisis bivariat dengan uji korelasional. Hasil penelitian didapatkan tiga tema yaitu (1)
promosi kesehatan, (2) status kecukupan gizi balita dan (3) hubungan promosi kesehatan dengan
kecukupan gizi pada balita. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara promosi
kesehatan dengan kecukupan gizi pada balita berdasarkan hasil uji chi square sebesar 0,002. Promosi
kesehatan yang berupa pemberdayaan dengan presentasi 71%, bina suasana 72%, advokasi 83%, dan
komunikasi 82% semua ini menunjukkan bahwa ibu berespon baik terhadap promosi yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan sehingga terdapat hubungan dengan sikap ibu dalam perbaikan status gizi pada
balita yang memiliki persentasi sebesar 80%.

Kata Kunci : Balita, Kecukupan Gizi, Peran Posyandu

Diterima: 11 Januari 2019 Direview: 31 Januari 2019 Diterbitkan: 1 Februari 2019

ABSTRACT
Nutritional status is a balance condition between intake and the nutrients that the body needs,
especially in children less than 5 years old in their growth and development. The prevalence of
Malnutrition in Provinsi Maluku Utara (Province of North Mollucas) in 2009 is 22,8,%. Therefore the
role of Posyandu should help people to have better access to health services through its program such
as health promotion. Health Promotion is done in order to prevent the occurrence of malnutrition and
improve the degree of health.The aim of this study is to describe the relation of Posyandu in health
promotion with nutritional adequacy in children under 5 years old. This research is using a
correlation survey in a quantitative method. The respondents of this research aremothers of the
children that determined by purposive sampling technique. The data is collected by observation and
quetionare then it is analyzed in univariat and bivariat by correlation test.The results of the study
obtained three themes, namely (1) health promotion, (2) the status of underfive nutrition adequacy and
(3) the relationship of health promotion with nutritional adequacy in infants. The conclusion of this
study is the relationship between health promotion and nutritional adequacy in children under five
years based on the chi square test results of 0.002. Health promotion in the form of 71%
empowerment, 72% atmosphere development, 83% advocacy, and 82% communication all indicate
that the mother responds well to promotions made by health workers so that there is a relationship
with maternal attitudes in improving nutritional status in children under fivehas a percentage of 80%.

Keywords: Children under 5 years old, Nutritional adequacy, The role of Posyandu

80
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

PENDAHULUAN Berdasarkan data di atas permasalahan


Status gizi adalah suatu kebutuhan gizi pada anak masih menjadi masalah
tubuh yang diperlukan balita untuk utama dalam kependudukan, Indonesia
tumbuh kembangnya. Usia 0-2 tahun menempati posisi ke 36 dengan masalah
adalah masa tumbuh kembang balita yang gizi. Penderita gizi kurang pada anak di
optimal terutama untuk pertumbuhan dunia merupakan penyebab kematian dan
jaringan otak sehingga perlu diperhatikan sekarang jumlah anak dengan gizi kurang
pemenuhan gizi pada balita karena gizi sudah mencapai 104 juta. Dari hasil Riset
buruk dapat terjadi di semua umur Kesehatan 2013 menunjukan adanya
(1).Masalah gizi di dunia masih menjadi peningkatan dari tahun 2007, 2010, 2013
masalah utama (2). World Health pada prevalensi gizi buruk dan gizi
Organization (WHO) pada tahun 2012, kurang.
menyebutkan bawah keadaan kurang gizi Berdasarkan sasaran Millennium
merupakan salah satu penyebab kematian Development Goals (MDG) yaitu 15,5%
anak di seluru dunia, dimana penderita maka pervalensi gizi buruk dan kurang
kurang gizi saat ini sudah mencapai 104 pada balita secara nasional harus menurun
juta anak di dunia. Status gizi anak secara sebesar 4,1 pada tahun 2013-2015.
nasional masih menjadi maslah di Prevalensi gizi buruk di Provinsi Maluku
berbagai darea di Indonesia. Indonesia Utara masih tinggi yaitu 22,8 % (5). Pada
adalah salah satu kontributor masalah gizi bulan juni 2014 data laporan Dinas
di dunia dimana dia menempati posisi di Kesehatan Kabupaten Halmahera Utara
36 negara di dunia dengan masalah gizi tercatat 10.867 balita. Data penimbangan
(3). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar di Posyandu menunjukan bawah hanya
(2013), data status gizi balita menurut 10.423 balita yang hadir yaitu terdiri dari
indikator BB/U adalah 19,6% berat- gizi buruk 46 balita dan gizi kurang 690
kurang masi tinggi dibandingkan balita.(6).Terlihat dari data diatas bahwa
pervalensi nasional tahun 2007 balita ada sekitar 444 balita Provinsi Maluku
dengan gizi berat-kurang sebesar (18,4 %) Utara yang tidak pergi mengikuti
dan tahun 2010 sebesar 17,9%. Perubahan penimbangan di Posyandu. Prevalensi gizi
pervalensi gizi buruk dari tahun 2007 dan buruk di Maluku Utara masih tinggi yaitu
2013 naik sebesar 0,3% Sedangkan pada 22,8% dimana gizi buruk untuk maluku
tahun 2007 dan 2013 pervalensi gizi utara masih menduduki peringkat 11.
kurang meningkat sebesar 0,9%.. secara Posyandu adalah salah satu tempat
nasional prevalensi gizi buruk-kurang kesehatan bagi masyarakat yang dikenal
dalam periode 2013 sampai dengan 2015 dengan Pos Pelayanan Terpadu yang
harus turun 4,1% sehingga dapat mencapai memiliki peran penting dalam program
sasaran Millennium Development Goals kesehatan di Indonesia. Posyandu juga
(MDG) tahun 2015 yaitu 15,5 %(4). berfungsi memudakan masyarakat dalam
81
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

memperoleh kesehatan di desa sehingga program kegiatan yaitu Kesehatan Ibu dan
masalah gizi pada anak di suatu daerah Anak (KIA), gizi, imunisasi,
bisa teratasi (7). Imunisasi, gizi, penanggulangan diare dan keluarga
penanggulangan diare, kesehatan ibu dan berencana (KB), 5 program ini
anak, dan keluarga berencana (KB) dilaksanakan dengan sistem 5 meja yaitu
merupakan tugas dan peran pendaftaran, penimbangan, pencatatan,
Posyandu(8)Posyandu diharapkan mampu penyuluhan pemberian makanan tambahan
berperan aktif dan mampu menjadi (PMT) dan pelayanan kesehatan dari
pendorong, dan motivator bagi masyarakat puskesmas (12,13). Lima program
(7). kegiatan Posyandu belum terlaksanan
Pemerintah telah berupaya sepenuhnya yang terlaksana baru 70% hal
melakukan kerja sama dengan lintas ini dikarenakan kurangnya tenaga
program dan lintas sektor untuk kesehatan (12). Hasil penelitian oleh
meningkatkan partisipasi masyarakat Karundeng pada tahun 2015, pada
dalam penimbangan balita di Posyandu. Posyandu kao tercatat 773 balita. Balita
Namun, upaya tersebut belum berhasil yang mengikuti penimbangan adalah
dikarenakan fungsi dari lembaga-lembaga sebanyak 640 balita, diantaranya 12 balita
sosial dalam masyarakat seperti Posyandu mengalami gizi buruk, 135 gizi kurang,
dan peran aktif dari keluarga masih kurang 485 balita dengan status gizi baik dan 9
terkait pemantauan status gizi akibatnya balita gizi lebih. (6). Promosi kesehatan
pemantauan status gizi pada bayi dan merupakan salah satu upaya kesehatan
balita tidak terlaksana dengan optimal (9). yang wajib dilakukan oleh tenaga
Berdasarkan hasil penelitian Sinta ketika kesehatan di Puskesmas dan perlu
wawancara dengan responden, responden ditingkatkan kinerjanya.
mengatakan bahwa kurangnya kooperatif Menurut World Health
dari ibu balita menjadi hambatan atau Organization (WHO) promosi kesehatan
kendala dalam pemantauan status adalah memfasilitasi perubahan perilaku
gizi.(10). Menurut hasil penelitian di lingkungan untuk meningkatkan
Trisnawati pada tahun 2011, berdasarkan kemampuan hidup sehat (14). Berdasarkan
hasil survei dari hasil tanya jawab kepada UU No. 36 Tahun 2009 pasal 1 (ayat 12)
ibu-ibu yang mempunyai anak balita ibu tentang pelayanan kesehatan yang
mengatakan bawah mereka hanya akang mengutamakan pelayanan kesehatan. Pada
datang ke Posyandu pada saat pemberian pasal 47 dilakukan kegiatan dengan
vitamin saja dan ada waktu luang saja pendekatan promotif, prefentif, kuratif,
karena kesibukan lainnya (11). dan rehabilitatif. Pasal 48 (ayat 1)
Puskesmas Halmahera mempunyai Penyelenggaraan upaya kesehatan
30 Posyandu yang terletak di 14 RW. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
Posyandu Halmahera mempunyai 5 dilaksanakan melalui kegiatan: pelayanan

82
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

kesehatan, pelayanan kesehatan sarana/peralatan, dan dana (men, material,


tradisional, peningkatan kesehatan dan money). Selain itu dalam menuju
pencegahan penyakit, penyembuhan perubahan perilaku, promkes menerapkan
penyakit dan pemulihan kesehatan, 3 strategi dasar promkes, yaitu gerakan
kesehatan reproduksi, keluarga berencana, pemberdayaan, bina suasana, dan
kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, advokasi, yang diperkuat dengan
pelayanan kesehatan pada bencana, kementrian dan sarana komunikasi yang
pelayanan darah, kesehatan gigi dan tepat (16).
mulut, penanggulangan gangguan Undang-undang dan program
penglihatan dan gangguan pendengaran, promosi kesehatan terkait dengan nutrisi
kesehatan matra, pengamanan dan balita banyak sekali di jalankan di
penggunaan sediaan farmasi dan alat indonesia tetapi hasil penelitian Dudut
kesehatan, pengamanan makanan dan pada tahun 2010 masih menunjukan
minuman, pengamanan zat adiktif, bedah bawah jumlah dan keterampilan masih
mayat (15). kurang. Sehinga dapat terlihat bawah
Dalam rangka peningkatan promosi kesehatan dalam
pelaksanaan promkes, telah diterbitkan implementasinya masi mendapatkan
kebijakan teknis promosi kesehatan banyak kendala.
sebagai acuan dalam pelaksanaan program Hasil penelitian Dudut pada tahun 2010,
promosi kesehatan baik dipusat maupun menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan
di daerah yaitu KEPMENKES RI No. di posyandu sebagian besar belum
1193/Menkes/SK/2004 tentang kebijakan dilaksanakan secara maksimal, seperti
Promosi Kesehatan Nasional. Agar program penyuluhan, deteksi kasus gizi
promkes dapat berjalan dengan baik di buruk diluar posyandu dikarnakan dana
daerah, pemerintah juga telah oprasional dari pemerintah dan
mengeluarkan pedoman pelaksanaan keterampilan kader yang masih kurang
Promosi Kesehatan di Daerah sehinga petugas kesehatan mempunyai
(Kepmenkes RI. No. beban yang berat. Hasil cakupan program
1114/Menkes/SK/VII/2005). Di sejumlah penimbangan di Posyandu di bawah target
daerah kebijakan tersebut telah dan ibu balita gizi kurang dan gizi buruk
ditindaklanjuti dengan diterbitkannya belum mampu memahami makna
peraturan perundang undangan setempat pertumbuhan berat badan anak karena
(misalnya peraturan daerah). Strategi ini pengetahuan terbatas, adanya persepsi
dilaksanakan untuk memperkuat landasan yang salah tentang gizi buruk serta
hukum penyelenggaraan promosi masalah ekonomi keluarga (16).
kesehatan di daerah. Sumber daya dalam Berdasarkan latar belakang yang di
penyelenggaraan promkes terutama deskripsikan maka penelitian ini bertujuan
meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), untuk mengetahui peran Posyandu dalam
83
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

pemberian promosi kesehatan terkait validitas dan realibilitas adalah variabel


kecukupan nutrisi pada balita. independen (mempengaruhi) yaitu
promosi kesehatan dan variabel dependen
METODE PENELITIAN
(dipengaruhi) yaitu kecukupan nutrisi
Metode penelitian yang digunakan
pada balita(17). Pengujian validitas
adalah metode kuantitatif dengan tipe
dilakukan dengan rumus korelasi Product
survei korelasional yang menghubungkan
Momentdan realibilitas kuesioner
tentang promosi kesehatan dan kecukupan
dilakukan dengan rumus Alfa Cronbach.
nutrisi pada balita yang diukur
Berdasarkan uji validasi yang
menggunakan indikator BB/U. Penelitian
dilaksanakan pada 25 januari 2017 dengan
ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai
jumlah responden 37 yaitu ibu- ibu yang
Agustus 2018 dengan lokasi penelitian di
mempunyai balita usia 0-5 Tahun, data
Kecamatan Tobelo, Halmahera Utara.
diperoleh dan diuji dengan menggunakan
Responden dalam penelitian ini adalah
SPSS versi 22 yaitu sebanyak 18 item.
ibu/orang tua yang dipilih mengunakan
Hasil uji validasi untuk 18 item
metode purposive sampling. Kriteria
seluruhnya valid karena r hitung (0,325)
Responden adalah ibu/orang tua yang
lebih besar dari pada r table (0.05) dengan
rutin melaksanakan Posyandu minimal 3
reabilitas kuesioner adalah 0,727 yaitu
kali, memiliki anak balita usia 5 tahun dan
nilai Alfa lebih besar dari r table
bersedia menjadi responden. Teknik
dinyatakan reliabel/konsisten. Analisa data
pengambilan data yang digunakan yaitu
pada penelitian ini menggunakan rumus
pengisian data responden, pengisian
chi square.
lembar kuesioner yang dibuat oleh peneliti
tentang keefektifan promosi kesehatan HASIL
terkait nutrisi balita, dan mengobservasi Responden dalam penelitian ini
jadwal pemeriksaan, pemberian berjumlah 35 orang yang memiliki anak
penyuluhan, kader yang bertugas, kondisi usia balita di desa Wari Kecamatan
fisik balita dan hasil penimbangan. Tobelo Halmahera Utara. Gambaran hasil
Variabel yang digunakan untuk uji penelitian sebagai berikut.

Tabel 1. Karakteristik Responden (n=35)


VARIABEL FREKUENSI PERSENTASI %
Usia (Tahun)
18-25 14 40%
26-35 14 40%
36-45 5 14%
46 – 53 2 6%

Pendidikan
SD
SMP 5 14%
13 37%

84
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

SMA 14 40%
D3 2 6%
S1 1 3%
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 29 57%
Nelayan/Petani 1 29%
Kariawan Swasta/PNS 5 14%
Pendapatan
< UMR (Rp. 2.321.000) 25 71%
≥UMR (Rp. 2.321.000) 10 29%

Pada table 1 menunjukkan dari 35 responden (40%), pekerjaan IRT sebanyak


responden sebagian besar ibu berusia 18- 20 responden (57%), dan penghasilan <
35 tahun sebanyak 28 responden (80%), UMR sebanyak 25 responden (71%).
tingkat Pendidikan SMA sebanyak 14

Tabel 2. Karakteristik Balita


Variabel Frekuensi Persentasi %
Jenis kelamin
Laki-laki 13 37%
Perempuan 22 63%
Total 35 100%

Umur Balita
1-24 bulan 17 48%
25-36 bulan 9 26%
37-48 bulan 7 20%
49-60 bulan 2 6%
Total 35 100%

Pemberian ASI
Ekslusif
Lengkap sesuai umur 28 80%
Belum lengkap sesuai 7 20%
umur
Total 35 100%

Pada table 2 diatas menggambarkan sebanyak 17 balita (48%), dan sudah


bahwa sebagian besar balita berjenis mendapatkan ASI Eksklusif lengkap
kelamin perempuan sebanyak 22 balita sesuai umur sebanyak 28 balita (80%).
(63%), balita dengan usia 1-24 bulan

Tabel 3. Status Gizi Balita


Status Gizi Frekuensi Persentasi %
Baik 29 83%
Kurang 4 11%
Buruk 2 6%
Total 35 100%

Pada table 3 di atas ini (83%), gizi kurang 4 balita (11%), dan
menunjukkan mayoritas status gizi gizi buruk 2 balita (6%). Data tersebut
baik pada balita sebanyak 29 balita didapat dari lembar kuesioner yang di
85
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

isi oleh responden atau ibu-ibu yang sehingga responden mengetahui status
mempunyai anak usia balita, terkait kesehatan anaknya baik fisik maupun
berat badan bayi, umur dan jadwal satus gizinya. Hal ini yang membuat
rutin Posyandu. Sebagian besaer ibu- status gizi pada balita di Posyandu
ibu atau responen rutin membawah Desa Wari Halmahera utara banyak
anaknya ke Posyandu untuk diperiksa yang memiliki status gizi baik.

Tabel 4. Promosi Kesehatan (n= 35)

NILAI PRESENTASI
PROMOSI JUMLAH
KESEHATAN ITEM Ya Tidak Baik >50% Tidak baik
<50 %
Pemberdayaan 6 150 60 71% 29%

Bina Suasana 4 101 39 72% 28%

Advokasi 5 145 30 83% 17%

Komunikasi 3 86 19 82% 18%

Pada tabel 4 diatas menunjukkan bahwa ini dilihat dari gambaran promosi
seluruh responden memiliki respon yang kesehatan yang diberikan diantaranya
baik terhadap promosi kesehatan yang yaitu pemberdayaan 71%, bina suasana
dilakukan oleh tenaga kesehatan pada 72%, advokasi 83%, dan komunikasi 82%
Posyandu Bunga Tanjung Kecamatan yang menunjukkan bahwa semuanya lebih
Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Hal dari 50% atau masuk dalam kategori baik.

Tabel 5. Sikap Ibu Tentang Perbaikan Status Gizi Anak Balita

NILAI
NO. ITEM Tidak (Tidak
Ya (Baik
baik
>50%)
<50 %)
1. Pemberian Asi Esklusif dari lahir sampai umur 6 bulan 28 7

2. Pengetahuan ibu tentang jenis makanan yang 31 4


diperlukan anak balita
3. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan makanan sesuai 31 4
usia dan perkembangan anak
4. Pemberian aneka ragam makanan agar gizi tercukupi 29 6
5. Mencuci tangan sebelum memberikan makanan pada 30 5
anak
6. Mengontrol makanan anak balita walaupun yang 30 5
memberikan adalah pengasuh/orang lain
7. Pemberian makanan apa saja yang penting anak 15 20
kenyang
8. Penimbangan anak secara rutin di Posyandu agar 30 5
mengetahui pertumbuhannya.
9. Melakukan konsultasi pada petugas kesehatan jika BB 31 4
anak turun

86
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Total 9×35 = 315 248 (80%) 60 (20%)

Berdasarkan tabel 5 diatas maka dapat adalah sikap ibu yang baik karena
disimpulkan bahwa sikap ibu terhadap persentasinya lebig dari 50% yaitu sebesar
perbaikan status gizi pada anak balita 80%.

Table 6. Hasil Uji Korelasi Chi square

Uji korelasi Nilai Asymp. Sig.


Chi square 9.856a 0.002

Berdasarkan table 6 nilai hasil uji untuk menigkatkan pengetahuan ibu


chi square yaitu sebesar 0,002 hal ini tentang makanan sehat dan bergizi (19).
menunjukkan bahwa adanya hubungan Berbeda dengan hasil penelitian yang
yang signifikan antara promosi kesehatan dilakukan oleh peneliti, menurut Zuhrina
dengan kecukupan nutrisi pada balita di bahwa kegiatan pemberdayaan, advokasi
posyandu bunga tanjung desa Wari dan bina suasana untuk pencegahan gizi
Kecamatan Tobelo Halmahera Utara. buruk pada balita belum maksimal
dilakukan dan kurang dirasakan oleh
PEMBAHASAN
masyarakat, hal ini terjadi karena promosi
Promosi kesehatan
kesehatan jarang dilaksanakan sehingga
Upaya meningkatkan kesehatan dapat
partisipasi masyarakat juga kurang (20).
dilakukan melalui peran posyandu sebagai
Kecukupan Gizi pada Balita
tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Peran posyandu yang dapat dijalankan
balita yang memiliki status gizi baik
untuk meningkatkan status kesehatan ialah
sebanyak 29 balita (83%) artinya
dengan melaksanakan promosi kesehatan.
kebutuhan gizi pada balita sudah terpenuhi
Dari hasil penelitian promosi kesehatan di
sesuai dengan usianya, balita yang
respon baik oleh semua responden dengan
mengalami gizi kurang sebanyak 4 balita
persentasi untuk pemberdayaan 71%, bina
(11%) artinya kebutuhan gizi pada balita
suasana 72%, advokasi 83%, dan
kurang dan gizi buruk sebanyak 2 balita
komunikasi 82%. Dalam penelitian Sri
(6%) artinya kebutuhan gizi yang
strategi promosi kesehatan yang
didapatkan sangat kurang. Hal ini
digunakan puskesmas di wilayah seikijang
menunjukkan bahwa balita di Posyandu
adalah advokasi, pemberdayaan masyrakat
Bunga Tanjung Desa Wari Kecamatan
dan bina suasana untuk meningkatkan
Tobelo Halmahera Utara tidak kekurangan
perilaku hidup bersih dan sehat (18).
asupan gizi dari ibu, yang dapat
Selain itu penelitian Frans mengemukakan
dibuktikan dengan persentasi sikap ibu
bahwa strategi promosi kesehatan berupa
terhadap perbaikan status gizi pada balita
advokasi dan pemberdayaan dilakukan
sebesar 80% dan berat badan balita yang
87
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

mayoritasnya masuk dalam kategori baik atau memiliki informasi kesehatan tentang
(83%). Status gizi yang baik pada balita gizi pada anak agar ibu dapat menerapkan
dapat disebabkan oleh pemberian atau memberikan makanan yang baik
makanan yang benar dari ibu karena untuk anak sehingga nutrisi anak
dipengaruhi oleh karakteristik ibu. terpenuhi. Penelitian ini sejalan dengan
Pendapat ini didukung leh hasil penelitian hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Fitriningsih menunjukkan bahwa bahwa semakin tinggi pendidikan
mayoritas status gizi pada balita di seseorang maka semakin tinggi
posyandu Kasih Ibu Desa Ngetakrejo pengetahuan atau informasi yang
Lendah Kulonprogo adalah baik karena diperoleh tentang gizi dan makanan (24).
peran ibu yang baik dalam memberikan Namun berbeda dengan hasil penelitian
makan yang sesuai dengan usia balita yang dikemukakan oleh Mandasari bahwa
(21). Dalam penelitian ini sebagian besar tidak ada hubungan antara pendidikan ibu
ibu tidak bekerja atau hanya sebagai ibu dengan status gizi balita dalam pendidikan
rumah tangga (57%) sehingga ibu secara formal seperti SD, SMP, SMA karena
langsung dapat memantau pola makan dan pendidikan ibu secara non formal seperti
jenis makanan yang diberikan pada informasi dari televisi dan sebagainya bisa
anaknya. Penelitian ini sejalan dengan jadi lebih memberikan kontribusi yang
beberapa hasil penelitian yang dilakukan positif terhadap tinggi rendahnya
oleh Istiyono, Dwi Haryanti dan Dewi pendidikan ibu tentang gizi balita (25).
yang mengungkapkan bahwa status ibu Dalam penelitian ini mayoritas responden
sebagai ibu rumah tangga merupakan adalah sebagai ibu rumah tangga dan
salah satu faktor balita yang memiliki pendapatan yang diperoleh untuk
status gizi baik karena waktu ibu yang memenuhi kebutuhan keluarga berasal
tidak bekerja (IRT) lebih banyak dengan dari suami, namun pendapatan dari suami
anaknya sehingga dapat memperhatikan masih belum mencukupi kebutuhan
dan mengasuh anaknya (22–24). keluarga artinya sebagian besar
Pendidikan orangtua juga pendapatan yang dimiliki di bawah nilai
mempengaruhi status gizi pada balita, UMR (Rp. 2.321.000) di Kabupaten
mayoritas jumlah responden yang Halmahera Utara 2018 yaitu sebesar 25
berpendidikan SMA adalah sebanyak 14 responden (71%). Pendapatan responden
responden (40%). Orangtua yang memiliki tidak berpengaruh terhadap gizi balita
status Pendidikan yang rendah dapat artinya bahwa meskipun pendapatan yang
menjadi salah satu penyebab terjadinya diperoleh keluarga (ibu dan ayah) berada
masalah gizi pada balita. Orangtua pada nilai < UMR namun sebagian besar
khususnya ibu berperan dalam gizi pada balita adalah gizi baik. Hasil
menyediakan makanan dan merawat penelitian ini sejalan dengan hasil
anaknya untuk itu ibu perlu mengetahui penelitian Siti Dkk menjelaskan bahwa

88
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

tidak ada pengaruh pendapatan dengan Peningkatan pengetahuan ibu dapat


status gizi pada balita (26). Berbeda berdampak pada peningkatan gizi balita,
dengan kedua hasil diatas, Penelitian ibu dengan pengetahuan yang baik dapat
Aramico Dkk mengungkapkan bahwa mengaplikasikan informasi terkait gizi
sosial ekonomi yang tinggi menunjukkan pada anaknya. Hal ini didukung oleh
status gizi yang baik begitu pun penelitian Cholifatun pada tahun 2015,
sebaliknya sosial ekonomi yang rendah yang mengemukakan bawah ibu dengan
menunjukkan status gisi yang kurang baik tingkat Pendidikan yang tinggi dapat
(27). menerapkan pengetahuannya melalui pola
Hubungan Promosi Kesehatan dengan asuh pada anaknya, kususnya saat
Kecukupan Nutrisi pada Balita pemberian makanan untuk memenuhi saat
Berdasarkan hasil penelitian yang gizi balita, sehingga asupan gizi pada
dilakukan oleh peneliti hasil uji chi square balita tidak kurang (29).
yang didapat sebesar 0,002 yang
KESIMPULAN
menunjukkan bahwa adanya hubungan
Dalam penelitian ini dapat
antara promosi kesehatan dengan
disimpulkan bahwa promosi kesehatan
kecukupan gizi pada balita. Hasil
yang berupa pemberdayaan dengan
penelitian Nutrisia mengungkapkan bahwa
presentasi 71%, bina suasana 72%,
terjadi peningkatan pengetahuan tentang
advokasi 83%, dan komunikasi 82%
status gizi balita setelah diberikan promosi
semua ini menunjukkan bahwa ibu
kesehatan, pada responden (28). Promosi
berespon baik terhadap promosi yang
kesehatan yang dilakukan sangat
dilakukan oleh tenaga kesehatan sehingga
berpengaruh untuk meningkatkan
terdapat hubungan dengan sikap ibu dalam
pengetahuan ibu dalam memberikan gizi
perbaikan status gizi pada balita yang
yang baik pada anak balita. Penelitian ini
memiliki persentasi sebesar 80%.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Promosi yang diberikan tenaga kesehatan
oleh Dompas Dkk pada tahun 2013 yang
kepada ibu atau responden dapat
mengungkapkan bahwa adanya pengaruh
menambah pengetahuan ibu tentang gizi
promosi kesehatan terhadap peningkatan
balita sehingga ibu dapat
pengetahuan orang tua balita (14).
mengaplikasikannya di rumah. Sebagian
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
besar balita memiliki gizi baik yaitu
Istiyono bahwa intervensi yang dilakukan
sebanyak 29 balita (83%), terdapat
dapat berupa penyuluhan untuk
hubungan antara pendidikan dan pekerjaan
meningkatkan pengetahuan ibu mengenai
ibu terhadap status gizi pada balita
gizi balita terutama mengenai tanda-tanda
sedangkan pada pendapatan keluarga tidak
sakit pada anak, jadwal pemeberian
ada hubungan dengan gizi pada balita.
makanan pada balita, jenis makanan yang
seimbang dan bergizi pada balita (22).
89
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

DAFTAR PUSTAKA Trisnawati. Hubungan Antara Persepsi Ibu


Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Tentang Posyandu Dengan
Kesehatan Republik Indonesia Perilaku Kunjungan Balita Ke
2016. 2015. Posyandu Mawar Di Dusun
UNICEF AMdgTR. Nutrition Workshop. Soragan Ngestiharjo Kasihan
Jakarta: Bappenas; 2009. Bantul Yogyakarta. 2011;
World Health Organization. Status Gizi Hadas M. Profil Kesehatan Maluku Utara.
Anak Balita. 2012. 2012. 1-97 p.
Departemen kesehatan RI. Riset Bintanah S. Gambaran Kegiatan Posyandu
Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Dalam Rangka Deteksi Dini Gizi
Penelitian dan Pengembangan; Buruk Di Wilayah Kerja
2013. Puskesmas Halmahera Semarang.
Departemen kesehatan RI. Riset Pros Semin Nas. 2010;2(1):222–
Kesehatan Dasar Maluku Utara. 32.
Badan Penelitian dan Moningka MS, Lontaan A, Dompas R.
Pengembangan; 2009. Pengaruh Promosi Kesehatan
Karundeng LR, Kundre R. Status Gizi Tentang Posyandu Terhadap
Balita Di Puskesmas Kao Peningkatan Pengetahuan Orang
Halmahera Utara. J Kepereawatan. Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan
2015;3(1):1–9. Kecamatan Ranowulu Kota
Roles T, Empowerment CIN, Improving Bitung. J Ilm Bidan. 2013;1(1):1–
FOR, Nutritional C, In S. Kader 8.
Posyandu : Peran Dan Tantangan Kemenkes. Undang-undang Republik
Pemberdayaan Dalam Usaha Indonesia No. 36 Tahun 2009
Peningkatan Gizi Anak Di Tentang Kesehatan. Undang
Indonesia. J Manaj Pelayanan Republik Indones. 2009;1–48.
Kesehat. 2010;13(04):169–73. Huluan P. Kajian Upaya Promosi
Kementerian Kesehatan RI. Ayo ke Kesehatan ( Studi Kasus Dl
POSYANDU Setiap Bulan. Buku Puskesmas Kota Madiun Dan
Saku. 2012;1–32. Kabupaten Ngawi. Bul Penelit Sist
Onthonie H, Ismanto Y, Onibala F, Studi Kesehat. 2008;11(2):192–9.
P, Keperawatan I, Kedokteran F, et Sugiyono. Metode penelitian bisnis
al. Status Gizi Balita Di Wilayah (pendekatan kuantitatif, kualitatif,
Kerja. ejournal keperawatan (e- dan R&D). Bandung: Alfabeta;
Kp). 2015;3(2):1–8. 2009.
138 Evaluasi Program Pelayanan Rezeki, S., Mulyadi, A. N. Strategi
Kesehatan Balita Paripurna Di Promosi Kesehatan Terhadap
Kota Malang. 2014;2. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih

90
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada : Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Dan Sehat Individu Pada Hubungan Dukungan Keluarga


Masyarakat Perkebunan Di Dengan Status Gizi pada Balita. J
Wilayah Puskesmas Sei Kijang keperawatan. 2018;10(1):68–74.
Kabupaten Pelalawan. J ilmu Nur Fitria Mandasari UHE. THE
Lingkung. 2013;7(1):38–48. CORRELATION
Salesman F. Strategi Promosi Melalui BETWEENMATERNAL
Advokasi Dan Pemberdayaan CHARACTERISTICS WITH
Keluarga Terhadap Pemberian NUTRITIONAL STATUS OF
Makanan Bergizi Balita 0-23 CHILDREN IN THE ‘KUNCUP
Bulan Di Wilayah Puskesmas Alak MEKAR’ NEIGHBORHOOD
Nusa Tenggara Timur. J CHMK HEALTH CENTER
Nurs Sci. 2017;1(2):17–25. KARANGANYAR,
Zuhrina Aidha. Analisis Implementasi BANYUBIRU VILLAGE,
Pemberdayaan Masyarakat Dalam MAGELANG REGENCY. 2010.
Strategi Promosi Kesehatan Dan Rahma AC, Nadhiroh SR. Perbedaan
Pengaruhnya Terhadap Partisipasi Sosial Ekonomi Dan Pengetahuan
Masyarakat Dalam Pencegahan Gizi Ibu Balita Gizi Kurang Dan
Gizi Buruk Pada Balita Di Gizi Normal. Media Gizi Indones.
Kecamatan Helvetia Medan. J 2017;11(1):55–60.
JUMANTIK. 2017;2(2):31–41. Aramico B, Sudargo T, Susilo J.
Fitriningsih. Hubungan kebiasaan makan Hubungan sosial ekonomi, pola
balita dengan status gizi balita usia asuh, pola makan dengan stunting
1-5 tahun di Posyandu kasih ibu pada siswa sekolah dasar di
desa ngentakrejo lendah kulon Kecamatan Lut Tawar, Kabupaten
progo. karya tulis Ilm. 2009; Aceh Tengah. J Gizi dan Diet
Wahyudi Istiono, Heni Suryadi, Indones. 2013;1(3):121–30.
Muhammad Haris, Irnizarifka Ardian I, Rohmawati, Novi N. Promosi
ADT, M. Adrian Hasdianda, Tika Kesehatan : Pendidikan Kesehatan
Fitria TIRS. Analisis Faktor-Faktor Dengan Metode Ceramah
Yang Mempengaruhi Status Gizi Mempengaruhi Pengetahuan Kader
Balita. J Ilmu Kesehat Masy. Posyandu Tentang Status Gizi
2009;25(3):150–5. Balita Effect Of Health Promotion :
Rr Dewi Ngaisyah. Keterkaitan Pola Health Education With Method Of
Pangan Harapan (Pph) dengan Knowledge On Knowledge Of
Kejadian Stunting Pada Balita. J Posyandu Cadres On Nutrition
Kedokt dan Kesehat. Status Of. Buku Proceeding
2017;13(1):71–9. Unissula Nursing Conference.
Latifah N, Susanti Y, Haryanti D. 2011. p. 96–102.
91
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada :Jurnal Ilmu Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi
Volume 19 Nomor 1 Februari 2019

Ni’mah C, Muniroh L. Hubungan Tingkat Wasting Dan Stunting Pada Balita


Pendidikan, Tingkat Pengetahuan Keluarga Miskin. Media Gizi
Dan Pola Asuh Ibu Dengan Indones. 2015;10(1):84–90.

92

Anda mungkin juga menyukai