BAB I
PENDAHULUAN
penduduk yang berada dalam rentang usia tertentu. Usia balita dapat
dan perlu perhatian yang serius. Pada masa ini berlangsung proses
(Adriani, 2012).
1
2
zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik, dan
merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia
saat ini. Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia
gizi kurang, kurus, dan gemuk. Data prevalensi balita stunting yang
yang memiliki berat badan tidak sesuai dengan usianya (gizi kurang)
Informasi. 2018).
Asian Nations (ASEAN) menghadapi krisis stimultan gizi, dan ada juga
persis sama, yakni 12% dari anak-anak obesitas dan 12% yang
dan minuman tertentu. Selain itu juga, aktivitas fisik dan gaya hidup
yang buruk, air bersih yang tidak memadai dan sanitasi. Laporan ini
untuk upaya perbaikan gizi yang dimulai dari 1000 hari pertama
obat cacing dan penyediaan air bersih dan sanitasi. Tapi dari
dan faktor tidak langsung. Faktor langsung status gizi yaitu asupan
makanan dan penyakit infeksi. Faktor tidak langsung status gizi yaitu
seimbang pada usia balita, anak tidak mendapatkan asupan gizi, yang
2017).
presentase gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan di
presentase tertinggi gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59
pada tahun 2017 adalah sebesar 9 per 1.000 kelahiran hidup. Faktor
yang ada terdapat kasus gizi buruk sebanyak 401 kasus. Angka
tanda klinis kasus gizi buruk. Kasus gizi buruk terbanyak ada di
dengan status gizi balita p < 0,05 dan asupan makanan merupakan
dan ISPA. Faktor yang tidak berhubungan dengan status gizi balita di
data tahun 2018 sebanyak 2.338 balita yang berasal dari 2 desa yaitu
desa Wajok Hulu dan desa Wajok Hilir, dan dari total balita tersebut
mudah dijangkau oleh masyarakat, namun masih saja ada balita yang
status gizinya tidak sesuai, dan ini menjadikan alasan peneliti ingin
2019?”
1) Umur ibu
2) Pendidikan ibu
3) Pengetahuan ibu
4) Pekerjaan ibu
5) Paritas
6) Budaya
10
balita.
11
data tahun 2018 sebanyak 2.338 balita yang berasal dari 2 desa yaitu
desa Wajok Hulu dan desa Wajok Hilir, dan dari total balita tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
(Mardalena, 2017).
tiga, yaitu gizi lebih, gizi baik, dan gizi kurang (Mardalena, 2017).
13
14
hijau/hijau tua, gizi kurang pada warna kuning, gizi buruk dibawah
garis merah, dan gizi lebih berada jauh diatas warna hijau
(Tristianti, 2017).
score yaitu :
NIS−NMBR
Z-score =
NSBR
Keterangan :
dari median.
resmi adalah :
Tabel 2.1
Klasifikasi Status Gizi Balita
a. Energi
b. Karbohidrat
2016).
c. Protein
2016).
d. Lemak
e. Air
ginjal lebih besar daripada orang dewasa, serta bayi dan anak
(Susilowati, 2016).
1.Antropometri
paling dikenal.
dkk, 2014).
dikonsumsi.
2) Statistik Vital
dengan gizi.
(Marmi, 2013).
3) Faktor Ekologi
lain.
2.2.1 Pengertian
Rentang usia balita dimulai dari satu sampai dengan lima tahun,
paling rawan gizi. Pada usia balita dikatakan sebagai saat yang
rawan karena pada rentang waktu ini anak masih sering sakit.
(Maryunani, 2010).
26
aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat gizi
diperoleh status gizi yang baik. Sejumlah zat gizi yang ada dalam
melahirkan bayi baru lahir rendah. Hal ini disebabkan ibu masih
ibu untuk memperoleh zat gizi. Usia terbaik untuk hamil adalah
20-35 tahun, pada usia ini ibu sudah tidak dalam masa
Usia ibu yang < 20 tahun secara fisik rahim belum siap
untuk hamil dan melahirkan serta secara mental ibu belum siap
Sebaliknya jika usia ibu > 35 tahun akan lebih sering mengalami
ibu yang pas bagi seorang wanita baik dari segi perawatan dan
kurang terpenuhi.
terpenuhi.
(Notoatmodjo, 2010).
<56 % : Kurang
56-75 % : Cukup
>76 % : Baik
(Marmi, 2013).
nutrisi anak.
2.3.5 Paritas
bayi yang dapat hidup (viable). Paritas adalah jumlah anak yang
tua yang diterima anaknya, terutama jika jarak anak yang terlalu
ibu akan bingung mencari cara untuk memberi makan anak. Hal
2.3.6 Budaya
Usia
Pendidikan
Faktor-Faktor Yang
Pengetahuan
Mempengaruhi Gizi Balita
Pekerjaan
Paritas
Budaya
Pengertian
Status Gizi
Klasifikasi Status Gizi
Balita
Pengertian
Anak Balita
Kebutuhan Zat Gizi Balita
Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Sumber : Marmi, 2013. Marmi, 2014. Susilowati, 2016)
36
Gambar 2.2
Kerangka konsep
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita
di Posyandu Mekar Sari Wilayah Kerja Puskesmas
Wajok Hulu Kabupaten Mempawah
Tahun 2019
2.5 Hipotesis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
37
38
Mendeskripsikan
faktor-faktor yang
berhubungan
dengan status gizi
balita :
a. Umur
b. Pendidikan
c. Pengetahuan
d. Pekerjaan
e. Paritas
f. Budaya
Menganalisa :
a. Ada hubungan
antara faktor-
faktor dengan
status gizi balita
b. Tidak ada
hubungan
antara faktor-
faktor dengan
status gizi balita
Gambar 3.1
Kerangka Kerja
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita
di Posyandu Mekar Sari Wilayah Kerja Puskesmas
Wajok Hulu Kabupaten Mempawah
Tahun 2019
39
menjadi 2, yaitu :
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Skala
No Variabel D.O Alat ukur Hasil ukur Pengukur
an
1. Status Gizi Hasil dari Timbangan, 0 = Gizi buruk : <- Ordinal
keseimbangan Stature
antara makanan meter 3,0 SD
yang masuk ke (Pengukur 1 = Gizi kurang : -
dalam tubuh TB)
dengan 3,0 SD s/d <-
kebutuhan tubuh
akan zat gizi 2,0 SD
tersebut 2 = Gizi baik : -2,0
SD s/d 2,0 SD
mengkonsumsi
makanan
3.6.1 Populasi
balita.
3.6.2 Sampel
(Surjarweni, 2014).
(Susila, 2014).
1) Kriteria Inklusi
timbang
2) Kriteria Eksklusi
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Editing
b. Coding
bilangan.
c. Entry
software komputer.
d. Cleaning
a. Analisis Univariat
X
P= x
N
P = Presentase 100%
b. Analisis Bivariat
2
x = ∑ ¿¿
Keterangan :
x 2= Chi Square
df = (B – 1)(K – 1)
Keterangan :
df = Derajat kebebasan
B = Baris
K = Kolom
Square :
a. tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kecil dari
b. tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan kecil dari
5.
47
narasi.
48
BAB IV
desa Wajok Hulu dan desa Wajok Hilir. Puskesmas Wajok Hulu
Wajok Hilir.
berkelanjutan.
49
Gigi, Poli umum, Poli MTBS, Poli KIA, Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, dan
Ruangan Bersalin.
stature meter.
a. Status Gizi
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Gizi
Jumlah
No Status Gizi
N %
1. Buruk 2 6,5%
50
2. Kurang 2 6,5%
3. Baik 27 87,1%
Total 31 100%
Sumber : Data Olahan, 2019
b. Menurut Usia
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Umur Ibu
Jumlah
No Umur
N %
1. < 20 dan > 35 Tahun 21 67,7%
2. 20 - 35 Tahun 10 32,2%
Total 31 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
c. Menurut Pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan Ibu
No Pendidikan Jumlah
N %
1. Rendah 6 19,4%
2. Menengah 10 32,3%
3. Tinggi 15 48,4%
Total 31 100%
51
d. Menurut Pengetahuan
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pengetahuan
No Pengetahuan Jumlah
N %
1. Kurang 8 25,8%
2. Cukup 14 45,2%
3. Baik 9 29,0%
Total 31 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
e. Menurut Pekerjaan
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah
N %
1. Tidak Bekerja 29 93,5%
2. Bekerja 2 6,5%
Total 31 100%
52
f. Menurut Paritas
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Paritas
No Paritas Jumlah
N %
1. 1 dan > 4 14 45,2%
2. 2–4 17 54,8%
Total 31 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
g. Menurut Budaya
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Budaya
No Budaya Jumlah
N %
1. Tidak Mempengaruhi 14 45,2%
2. Mempengaruhi 17 54,8%
Total 31 100%
Sumber: Data Olahan, 2019
53
Tabel 4.8
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Usia Ibu
Dengan Status Gizi Balita
Status Gizi
Usia Buruk Kurang Baik
Total P
F % F % F %
< 20 dan > 35 0 0 1 4,8 20 95,2 21
20 – 35 2 20 1 10 7 70 10 0,083
Jumlah 2 6,5% 2 6,5% 27 87,1% 31
Sumber : Uji Chi-Square dan Data Olahan, 2019
berikut:
54
Tabel 4.9
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Usia Ibu
Dengan Status Gizi Balita (Collaps) sel
Status Gizi
Usia Kurang Baik Total p
F % F %
< 20 dan > 35 1 4,8 20 95,2 21
20 – 35 3 30 7 70 10 0,083
Jumlah 6 13% 27 87% 31
ada hubungan antara usia ibu dengan status gizi balita p value
0,083 (>0,05).
Balita
Tabel 4.10
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pendidikan Ibu
Dengan Status Gizi Balita
Status Gizi
Pendidikan Buruk Kurang Baik
Total p
F % F % F %
Rendah 1 16,7 0 0 5 83,3 6
Menengah 1 10 1 10 8 80 10
0,583
Tinggi 0 0 1 6,7 14 93,3 15
Jumlah 2 6,5% 2 6,5% 27 87,1% 31
Sumber : Uji Chi-Square dan Data Olahan, 2019
berikut:
Tabel 4.11
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pendidikan Ibu
Dengan Status Gizi Balita (Collaps) sel
Status Gizi
Pendidikan Kurang Baik Total p
F % F %
Rendah 1 16,7 5 83,3 6
Menengah 2 20 8 80 10
0,583
Tinggi 1 6,7 14 93,3 15
Jumlah 4 13% 27 87% 31
0,583 (>0,05).
Tabel 4.12
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pengetahuan
Dengan Status Gizi Balita
Status Gizi
Pengetahua
Buruk Kurang Baik
Total p
n
F % F % F %
Kurang 0 0 0 0 8 100 8 0,109
Cukup 2 14,3 0 0 12 85,7 14
Baik 0 0 2 22,2 7 77,8 9
Jumlah 2 6,5 2 6,5% 27 87,1% 31
57
%
Sumber : Uji Chi-Square dan Data Olahan, 2019
Tabel 4.13
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dengan Status Gizi Balita (Collaps) sel
Status Gizi
Pengetahuan Kurang Baik Total p
F % F %
Cukup 2 14,3 20 85,7 22
Baik 2 22,2 7 77,8 9 0,109
Jumlah 4 13% 27 87% 31
Tabel 4.14
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pekerjaan
Dengan Status Gizi Balita
Status Gizi
Pekerjaan Buruk Kurang Baik Total P
F % F % F %
Tidak bekerja 1 3,4 2 6,9 26 89,7 29
Bekerja 1 50 0 0 1 50 2 0,034
Jumlah 2 6,5% 2 6,5% 27 87,1% 31
Sumber : Uji Chi-Square dan Data Olahan, 2019
berikut:
Tabel 4.15
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pekerjaan Ibu
Dengan Status Gizi Balita (Collaps) sel
Status Gizi
Pekerjaan Buruk Baik Total p
F % F %
Tidak bekerja 1 3,4 28 96,6 29
Bekerja 1 50 1 50 2 0,034
Jumlah 2 6,5 29 87% 31
Tabel 4.16
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Paritas
Dengan Status Gizi Balita
Paritas
Paritas Buruk Kurang Baik
Total p
F % F % F %
1 dan > 4 1 7,1 2 14,3 11 78,6 14
2–4 1 5,9 0 0 16 94,1 17 0,264
Jumlah 2 6,5% 2 6,5% 27 87,1% 31
Sumber : Uji Chi-Square dan Data Primer, 2019
Tabel 4.17
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Paritas
Dengan Status Gizi Balita (Collaps) sel
Paritas
Paritas Buruk Baik Total p
F % F %
1 dan > 4 1 7,1 13 92,9 14
2–4 1 5,9 16 94,1 17 0,264
Jumlah 2 6,5% 29 87,1% 31
Tabel 4.18
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Budaya Ibu
Dengan Status Gizi Balita
Paritas
Budaya Buruk Kurang Baik
Total p
F % F % F %
Tidak 1 5,9 2 11,8 14 82,4 17
Mempengaruhi
0,414
Mempengaruhi 1 7,1 0 0 13 92,9 14
Jumlah 2 6,5% 2 6,5% 27 87,1% 31
Sumber : Uji Chi-Square dan Data Primer, 2019
berikut:
Tabel 4.19
Hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Budaya
Dengan Status Gizi Balita (Collaps) sel
Budaya Status Gizi Total p
Buruk Baik
61
F % F %
Tidak 1 5,9 16 94,1 17
mempengaruhi
0,414
Mempengaruhi 1 7,1 13 92,9 14
Jumlah 2 6,5 29 87% 31
4.3 Pembahasan
balita sejak usia 1 – 5 tahun. Selain itu, hal ini juga bisa
b. Menurut Usia
usia ibu.
c. Menurut Pendidikan
untuk anaknya.
d. Menurut Pengetahuan
e. Menurut Pekerjaan
bekerja.
anak.
67
f. Menurut Paritas
anaknya 2 - 4 orang.
anak 1,2,3,4.
terhadap status gizi anak. Selain itu jarak anak yang terlalu
68
mengurus anak.
g. Menurut Budaya
tersebut.
masyarakat setempat.
budayanya sendiri.
bahwa usia ibu yang < 20 tahun secara fisik rahim belum
usia ibu yang pas bagi seorang wanita baik dari segi
terpenuhi.
usia ibu yang pas dan sesuai untuk mengasuh dan merawat
baik.
(>0,05).
balitanya.
jumlah anak 1 dan > 4 status gizinya baik, dan hampir seluruh
(>0,05).
78
kondisi fisik yang berbeda pula, ditambah lagi jika salah satu
0,414 (>0,05).
2013).
p value0,097.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Hasil Univariat
(SMA).
82
cukup.
2. Hasil Bivariat
81
a. Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia ibu dengan
1.2 Saran
sampel yang cenderung sedikit serta waktu yang terbatas. Oleh sebab
1. Bagi Masyarakat
dan hal – hal yang berkaitan dengan gizi pada anak balitanya
lagi.