TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengukuran Antropometri
Antropomentri berasal dari kata antrophos yakni tubuh dan metros yakni
ukuran. Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh
seseorang.
B. Indeks Antropomentri
Antropomentri berasal dari kata antrophos yakni tubuh dan metros yakni
ukuran. Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi
seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh
seseorang.
Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Indeks status gizi BB/U merupakan indeks masalah gizi yang digambarkan
secara umum. BB/U yang rendah umumnya disebabkan karena pendek (masalah
gizi kronis) ataupun sedang menderita diare serta penyakit infeksi lainnya
(masalah gizi akut) yang tidak dijadikan indikasi masalah gizi kronis dan akut.
Indeks status gizi berdasarkan TB/U ini dapat menunjukan masalah gizi
yang bersifat kronis. Hal ini disebabkan karena keadaan yang berlangsung cukup
lama seperti kemiskinan, perilaku hidup yang terbilang tidak sehat, dan kurangnya
asupan gizi yang didapatkan anak baik sejak di dalam kandungan yang
mengakibatkan seorang anak menjadi pendek.
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
d) Posisikan kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit
menempel pada dinding dimana microtoise terpasang.
g) Baca hasil tinggi badan pada bagian jendela baca ke arah angka yang lebih
besar (ke bawah). Pembaca tepat berada di depan jendela baca pada garis
merah, sejajar dengan mata petugas.
Stunting sendiri akan mulai nampak ketika bayi berusia dua tahun
(TNP2K, 2017). Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada
anak menurut TB/U mempunyai hasil Zscore - 3,0 SD s/d < -2,0 SD (pendek) dan
Zscore <-3,0 SD (sangat pendek). Hasil pengukuran Skor Simpang Baku (Z-
score) didapatkan dengan mengurangi Nilai Individual Subjek (NIS) dengan Nilai
Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, setelah itu
hasilnya akan dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujuk (NSBR). Jika tinggi
badan lebih kecil dari nilai median, maka NSBR didapatkan dengan cara
mengurangi median dengan – 1 SD. Jika tinggi badan lebih besar dari pada
median, maka NSBR didapatkan dengan cara mengurangi + 1 SD dengan median,
berikut ini rumus yang bisa digunakan:
Keterangan :
NIS : Nilai Individual Subjek (Tinggi badan anak) NMBR : Nilai Median Baku
Rujukan NSBR : Nilai Simpang Baku Rujuk
Intervensi ini meliputi kegiatan memberikan makanan tambahan (PMT) pada ibu
hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis, mengatasi
kekurangan zat besi dan asam folat, mengatasi kekurangan iodium,
menanggulangi kecacingan pada ibu hamil serta melindungi ibu hamil dari
Malaria.
b. Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6
Bulan. Intervensi ini dilakukan melalui beberapa kegiatan yang mendorong
inisiasi menyusui dini (IMD) terutama melalui pemberian ASI jolong/colostrum
serta mendorong pemberian ASI Eksklusif.
c. Intervensi Gizi Spesifik dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-
Jenis kegiatan yang telah dan dapat dilakukan oleh pemerintah baik di
tingkat nasional maupun di tingkat lokal meliputi pemberian suplementasi besi
folat minimal 90 tablet, memberikan dukungan kepada ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, memberikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT), pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, melakukan
upaya untuk penanggulangan cacingan pada ibu hamil, dan memberikan kelambu
serta pengobatan bagi ibu hamil yang positif malaria.
B. Program yang menyasar Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 bulan
termasuk diantaranya mendorong Inisiasi Menyusui Dini (IMD) melalui
pemberian ASI jolong/colostrum dan memastikan edukasi kepada ibu
untuk terus memberikan ASI Eksklusif kepada anak balitanya. Kegiatan
terkait termasuk memberikan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), promosi menyusui ASI eksklusif
(konseling individu dan kelompok), imunisasi dasar, pantau tumbuh
kembang secara rutin setiap bulan, dan penanganan bayi sakit secara tepat.
C. Program Intervensi yang ditujukan dengan sasaran Ibu Menyusui
dan Anak Usia 7-23 bulan:
Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia
23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI
Menyediakan obat cacing
Menyediakan suplementasi zink
Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan
Memberikan perlindungan terhadap malaria
Memberikan imunisasi lengkap
Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Peningkatan layanan KB
Pilar 1: Komitmen dan Visi Pimpinan Tertinggi Negara. Pada pilar ini,
dibutuhkan Komitmen dari Presiden/Wakil Presiden untuk mengarahkan K/L
terkait Intervensi Stunting baik di pusat maupun daerah. Selain itu, diperlukan
juga adanya penetapan strategi dan kebijakan, serta target nasional maupun daerah
(baik provinsi maupun kab/kota) dan memanfaatkan Sekretariat Sustainable
Development Goals/SDGs dan Sekretariat TNP2K sebagai lembaga koordinasi
dan pengendalian program program terkait Intervensi Stunting.
Andayani D., Emilia O., Ismail D. 2017. Peran Kelas Ibu Hamil Terhadap
Pemberian Angga. 2016. Manajemen Laktasi. Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang
Rahayu L.S. 2011. Associated of height of parents with changes of stunting status
from 6-12 months to 3-4 years [Thesis]: Universitas Gadjah Mada.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun. 2018. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Ringkasan. Sekretariat Wakil Presiden RI. Jakarta.
Setyawati, VAV. 2018. Kajian Stunting Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di
Kota Semarang. Universitas Dian Nuswantoro. Surakarta
Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Sr. Anita Sampe, SJMJ, etal, 2020, Relationship between Exclusive
Breastfeeding and Stunting in Toddlers, jiksh Vol.11 No. 1 Juni 2020
Stewart CP, Iannotti L, Dewey KG, et al. 2013. Contextualising complementary
feeding in a broader framework for stunting prevention. Maternal &
Child Nutrition.; 9(Suppl 2): 27-45.