2 2021
ABSTRAK
Stunting merupakan suatu keadaan yang menggambarkan status gizi kurang yang bersifat
kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan terjadi sejak bayi dalam kandungan
sampai bayi dilahirkan. Pada tahun 2017, 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting,
lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia (55%) (Buletin, Kementrian
Kesehatan RI, 2018). Di Indonesia presentase stunting masih tinggi, serta menjadi kasus
yang harus ditanggulangi didunia kesehatan (Apriluana & Fikawati, 2018). Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian
stunting pada balita di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur.
Literatur yang diulas diperoleh dari penelusuran artikel penelitian-penelitian ilmiah dari
rentang tahun 2014-2019 dengan menggunakan database Google Scholar, PubMed
Central, dan Biomel Central. Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.
Penelitian ini dilakukan antara bulan Juni hingga Agustus 2020. Berdasarkan penelusuran
judul dan abstrak didapatkan 76 artikel namun hanya 20 artikel yang memenuhi kriteria
inklusi. Hasil telaah terhadap literatur terdapat hubungan signifikan antara variabel
sumber air bersih, akses sanitasi, pengelolaan limbah rumah tangga, pengelolaan sampah
rumah tangga, kejadian diare dan kejadian ISPA dengan kejadian stunting pada balita di
Indonesia.
83
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
Kejadian balita pendek atau biasa disebut aspek salah satunya adalah water, sanitation
stunting merupakan keadaan dimana balita and hygiene (WASH), yang terdiri dari
memiliki panjang atau tinggi badan yang sumber air minum, kualitas fisik air minum,
kurang jika dibandingkan dengan umur. kepemilikan jamban (Uliyanti et al., 2017).
Keadaan ini diukur dengan panjang atau Sumber air minum tidak terlepas dari
tinggi badan yang lebih dari minus dua kualitas fisik air minum. Berdasarkan
2018). Menurut WHO tahun 2010 balita tentang persyaratan kualitas air minum yang
stunting merupakan balita dengan gizi kurang aman bagi kesehatan apabila memenuhi
bersifat kronik pada saat perkembangan dan persyaratan fisika, mikrobiologi, kimiawi dan
pertumbuhan dimulai dari gizi ibu hamil yang radioaktif. Parameter yang digunakan untuk
kurang (KEK) ketika anak masih dalam melihat kualitas fisik air yang baik yaitu tidak
kandungan hingga anak dilahirkan. keruh, tidak berasa, tidak berbau dan tidak
tidak hanya dirasakan individu yang Aspek sanitasi lingkungan dan personal
mempunyai andil dalam kesenjangan ekonomi stunting, seperti seringnya anak terkena
dan kemiskinan antar generasi. Dampak penyakit infeksi, masih rendahnya kebiasaan
jangka pendek stunting berupa gangguan mencuci tangan pakai sabun dengan benar
metabolisme tubuh, pertumbuhan anak yang sehingga dapat meningkatkan kejadian diare.
tidak optimal, sedangkan dampak jangka Hal yang dianggap ringan seperti buang air
panjangnya adalah postur tubuh tidak optimal besar sembarangan bisa berdampak luas
saat dewasa, meningkatnya resiko obesitas terhadap kesehatan (Sandra, Syafiq dan
dan penyakit tidak menular, kemampuan Veratamala, 2017). Maka dari itu pentingnya
belajar dan performa kurang optimal pada menggunakan jamban sehat, yaitu yang
Stunting dapat terjadi karena faktor vektor pembawa penyakit pada pengguna
langsung dan tidak langsung. Faktor langsung jamban maupun lingkungan sekitarnya
stunting yaitu nutrisi ibu saat hamil, nutrisi (Kementrian Kesehatan, 2014).
balita, dan penyakit infeksi, sedangkan faktor Adiyanti & Besral (2014), menyatakan
bahwa anak yang berasal dari keluarga
84
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
dengan sumber air yang tidak terlindung dan presentase stunting masih tinggi, serta
jenis jamban yang tidak layak mempunyai menjadi kasus yang harus ditanggulangi
risiko 1,3 kali untuk menderita stunting, didunia kesehatan (Apriluana & Fikawati,
sejalan dengan penelitian Purnama dan 2018).
Zairinayati (2019), bahwa terdapat hubungan Berdasarkan data Joint Child
antara jenis jamban, air bersih, kejadian diare Malnutrition Estimates tahun 2018, dari tahun
dengan kejadian stunting pada balita. Hasil 2000 hingga 2017 angka stunting menurun
penelitian yang dilakukan Aisah et al. (2019), hingga 64% pada Negara dengan pendapatan
bahwa terdapat hubungan personal hygiene menengah keatas, sedangkan pada Negara
dan sanitasi lingkungan dengan kejadian menengah kebawah hanya menurunkan
stunting pada balita di Desa Wukirsari sekitar 24%. Pada tahun 2017 negara dengan
Kecamatan Cangkringan. pendapatan rendah mengalami peningkatan.
Stunting merupakan satu dari beberapa Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
masalah gizi yang dialami oleh balita didunia. hubungan sanitasi lingkungan dengan
Pada tahun 2017, 150,8 juta balita didunia kejadian stunting pada balita di Indonesia.
mengalami stunting. mengalami penurunan
dibanding tahun 2000 yaitu 32,6% yang METODE
mengalami stunting. Pada tahun 2017, lebih Penelitian ini menggunakan metode studi
dari setengah balita stunting di dunia berasal literatur. Data yang digunakan berupa data
dari Asia (55%) sedangkan lebih dari sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil
sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
83,6 juta balita stunting di Asia, proporsi peneliti terdahulu seperti artikel, buku,
terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dokumen, dan undang-undang. Pertanyaan
dan proporsi paling tinggi di Asia Tengah yang dilakukan untuk review artikel
(0,9%). Indonesia menempati urutan ketiga disesuaikan dengan metode PICO. Adapun
tertinggi dengan prevalensi stunting sebesar PICO dalam penelitian ini adalah P: balita
36,4% di Asia Tenggara (Kementrian stunting, I: sanitasi lingkungan, C: balita tidak
Kesehatan RI, 2018). stunting, O: peningkatan pengetahuan dan
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, kesadaran sanitasi lingkungan yang baik.
prevalensi stunting yaitu 30,8%. Kejadian Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu:
stunting di Indonesia yang masih tinggi artikel yang memiliki variabel dependen yaitu
tersebar di beberapa kota diseluruh provinsi di kejadian stunting pada balita, artikel-artikel
Indonesia. Menurut WHO, menjadi masalah kesehatan dari rentang tahun publikasi 2014-
kesehatan masyarakat jika prevalensi balita 2019, artikel full text, dan penelitian
pendek 20% atau lebih. Di Indonesia dilakukan di wilayah Indonesia. Artikel-
85
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
artikel yang dipilih adalah artikel penelitian filter dari tahun 2014-2019 didapatkan 42
yang menggunakan studi case control dan artikel selanjutnya direview berdasarkan judul
cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada dan abstrak, artikel yang ditemukan dicermati
bulan Juni hingga Agustus 2020. Proses untuk melihat apakah artikel memenuhi
pelaksanaan studi literatur dengan kriteria inklusi penulis untuk dijadikan
mengumpulkan artikel-artikel dengan sebagai literatur dalam studi literatur.
menggunakan beberapa search engine guna Penelitian ini menggunakan analisis anotasi
menelusuri materi artikel terkait kejadian bibliografi, yaitu ringkasan singkat dari
stunting pada balita. beberapa buku atau artikel, dan disetiap
Pencarian literatur dilakukan pada tiga sumbernya menggambarkan pemahaman atau
database yaitu Google Scholar, penulis kesimpulan pada setiap artikel yang dibahas.
membuka website scholar.google.com, Artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria
penulis menuliskan kata kunci yaitu hubungan inklusi dikumpulkan kemudian dibuat dalam
sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting bentuk sebuah tabel yang berisikan nama
pada balita dispesifikasikan dalam lima tahun peneliti, tahun terbit, judul artikel, desain
terakhir dan muncul 998 temuan, kemudian penelitian, intervensi, pembanding dan hasil
diriview berdasarkan judul dan abstrak review.
kemudian artikel yang ditemukan dibaca HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan cermat untuk melihat apakah artikel Pencarian artikel dimulai dengan
memenuhi kriteria inklusi penulis untuk mengidentifikasi kata kunci dan didapatkan
dijadikan sebagai literatur dalam penulisan pada database Google Scholar 998 artikel,
studi literatur. Demikian juga untuk PubMed Pubmed Central 20 artikel, dan Biomed
Central, penulis membuka website Central 42 artikel. Penelusuran artikel
www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ dengan dilanjutkan dengan tahapan skrining
memasukkan kata kunci environment berdasarkan judul dan abstrak dengan total
sanitation stunting toddler AND Indonesia artikel sebanyak 76, terdiri dari Google
ditemukan 20 artikel kemudian direview Shcolar 70 artikel, PubMed Central 2 artikel,
berdasarkan judul dan abstrak dan juga dan Biomed Central 4 artikel. Sebanyak 76
dicermati untuk melihat apakah artikel artikel telah dikumpulkan dan sebanyak 56
memenuhi kriteria inklusi, pencarian terbatas artikel dikeluarkan karena artikel tidak sesuai
mulai dari tahun 2014 hingga tahun 2019. dengan kriteria inklusi. Sebanyak 20 artikel
Dan demikian juga Biomed Central, penulis termasuk artikel yang direview melalui
membuka website www.biomedcentral.com identifikasi, skrining, dan kelayakan sesuai
memasukkan kata kunci environment protokol PRISMA. Proses penelusuran
sanitation stunting AND Indonesia dengan database yang dilakukan adalah:
86
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
87
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
88
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
10. Ayik Pengaruh Sanitasi di Case Wilayah N/A - Tidak ada hubungan antara
Nikmatu Lingkungan Tempat control Kerja sanitasi lingkungan dengan
l Laili Tinggal terhadap Puskesmas kejadian stunting pada
(2018) Kejadian Stunting Sumberjamb balita
pada Balita (Studi di e, Puskesmas
Wilayah Kerja Kasiyan, dan
Puskesmas Puskesmas
Sumberjambe, Sumberbaru
Puskesmas Kasiyan, Kabupaten
dan Puskesmas Jember, 2018
Sumberbaru
Kabupaten Jember
Tahun 2018)
11. Siti Nur Hubungan Case Kecamatan N/A - Terdapat hubungan
Ramada Karakteristik Balita, control Labuan signifikan antara BBLR,
niati, Pengetahuan Ibu dan Kabupaten pengetahuan ibu tentang
Dian Sanitasi terhadap Labuan, gizi, kepemilikan jamban
Nastiti Kejadian Stunting 2019 sehat dan sumber air bersih
(2019) pada Balita di terhadap kejadian stunting
Kecamatan Labuan pada balita
Kabupaten
Pandeglang
12. Welminc Faktor Penentu Case Wilayah N/A - Terdapat hubungan antara
e Ina Kejadian Stunting control Kerja kepemilikan jamban, dan
Lobo, pada Anak Balita di Puskesms sumber air bersih dengan
Anna Wilayah Kerja Alak Kota kejadian stunting pada
Henny Puskesmas Alak Kota Kupang, balita
Talahatu Kupang 2019
, Rut
Rosina
Riwu
(2019)
13. Dewi Sri Risiko Stunting Anak Case Kelurahan N/A - Ada hubungan antara
Sumardil Baduta (7-24 Bulan) control Sukaraja riwayat penyakit infeksi
ah, Kecamatan (ISPA dan diare),
Antun Panjang pendidikan ibu dengan
Rahmadi Kota Bandar kejadian stunting pada
(2019) Lampung, balita
2018
14. Dicka Determinan Kejadian Cross Wilayah N/A - Ada hubungan antara
Indo Stunting pada Anak sectional Kerja penyakit infeksi (diare dan
Putri Balita Usia 12-36 Puskesmas ISPA) dengan kejadian
Priyono, Bulan di Wilayah Randuagung stunting pada balita
Sulistiya Kerja Puskesmas Kabupaten
ni, Randuagung Lumajang,
Leersia Kabupaten Lumajang 2015
Yusi
Ratnawa
ti (2015)
15. Musyaya Hubungan Ketahanan Cross Kampung N/A - Ada hubungan antara
dah, Sri Pangan Keluarga dan sectional Surabaya, frekuensi diare dengan
Adinings Frekuensi Diare 2019 kejadian stunting pada
ih dengan Stunting pada balita
(2019) Balita di Kampung
Surabaya
89
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
16. Dewi Faktor Risiko Stunting Cross Kelurahan N/A - Ada hubungan antara
Pertiwi, pada Balita di sectional Mulyaharja, riwayat sakit diare,
Muham Kelurahan Mulyaharja 2019 pendidikan ibu, pendapatan
mad Tahun 2019 dengan kejadian stunting
Hariansy pada balita
ah, Eska
Perdana
Prasetya
(2019)
17. Tyas Faktor Risiko Case Daerah Rob N/A - Ada hubungan antara
Setiyo Kejadian Stunting control Kota kejadian diare, ISPA,
Yuniarti, Anak Usia 1-2 Tahun Pekalongan, hygiene sanitasi dengan
Ani di Daerah Rob Kota 2019 kejadian stunting pada
Margaw Pekalongan balita
ati
Nuryant
o (2019)
18. Ardian Determinan Kejadian Case Kota N/A - Ada hubungan antara
Candra Stunting pada Bayi control Semarang, kejadian Diare, ISPA, dan
M, Usia 6 Bulan di Kota 2016 tingkat pendidikan ibu
Hertanto Semarang dengan kejadian stunting
W. pada balita
Subagio,
Ani
Margaw
ati
(2016)
19. Wanda Faktor Risiko Stunting Case Kecamatan N/A - Ada hubungan antara
Lestari, pada Anak Umur 6-24 control Penanggalan kejadian diare dan ISPA
Ani Bulan di Kecamatan Subulussala dengan kejadian stunting
Margaw Penanggalan Kota m Provinsi pada balita di Indonesia
ati, M. Subulussalam Aceh, 2014
Zen Provinsi Aceh
Rahfilud
in
(2014)
20. Yuliani Hubungan Sanitasi Case Puskesmas N/A - Ada hubungan antara
Soeracm Lingkungan Rumah control Wonomulyo pengelolaan limbah dan
ad, Tangga dengan Kabupaten sampah rumah tangga
Muham Kejadian Stunting Polewali dengan kejadian stunting
mad pada Anak Balita di Mandar, pada balita
Ikhtiar, Puskesmas 2019
Agus Wonomulyo
Bintara Kabupaten Polewali
S (2019) Mandar Tahun 2019
Hubungan Sumber Air Bersih dengan menggunakan sumber air yang tidak terlindung.
Kejadian Stunting pada Balita
Air mempunyai peranan dalam penyebaran
Berdasarkan hasil telaah terhadap 20 artikel penyakit dan air juga kebutuhan vital bagi
didapatkan tiga artikel yang memiliki hubungan kehidupan manusia. Air yang tidak layak
antara sumber air dengan kejadian stunting. menimbulkan berbagai macam penyakit
Artikel-artikel tersebut berhubungan signifikan diantaranya diare, thypus dan sebagainya. Oleh
dikarenakan masih terdapat keluarga yang karenanya penting bagi keluarga mempunyai
90
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
sumber air yang terlindung guna melindungi masyarakat dan lingkungan. Hubungan
keluarga terutama balitanya supaya berkembang signifikan tersebut ditunjukkan pada hasil
dan tumbuh secara optimal (Ramdaniati dan penelitian Soeracmad et al., tahun 2019 terdapat
Nastiti, 2019). Penelitian ini sejalan dengan hubungan antara pengelolaan limbah dan sampah
penelitian yang dilakukan oleh Lobo et al. tahun rumah tangga dengan kejadian stunting pada
2019 menyatakan bahwa anak dengan kondisi air balita dengan nilai P-value 0,00.
dan sanitasi kurang baik 54% lebih sering
Hubungan Kejadian Diare dengan Kejadian
mengalami diare
Stunting pada Balita
Hubungan Akses Sanitasi dengan Kejadian Berdasarkan hasil telaah terhadap 20 artikel
Stunting pada Balita
didapatkan 11 artikel yang memiliki hubungan
signifikan antara kejadian diare dengan kejadian
Didapatkan tiga artikel yang memiliki
stunting pada balita. Kejadian diare sangat erat
hubungan signifikan antara akses sanitasi dengan
kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang
kejadian stunting pada balita. Tidak memiliki
buruk. Perlunya menjaga kebersihan bagi setiap
fasilitas jamban sehat berpotensi menimbulkan
ibu yang memiliki balita. Untuk mencegah
berbagai penyakit infeksi yang akan
penyakit penting dalam memelihara kesehatan,
mengganggu proses penyerapan nutrisi sehingga
kebersihan tubuh, makanan dan lingkungan.
tumbuh kembang balita terganggu. Digambarkan
Kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun
dari hasil penelitian masih sedikitnya sarana
sebelum makan dan sesudah BAB menjadi fokus
sanitasi. Penelitian yang dilakukan oleh
kampanye WHO untuk mengurangi terjadinya
Ramadianti dan Nastiti tahun 2019 terdapat
diare (Desyanti dan Nindya, 2017). Sejalan
hubungan antara kepemilikan jamban sehat
dengan hasil penelitian yang dilakukan Uliyanti
dengan kejadian stunting pada balita.
et al. tahun 2017 terdapat hubungan antara
Hubungan Pengelolaan Sampah dan Limbah
Rumah Tangga dengan Kejadian Stunting kejadian diare dengan stunting pada balita.
pada Balita
Hubungan Kejadian ISPA dengan Kejadian
Didapatkan satu artikel yang memiliki
Stunting pada Balita
hubungan signifikan antara pengelolaan limbah
dan sampah rumah tangga dengan kejadian Berdasarkan hasil telaah terhadap 20 artikel
stunting pada balita. Pengelolaan sampah rumah didapatkan tujuh artikel yang memiliki hubungan
tangga meliputi mengurangi, memakai ulang dan signifikan antara kejadian ISPA dengan kejadian
mendaur ulang. Tujuan pengelolaan sampah dan stunting pada balita. Penyakit infeksi berdampak
limbah rumah tangga yaitu untuk menghindari buruk terhadap status gizi anak sehingga nafsu
penyimpanan sampah yang berhari-hari didalam makan berkurang dan mengurangi penyerapan
rumah sehingga tidak membahayakan kesehatan zat gizi dalam usus. Hasil penelitian yang
91
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
dilakukan oleh Yuniarti dan Nuryanto tahun 3. Anggraini, Y., & Rusdy, P. H. N. (2019).
2019 menyatakan ISPA merupakan faktor risiko Faktor yang Berhubungan dengan
kejadian stunting. balita dengan riwayat ISPA Stunting pada Balita di Wilayah Kerja
memiliki risiko 7,01 kali menjadi stunting. Puskesmas Air Bangis Kabupaten
Pasaman Barat. Jurnal Kebidanan Dan
KESIMPULAN
Keperawatan, 10(2), 902–910.
Berdasarkan hasil telaah diperoleh 20 https://doi.org/https://doi.org/10.33859/d
artikel penelitian yang diekstrak terkait ksm.v10i2
Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan
4. Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018).
Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia
Analisis Faktor-Faktor Risiko terhadap
diantaranya sumber air bersih, akses sanitasi,
Kejadian Stunting pada Balita ( 0-59
pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga,
Bulan ) di Negara Berkembang dan Asia
kejadian diare, dan kejadian ISPA.
Tenggara. Media Litbangkes, 28, 247–
Hasil telaah terdapat hubungan signifikan
256.
antara variabel sumber air bersih, akses sanitasi,
https://doi.org/https://doi.org/10.22435/
pengelolaan limbah dan sampah rumah tangga,
mpk.v28i4.472
kejadian diare, dan kejadian ISPA dengan
kejadian stunting pada balita di Indonesia. 5. Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., &
Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kejadian Stunting pada
92
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
Buletin Jendela Data dan Informasi 14. M, A. C., Subagio, H. W., & Margawati,
Kementrian Kesehatan RI Situasi Balita A. (2016). Determinan Kejadian Stunting
Pendek. pada Bayi Usia 6 Bulan di Kota
10. Kullu, V. M., Yasnani, & Lestari, H. dan Frekuensi Diare dengan Stunting
Kecamatan Moramo Utara Kabupaten 16. Pertiwi, F. D., Hariansyah, M., &
Konawe Selatan Tahun 2017. Prasetya, E. P. (2019). Faktor Risiko
JIMKESMAS, 3, 1–11. Stunting pada Balita di Kelurahan
Sumberbaru Kabupaten Jember Tahun 17. Prihartono, N., & Jahiroh. (2017).
2018). Jurnal Kebidanan, 8(1), 28–32. Hubungan Stunting dengan Kejadia
12. Lestari, W., Margawati, A., & Tuberkulosis Pada Balita. The
13. Lobo, W. I., Talahatu, A. H., & Riwu, R. 12-36 Bulan di Wilayah Kerja
93
Jurnal Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (JK3L) / Vol.02 No.2 2021
19. Purnama, R., & Zairinayati. (2019). S. (2017). Faktor yang Berhubungan
Pandeglang. HEARTY Jurnal Kesehatan 26. World Healt Organization. (2018). The
Masyarakat, 7(2), 47–54. World Bank Group Joint Child
Hubungan Faktor Water, Sanitation, and 27. Wulandari, Rahayu, F., &
Hygiene ( WASH ) dengan Stunting di Darmawansyah. (2019). Hubungan
Wilayah Kerja Puskesmas Kotakulon, Sanitasi Lingkungan dan Riwayat
Kabupaten Bondowoso. Amerta Penyakit Infeksi dengan Kejadian
Nutrition, 164–170. Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i3.2019.1 Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara.
64-170 Jurnal Ilmiah AVICENNA, 14(2), 6–13.
22. Soeracmad, Y., Ikhtiar, M., & S, A. B. 28. Yuniarti, T. S., Margawati, A., &
(2019). Hubungan Sanitasi Lingkungan Nuryanto. (2019). Faktor Risiko
Rumah Tangga dengan Kejadian Kejadian Stunting Anak Usia 1-2 Tahun
Stunting pada Anak Balita di Puskesmas di Daerah Rob Kota Pekalongan. Jurnal
Wonomulyo Kabupaten Polewali Riset Gizi, 7(2), 83–90.
Mandar Tahun 2019. Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(2), 138–150.
94