Anda di halaman 1dari 13

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN WASTING PADA BALITA USIA


1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TEMPINO
TAHUN 2021

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Kebidanan

OLEH
DEWI SURYANI
NIM. 193001070087

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2021
2
3
ABSTRAK

Dewi Suryani
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Wasting Pada Balita
Usia 1-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Tempino Tahun 2021
Skripsi Program Studi S1 Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Adiwangsa Jambi, 2021

Wasting adalah kondisi ketika berat badan anak menurun, sangat kurang, atau
bahkan berada dibawah rentang normal. Di Indonesia angka kejadian wasting masih
di atas target nasional. Di kabupaten muaro jambi masih termasuk di peringkat
kedua setelah batanghari dengan 604 kejadian dan terdapat 34 balita wasting berada
di wilayah kerja puskesmas tempino. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada balita usia 1-5 tahun
di wilayah kerja puskesmas tempino.
Penelitian ini merupakan penelitian Observasional Analitik dengan desain
penelitian case control. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas
tempino yang dilakukan pada bulan agustus 2021. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh balita dengan kejadian wasting sebanyak 34 orang. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 68 orang yang diambil dengan teknik total sampling.
Pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri.
Analisa data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
penyakit infeksi, riwayat pemberian ASI eksklusif dan Status Imunisasi dengan
kejadian wasting. Hasil analisis statistik menunjukkan faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian wasting adalah penyakit infeksi (p-value 0,004),
Riwayat pemberian ASI Eksklusif (p-value 0,002) dan Status Imunisasi (p-value
0,004).
Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan promosi kesehatan di
wilayah kerja puskesmas tempino untuk meningkatkan kesejahteraan balita melalui
penyuluhan terhadap ibu melalui kegiatan penyuluhan serta pembagian brosur,
leaflet atau media lainnya.

Kata Kunci : Wasting, Penyakit Infeksi, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

4
ABSTRACT

Dewi Suryani
Factors Associated With The Incidence Of Wasting In Toddlers Aged 1-5 Years
In The Working Area Of The Tempino Public Health Center in 2021
Thesis of the Undergraduate Midwifery Study Program, Faculty of Health
Sciences Adiwangsa University Jambi 2021

Wasting is a condition when a child's weight decreases, is very less, or even


falls below the normal range. In Indonesia, the incidence of wasting is still above
the national target. In Muaro Jambi Regency, it is still ranked second after
Batanghari with 604 incidents and there are 34 wasting toddlers in the working
area of the Tempino Public Health Center. This study aims to determine the factors
associated with the incidence of wasting in toddlers aged 1-5 years in the working
area of the Tempino Public Health Center. This
research is an analytical observational research with a case control research
design. This research was conducted in the working area of the Tempino Public
Health Center which was conducted in August 2021. The population in this study
were all toddlers with 34 people with wasting. The sample in this study was 68
people who were taken by total sampling technique. Data collection by filling out
questionnaires and anthropometric measurements. Data analysis was univariate
and bivariate using chi square test. The results
showed that there was a significant relationship between infectious diseases,
history of exclusive breastfeeding and immunization status with the incidence of
wasting. The results of statistical analysis showed that the factors associated with
the incidence of wasting were infectious diseases (p-value 0.004), history of
exclusive breastfeeding (p-value 0.002) and immunization status (p-value 0.004).
It is hoped that the
results of this study can improve health promotion in the working area of the
Tempino Public Health Center to improve the welfare of toddlers through
counseling to mothers through counseling activities and distribution of brochures,
leaflets or other media.

Keywords: Wasting, Infectious Diseases, Exclusive Breastfeeding, Immunization


Status

5
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization) Wasting adalah kondisi ketika

berat badan anak menurun, sangat kurang, atau bahkan berada di bawah rentang

normal. WHO (World Health Organization) memperkirakan di seluruh dunia

pada tahun 2016 prevalensi wasting pada balita adalah 7,7% cenderung naik

dari prevalensi wasting pada tahun 2014 sebesar 7,5% dan masih lebih tinggi

dari target WHO tahun 2025 (WHO, 2017).

Status gizi yang rendah sangat berdampak pada kualitas sumber daya

manusia, karena status gizi dapat mempengaruhi produktivitas kerja, daya tahan

tubuh terhadap penyakit, kecerdasan, pertumbuhan dan perkembangan anak,

kematian ibu dan kematian bayi (Khomsan, 2014).

Masalah gizi salah satunya kekurangan energi yang bersifat akut (wasting),

bersifat kronis (stunting), bersifat akut dan kronis (underweight). Wasting

merupakan asupan gizi yang inadekuat atau adanya penyakit pada anak.

Keadaan ini mengakibatkan berat badan pada anak berkurang sehingga berat

badan anak tersebut tidak proporsional dengan tinggi badannya (Pramudya,

2011).

Menurut data UNICEF tahun 2017, tedapat 51 juta (7,5%) balita mengalami

wasting, dan tahun 2018 sebanyak 51 juta anak balita di dunia mengalami

wastes (kurus) dan 16 juta anak balita mengalami severalywasted (sangat

kurus). Masalah wasting (kurus) masih menjadi perhatian di dunia

6
2

karena memiliki prevalensi yang masih tinggi khususnya yang berasal dari

Benua Afrika dan Asia dengan pendapatan menengah kebawah (Unicef, 2019).

Di Indonesia pada tahun 2018 angka kejadian Wasting sebanyak 10,2%

mengalami kenaikan dari tahun 2017 (9,5%). Angka ini masih diatas target

Nasional dan terdapat 5 provinsi yang mengalami kenaikan angka kejadian

wasting tertinggi diantaranya Nusa Tenggara Barat (5,8%), Sumatera Selatan

(3,8%), Sumatera Barat (3,4%), Kalimantan Tengah (3,3%), Kalimantan

Selatan (2,9%), dan Jawa Timur (2,3%) (Kemenkes, 2018).

Data dari dinas kesehatan Provinsi Jambi pada tahun 2018 memiliki 5511

kasus untuk kejadian wasting sedangkan pada tahun 2019 turun menjadi 1517

kasus dan naik kembali di tahun 2020 menjadi 3664 kasus. Di tahun 2020 tiga

kabupaten dengan kejadian wasting tertinggi secara berurutan adalah

Kabupaten Batang Hari (678 kejadian), Kabupaten Muaro Jambi (602

kejadian), dan Tanjung Jabung Timur (521 kejadian). Sedangkan tiga kabupaten

dengan kejadian wasting terendah antara lain Kabupaten Tanjung Jabung Barat

(64 kejadian), Kabupaten Kerinci (57 Kejadian), dan Kota Sungai Penuh (4

Kejadian) (Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, 2020).

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan di puskesmas tempino di

dapatkan data wasting pada bulan januari sebanyak 13 kejadian, dan naik di

bulan februari sebanyak 42 kejadian, kemudian di bulan maret naik lagi menjadi

50 kejadian, pada bulan april mengalami kenaikan menjadi 52 kejadian,

kemudian turun di bulan mei sebanyak 34 kejadian balita wasting.


3

Adapun dampak yang ditimbulkan oleh wasting sebagai berikut:

perlambatan gerak lambung dan penurunan sekresi lambung, atrofi dan fibrosis

sel asinar pancreas, anemia, trombositopnia, berkurangnya volume jantung,

hilangnya otot-otot pernapasan, atrofi mukosa usus halus, penumpukan lemak

dalam hati, hypoplasia sel penghasil eritrosit, memudahkan infeksi

tuberkolosis, bronchitis, atau pneumonia, penurunan daya eksplorasi terhadap

lingkungan, peningkatan frekuensi menangis, penurunan interaksi sesamanya,

kurangnya perasaan gembira, cenderung menjadi apatis, gangguan kognitif,

penurunan prestasi belajar, gangguan tingkah laku, meningkatkan resiko

kematian (Pramudya, 2011).

Putri dan Miko Wahyono (2013) pada penelitiannya mengemukakan bahwa

faktor langsung dan tidak langsung yang berhubungan dengan kejadian wasting

di Indonesia antara lain kurangnya asupan energi, karbohidrat, dan lemak, pola

pemberian ASI yang tidak baik, infeksi yang dapat menurunkan nafsu makan

pada balita, kurangnya pendidikan ibu mengenai gizi dan pangan, pola asuh ibu

yang kurang baik, banyaknya jumlah balita dalam satu keluarga, tingkat

ketahanan pangan yang buruk, dan penghasilan rumah tangga yang sedikit.

Faktor-faktor penyebab kurang gizi dapat dilihat dari penyebab langsung

dan tidak langsung serta pokok permasalahan dan akar masalah. Faktor

penyebab langsung meliputi asupan makan dan penyakit infeksi, pada

penelitian Purwaningrum (2012).

Afriyani dan Malahayati (2015) pada penelitiannya mengemukakan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat ketahanan pangan dan tingkat
4

pendapatan keluarga dengan asupan nutrisi, antara status imunisasi dan riwayat

penyakit infeksi pada balita usia 1-5 tahun di puskesmas talang betutu kota

palembang.

Infeksi memberikan kontribusi terhadap defisiensi energi, protein, dan gizi

lain karena menurunnya nafsu makan sehingga asupan makanan berkurang.

Sakit pada anak mempunyai efek negatif pada pertumbuhan anak. Mgongo, et

all dalam penelitiannya menyebutkan anak yang sakit pada satu bulan terakhir

meningkatkan risiko terjadinya wasting. Dan tidak ada hubungan asi eksklusif

dg wasting, dalam penelitiannya juga mengemukakan bahwa anak laki-laki

lebih beresiko terkena wasting. (Mgongo, et all. 2017).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Wasting

pada Anak Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tempino”

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka dirumuskan

permasalahan “Bagaimana Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian

Wasting pada Balita Usia 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Tempino?”.
5

Tujuan

Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-

faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada balita usia 1-5

Tahun di wilayah kerja puskesmas tempino.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik wasting pada balita .

2. Mengetahui hubungan faktor penyakit infeksi (diare dan demam)

dengan kejadian wasting.

3. Mengetahui hubungan faktor status imunisasi dengan kejadian

wasting.

4. Mengetahui hubungan faktor riwayat pemberian ASI Eksklusif

dengan kejadian wasting.

Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Peneliti mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku

perkuliahan, khususnya mata kuliah metodologi penelitian dan juga tentang

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian wasting pada balita.

2. Bagi Responden

Diharapkan untuk responden bisa menjaga kebutuhan nutrisi agar

terjaga berat badan balitanya.

3. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan

pelayanan kesehatan, khususnya pada balita.


6

4. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan, sehingga dapat di jadikan

acuan peneliti yang tertarik untuk meneliti judul ini.

Hipotesis

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi, ASI eksklusif,

status imunisasi terhadap kejadian wasting pada balita usia 1-5 Tahun

tahun 2021

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

wasting pada balita usia 1-5 Tahun di wilayah kerja puskesmas tempino. Pada

penelitian ini menggunakan sampel balita dengan kejadian wasting pada

kelompok case dan balita tidak dengan wasting pada kelompok kontrol.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan agustus 2021 di wilayah kerja

puskesmas tempino. Dengan menggunakan desain penelitian case control.


7

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M., Wirjatmadi, B., 2016. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta:

Prenada Media

Afriani, Rahmalia. Nura Malahayati dan Hartati. 2016. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Kejadian Wasting Pada Balita Usia 1-5 Tahun Di

Puskesmas Talang Betutu Kota Palembang. Jurnal Kesehatan, Volume

VII. Nomor 1. April 2016, hlm 66-72

Almatsier, S., Soetardjo. S & Soekarti, M. 2016. Gizi Seimbang Dalam Daur

Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Arisman. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Derso, T., Tariku, A., et all. Stunting, Wasting And Associated Factors Among

Children Aged 6-24 Months In Dabat Health And Demographic

Surveilance System Site: A community based cross-sectional study in

Ethiopia. BMC pediatr.17, 1-9. 2017

Hidayat, A. A., 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika

Kementrian Kesehatan RI. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) dan Penjelasannya

Tahun 2016. Kementrian Kesehatan RI, 2017

Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Pramudya, A, E., & Bardosono, S. 2012. Prevalensi Anak Beresiko Wasting dan

Faktor-faktor yang berhubungan: Studi cross sectional Pada anak usia 3-

9 Tahun di Pesantren Tapak Sunan. Jakarta.


8

Putri, D. S. K., & Wahyono, T.Y.M. 2013. Faktor Langsung dan Tidak Langsung

Yang Berhubungan Dengan Kejadian Wasting Pada Anak Umur 1-5

Tahun di Indonesia Tahun 2010. Media Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan, 23 (3), 110-121

Supariasa, I. D. N., Bakri, B. & Fajar, I. Penelitian Satatus Gizi. EGC. 2016

World Health Organization. WHA Global Nutrition Targets 2025: Wasting Policy

Brief. WHO Pub. 1-7 (2014). Doi : WHO/NMH/NHD/14.3

UNICEF. WHO & Group, W. B. Levels and Trends in Child Malnutrition, Jt. Child

Malnutrition Estim. ED. 2017

Yisak, H., Gobena, T. & Mesfin, F. Prevalence and Risk Factors For Under

Nutrition Among Children Under Five at Haramaya District, Eastern

Ethiopia. BMC Pediatr. 15, 1-7. 2015

Anda mungkin juga menyukai