Anda di halaman 1dari 8

ANALISA JURNAL 1000 HARI KEHIDUPAN ANAK

ADE TRI PUTRA HUMENA


NIM :19010001
PRODI S1 KEPERAWATAN
JURNAL 1 ,2,3
 Pengaruh pola asuh pemberian makan terhadap
kejadian stunting. 527-1872-1-PB-2.pdf

 Hubungan pola asuh ibu dengan kejadian stunting


anak usia 12-59 bulan 959-Article Text-4001-1-10-20210602.pdf

 Analysis of stunting factors in children aged 24-


59 months during the covid-19 pandemic
5134-603-20982-5-10-20220419.pdf
1.PENGERTIAN
 Stunting merupakan inidikator kegagalan pertumbuhan, dimana
pertumbuhan tinggibadan balita tidak sesusi dengan usianya, yaituz-score
tinggi menurut umur (TB/U) lebih dari2 standar deviasi di bawah median
Standar Pertumbuhan Anak Organisasi Kesehatan Dunia.
 Stunting berdampak pada pertumbuhan fisik anak. Penyebab stunting
diantaranya faktor gizi,pemberian ASI eksklusif, tingkat pendidikan,
pengetahuan ibu dan riwayat BBLR. Dukunganasupan gizi yang baik
untuk anak memerlukan kemampuan ibu dalam memberikanpengasuhan
pada anak.
 The covid-19 pandemic has hindereds mothers and childrens from
accesing apporiate healthcare service . The pandemic has also instigated
changes in services post ( posyandu ) activities and limiting healthcare
service in public health centers ( puskesmas ) due to social distancing.
2. ANGKA KEJADIAN STUNTING
 Angka kejadian stunting di alami sebanyak 31,8% ( 14,8% balita sangat
pendek dan 17,0% pendek ) normal 68,1%
 Indonesia memiliki prevalensi cukup tinggiyaitu pada tahun 2018 sekitar
30,8%, denganrincian didapatkan balita pendek yaitu 19,3%dan balita
sanagt pendek 11,5% balita sangatpendek). (Kemenkes RI, 2018) Data
stunting diKalimantan Selatan terdapat sebesar 31,1 %yang menempatkan
Kalimantan selatan selatansebagai peringkat ke delapan secara
nasionaldari 34 provinsi di Indonesia(KementerianKesehatan, 2016) Data
dinkes pronsi kalseltahun 2019 menempatkan kota banjarbarusebagai
peringkat kedua angka kejadianstunting setelah kabupaten tabalong
yaiknisebesar 38,33 %. Sedangkan angka kejadianstunting sendiri di
puskesmas cempaka kotabanjarbaru mencapai angka 19,25%
(DinasKesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, 2019)
3. SOLUSI YANG DI BERIKAN
 Pola makan
Bagi anak anak dalam masa pertumbuhan,memperbanyak sumber protein
sangat di anjurkan ,disamping itu tetap membiasakan mengkonsumsi
buah dan sayur.
 Pola asuh

Edukasi tentang kesehatan dan gizi bagi remeja sebagai cikalbakal


keluarga,hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi
kebutuhan gizi saat hamil untuk peningkatan kesehatan gizi ibu dan anak
 Perlakuan ibu terhadap anaknya

 Pandemi covid-19

 Faktor lingkungan
4.HASIL PENELITIAN
 Hasil penelitian ini, yaitu dilakukan didi Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan SenenJakarta Pusat
menunjukkan dari 182 balita, terdapat sebesar 31,8% balita stunting yaitu dimana14,8% balita ‘sangat
pendek’ dan 17,0% ‘pendek’(Tabel 1). Menurut WHO, jika suatu wilayahmemiliki prevalensi stunting
melebihi 20%, termasuk dalam ketegori tinggi. Dengan demikian,prevalensi stunting di wilayah ini
masih tinggi.Kondisi ini sejalan dengan masih banyaknya ibuyang memberikan pola asuh pemberian
makanyang kurang terhadap balita yaitu sebesar 48,9%.Berdasarkan hasil penelitian ini, mayoritas ibu
mengaku telah berusaha keras untuk anak makan (84.6%) dan hampir seluruh ibu(96.7%) menyuapi
anaknya saat makan. Sebagian besar ibu memberikan pujian jika anak maumenghabiskan makanannya
(70%) dan sebaliknya bahwa sebagian besar ibu juga akan memberikan hukuman terhadap anak jika
tidak maumakan (72.5%). Contoh hukuman yang umumibu berikan kepada anak yaitu dengan cara
melarang anak untuk bermain begitupun sebaliknya.
 Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagianbesar pola asuh ibu adalah dalam kategori polaasuh yang
buruk. Peran seorang ibu sangatpenting terutama dalam pemberian nutrisi padaanaknya, ibu harus
mampu memberikanperhatian, dukungan, berperilaku yang baikbaik khususnya dalam pemberian
nutrisidiantaranya memberikan pengasuhan tentangcara makan, memberikan makanan
yangmengandung gizi yang baik dan sehat,menerapkan kebersihan nutrisi, kebersihan dirimaupun anak
juga lingkungan selama persiapanataupun saat memberikan makanan sertamemanfaatkan layanan
kesehatan dengan baikguna menunjang peningkatan atau perbaikannutrisi anak.
5.KESIMPULAN DAN SARAN
 Faktor yang berhubungan bermakna ataumempengaruhi kejadian stunting pada
balitaadalah BBLR, pola asuh pemberian makan danfrekuensi konsumsi energi. Faktor
yang palingdominan berhubungan dengan kejadian stuntingpada balita adalah pola
asuh pemberian makan.Balita dari ibu dengan pola asuh pemberianmakan yang rendah
cenderung 6 kali lebih tinggi menyebabkan kejadian stunting pada balitadibandingkan
ibu dengan pola asuh pemberianmakan tinggi.
 Pada penelitan ini dapat di simpulkan bahwaterdapat hubungan antara pola asuh ibu
dmasalah stunting pada anak usia 12-59 bulan dikelurahan cempaka di wilayah kerja
Puskesmascempaka kota banjarbaru. Ibu yang memilikipola asuh yang baik pastinya
akan selalumemperhatikan kondisi anaknya, sehingga ibudapat melakukan pencegahan
lebih diniterhadap masalah stunting. Begitu pulasebaliknya, dengan pola asuh ibu yang
burukakan memberikan dampak yang buruk jugapada pertumbuhan dan perkembangan
anakterutama status nutrisi anak. Kebanyakan anakyang stunting memiliki pola asuh
ibu yangburuk atau kurang baik sehingga ibu berpotensiakan mengabaikan hal-hal
penting berkaitandengan penyebab masalah gizi.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai