PUSKESMAS GALIS
PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
1523020016
FAKULTAS KEDOKTERAN
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
unit pada skor HAZ pada anak-anak yang berusia ≤2 tahun dengan
peningkatan sebesar 0,22 Standard Devisiasi (SD) pada fungsi kognitif di masa
kanak-kanak pada usia 5-11 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa malnutrisi
kronis pada masa awal kehidupan memiliki dampak jangka panjang pada
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi dalam waktu cukup lama. Stunting
ditandai dengan panjang atau tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2
pendek / severely stunted). Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam
kandungan dan baru nampak dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).(2)
juta) atau lebih dari satu dari lima anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia
wilayah Afrika Barat dan Tengah 32,5%, lalu disusul dengan wilayah Afrika
Timur dan Selatan 32,3%, dan ketiga ada di wilayah Asia Selatan 31,8%.(3)
setelah Timor leste.(4) Dari data tersebut didapatkan angka prevalensi stunting
di tahun 2022 tidak sesuai dengan target yang ditetapkan sebelumnya yaitu
provinsi Nusa Tenggara Timur dengan nilai 35,3% dan prevalensi stunting
Jawa Timur yang tertinggi berada di daerah Kabupaten Jember dengan nilai
ke-6 setelah Kabupaten Lamongan dengan nilai 26,2%. (4) Menurut laporan
bahwa persentase stunting pada kelompok usia Bawah Lima Tahun (BALITA)
29,4% lebih besar jika dibandingkan dengan usia Bawah Dua Tahun
(BADUTA) 27,4%. (6) Salah satu penyebab angka stunting di Indonesia yang
masih tinggi saat ini dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi
Stunting dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang kuat
pengetahuan ibu mengenai gizi saat masa kehamilan dan masa nifas,
terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan Ante Natal Care (ANC) atau
pelayanan post natal care dan masih kurangnya akses keluarga ke makanan
bergizi, kurangnya akses sanitasi dan air bersih juga merupakan penyebab
stunting. Stunting juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, tinggi badan ayah,
tinggi badan ibu, pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, pola asuh, dan
pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. (7) Stunting juga lebih tinggi pada
ibu yang lebih teredukasi (24,0%). Dari 110 negara dengan data stunting yang
memiliki tingkat stunting yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang
Pengetahuan yang dimiliki oleh ibu tentang gizi berperan penting dalam
pengetahuan yang baik tentang gizi dapat menyediakan makanan yang baik
makanan yang berkualitas, kuantitas yang tepat, dan keragaman pangan yang
dikonsumsi.(9)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ika Desi et al. yang berjudul
Balita di tahun 2018. Dari 130 responden di wilayah kerja Puskesmas Saptosari,
Desa Planjan didapatkan hasil bahwa kasus anak yang mengalami stunting
Sementara itu, kasus stunting paling sedikit ditemukan sebanyak 2 balita atau
1,5%, pada ibu yang memiliki pengetahuan baik (p=0,00). (10) Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Silvia Gea et al. yang berjudul Hubungan
Cikulur Lebak Banten Tahun 2020. Dari 96 responden, ditemukan 29 ibu yang
stunting. Dari 34 ibu yang memiliki pengetahuan cukup baik sebanyak 12 atau
12,50% anak yang mengalami stunting. Sedangkan dari 33 ibu yang memiliki
kejadian stunting pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Galis.
kejadian stunting pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas Galis.
dengan kejadian stunting pada anak usia balita di wilayah kerja puskesmas
Galis.
terjadinya stunting.
2.1.1 Stunting
skor z tinggi badan dibandingkan usia yang lebih rendah dari median
SD. Stunting pada anak dapat terjadi dalam 1000 HPK dan berkaitan dengan
pendek/severely stunted).(13)
malnutrisi yang kronis dalam jangka waktu yang lama. Stunting dapat
(149,2 juta) atau lebih dari satu dari lima anak di bawah usia 5 tahun di
berdasarkan hasil SSGI pada tahun 2022 angka prevalensi stunting sebesar
ke-2 di Asia Tenggara setelah Timor leste. Dari data tersebut didapatkan
angka prevalensi stunting di tahun 2022 tidak sesuai dengan target yang
stunting di Jawa Timur menurut data SGGI di tahun 2022 sebesar 19,2%
tubuh berdasarkan usia dan tingkat gizi. Fungsi dari penilaian antropometri
pada anak.
(Z - Score)
kwashiorkor.
badan. Bradikardia dan hipotensi juga umum terjadi pada kasus yang
fungsi motorik, dan ingatan telah dikaitkan dengan malnutrisi. Efek pada
otak yang sedang berkembang mungkin tidak dapat diubah setelah usia 3-4
tahun.(17)
lemak yang rendah, pengeluaran energi yang rendah, resistensi insulin, dan
kerja yang menurun, dan hasil reproduksi ibu yang tidak menguntungkan
pada masa dewasa. Selain itu, anak yang mengalami stunting dan
mengalami kenaikan berat badan yang cepat setelah usia 2 tahun memiliki
risiko lebih tinggi untuk menjadi overweight atau obesitas di masa dewasa.
(18)
Menurut National Health Service (NHS) gejala stunting pada anak dapat
mencakup:
1. Tidak tumbuh atau menambah berat badan sesuai dengan tingkat yang
3. Konsentrasi berkurang(19)
untuk menilai status gizi pada populasi tertentu misalnya setiap 1 tahun
atau 5 tahun sekali atau hanya dilakukan pada 1 kali periode saja. Tujuan
penilaian status gizi di sini adalah untuk mengetahui prevalensi status gizi.
TB/U).
Gambar 2.1 Grafik Z-Score WHO TB/U anak laki-laki usia 6 bulan – 2 tahun
Gambar 2.2 Grafik Z-Score WHO TB/U anak perempuan usia 6 bulan – 2 tahun
Gambar 2.3 Grafik Z-Score WHO TB/U anak laki – laki usia 2 – 5 tahun
Gambar 2.4 Grafik Z-Score WHO TB/U anak perempuan usia 2 – 5 tahun
dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak Perempuan umur
0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks PB-TB/U: di bawah -2 SD disebut
dibandingkan dengan median (Garis 0). Status Gizi Anak Laki-laki umur
0-2 tahun dan 2-5 tahun dengan indeks PB-TB/U: dibawah -2 SD disebut
Stunted).(15)
status gizi buruk pada anak-anak dan ibu hamil, tetapi juga karena faktor
di Indonesia adalah praktik orang tua yang tidak memadai, akses terbatas
pada layanan fasilitas kesehatan, termasuk ANC terutama untuk kesehatan
ibu hamil, akses terbatas pada makanan bergizi untuk keluarga, serta akses
Faktor orang tua terdiri dari status gizi ibu selama 1000 HPK,
kerabat ibu yang memiliki postur tubuh lebih pendek. Gizi ibu
panjang anak-anak. Pada masa kritis 1000 HPK, ibu merupakan satu-
tingkat pendidikan orang tua, dan pekerjaan orang tua, dapat secara
faktor risiko stunting pada anak, status gizi dan faktor genetik (tinggi
Dengan kata lain, jika salah satu atau kedua orang tua memiliki postur
anak, proses menyusui dalam 6 bulan atau lebih, jenis kelamin anak,
dan usia anak. Perkembangan balita harus dimonitor agar jika terjadi
pada saat yang tepat, bayi akan mengalami kekurangan gizi karena
ASI atau susu formula tidak lagi dapat memenuhi semua kebutuhan
3. Faktor lingkungan
adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, dan tidak
Selatan, Afrika Sub-Sahara, dan Asia Timur dan Pasifik. Oleh karena
Indonesia kata tahu memiliki arti antara lain mengerti sesudah melihat
hasil dari keinginan manusia untuk mengetahui tentang segala hal melalui
bervariasi, ada yang diperoleh langsung dan tak langsung, ada yang
bersifat tidak stabil dan subyektif serta spesifik, dan ada pula yang bersifat
Jika seorang ibu memiliki pengetahuan gizi yang baik, maka ia dapat
keluarga.(9)
diklasifikasikan menjadi :
1. Berdasarkan obyek
untuk memperolehnya.
a. Pengetahuan ilmiah
pesannya, yaitu:
a. Tahu bahwa
b. Tahu bagaimana
c. Tahu akan
pribadi secara langsung akan obyek. Ciri pengetahuan ini ialah bahwa
yaitu berkaitan dengan barang atau obyek khusus yang dikenal secara
pribadi.
d. Tahu mengapa
Pengetahuan ini didasarkan pada refleksi, abstraksi dan penjelasan.
Tahu mengapa ini jauh lebih mendalam dari pada tahu bahwa, karena
berjalan lebih jauh dan kritis dengan mencari informasi yang lebih
peristiwa yang berkaitan satu sama lain. Ini adalah model pengetahuan
Bloom, terdiri dari enam tingkat, mulai dari yang paling rendah hingga
a. C1 (pengetahuan)
selanjutnya.
b. C2 (Pemahaman)
c. C3 (Penerapan)
d. C4 (Analisis)
materi)
e. C5 (Sintesis)
hubungan abstrak.
f. C6 (Evaluasi)
yaitu :
kategori yaitu :
a. Receiving/Attending/Penerimaan
b. Responding/Menanggapi
c. Valuing/Penilaian
didik tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan akan tetapi
d. Organization/Organisasi/Mengelola
e. Characterization/Karakteristik
gerak fisik (motorik). Kategori yang termasuk dalam ranah ini adalah
a. Meniru
b. Memanipulasi
diajarkan.
c. Pengalamiahan
meyakinkan.
d. Artikulasi
a. Usia
b. Jenis kelamin
2. Faktor eksternal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu keburukan yang harus dilakukan demi
banyak tantangan.
c. Pengalaman
melahirkan sebelumnya.
d. Sumber informasi
e. Minat
f. Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
maupun sosial.
g. Sosial budaya
pendidikan yang lebih baik akan lebih mudah menerima informasi daripada
mereka yang kurang berpendidikan. Informasi ini sangat penting bagi ibu
menu makanan yang sehat dan bergizi bagi dirinya serta keluarga sangat
penting dalam upaya pemenuhan dan peningkatan mutu gizi anak yang
diperlukan. Oleh karena itu, pemahaman dan pengetahuan ibu tentang gizi
stunting. Kejadian stunting pada balita cenderung terjadi pada ayah dan ibu
dalam hal ini adalah ayah dan ibu akan berpengaruh pada kecenderungan
untuk memilih makanan yang lebih baik dalam jumlah dan mutu untuk
stunting maupun non- stunting ditemukan pada ayah yang bekerja sebagai
karyawan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ayah tidak mengambil peran
No Penelitian Metode
menggunakan kuesioner
kemudian dihitung
menggunakan rumus
terjadinya stunting.
Kejadian Stunting Anak Balita Usia 12-59 Lameshow pada tahun 1997,
reliabilitasnya. Data
menggunakan instrumen
dianalisis dengan
menggunakan teknik
komputerisasi dan diuji
dengan chi-square
stunting. Pengetahuan ibu yang kurang dapat menjadi faktor penyebab untuk
terjadinya stunting pada anak balita
3.3 Hipotesis
DAFTAR PUSTAKA