2
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN ABDOMEN
2. PELAKSANAAN LATIHAN
a. Kuasailah teori cara pemeriksaan abdomen dengan baik
b. Lakukanlah pemeriksaan abdomen pada partner anda secara sistematis
c. Mintalah bantuan instruktur anda, apabila anda menemui kesulitan
GAMBAR 1
Untuk tujuan deskripsi, biasanya abdomen dibagi menjadi 4 kuadran menurut dua garis
imaginer yang saling tegak lurus dan berpotongan di umbilicus : kanan atas, kanan
bawah, kiri ats dan kiri bawah. Tetapi kadang digunakan sistem pembagian yang lain
yang membagi abdomen menjadi 9 bagian. Tiga sebutan yang biasa digunakan pada
sistem ini adalah epigastrik, umbilical, dan hipogastrik atau suprapubik ( Gambar 2 ).
3
GAMBAR 2
Pada waktu memeriksa abdomen, dapat teraba beberapa organ yang normal.
Kolon sigmoid dapat teraba sebagai suatu saluran sempit yang agak keras pada kuadran
kiri bawah, sedangkan coecum dan sebagian dari colon ascenden membentuk suatu tube
yang lebih lunak dan lebih lebar di kuadran kanan bawah. Bagian dari kolon transversum
dan kolon descenden dapat pula diraba.
Walaupun tepi bawah hepar normal terletak lebih rendah daripada batas bawah
kosta kanan, karena konsistensinya yang lunak kadang-kadang normal sulit untuk diraba.
Bagian bawah dari ginjal kanan, kadang-kadang dapat juga diraba pada kuadran kanan
atas, tetapi pada daerah yang lebih dalam, terutama pada wanita yang kurus, dengan
dinding abdomen yang betul-betul relaks.
Pulsasi dari aorta abdominalis dapat terlihat dan biasanya teraba di bagian atas
abdomen, sedangkan pulsasi arteria iliaka kadang-kadang teraba di kuadran bawah.
Kandung kemih yang penuh dan teregang dan uterus dalam kehamilan dapat
teraba di atas symphisis pubis. Pada orang kurus dengan dinding abdomen yang relaks,
beberapa sentimeter di bawah umbilicus, kadang-kadang teraba promontorium sacralis
atau tepi depan vertebra sacralis pertama. Pada pemeriksa yang belum terbiasa dengan
suatu tonjolan yang keras seperti ini, kadang menyalahartikannya sebagai suatu tumor.
Processus xyphoideus juga suatu tonjolan yang kadang-kadang dirasakan dan
disalahartikan sebagai tumor oleh pasien.
4
Kavum abdomen meluas mulai dari daerah di bawah diaphragma yang terlindung
oleh kosta. Di daerah yang terlindung ini, terletak sebagian besar dari hepar, gaster dan
seluruh bagian dari lien yang normal. Organ-organ pada daerah terlindung tersebut tidak
dapat diraba (dipalpasi), tetapi dengan perkusi dapat diperkirakan adanya organ-organ
tersebut. Sebagian besar dari kandung empedu normal terletak di sebelah dalam dari
hepar, sehingga hampir tidak dapat dibedakan. Duodenum dan pancreas terletak di bagian
dalam kuadran atas abdomen, sehingga dalam keadaan normal tidak teraba.
Ginjal adalah organ yang terletak di daerah posterior, terlindung oleh tulang
rusuk, sudut costovertebral ( sudut yang dibentuk oleh batas bawah kosta ke-12 dengan
processus transverses vertebra lumbalis ) merupakan daerah untuk menentukan ada
tidaknya nyeri ginjal.
3. CARA PELAKSANAAN
Syarat-syarat pemeriksaan abdomen yang baik adalah :
a. Penerangan ruangan yang memadai
b. Penderita dalam keadaan rileks
c. Daerah abdomen mulai dari atas processus xyphoidius sampai symphisis pubis harus
terbuka.
Untuk memudahkan relaksasi :
1. Kandung kencing dalam keadaan kosong
2. Penderita berbaring terlentang dengan bantal dibawah kepala dan lututnya
3. Kedua lengan diletakkan disamping badan, atau diletakkan menyilang pada dada.
Tangan yang diletakkan di atas kepala akan membuat dinding abdomen tegang dan
mengeras, sehingga menyulitkan palpasi.
4. Gunakan tangan yang hangat, permukaan stetoskop yang hangat, dan kuku yang
dipotong pendek. Menggosokkan kedua tangan akan membantu menghangatkan
tangan anda.
5. Mintalah penderita untuk menunjukkan daerah yang terasa sakit dan memeriksa
daerah tersebut terakhir.
6. Lakukanlah pemeriksaan dengan perlahan, hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba.
7. Apabila perlu, ajaklah penderita berbicara
8. Apabila penderita amat ketakutan atau kegelihan, mulailah pemeriksaan dengan
menggenggam kedua tangannya dibawah tangan anda, kemudian secara pelan-pelan
bergeser untuk melakukan palpasi.
5
9. Monitorlah pemeriksaan anda dengan memperhatikan muka/ekspresi penderita.
Biasakanlah untuk mengetahui keadaan di tiap bagian yang anda periksa.
Pemeriksaan dilakukan dari sebelah kanan penderita, dengan urutan: inspeksi, auskultasi,
perkusi dan palpasi.
INSPEKSI
Mulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi anda berdiri disebelah kanan
penderita. Apabila Anda akan akan memeriksa gerakan peristaltik, sebaiknya dilakukan
dengan duduk, atau agak membungkuk, sehinggga anda dapat melihat dinding abdomen
secara tangensial.
Perhatikanlah :
1. Kulit :Apakah ada sikatriks, striae atau vena yang melebar. Secara normal mungkin
terlihat vena-vena kecil. Striae yang berwarna ungu terdapat pada sindroma Cushing
dan vena yang melebar dapat terlihat pada cirrhosis hepatic atau bendungan vena
cava inferior. Perhatikan pula apakah ada rash atau lesi-lesi kulit lainnya.
2. Umbilikus : Perhatikan bentuk dan lokasinya, dan apakah ada tanda-tanda inflamasi
atau hernia.
3. Perhatikanlah bentuk permukaan (contour) abdomen termasuk daerah inguinal
dan femoral : datar, bulat, protuberant atau scaphoid? Bentuk yang melendung
mungkin disebabkan oleh asites, penonjolan supra pubik oleh kehamilan atau
kandung kencing penuh. Tonjol asimetris mungkin terjadi karena pembesaran organ
setempat atau massa.
4. Simetri dinding abdomen
5. Pembesaran organ : mintalah penderita untuk bernafas, perhatikan apakah nampak
adanya hepar atau lien yang menonjol di bawah arcus costa
6. Massa
7. Peristaltik : Apabila anda mencurigai adanya obstruksi usus, amatilah peristaltik
selama beberapa menit. Pada orang yang kurus, kadang-kadang peristaltik normal
dapat terlihat.
8. Pulpasi : Pulsasi aorta yang normal kadang-kadang dapat terlihat di daerah
epigastrium.
6
AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi abdomen berguna untuk memperkirakan gerakan usus
dan kemungkinan adanya gangguan vaskuler. Anda harus banyak berlatih hingga betul-
betul mengenali keadaan normal dan variasi normal. Auskultasi abdomen dilakukan
sebelum perkusi dan palpasi, karena kedua pemeriksaan tersebut dapat mempengaruhi
frekuensi suara usus. Letakkan diafragma dari stetoskop anda dengan lembut pada
abdomen.
Dengarkanlah suara usus dan perhatikanlah frekuensi dan karakternya, suara
yang normal terdiri dari clicks dan gurgles, dengan frekuensi kira-kira 5 sampai 35 per
menit. Kadang-kadang anda dapat mendengar borborygmi, yaitu gurgles yang panjang.
Karena suara usus akan desebarkan ke seluruh abdomen, maka mendengarkannya pada
satu tempat saja, misalnya kuadran kanan bawah, biasanya sudah memadai. Suara usus
ini dapat berubah pada diare, sumbatan usus, ileus paralitikus dan peritonitis.
Pada penderita dengan hipertensi, periksalah daerah epigastrium dan daerah
kuadran kanan dan kiri atas, apakah ada bising. Bising pada systole dan diastole pada
penderita hipertensi menunjukkan adanya stenose arteria renalis. Sedangkan bising
systole saja pada daerah epigastrium dapat terdapat pada orang normal.
Gambar 3
PERKUSI
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk memperkirakan ukuran hepar
dan kadang-kadang lien, menemukan asites, mengetahui apakah suatu masa padat atau
kistik, dan untuk mengetahuai adanya udara pada lambung dan usus.
Orientasi
Lakukanlah perkusi pada ke empat kuandran untuk memperkirakan distribusi
suara timpani dan redup. Biasanya suara timpanilah yang dominant karena adanya gas
7
pada saluran gastrointestinal, tetapi cairan dan feses menghasilkan suara redup. Pada sisi
abdomen perhatikanlah daerah dimana suara timpani berubah menjadi redup. Periksalah
daerah suprapubik untuk mengetahui adanya kandung kencing yang tegang atau uterus
yang membesar.
Perkusilah dada bagian bawah, antara paru dan arkus costa, anda akan
mendengar suara redup hepar di sebelah kanan, dan suara timpani di sebelah kiri karena
gelembung udara pada lambung dan fleksura splenikus kolon. Suara redup pada kedua
sisi abdomen mungkin menunjukkan adanya asites.
Hepar
Lakukanlah perkusi pada garis midclavicula kanan, mulai dari bawah umbilicus
( di daerah suara timpani ) ke atas, sampai terdengar suara redup yang merupakan batas
bawah hepar. Kemudian, lakukanlah perkusi dari daerah paru kebawah untuk
menentukan batas atas hepar. Sekarang ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup
hepar tersebut.
Ukuran ini pada orang yang tinggi, lebih besar dari pada orang yang pendek, dan
biasanya pria lebih besar dari pada wanita. Pada penderita penyakit obstruksi paru kronik
( PPOK ), batas bawah hepar dapat lebih ke bawah, tetapi jarak/daerah redup hepar tidak
berubah. Apabila hepar tampaknya membesar, perkusilah daerah lain untuk mengetahui
garis batas bawah hepar.
Lien yang normal terletak pada lengkung diafragma, di sebelah posterior garis
midaksiler. Suatu daerah kecil suara redup dapat ditemukan diantara suara sonor paru dan
suara timpani, tetapi mencari suara redup lien ini tidak banyak gunanya. Perkusi lien
hanya berguna bila dicurigai atau didapatkan splenomegali. Apabila membesar, lien akan
membesar ke arah depan, ke bawah dan ke medial, mengganti suara timpani dari
lambung dan kolon, menjadi suara redup. Apabila anda mencurigai splenomegali,
cobalah pemeriksaan-pemeriksaan berikut :
1. Perkusilah daerah spatium intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri. Daerah
ini biasanya timpanik. Kemudian mintalah penderita untuk menarik nafas panjang
dan lakukan perkusi lagi. Apabila lien tidak membesar, suara perkusi tetap timpani.
Apabila suara menjadi redup pada inspirasi, berarti ada pembesaran lien. Walaupun
demikian, kadang-kadang terdapat juga suara redup pada lien normal ( falsely
positive splenic percussion sign ).
8
2. Perkusilah daerah redup lien dari berbagai arah. Apabila ditemukan daerah redup
yang luas, berarti terdapat pembesaran lien. Pemeriksaan perkusi untuk mengetahui
adanya pembesaran lien, dapat terganggu oleh berbagai isi lambung dan kolon, tetapi
pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya pembesaran lien sebelum lien teraba
pada palpasi.
Gambar 4
PALPASI
Palpasi ringan ( superfisial ) berguna untuk mengetahui adanya ketegangan otot,
nyeri tekan abdomen dan beberapa organ dan masa superfisial.
Dengan posisi tangan dan lengan bawah horizontal, dengan menggunakan
telapak ujung jari-jari secara bersama-sama, lakukanlah gerakan menekan yang lembut,
dan ringan. Hindarkan suatu gerakan yang mengentak. Dengan perlahan, rasakan semua
kuadran. Carilah adanya masa atau organ, daerah nyeri takan atau daerah yang tegangan
ototnya lebih tinggi (spasme). Apabila terdapat tegangan, carilah apakah ini disadari atau
tidak, dengan mencoba cara merelakskan penderita, dan melakukan palpasi pada waktu
ekspirasi.
Hepar
Letakkan tangan kiri anda dibelakang penderita, menyangga costa ke-11 dan ke-
12 dengan posisi sejajar pada costa. Mintalah penderita untuk relaks. Dengan mendorong
hepar ke depan, hepar akan lebih mudah teraba dari depan dengan tangan kanan.
Tempatkan tangan kanan anda pada abdomen penderita sebelah kanan, di sebelah lateral
otot rektus, dengan ujung jari ditempatkan di bawah batas bawah daerah redup hepar.
Dengan posisi jari tangan menunjuk ke atas atau obliq, tekanlah dengan lembut kearah
dalam dan ke atas (Gambar 5).
9
Mintalah penderita untuk bernafas dalam-dalam. Cobalah merasakan sentuhan
hepar pada jari anda pada waktu hepar bergerak ke bawah, dan menyentuh jari anda.
Apabila anda merasakannya, kendorkanlah tekanan jari anda, sehingga hepar dapat
meluncur di bawah jari anda, dan anda dapat meraba permukaan anterior hepar penderita.
Apabila anda dapat merasakannya, batas hepar normal adalah lunak, tegas, dan tidak
berbenjol-benjol. Besarnya tekanan pada dinding abdomen pada pemeriksaan besar
tergantung pada tebal tipisnya otot rektus. Apabila anda susah merabanya, pindahlah
palpasi pada daerah yang lebih dekat ke arcus costa.
Pemeriksaan dapat juga dilakukan dengan tekhnik mengait. Berdirilah sebelah
kanan penderita. Letakkanlah kedua tangan anda bersebelahan di bawah batas bawah
redup hepar. Mintalah penderita untuk bernafas dalam-dalam dengan nafas perut,
sehinggga pada inspirasi hepar dan juga lien dan ginjal akan berada pada posisi teraba
(Gambar 6).
Gambar 5
Gambar 6
10
Letakkan tangan kiri anda untuk menyangga dan mengangkat costa bagian bawah
sebelah kiri penderita. Dengan tangan kanan diletakkan di bawah arcus costa, lakukanlah
tekanan kea rah lien. Mulailah palpasi di daerah yang cukup rendah untuk dapat meraba
lien yang membesar. Mintalah penderita untuk bernafas dalam-dalam, dan cobalah untuk
merasakan sentuhan lien pada ujung jari anda. Lien yang membesar dapat terlewat dan
pemeriksaan ( tidak dapat teraba ) apabila pemeriksa mulai palpasi pada daerah yang
terlalu ke atas. Perhatikanlah adanya nyeri tekan, bagaimana permukaannya, dan
perkirakan jarak antara lien dengan batas rendah dari kosta kiri yang terbawah.
Ulangilah pemeriksaan dengan penderita pada posisi miring ke kanan, dengan tungkai
fleksi pada paha dan lutut. Pada posisi ini, gaya gravitasi akan menyebabkan lien
terdorong ke depan dan ke kanan sehinggga lebih mudah teraba.
Ginjal
a. Ginjal Kanan
Letakkan tangan kiri anda di belakang penderita, paralel pada costa ke-12,
dengan ujung jari anda menyentuh sudut kostovertebral. Angkat, dan cobalah mendorong
ginjal kanan ke depan. Letakkan tangan kanan anda dengan lembut pada kuadran kanan
atas, di sebelah lateral dan sejajar terhadap otot rektus. Mintalah penderita untuk bernafas
dalam. Pada waktu puncak inspirasi, tekanlah tangan kanan anda dalam-dalam ke
kuadran kanan atas, di bawah arkus aorta, dan cobalah untuk menangkap ginjal diantara
kedua tangan anda. Mintalah penderita untuk membuang nafas dan berhenti bernafas.
Pelan-pelan, lepaskan tangan kanan anda, dan rasakan bagaimana ginjal akan kembali ke
posisi pada waktu ekspirasi. Apabila ginjal teraba, tentukan ukurannya, dan ada/tidaknya
nyeri tekan.
Gambar 7
Gambar 7
11
b. Ginjal Kiri
Untuk meraba ginjal kiri, pindahlah kesebelah kiri penderita. Gunakan tangan
kanan anda untuk menyangga dan mengangkat dari belakang, dan tangan kiri untuk meraba
pada kuadran kiri atas. Lakukanlah pemeriksaan seperti pemeriksaan ginjal kanan. Ginjal
kiri yang normal, jarang dapat teraba.
PEMERIKSAAN AORTA
Tekanlah kuat-kuat abdomen bagian atas, sedikit disebelah kiri garis tengah, dan
rasakan adanya pulsasi aorta. Pada penderita di atas 50 tahun, cobalah memperkirakan lebar
aorta dengan menekan-kan kedua tangan pada ke dua sisi.
12
INSPEKSI
Perhatikan :
- Bentuk dan keadaan secara umum
- Kontur permukaan abdomen
- Adanya retraksi atau tonjolan
- Adanya Asimetri
Perhatikan gerakan kulit sehubungan dengan pernafasan
Perhatikan pada kulit adanya : pigmentasi, bekas luka, dan bendungan vena
Perhatikan keadaan umbilicus
Perhatikan daerah inguinal
AUSKULTASI
Letakkan stetoskop seperti pada gambar. Lakukan auskultasi secara sistematis.
Perhatikan, apakah terdengar bising pembuluh darah?
Kenalilah suara usus normal dengan segala variasinya.
PERKUSI
Lakukan perkusi sebagai orientasi umum pada semua kuadran untuk mengetahui daerah
bersuara timpani dan redup
Lakukan perkusi pada daerah dada bagian bawah antara paru dengan arkus costa.
Kenalilah suara redup di daerah kanan (hepar) dan timpani di sebelah kiri.
Perkusi Hati
Lakukan perkusi pada garis midklavikula kanan mulai dari umbilicus (dimana suara
timpani) ke atas sampai terdengar suara redup dari batas bawah hepar. Kemudian carilah
batas atas dengan melakukan perkusi serupa dari atas ke bawah. Ukurlah berapa cm daerah
redup hepar.
Perkusi Lien
Perkusilah daerah spatium intercosta dibawah garis axillaris anterior kiri. Bagaimana
suaranya. Kemudian mintalah penderita untuk menarik napas dan lakukan perkusi yang
sama. Apakah suara yang dihasilkannya berubah?
13
PALPASI
Lakukan palpasi superfisial menyeluruh dengan sistematis diseluruh permukaan
abdomen. Tentukan tonus otot dan adanya pembengkakan atau tonjolan permukaan abdomen.
Lakukanlah palpasi hepar
Lakukanlah palpasi lien
Lakukanlah palpasi ginjal, kandung kencing dan aorta.
5. PELAKSANAAN LATIHAN
a. Kuasailah teori cara pemeriksaan abdomen dengan baik
b. Lakukanlah pemeriksaan abdomen pada praktek anda secara sistematis
c. Mintalah bantuan instruktur anda,apabila anda menemui kesulitan.
14
Penilaian Pemeriksaan Abdomen
Nama :
NIM :
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan, tapi kurang benar
2 : Dilakukan dengan benar
Penilaian = Total Skor/ 40 x 100
15