Anda di halaman 1dari 30

2021

Pemeriksaan
Fisik
Abdomen
D4 Fisioterapi
Universitas Airlangga
Anggota :

Meilysan Sintikhe Rut Permatasari


152010283026

Ervina Ayu Permata Sari


152010283027
SUMBER
D4
Fisioterapi

ANATOMI
DAN
FISIOLOGI
Pemeriksaan Fisik Abdomen
Orientasi & Regio Abdomen
Orientasi Organ Dalam Abdomen

Pada orang kurus dengan dinding


abdomen yang relaks , beberapa
sentimeter di bawah umbilikus ,
terkadang teraba promontorium
sacralis atau tepi depan vertebra
sacralis pertama . Pada pemeriksa
yang belum familiar dengan suatu
tonjolan yang keras seperti ini ,
kadang - kadang menyalahartikannya
sebagai suatu tumor Processus
xyphoideus juga suatu tonjolan yang
kadang kadang dirasakan dan
disalahartikan sebagai tumor oleh
pasien.
Direksi Dinding
Abdomen Bagian Atas
Kavum abdomen meluas mulai dari daerah di
bawah diaphragma yang terlindung oleh kosta.
Di daerah yang terlindung ini, terletak sebagian
besar dari hepar, ventrikulus, dan seluruh bagian
dari lien yang normal. Organ - organ pada
daerah terlindung tersebut tidak dapat diraba
(dipalpasi). Tetapi dengan perkusi dapat
memperkirakan adanya organ - organ tersebut.
Sebagian besar dari kandung empedu normal
terletak di sebelah dalam dari hepar, sehingga
hampir tidak dapal dibedakan. Duodenum dan
pankreas terletak di bagian dalam kuadran atas
abdomen, sehingga dalam keadaan normal tidak
teraba.
D4
Fisioterapi

CARA
PEMERIKSAA
N

Pemeriksaan Fisik Abdomen


SYARAT
PEMERIKSAAN
ABDOMEN

1) Penerangan ruangan yang memadai


2) Pasien dalam kondisi relax
3) Daerah abdomen harus terbuka
4) Pemeriksaan dilakukan mulai dari
sebelah kanan dengan urutan inspeksi,
auskultasi, perkusi, palpasi.
A. INSPEKSI
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika inspeksi :

1. Bentuk keadaan secara umum


2. Kontur permukaan abdomen
3. Adanya tonjolan dan asimetri
4. Pigmentasi kulit, bekas luka, dan bendungan vena
5. Keadaan umbilikus
6. Perhatikan area inguinal
7. Peristaltik
INSPEKSI

2015 2020

2022
2017
Kulit Umbilikus
Penyakit sikatrik
Kontur Simetri
Abdomen Dinding
Abdomen
B. AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi abdomen berguna untuk memperkirakan gerakan usus ,
dan kemungkinan adanya gangguan vaskuler. Auskultasi abdomen dilakukan
sebelum perkusi dan palpasi , karena kedua pemeriksaan tersebut dapat
mempengaruhi frekuensi suara usus.

Karena suara usus akan disebarkan ke seluruh abdomen, maka mendengarkannya


pada satu tempat saja. Suara usus ini dapat berubah pada diare, sumbatan usus,
illeus paralitikus dan peritonitis.
Pada penderita dengan hipertensi periksalah
daerah epigastrium dan daerah kuadian
kanan dan kiri atas, apakah ada bising bising
pada sistole dan diastole pada penderita
hipertensi menunjukkan adanya stenose
arteria renalis. Sedangkan bising sistole saja
pada epigastrium dapat terdapat pada orang
normal

Pada auskultasi abdomen, dapat ditemukan adanya


bunyi seperti murmur di aorta, arteri iliaca, dan
arteri femoralis. Murmur dapat terdengar terutama
pada pasien dengan hipertensi. Murmur juga dapat
terdengar pada pasien dengan stenosis arteri Apabila ada insuficiency arteri pada tungkai,
maupun dilatasi arteri yang disebabkan oleh periksalah adanya bising pada sistolik dan
aneurisma. Murmur arteri renalis, sesuai dengan diastolik pada arteria illiaca dan femoralis
posisi anatomisnya akan lebih terdengar dari
punggung.
1. Letakkan stetoskop seperti pada Pelaksanaan
gambar
2. Dengarkanlah suara usus dan
perhatikan frekuensi dan
Auskultasi
karaktemya : -
suara yang normal terdiri dari clicks
dan gurgles dengan frekuensi kira -
kira 5 sampai 35 per menit
- Kadang - kadang anda dapat
mendengar bor orygmi , yaitu gurgles
yang panjang
3. Auskultasi minimal dilakukan selama
2 menit pada tiap regio,
C. PERKUSI
Pelaksanaan Perkusi
Tujuan :

● Orientasi abdomen Perkusi dilakukan dengan


mengekstensikan jari tengah telapak
● Memperkirakan ukuran hati tangan kiri (pleximeter) pada
permukaan bagian abdomen yang mau
● Menemukan asites
diperkusi, dengan jari tengah kanan
● Mengetahui massa padat atau kistik difleksikan (perkusor) sambil diketuk
berulang di sendi interphalangeal distal
● Mengetahui udara pada lambung dan pada pleximeter.
usus
Orientasi

• Lakukanlah perkusi pada ke empat


kuadran

• Periksalah daerah suprapubik untuk


mengetahui adanya kandung kencing

• Perkusilah dada bagian bawah, antara


paru dan arkus costa
Perkusi Hepar
Lakukanlah perkusi pada garis midklavicula kanan, mulai
dari bawah umbilikus ( di daerah suara timpani ) ke atas ,
sampai terdengar suara redup yang merupakan batas bawah
hepar . Kemudian , lakukanlah perkusi dari daerah paru ke
bawah untuk menentukan batas atas hepar .

Sekarang ukurlah berapa sentimeter tinggi daerah redup


hepar tersebut . Ukuran daerah redup hepar dapat dilihat
pada gambar. Pada penderita penyakit obstruksi paru kronik
( PPOK / PPOM ) batas bawah hepar dapat lebih ke bawah ,
tetapi jarak / daerah redup hepar tidak berubah .
Perkusi Lien
Lien yang normal terletak pada lengkung diafragma, di sebelah posterior garis midaxiler. Perkusi lien
hanya berguna kalau dicurigai atau didapatkan splenomegali. Apabila anda mencurigai splenomegali ,
cobalah pemeriksaan pemeriksaan berikut :

1. Perkusilah daerah spatium intercosta terbawah di garis axilaris anterior kiri . Daerah ini biasanya
timpanik. Kemudian, mintalah penderita untuk menarik nafas panjang dan lakukan perkusi lagi.
Apabila lien tidak membesar, suara perkusi tetap timpani. Apabila suara menjadi redup pada inspirasi,
berarti ada pembesaran lien. Walaupun demikian, kadang terdapat suara redup pada lien normal
( falsely positive splenic percussion sign )

2. Perkusilah daerah redup lien dari berbagai arah. Apabila ditemukan daerah redup yang luas, berarti
terdapat pembesaran lien. Pemeriksaan perkusi untuk mengetahui adanya pembesaran lien, dapat
terganggu oleh berbagai isi lambung dan kolon, tetapi pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya
pembesaran lien sebelum lien teraba pada palpasi
Pelaksanaan Palpasi
C. PALPASI 1) Menggunakan telapak ujung jari - jari secara
bersama - sama
Tujuan : 2) Lakukanlah gerakan menekan yang lembut dan
ringan.
● Mengetahui adanya ketegangan otot 3) Dengan pelahan rasakan semua kuadran. Carilah
adanya masa atau organ, daerah nyeri tekan atau
● Mengetahui adanya nyeri tekan daerah yang tegangan olotnya lebih tinggi
abdomen ( spasme )
4) Apabila terdapat tegangan, carilah apakah ini
● Dan pada organ superficial lain disadari atau tidak dengan mencoba merelakskan
penderita, dan melakukan palpasi pada waktu
ekspirasi
5) Dengan menggunakan permukaan pallardari
ujung jari , lakukan palpasi dalam untuk
mengetahui adanya masa , tentukanlah lokasinya ,
ukurannya , bentuknya , konsistensinya ,
mobilitasnya , apakah terasa nyeri pada tekanan
Palpa Mengetahui adanya iritasi peritoneal
si

inflamasi dari peritoneum parietale


ditunjukkan dari adanya nyeri
abdomen dan nyeri tekan abdomen
terutama apabila disertai dengan
spasme otot.
Abdomen
Catatan : Sebelum palpasi pasien
diminta untuk batuk
Palpasi Hepar
1. Letakkan tangan kiri anda di belakang penderita ,
menyangga costa ke - 11 dan ke - 12 dengan posisi
sejajar pada costa.
2. Dorong hepar ke depan agar lebih mudah teraba dari
depan dengan tangan kanan.
3. Tempatkan tangan kanan pada abdomen penderita
sebelah kanan, di sebelah lateral otot rektus, dengan
ujung jari ditempatkan di bawah batas bawah daerah
redup hepar.
4. Mintalah penderita untuk bernafas dalam - dalam.
Rasakan sentuhan hepar pada jari saat hepar bergerak ke
bawah dan menyentuh jari anda.
5. Bila terasa, kendorkanlah tekanan jari sehingga hepar
dapat meluncur di bawah jari, dan permukaan anterior
hepar penderita bisa teraba.
6. Rasakan batas hepar normal adalah lunak , tegas , dan
tidak berbenjol - benjol
Palpasi Lien
1. Letakkan tangan kiri anda untuk menyangga dan mengangkat
costa bagian bawah sebelah kiri pasien serta tangan kanan
diletakkan di bawah arcus costa , lakukanlah tekanan ke arah lien.
2. Mulai palpasi di daerah yang cukup rendah untuk dapat meraba
lien yang membesar.
3. Mintalah penderita untuk bernafas dalam - dalam , dan cobalah
untuk merasakan sentuhan lien pada ujung jari.
4. Lien yang membesar dapat terlewat apabila pemeriksa mulai
palpasi pada daerah yang terlalu ke atas
5. Perhatikanlah adakah nyeri tekan, bagaimana permukaannya, dan
perkirakanlah jarak antara lien dengan batas terendah dari kosta
kini yang terbawah
6. Ulangilah pemeriksaan dengan penderita pada posisi miring ke
kanan , dengan tungkai fleksi pada paha dan lutut . Pada posisi ini .
gaya gravitasi akan menyebabkan lien terdorong ke depan dan ke
kanan sehingga lebih mudah teraba
Palpasi Ginjal
GINJAL KANAN :

1. Letakkan tangan kiri di belakang penderita, paralel pada


costa ke - 12, dengan ujung jari menyentuh sudut
kostovertebral .
2. Angkat dan coba dorong ginjal kanan ke depan.
3. Letakkan tangan kanan anda dengan lembut pada
kuadran kanan atas , di sebelah lateral dan sejajar
terhadap otot rektus .
4. Mintalah penderita untuk bernafas dalam. Pada puncak
inspirasi, tekanlah kuadran atas dengan tangan kanan, di
bawah arkus costa, dan coba untuk "menangkap" ginjal
di antara kedua tangan. GINJAL KIRI :
5. Mintalah penderita untuk membuang nafas dan berhenti
bernafas, lepaskan tekanan tangan kanan perlahan dan Untuk meraba ginjal kiri , pindahlah ke sebelah
rasakan ginjal akan kembali ke posisi pada waktu kiri penderita . Lakukan seperti pada ginjal
ekspirasi. kanan. Ginjal kiri yang normal, jarang dapat
6. Apabila ginjal teraba, tentukan ukurannya, dan ada / teraba
tidaknya nyen tekan
Nyeri Tekan Ginjal
kin dapat timbul pada
Nyeri tekan ginjal mung
erik sa an pa lp as i, ta pi periksalah juga pada
pem
alis . Kadang -
daerah sudut costovertebr
ri sudah dapat
kadang tekanan ujung ja
i seringkali harus
menimbulkan nyeri, tetap
untuk
digunakan kepalan tangan
um bu hk an ny er i ke to k ginjal, letakkan
m en
stovertebra, dan
satu tangan pada sudut ko
r kepalan tangan
pukullah dengan sisi utne
anda.
Pemeriksaan
Aorta
Tekanlah kuat - kuat abdomen
bagian atas , sedikit di sebelah
kiri garis tengah , dan rasakan
adanya pulsasi aorta. " Pada
penderita di atas 50 tahun,
cobalah memperkirakan lebar
aorta dengan menekan kedua
tangan pada ke dua sisi
PEMERIKSAA
N ASITES

1) Tes Undulasi
2) Tes Suara Redup
Berpindah

PEMERIKSAAN
KHUSUS
Tes Apendisitis
2) Cari daerah nyeri tekan pada
kuadran kanan bawah (apendiks)
dan rasakan adnaya spasme otot.
1) Penderita diminta menunjukkan
tempat awal dirasakan sakit dan tempat
saat ini yang terasa sakit. Penderita
diminta untuk batuk. Apakah timbul
rasa sakit (mulai sekitar umbilikus dan
bergeser ke kanan bawah dan terasa
sakit saat batuk).
3) Lakukan pemeriksaan rektal
untuk membedakan apendiks
normal dan yang meradang
Pemeriksaan Tanda
01 Rovsing

02 Pemeriksaan Tanda Psoas

Pemeriksaan
Lain
Pemeriksaan Tanda
03 Obturator

Pemeriksaan Kulit yang


04 Hiperestesi
PETUNJUK PELAKSANAAN LATIHAN
1. Bacalah petunjuk sebelum datang ke tempat latihan, pahami dengan baik mengerti cara-
cara pemeriksaan, dan anatomi dari abdomen.
2. Penderita diminta untuk menanggalkan pakaian bawah.
3. Penderita dalam keadaan berbaring, kepala berbantal tipis.
4. Penderita diminta untuk rileks, lengan bebas diletakkan disepanjang sisi tubuh.
5. Terapis berdiri atau duduk disebelah kanan penderita.
6. Penderita harus diberi tau apa yang sedang dilakukan dan diminta untuk memberikan
reaksi jika merasa sakit pada saat pemeriksaan.
7. Pemeriksaan rektum merupakan kelengkapan pemeriksaan abdomen.
8. Pastikan bahwa dalam pemeriksaan abdomen ini waktu yang gunakan cukup, karena
interpretasi apa yang didapat sangatlah penting. Jangan lupa untuk selalu mencatat apa
yang di dapat.
D4
Fisioterapi

terimakasih

Pemeriksaan Fisik Abdomen

Anda mungkin juga menyukai