PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah pemeriksaan fisik
2. Untuk mengetahui pengertian abdomen
3. Untuk mengetahui dan memahami bagian abdomen
4. Untuk mengetahui dan memahami prosedur pemeriksaan abdomen
5. Untuk mengetahui dan memahami tujuan pemeriksaan abdomen
6. Untuk mengetahui dan memahami teknik dan prinsip pemeriksaan abdomen
7. Untuk mengetahui dan memahami kelainan pada abdomen
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pembagian atas empat kuadran, dengan membuat garis vertikal dan horizontal melalui
umbilicus, sehingga terdapat daerah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah, dan
kiri bawah.
4 Kuadran garis ditarik secara vertikal dan horizontal dengan umbilikus sebagai
pusatnya.
KUADRAN KANAN ATAS KUADRAN KIRI ATAS
I II
Umbilikus
III IV
I. Di kuadran kanan atas ( right upper quadrant, RUQ), konsistensi hati yang lunak
menyebabkannya sulit diraba melalui dinding abdomen. Batas bawah hati, tepi
hati, sering dapat di raba di batas iga kanan. Kandung empedu, yang terletak di
permukaan inferior hati, dan duodenum yang terletak lebih dalam, umumnya tidak
dapat diraba. Di tingkat yang lebih dalam, kutub bawah ginjal kanan mungkin
teraba, khususnya pada orang kurus dengan otot abdomen lemas. Ke arah medial,
pemeriksa akan menjumpai sangkar iga, yang melindungi lambung, kadang pasien
menyangka prosesus xifoideus di garis tengah yang keras sebagai tumor. Denyut
aorta abdomen sering terlihat dan biasanya dapat diraba di abdomen atas.
II. Di kuadran kiri atas ( left upper quadrant LUQ), limpa terletak lateral dari dan di
belakang lambung, tepat di atas ginjal kiri di garis midaksilaris kiri. Batas atasnya
menempel di kubah diafragma. Batas atasnya menempel di kubah diafragma. Pada
sebagian kecil orang dewasa, ujung limpa mungkin teraba di bawah batas iga kiri.
Pada orang sehat, pankreas tidak terdeteksi.
III. Di kuadran kiri bawah ( Left Lower Quadrant, LLQ), dapat diraba kolon sigmoid
yang padan, sempit, dan tubuler. Bagian – bagian dari kolon transversum dan
desenden juga mungkin teraba. Di garis tengah bawah terdapat kandung kemih,
promontorium sakrum, tepi anterior vertebra S1, yang kadang disangka tumor, dan
pada wanita yaitu uterus dan ovarium.
IV. Di kuadran kanan bawah ( Right Lower Quadrant, RLQ) terdapat gulungan usus
dan apendiks di ujung sekum dekat taut usu halus dan usus besar. Pada orang sehat,
struktur – struktur ini tidak teraba.
Kandung kemih yang teregang dapat diraba di atas simfisis pubis. Kandung
kemih menampung sekitar 300mL, urin yang di saring oleh ginjal ke dalam pelvis
ginjal dan ureter. Pengembangan kandung kemih merangsang kontraksi otot polos
kandung kemih, otot detrusor, pada tekanan yang relatif rendah. Peningkatan tekanan
di kandung kemih memicu timbulnya keinginan untuk berkemih.
Meningkatnya tekanan intrauretra dapat mengatasi peningkatan tekanan di
kandung kemih dan mencegah inkontinensia. Tekanan intrauretra berkaitan dengan
tonus otot polos di sfingter uretra interna, ketebalan mukosa uretra, dan pada wanita
topangan yang memadai untuk kandung kemih dan uretra proksimal dari berbagai otot
dan ligamen panggul agar hubungan – hubungan anatomis ini tetap dipertahankan.
Otot serat lintang yang mengelilingi uretra juga dapat berkontraksi secara sengaja
untuk menginterupsi proses berkemih.
Kontrol neurologik atas kandung kemih berfungsi dalam beberapa tingkatan.
Pada bayi, kandung kemih mengosongkan isinya melalui mekanisme refleks di
medula spinalis sakralis. Kontrol volunter kandung kemihbergantung pada pusat-pusat
yang lebih tinggi di otak dan di jalur motorik dan sensorik antara otak dan lengkung
refleks medula spinalis sakralis. Jika berkemih ingin tertunda, pusat – pusat yang
lebih tinggi di otak dapat menghambat kontraksi detrusor sampai kapasitas kandung
kemih, sekitar 400 sampai 500 mL, terlampaui.
Ginjal adalah organ posterior. Iga melindungi kutub atas ginjal. Sudut
kostovetebra, yang dibentuk oleh batas bawah iga ke – 12 dan prosesus transversum
vertebra lumbal atas, menentukan tempat memeriksa ginjal untuk nyeri, yang disebut
nyeri sudut kostovertebra ( costovertebral angle tenderness,CVAT).
2. Pembagian atas sembilan daerah, dengan membuat dua garis horizontal dan dua garis
vertikal.
EPIG
ASTRI
HIPOKARDIAK KIRI UM HIPOKARDIAK KIRI Ditarik dari 3 jari
diatas umbilikus
UMBI
LUMBAL KANAN LUMBAL KIRI
LIKUS
Ditarik dari 3 jari
dibawah umbilikus
INGUINAL KIRI
INGUINAL KANAN
HIPO
GAST
RIUM
1) Garis horizontal pertama dibuat melalui tepi bawah tulang rawan iga kesepuluh dan
yang kedua dibuat melalui titik spina iliaka anterior superior (SIAS).
2) Garis vertikal dibuat masing-masing melalui titik pertengahan antara SIAS dan mid-
line abdomen.
3) Terbentuklah daerah hipokondrium kanan, epigastrium, hipokondrium kiri, lumbal
kanan, umbilical, lumbal kanan, iliaka kanan, hipogastrium/ suprapubik, dan iliaka
kiri.
1) Stetoskop
1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Perkusi
4. palpasi.
A. INSPEKSI
Mulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi Anda berdiri di sebelah kanan
penderita. Apabila anda akan memeriksa gerakan peristaltik sebaiknya dilakukan
dengan duduk, atau agak membungkuk, sehingga Anda dapat melihat dinding
abdomen secara tangensial.
Perhatikanlah :
1. Kulit : apakah ada sikatriks, striae atau vena yang melebar. Secara normal,
mungkin terlihat vena-vena kecil. Striae yang berwarna ungu terdapat pada
sindroma Cushing dan vena yang melebar dapat terlihat pada cirrhosis hepatic
atau bendungan vena cava inferior. Perhatikan pula apakah ada rash atau lesi-lesi
kulit lainnya.
2. Umbillikus: perhatikan bentuk dan lokasinya, apakah ada tanda-tanda inflamasi
atau hernia.
3. Perhatikan bentuk permukaan (countour) abdomen termasuk daerah inguinal dan
femoral : datar, bulat, protuberant, atau scaphoid. Bentuk yang melendung
mungkin disebabkan oleh asites, penonjolan suprapubik karena kehamilan atau
kandung kencing yang penuh. Tonjolan asimetri mungkin terjadi karena
pembesaran organ setempat atau massa.
4. Simetri dinding abdomen.
5. Pembesaran organ : mintalah penderita untuk bernapas, perhatikan apakah
nampak adanya hepar atau lien yang menonjol di bawah arcus costa.
6. Apakah ada massa abnormal, bagaimana letak, konsistensi, mobilitasnya. Lab.
Ketrampilan Medik PPD Unsoed
7. Peristaltik. Apabila Anda merasa mencurigai adanya obstruksi usus,amatilah
peristaltik selama beberapa menit. Pada orang yang kurus,kadang-kadang
peristaltik normal dapat terlihat.
8. Pulsasi : Pulsasi aorta yang normal kadang-kadang dapat terlihat di daerah
epigastrium.
B. AUSKULTASI
Gerakan peristaltik disebut bunyi usus, yang muncul setiap 2-5 detik. Pada
proses radang serosa seperti pada peritonitis bunyi usus jarang bahkan hilang sama
sekali. Bila terjadi obstruksi intestin maka intestin berusaha untuk mengeluarkan isinya
melalui lubang yang mengalami obstruksi dan saat itu muncul bunyi usus yang sering
disebut "rushes". Kemudian diikuti dengan penurunan bunyi usus gemerincing yang
disebut "tinkles," dan kemudian menghilang. Pada pasca operasi didapatkan periode
bunyi usus menghilang. Kemudian dengarkan bising arteri renalis pada beberapa
sentimeter diatas umbilikus sepenjang tepi lateral otot rektus dan bila ada penyempitan
akan terdengar murmur misalnya insufiensi renal atau pada hipertensi akibat stenosis
arteri renalis. Bising dapat terdengar pada fase sistolik dan diastolic, atau kedua fase.
Misalnya pada aneurisma aorta, terdengar bising sistolik (systolic bruit). Pada
hipertensi portal, terdengar adanya bising vena (venous hum) di daerah
epigastrium.Untuk mendengarkan bising arteri masing-masing sesuai dengan
tempatnya.
C. PERKUSI
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk memperkirakan ukuran hepar, lien,
menemukan asites, mengetahui apakah suatu masa padat atau kistik, dan untuk
mengetahuiadanya udara pada lambung dan usus.
a. Orientasi
Teknik perkusi yaitu pertama kali yakinkan tangan pemeriksa hangat sebelum
menyentuh perut pasien Kemudian tempatkan tangan kiri dimana hanya jari tengah
yang melekat erat dengan dinding perut. Selanjutnya diketok 2-3 kali dengan ujung
jari tengah tangan kanan. Lakukanlah perkusi pada keempat kuadran untuk
memperkirakan distribusi suara timpani dan redup. Biasanya suara timpanilah yang
dominan karena adanya gas pada saluran gastrointestinal, tetapi cairan dan faeces
menghasilkan suara redup. Pada sisi abdomen perhatikanlah daerah dimana suara
timpani berubah menjadi redup. Periksalah daerah suprapublik untuk mengetahui
adanya kandung kencing yang teregang atau uterus yang membesar. Perkusilah dada
bagian bawah, antara paru dan arkus costa, Anda akan mendengar suara redup hepar
disebelah kanan, dan suara timpani di sebelah kiri karena gelembung udara pada
lambung dan fleksura splenikus kolon. Suara redup pada kedua sisi abdomen mungkin
menunjukkan adanya asites.
PALPASI
PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pemeriksaan asites
Karena cairan asites akan mengalir sesuai gravitasi, sedangkan gas dan udara akan
mengapung di atas, perkusi akan menghasilkan pola suara perkusi yang khas.
Tandailah batas antara daerah timpani dan redup. 1. Test suara redup berpindah
Setelah menandai batas suara timpani dan redup, mintalah penderita untuk miring ke
salah satu sisi tubuhnya, lakukanlah perkusi lagi, dan amatilah batas timpani dan
redup. Pada penderita tanpa asites, batas ini tidak berubah dengan perubahan posisi. 2.
Test undulasi Mintalah penderita atau asisten untuk.
2. Tes Undulasi
Menekan kedua tangan pada midline dari abdomennya. Kemudian ketuklah satu sisi
abdomennya dengan ujung jari anda, dan rasakan pada sisi yang lain dengan ujung
jari anda, dan rasakan pada sisi yang lain dengan tangan anda yang lain, adanya
getaran yang diteruskan oleh cairan asites.
1) Mintalah penderita untuk menunjuk tempat mula-mula rasa sakit dan tempat yang
sekarang terasa sakit. Mintalah penderita untuk batuk. Amatilah apakah timbul
rasa sakit. Rasa sakit pada apendisitis khas mulai dari daerah sekitar umbilicus
dan kemudian bergeser ke kanan bawah dan terasa sakit pada waktu batuk.
2) Cari dengan teliti daerah nyeri tekan. Rasa sakit daerah kuadran kanan bawah
mungkin menunjukkan apendisitas.
3) Rasakan dengan spasme otot
4) Lakukan pemeriksaan rektal. Pemeriksaan ini dapat membedakan apendiks
normal dengan yang meradang. Rasa sakit pada kuadran kanan bawah mungkin
berarti peradangan pada adnexa vesicular seminalis atau apendiks.
1. Lakukan pemeriksaan nyeri lepas tekan pada daerah yang nyeri tekan. Nyeri tekan
lepas menunjukan adanya peradangan peritoneum, misalnya pada apendisitis.
2. Lakukanlah pemeriksaan tanda Rovsing dan penjalaran nyeri lepas-tekan. Tekan
dalam-dalam pada kuadran kanan bawah, kemudian lepaskan secara mendadak. Rasa
sakit pada kuadran kanan bawah pada waktu kiri bawah ditekan menunjukan Rosving
positif. Rasa sakit pada kanan bawah pada waktutekanan dilepas menunjukkan
penjalaran nyeri tekan lepas positif.
3. Lakukan pemeriksaan tanda Psoas. Letakkan tangan Anda di atas lutut kanan
penderita, dan mintalah penderita untuk mengangkat lututnya melawan tangan Anda.
Cara lain, penderita berbaring miring ke kiri, tekuk tungkai kanan pada sendi paha.
Timbulnya/bertambahnya rasa sakit menunjukkan tanda psoas positif, berarti ada
iritasi otot psoas oleh apendiks yang meradang.
4. Periksalah tanda obturator. Tekuk tungkai penderita pada sendi paha dengan lutut
menekuk, kemudian putarlah ke dalam. Nyeri pada daerah hipogastrik kanan
menunjukkan tanda obturotor posistif, berarti terdapat iritasi otot obturator.
5. Carilah adanya daerah kulit yang hyperetesi, dengan mencubit pelahan beberapa
tempat. Dalam keadaan normal, tindakan ini tidak menimbulkan rasa sakit.
Untuk meraba hati, anda mungkin perlu mengubah tekanan sesuai ketebalan dan resistensi
dinding abdomen. Jika anda tidak dapat merabanya, gerakan tangan palpasi anda lebih dekat
ke batas iga dan coba kembali.
Cobalah menelusuri tepi hati ke lateral dan medial. Namun, palpasi melalui otot rectus
biasanya sulit. Jelaskan atau buat sketsa tepi hati, dan ukur jaraknya dari batas iga kanan di
garis midklavikula kanan.
“Teknik Kait” (booking technique) mungkin membantu, khususnya jika pasien kegemukan.
Berdirilah di sebelah kanan dada pasien. Letakkan kedua tangan, berdampingan, di abdomen
kanan di bawah batas pekak hati. Tekan dengan jari-jari tangan anda mengarah ke batas iga.
Minta pasien untuk menarik nafas dalam. Tepi hati seperti diperlihatkan di bawah akan teraba
dengan bantalan jari-jari kedua tangan anda.
Memeriksa Nyeri Ketuk pada Hati yang Tidak Teraba
Letakkan tangan kiri anda datar di sangkar iga kanan bawah dan secara lembut pukul tangan
anda dengan permukaan ulnar pergelangan tangan kanan anda. Minta pasien membandingkan
sensasinya dengan sensasi yang di timbulkan oleh pukulan serupa di sisi kiri.
LIMPA
jIka membesar, limpa mengembang kea rah anterior, bawah, dan medial, sering
menggantikan timpani lambung dan kolon dengan pekak organ padat. Limpa menjadi dapat
diraba di bawah batas iga. Perkusi mengisyaratkan tetapi tidak memastikan pembesaran
limpa. Palpasi dapat memastikan pembesaran tetapi sering tidak dapat mendeteksi
pembesaran limpa yang tidak turun di bawah batas iga.
PERKUSI
Dua teknik mungkin membantu anda mendeteksi splenomegaly, limpa yang membesar :
1. Perkusi dinding dada anterior bawah kira-kira dari batas pekak jantung di sela iga ke-
6 hinggga garis aksilaris snterior dan turun ke batas iga, suatu daerah yang dinamai
ruang Trube. --- melakukan perkusi di sepanjang rute yang ditunjukkan oleh --- di
gambar berikut, perhatikan perluasan lateral timpani. Perkusi memiliki keakuratan
sedang untuk mendeteksi splenomegaly (-- 60%-80%; spesifisitas 72%-94%).
Ulangi dengan pasien berbaring di sisi kanan dengan tungkai agak menekuk di panggul dan
lutut. Dalam posisi ini, gravitasi mungkin membawa limpa ke depan dan kanan ke lokasi
yang dapat diraba.
GINJAL
PALPASI
Meskipun ginjal terletak retroperi--- biasanya tidak teraba, mempelajari teknik-teknik untuk
memeriksanya akan membantu anda membedakan ginjal yang membesar dari organ lain yang
membesar atau massa abdomen.
Palpasi Ginjal Kiri.
Bergeserlah ke kiri pasien. Letakkan tangan kanan anda di belakang pasien, tepat di bawah
dan sejajar dengan sela iga ke-12 dengan ujung-ujung jari tepat mencapai sudut
kostevertebra. Angkat, coba geser ginjal kea rah anterior. Letakkan tangan kiri anda secara
lembut di kuadran kiri atas, lateral dari dan sejajar dengan otot rektus. Minta pasien untuk
menarik napas dalam. Pada puncak inspirasi, tekanan tangan kiri anda secara tetap dan dalam
ke kuadran kiri atas, tepat di bawah batas iga. Cobalah “menangkap” ginjal di antara kedua
tangan anda. Minta pasien menghembuskan nafas dan kemudian menahn napas sebentar.
Secara perlahan bebaskan tekanan tangan kiri anda, sembari pada saat yang sama merasakan
ginjal bergeser kembali ke posisi ekspirasinya. Jika ginjal teraba, uraikan ukuran, kontur, dan
adanya nyeri tekan.
Selain itu, cobalah raba ginjal kiri dengan menggunakan metode yang serupa dengan metode
perabaan limpa. Dengan berdiri di sisi kanan pasien, dengan tangan kiri anda, jangkaulah
pasien untuk mengangkat bagian belakang ginjal kiri, dan dengan tangan kanan anda, raba
dalam-dalam di kuadran kiri atas. Minta pasien untuk menarik nafas dalam, raba adanya
massa. Ginjal kiri normal jarang dapat diraba.
Palpasi Ginjal Kanan. Untuk menangkap ginjal kanan, kembalilah ke sisi kanan pasien.
Gunakan tangan kiri anda untuk mengangkat dari belang, dan tangan kanan anda untuk
meraba dalam di kuadran kanan atas. Lanjutkan seperti sebelumnya.
Ginjal kanan yang normal mungkin teraba, terutama jika pasien kurus dan otot-otot perutnya
melemas. Perabaan mungkin menyebabkan nyeri ringan. Pasien biasanya menyadari
penangkapan dan pelepasan ginjal. Kadang ginjal kanan terletak lebih anterior dan harus
dibedakan dari hati. Tepi hati, jika teraba, cenderung lebih tajam dan meluas lebih ke medial
dan lateral. Hati tidak dapat ditangkap. Kutub bawah ginjal lebih membulat.
Memeriksa Nyeri Ketuk Ginjal. Jika anda menemukan nyeri
tekan ketika memeriksa abdomen, periksa juga sudut
kostovertebra. Tekanan ujung jari-jari anda mungkin sudah
cukup untuk memicu nyeri, jika tidak, gunakan perkusi
dengan tangan terkepal. Letakkan pangakal jari-jari salah satu
tangan di sudut kostovertebra dan pukul dengan permukaan
ulnar kepalan tangan anda. Gunakan kekuatan yang cukup
untuk menimbulkan hentakan yang dapat dirasakan tetapi
tidak menyebabkan nyeri.
Agar pasien tidak perlu mengubah posisi, integrasikan
pemeriksaan ini ketika anda memeriksa paru posterior atau
punggung.
MENILAI NYERI KETUK SUDUT
KOSTOVERTEBRA
KANDUNG KEMIH
Kandung kemih normalnya tidak dapat diperiksa kecuali jika teregang di atas simfisis pubis.
Pada palpasi, kubah kandung kemih yang teregang teraba licin dan bulat. Periksa adanya
nyeri tekan. Gunakan perkusi untuk memeriksa pekak dan menentukan seberapa tinggi
kandung kemih naik di atas simfisis pubis.Volume kandung kemih harus 400 sampai 600 mL
sebelum pekak muncul.
AORTA
Tekan dalam-dalam di abdomen bagian atas, sedikit ke sebelah kiri dari garis tengah, dan
temukan denyut aorta. Pada orang yang berusia lebih dari 50 tahun, periksa lebar aorta
dengan menekan dalam-dalam di abdomen atas dengan satu tangan di masing-masing sisi
aorta. Dalam kelompok usia ini, aorta normal memiliki lebar lebih dari 3cm (rerata2,5 cm).
Pengukuran ini tidak mencakup ketebalan dinding abdomen. Kemudahan merasakan denyut
aorta sangat bervariasi sesuai ketebalan dindig abdomen dan dengan diameter anteroposterior
abdomen.
Teknik Pemeriksaan Untuk :
1. Asites
2. Apendisitis
3. Kolesistitis akut
4. Hernia ventralis
5. Massa di dinding abdomen
2. Tes untuk gelombang cairan. Minta pasien atau seorang asisten menekan tepi-tepi
kedua tangan ke garis tengah abdomen. Tekanan ini membantu menghentikan
penyaluran gelombang melalui lemak. Sementara anda mengetuk satu pinggang
dengan uung jari-jari tangan anda, rasakan di pinggang kontralateral adanya
gelombang yang disalurkan melalui cairan. Sayangnya, tanda ini sering negative
sampai asites jelas terlihat, dan kadang positif pada pasien tanpa asites.
Mengidentifikasi Orgsan atau Massa pada Abdomen dengan Asites. Cobalah melakukan
ballottement terhdap – massa, yang di sini dicontohkan oleh hati yang membesar. Luruskan –
dan rapatkan jari-jari satu tangan, letakkan di permukaan abdomen – lakukan gerakan
menyodok singkat langsung kearah struktur yang akan diperiksa. Gerakan cepat ini sering
menggeser cairan sehingga ujung jari tangan anda dapat secara singkat menyentuh
permukaan struktur melalui dinding abdomen.
Memeriksa Kemungkinan Apendisitis.Apendisitis adalah kausa umum nyeri abdomen akut
serta tanda-tanda lain yaitu nyeri tekan titik McBurney, tanda Revsing, tanda psoas, dan tanda
obturator.
1. Minta pasien menunjuk tempat nyeri dimulai dan di mana sekarang. Minta pasien
untuk melihat di mana nyeri terasa.
KELAINAN
1. Ikterus
Ikterus adalah wama kuning yang tampak pada kulit dan mukos, karena adanya
penumpukan bilirubin akibat peningkatan kadarnya dalam darah. Harga Normal
bilirubin dalam darah : Direk < 1,0 mg, Indirek < 2,0 mg%.
Harga patologis (kelainan) bilirubin dalam darah:
a. Indirek bayi aterm > 12mg%
b. Indirek bayi prematur > 10 mg%
c. Peningkatan kadar0;2rng/ja; atau4mg/hari Penumpukan bilirubin disebabkan oleh
:
1) Pemecahan eritrosit (sel darah merah) berlebihan.
2) Gangguan transportasi, misalnya hipoalbuminemia pada bayi kurang bulan.
3) Gangguan konjugasi.
4) Gangguan fungsi hepar atau imaturitas hepar.
5) Gangguan ekskresi atau obstruksiIkterus Fisiologis bila penumpukan bilirubin
tídak mengganggu.
d. Tampak pada hari ke 3 ± 4
e. Bayi tampak normal/sehat
f. Kadarnya < 12 mg%
g. Menghilang paling lambat 10- 14 hari
h. Tidak ada faktor resiko
i. Sebab : proses físiologis Ikterus Patologi
j. Biasanya timbul pada bayi umur < 36 jam
k. Cepat berkembang- Bisa disertai lebih lama > 2 Minggu
l. Ada faktor resiko
m. Dasar : proses patologis
Pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi
virus hepatitis, demam tifoid, amoeba, pemimbunan lemak (fatty liver), penyakit
keganasan seperti leukemia, kanker hati (hepatoma) dan penyebaran dari keganasan
(metastasis).
3. Etiologi
Gejala
Diagnosa
Ukuran hati bisa diraba/dirasakan melalui dinding perut selama pemeriksaan fisik.
Jika hati teraba lembut, biasanya disebabkan oleh hepatitis akut, infiltrasi lemak,
sumbatan oleh darah atau penyumbatan awal dari saluran empedu. Hati akan teraba
keras dan bentuknya tidak teratur, jika penyebabnya adalah sirosis. Benjolan yang
nyata biasanya diduga suatu kanker. Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk
membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah: rontgen perut, CT scan
perut, dan tes fungsi hati.
4. Pembesaran Limpa