1
area yang nyeri. Area yang nyeri harus dikaji paling akhir. Urutan pemeriksaan abdomen
sedikit berbeda dengan pengkajian sebelumnya. Perawat memulainya dengan infeksi dan
diikuti dengan auskultasi. Pengkajian dengan auskultasi sebelum palapasi dan perkusi
merupakan hal yang penting dilakukan Karena palpasi dan perkusi dapat mengubah
frekuensi dan karakter bising usus. Perawat juga memerlukan pita ukur dan pena.
1. INSPEKSI (Ovi)
2
Dengan sembilan bagian yaitu :
1. Epigastrik
2. Umbilical
3. Hipogastrik
4. Hipokondrial kanan
5. Hipokondrial kiri
6. Lumbal kanan
7. Lumbal kiri
8. Inguinal kanan
9. Inguinal kiri
2. PALPASI (Adhe)
Dengan palpasi, umumnya peserta didik keperawatan menggunakannya untuk
mendeteksi area-area nyeri tekan pada abdomen dan mencatat kualitas distensi abdomen
atau massa. Palpasi digunakan dengan cara monomanual (satu tangan) atau bimanual
(dua tangan) seperti pada palpasi lapangan atau dinding abdomen dengan adanya nyeri
tekan, tegangan dinding perut, palapasi pada hati (normal umur 5-6 tahun teraba 1/3
dengan tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata, dan tidak ada nyeri tekan). Pada
palpasi hati, palpasi yang digunakan adalah palpasi ringan dan dalam. Setelah
menggosokkan kedua tangan, perawat menggunakan palpasi ringan pada setiap kuadran.
Area yang menimbulkan nyeri di palpasi paling akhir. Perawat meletakkan telapak tangan
3
dengan jari di ekstensi dan menekan ringan pada abdomen. Perawat menjaga agar telapak
tangan dan lengan atas tetap horizontal. Bantalan ujung jari menekan kira-kira 1,3 cm
dengan gerakan menukik yang lembut.
4
area yang sakit dan kemudian melepaskannya dengan cepat. Jika nyeri muncul pada saat
tangan di lepaskan, maka hasil tersebut adalah positif. Nyeri lepas terjadi pada klien
dengan iritasi peritoneum seperti apendisitis, pancreatitis, atau cedera peritoneum yang
menyebabkan empedu, darah atau enzim memasuki rongga peritoneum. Palpasi limfa
(normal masih teraba 1-2 cm di bawah arkus kosta) dan palpasi ginjal (normal tidak
teraba, kecualai pada neunatus) dengan cara meletrakkan tangan kiri pemeriksa di bagian
posterior tubuh dan jari telunjuk menekan atau massa ke atas, sementara tangan kanan
melakukan palpasi.
HATI
Hati terdapat dikuadran kanan atas di bawah rongga iga. Perawat menggunakan
palpasi dalam untuk mencari tepi bawah hati. Teknik ini mendeteksi pembesaran hati.
Untuk mempalpasi hati, perawat meletakkan tangan kiri di bawah toraks posterior kanan
pasien pada iga ke 11 dan ke 12 dan kemudian memeberi tekanan ke atas. Manuiver ini
mempermudah perabaan hati di bagian anterior. Dengan jari-jari tangan kanan mengarah
ke tepi kostal kanan, perawat meletakkan tangan di atas kuadran kanan atas tepat di
bawah tepi bawah hati. Pada saat perawat menekan ke atas dan ke bawah secara perlahan,
klien menarik nafas dalam melalui abdomen. Pada saat klien berinhalasi, perawat
mencoba mempalpasi tepi hati pada saat hati menurun. Hati normal tidak dapat di
palpasi. Tetapi hati tidak mengalami nyeri tekan dan memiliki tepi yang tegas, teratur,
dan tajam. Jika hati dapat di palpasi, perawat melacak tepiannya secara medial dan lateral
dengan mengulang manuver tersebut.
PULSASI AORTIK
Untuk mengkaji pulsasi aortic, perawat mempalpasinya dengan ibu jari dan jari
telunjuk secara mendalam ke dalam abdomen atas, tepat di sebelah kiri baris tengah.
Pulpasi normalnya ditransmisikan ke atas. Jika terdapat pembesaran aorta karena
aneurisma (dilatasi setempat dinding pembuluh darah), pulsasi melebar ke arah lateral.
Pada klien obesitas di perlukan palpasi dengan kedua tangan, satu tangan di setiap sisi
aorta.
5
3. PERKUSI
Perkusi, dilakukan melalui epigastrum secara simestris menuju bagian bawah
abdomen. Dengan penilaian normal (bunyi timpani) pada seluruh lapangan abdomen,
sedangkan bunyi abnormal mengidikasikan kemungkinan terjadinya obstruksi saluran
gastro intestinal, ilius, dan lain-lain, dan adanya asites dapat diketahui melalui reduk yang
berpindah perkusi dari umbilicus ke sisi perut (sahifting dullness).
Perkusi abdomen dilakukan untuk mengetahui letak organ-organ yang berada di
bawahnya, tulang dan massa dan membantu mengungkapkan adanya udara di dalam
lambung dan usus. Peserta didik pemula menggunakan keterampilan ini dengan cara yang
6
menandai tepi bawah pada abdomen klien dengan pensil. Tepi atas ditemukan dengan
memperkusi ke bawah dari klavikula sepanjang rongga interkostal digaris midklavikula.
Pada saat ini catet adanya perubahan resonan ke pekak. Tepi atas hati biasanya ditemukan
pada rongga iga ke lima, ke enam, atau ke tujuh. Jarak antara tepi atas dan tepi bawah
harus 6 -12 cm di garis midklavikular kanan. Penyakit seperti sirosis, kanker, dan
hepatitis menyebabkan pembesaran hati.
Dengan posisi klien duduk atau berdiri tegak, perawat menggunakan perkusi
langsung atau tidak langsung untuk mengkaji adanya inflamasi ginjal. Dengan
permukaan ulnar kepalan yang tertutup sebagian, perawat memperkusi bagian posterior
sudut kostovertebral di garis kavula. Jika ginjal meradang, klien akan merasakan nyeri
tekan selama perkusi.
7
MOTILITAS USUS
Peristalsis, atau motilitas usus, merupakan fungsi normal usus halus dan usus
besar. Bising usus merupakan bunyi lintasan udara dan cairan yang diciptakan oleh
peristalsis tersebut. Diagfragma stetoskop yang dihangatkan diletakkan sedikit di atas
setiap kuadran. Normalnya udara dan cairan yang mengalir melewati usus menimbulkan
bunyi berdeguk atau bunyi klik yang terjadi tidak teratur 5-35 kali per menit. Bunyi
tersebut dapat berlangsung selama ½ detik sampai beberapa detik. Normalnya diperlukan
5-20 detik untuk mendegarkan bising usus. Tetapi, diperlukan waktu 5 menit
mendengarkan secara kontinu sebelum memutuskan bahwa tidak ada bising usus.
Auskultasi keempat kuadran untuk memastikan bahwa tidak ada bunyi yang terlewat.
Saat terbaik untuk mengauskultasi adalah diantara waktu makan. Pada saat perawat
mengauskultasi tepat setelah makan atau lama setelah klien makan. Bising usus cendrung
meningkat. Bunyi biasanya digambarkan sebagai normal, dapat terdengar, tidak ada,
himperaktif atau hipoaktif. Tidak adanya bunyi mengindikasikan berhentinya motilitas
gastrowintestinal yang terjadi akibat obstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik, atau
peritonitis. Bunyi hiperaktif adalah bunyi “growling” yang disebut borborygmi, yang
mengindikasikan peningkatan motilitas gastrointestinal. Implamasi usus, kecemasan,
diare, pendarahan, igesti laksatif berlebihan, dan reaksi usus terhadap makanan tertentu
menyebabkan peningkatan motilitas usus.
BUNYI VASKULES
Bruid mengindikasikan penyempitan pembuluh darah dan gangguan aliran
darah. Adanya bruid pada area abdomen dapat mengungkapkan adanya aneurisma atau
stenosis pembuluh darah. Perawat menggunakan bel stetoskop untuk mengauskultasi
regio epigastrik dan keempat kuadran. Normalnya tidak ada bunyi vaskules yang
terdengar di aorta (garis tengah abdomen), atau arteri pemoral (kuadran bawah). Bruid
arteri renalis dapat terdengar dengan meletakkan stetoskop di atas setiap kuadran atas
secara anterior atau diatas sudut kostovertebra secara posterior (yang dapat dilakukan
pada klien duduk). Bruid harus segera dilaporkan ke dokter.
8
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
1. Mata Ajaran :
2. Keterampilan : Pemeriksaan fisik abdomen
3. Pengertian : Pemeriksaan fisik pada sistem abdomen
4. Tujuan : - memperoleh data tentang kondisi fisik abdomen
- mengetahui keadaan abnormalitas pada abdomen
5. Penilaian
I II III IV
I PENGETAHUAN (20 %)
a. Penguasaan prosedur
b. Ketepatan data
c. Rasional tindakan
SIKAP (10 %)
a. Disiplin
II b. Kerjasama
c. Tanggungjawab
d. Komunikasi
e. Penampilan Fisik
f. Kreatifitas
III PELAKSANAAN/KETERAMPILAN
A.Persiapan
1. Persiapan Pasien
9
Pasien disiapkan dengan posisi: duduk (ginjal),
supinasi dengan kaki sedikit diangkat.
2. Persiapan Lingkungan
B . Cara kerja
Inspeksi
10
berupa pulsasi atau gelombang peristaltic.
2. Auskultasi
a. Auskultasi bising usus
Gunakan diafragma stetoskop
Mulai auskultasi pada daerah RLQ
Perhatikan karakter dan frekuansi bising usus
Hitung bising usus minimal selama 60 detik
b. Auskultasi bunyi vascular dan friction rub
Gunakan bell stetoskop
Dengarkan pada daerah abdominal dan arteri renalis,
iliaca dan femoralis. Letakkan bell stetoskop pada
daerah sejajar dengan garis midklavikula di camping
aorta di atas umbilikus.
Pada umumnya tidak ada bunyi yang terdengar, tetapi
pada dewasa muda mungkin terdengar bunyi dan hal
ini dianggap normal. Pada dewasa kurus, pulsasi
arteri renalis dapat terdengar.
3. Perkusi
Suara abdomen yang terdengar pada perkusi yaitu Timpany,
Dullness (redup), Hiperresonance
11
Lanjutkan perkusi ke bawah sampai
terdengar bunyi dulness. Ini adalah batas atas hepar.
Beri tanda titik.
Batas atas biasanya setingkat dengan ICS ke-6. Jarak
antara kedua titik kurang lebih 6-12 cm.
Perkusi sepanjang garis ”midsternum” dengan tehnik
yang sama seperti sebelumnya. Ukuran hepar pada
garis midsternum kurang lebih 4-9 cm.
b. Perkusi Limfa : untuk menentukan ukuran dan lokasi limfa
Perkusi pada sisi kiri abdomen ke posterior sampai
garis midaksila kiri (splenic dulness) biasanya
terdengar dari ICS ke-6 sampai dengan ke-10
c. Palpasi dan perkusi kandung kemih untuk mengetahui
lokasi dan isinya
Lakukan palpasi untuk mengetahui fundus kandung
kemih (± 5-7 cm)
Setelah mengetahui fundus, lalu lakukan perkusi
Perkusi dilakukan diatas regio suprapubik, kandung
kemih jika terisi penuh oleh urin akan terdengar suara
redup (dulness)
d. Perkusi ginjal
Atur posisi pasien menjadi posisi duduk
membelakangi pemeriksa
Observasi sudut kostovertebral , perhatikan warna dan
kesimetrisan
Palpasi area sudut kostovertebral kiri dan amati reaksi
klien dan tanyakan apa yg dirasakannya
Lakukan hal yang sama pada bagian kanan
Perhatian : jangan lakukan perkusi dan palpasi apabila
diketahui ada riwayat nyeri, Jangan lakukan perkusi dan
palpasi apabila diperkirakan klien menderita tumor
ginjal.Palpasi akan meningkatkan tekanan intraabdominal
yang dapat memudahkan penyebaran.
4. Palpasi
Palpasi abdomen dilakukan untuk menentukan ukuran dan
letak organ, ketegangan, otot, adanya massa, nyeri dan adanya
cairan.
12
Tangan pemeriksa harus hangat. Klien harus serileks mungkin
d. Palpasi limfa
Pemeriksa berdiri di sisi kanan klien
Letakkan tangan kiri di bawah lengkung rusuk sebelah
kiri dan lengkung tersebut untuk memindahkan posisi
limfa ke anterior
Tekan ujung jari-jari tangan kanan ke dalam batas
tulang rusuk kiri ke arah klien
Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam melalui
mulut. Karena diafragma akan turun dan limfa
bergerak ke arah ujung-ujung jari tangan kanan
pemeriksa. Akan tetapi biasanya limfa tidak teraba
kecuali ada pembesaran yg jelas
e. Palpasi ginjal
Posisi supinasi, palpasi dilakukan disebelah kanan
13
Letakkan tangan kiri di bawah abdomen diantara
tulang iga dan lengkung iliaka. Tangan kanan dibagian
atas
Anjurkan klien nafas dalam dan tangan kanan
menekan ke bawah sementara tangan kiri mendorong
keatas
Lakukan hal yang sama untuk ginjal kanan.
5. Rapikan alat- alat
6. Cuci tangan
C. Evaluasi
TOTAL NILAI
Mataram,......................
PENILAI
1. ................................... ( tgl )
2. ....................................( tgl )
3. ....................................( tgl )
4. ....................................( tgl )
14
DAFTAR PUSTAKA
15