Anda di halaman 1dari 21

PEMERIKSAAN FISIK

BEDAH ABDOMEN
Dr.P.M.T.Mangalindung Ompusunggu, SpB.
Lab.Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
2016
TIU
 Mampu menjelaskan teori dan prosedur
diagnosis
 Mampu merencanakan penatalaksanaan
dan merujuk penderita
berbagai penyakit dan
kelainan bedah sesuai
dengan kompetensi
dokter Indonesia
TIK
 Mampu melakukan pemeriksaan dan
menegakkan diagnosa klinis kelainan bedah
abdomen

 Sub Pokok Bahasan:


1. Anatomi dan Tofografi Abdomen
2. Organ-organ intra dan retroperitoneal
3. Cara pemeriksaan klinis abdomen
4. Kelainan bedah yang sering dijumpai di abdomen
Pendahuluan
 Tujuan Pemeriksaan Fisik:
Mencari dan mengumpulkan data
penderita untuk dianalisa guna
membangun suatu arah diagnosa yang
tepat (Working Diagnosis) pada kelainan
bedah di abdomen melalui pemeriksaan
fisik yang baik.

Dibutuhkan Brain, Hand, Heart yang baik


dalam melakukan Pemeriksaan Fisik
Latihan berulang-ulang
Data penderita didapatkan dari:

 Subjektif : Anamnese
 Ojektif : Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
- Pencitraan/
Imagin
Clinical Diagnosis
 “Clinical diagnosis is an art, and the mastery of an art has no
end; you can always be a better diagnostician.”
 (Logan Clendening)
 “The wards are the greatest of all research laboratories.”
 (Sir Henry Wade)
 “There can be no substitute for detailed appraisal of the
history and clinical sign.”
 (Harold Ellis)
Kelompok Penyakit Bedah:
 1. Kelainan Kongenital
 2. Trauma
 3. Peradangan (dan Infeksi)
 4. Neoplasma
 5. Kelainan Metabolisme dan penyakit
Degeneratif
Lapisan Dinding Abdomen:
 Skin
 Subcutaneous Tissue and Superficial
Fascia
 Deep Fascia
 Muscle-Bone Layer
 Transverse Fascia
 Extraperitoneal Fat Layer
 Peritoneum
REGIO DAN TOFOGRAFI:
 Ada 9 regio dengan batasan garis-garis imajiner:
1. Epigastric Region
2. (R) Hypochondriac Region
3. (L) Hypochondriac Region
4. (R) Lateral/Lumbal Region
5. Umbilical Region
6. (L) Lateral/Lumbal Region
7. (R) Inguinal/Iliac Region
8. Suprapubic/Pubic/Hypogastric Region
9. (L) Inguinal/Iliac Region

Pembagian ini penting, sesuai dengan tofografi organ


intra abdominal.
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
 Posisi:
Penderita berbaring telentang dengan kepala
ditinggikan satu bantal, diusahakan relaks.
 Anamnese:
Ditanyakan keluhan penderita dengan
teratur dan runtut, tidak melompat-
lompat dari satu persoalan ke
persoalan lainnya (harus bisa dibangun
“patient-doctor relationship” yang
berkwalitas)
Prinsip Pemeriksan Fisik
Abdomen:
 Inspeksi:
- Dilihat cara berjalan penderita
- Pakaian dilepas sebatas dada dan inguinal
- Bentuk abdomen, massa/benjolan, warna
kulit, gambaran pembuluh darah
- Gambaran usus dan gerakan usus (darm
contour dan darm staifung)
- Perhatikan daerah inguinal
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Abdomen
 Palpasi:
- Telapak tangan diletakkan dengan lembut dan
perlahan diatas abdomen
- Mulai perabaan pelan-pelan, dilanjutkan
dengan penekanan dinding abdomen sambil
memperhatikan reaksi penderita (Pain?)
- Nyeri lepas?
- Dicari kemungkinan adanya massa di
abdomen; pulsasi
- Evaluasi organ intra abdomen (liver, spleen,
intestinum dll.)
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
 Perkusi:
- Jari telunjuk kiri menjadi landasan, jari
tengah kanan sebagai hammer
- Dicari batas paru-hati (normal: redup)
- Pain?
- Tymphani yang luas ? (normal: bunyi
tymphani pada gaster yang berisi udara)
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
 Auskultasi:
- Dicari suara/bising usus
- Normal kedengaran bising usus yang tidak
terlalu keras
- Bising usus yang meninggi: borborigmi
- Suara tambahan: Metallic sound
- Pada keadaan tertentu bising usus
melemah sampai menghilang (diam seperti
kuburan)
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
 Colok dubur (Rectal Toucher):
Posisi:
1. Left Lateral (Sim’s) Position
2. The Knee-elbow Position
3. Lithotomy Position
Struktur anatomi (sampai + 10 cm dari anal verg):
1. Anal groove (anal intermuscular depression)
2. Anorectal ring
3. The lowest valve of Houston
4. The Sacral Promontory
5. Prostate gland or the Cervix Utery
Prinsip Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
 Colok dubur (Rectal Toucher):
Cara:
1. Perlindungan jari dengan memakai sarung tangan
2. Jari dilumuri dengan lumbrikan
3. Diperhatikan perineum dan daerah sekitar anus
4. Ujung jari diletakkan pada pinggir anus dengan halus,
jari didorong perlahan agar sphincter ani terbuka sambil
melakukan perabaan
5. Jari didorong perlahan sambil diputar mengitari dinding
anus dan rectum, dievaluasi struktur anatomi
6. Selama pemeriksaan selalu diperhatikan keluhan
penderita
7. Jari ditarik keluar perlahan, diperhatikan benda yang
melekat disarung tangan (faeces, lendir, darah)
Non-Acute Abdomen Condition:
 Kelainan di Pancreas
 Kelainan di Spleen
 Kelainan di Appendix Vermiformis
 Massa intra abdomen:
Liver dan Biliary System:
Abscess
Hepatoma
Neoplasma Saluran Cerna
Mesenterial Cyst
Lymphoma Malignum
Ovarial Cyst
Myoma Utery
Kelainan Acute Abdomen:
 Pengertian:
Kelainan bedah di abdomen yang
memerlukan tindakan pembedahan segera

 Jenis :
1. Peradangan:
2. Penyumbatan Saluran Cerna:
3. Perdarahan Intra Abdominal:
4. Perforasi Hollow-organ:
?

Anda mungkin juga menyukai