Anda di halaman 1dari 5

BEDSIDE TEACHING PEMERIKSAAN ABDOMEN

PADA PASIEN NY. B DENGAN DIAGNOSA MEDIS

PRESENTAN

15149013928065

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2016
A. PENDAHULAN
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis merupakan sebuah proses
dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda
klinis dari sebuha penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam
medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir di anggota gerak yang disebut dengan pemeriksaan head to toe.
Setelah pemeriksaan, organ utama seperti jantung paru, diperiksa dengan
IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), sedangkan untuk
pemeriksaan abodomen dilakukan dengan IAPP (inspeksi, auskultasi, palpasi,
dan perkusi). Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat
,fisik, dan sistem organ yang spesifik , ahli medis dapat menentukan
diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin
menyebabkan gejala tersebut. Untuk itulah sbuah pemeriksaan fisik dan
sistem organ yang spesifik harus dilakukan.

B. TINJAUAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Ny. B
 Usia : 57 th
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Dx Medis : DADS
 Pendidikan : SD
 RPS
± 5 hari pasien BAB cair sur lebih dari 6x, badan lemas, muntah 2x saat
dirumah, kemudian pasien di bawa ke IGD RSUD M.Ashari pada pukul
16.00 Wib.Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan TD 130/80 mmHg,
N: 88 x/menit, RR: 18 x/menit, S: 36,7 ᵒC.
Masalah Keperawatan yang muncul
1. Diare berhubungan dengan malbasorbsi
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
(diare, muntah) .

C. KONSEP TOPIK
1. Definisi
Pemeriksaan fisik abadomen adalah pemeriksaan bagian abdomen untuk
menentukan adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau suatu organ
yang berada di dalam abdomen dengan tujuan untuk:
a. Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakan perut
b. Untuk mendengarkan bunyi peristaltik usus
c. Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen

2. Manfaat untuk segi keperawatan


a. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnosa
keperawatan
b. Mengetahui masalah kesehatan yang tepat
c. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat

3. Langkah-langkah pemeriksaan fisik abdomen:


a. Inspeksi
 Mengamati bentuk perut secara umum, warna kulit, adanya
retraksi, penonjolan, adanya ketidaksimetrisan, adanya ascites,
adanya lesi
b. Auskultasi
 Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen. Ada 3 hal
yang harus diperhatikan yaitu:
- apakah suara usus ada?
- bila ada apakah meningkat atau melemah (kuantitas)?
- perkiraan asal dari suara (kualitas)?
Dengarka peristlatik ususnya selama 1 menit penuh dengan
menggunakan stetoscop. Bising usus normalnya 5-30 menit. Jika
kurang dari itu atau tidak ada sama sekali kemungkinan ada
peristaltik ileus, konstipasi, peritonitis, atu obstruksi. Jika
peristaltik usus meningkat atau lebih dari normal kemungkinan
pasien sedang mengalami diare.
c. Palpasi
1. Posisi pasien tidur terlentang
2. Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien
3. Pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah torak/dada kanan
posterior pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan kemudian
ditekan ke arah atas
4. Telapak tangan kanan diletakkan di atas abdomen, jari-jari
mengarah ke atas/superior pasien dan diekstensikan sehingga
ujung-ujung jari terletak digaris klavikular di batas bawah hati
5. Kemudian ditekan dengan lembut ke dalam dan ke atas.
6. Pemeriksa meminta pasien untuk menarik nafas. Hati akan
bergerak ke bawah karena gerakan kebawah diafragma dan
mencoba meraba tepi hati saat abdomen mengempis untuk
merasakan tekstur hati yaitu lembut/perusahaan/keras/nodular.
 Yang dihasilkan dari pemeriksaan palpasi yaitu:
Rasa sakit nyeri tekan karena peregangan organ-organ,
peregangan peritonium, tumor, defens muskuler.
 Normal :
Tidak teraba/teraba kenyal, ujung tajam, tidak adan nyeri
tekan
 Abnormal:
- Teraba nyata (membesar), lunak dan ujung tumpul curiga
hepatomegali
- Terba nyata (membesar), keras tidak merata, ujung
irreguler curiga hepatoma.
d. Perkusi
Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk
memperkirakan ukuran hepar, lien, menemukan ascites, mengetahui
masa padat atau kristik, dan untuk mengetahui adanya udara pada
lambung dan usus.
Teknik perkusi yaitu pertama kali yakinkan tangan pemeriksa
hangat sebelum menyentuh pasien. Kemudian tempatkan tangan kiri
dimana hanya jari tengah yang melekat erat dengan dinding perut.
Selanjutnya ketok 2-3 kali dengan uju jari tengan kanan.
Lakukanlah perkusi pada keempat kuadran untuk
memperkirakan distribusi timpani redup. Biasanya suar timpanilah
yang dominan karena adanya gas pada saluran gastrointestinal, tetapi
cairan dan feses menghasilkan redup. Pada sisi abdomen perhatikalah
daerah dimana suara timpani berubah menjadi redup. Periksalah
daerah suprapubic untuk mengetahui adanya kandung kencing yang
tegang atau uterus yang membesar.
Pemriksaan perkusi pada abdomen diantaranya:
a. Lambung
Pada orang normal didapatkan suara sonor sampai timpani
b. Hepar
Didaptkan suara pekak
c. Usus
Pada pemeriksaan orang normal didaptkan suara timpani
d. Kandung kemih
Perkusi pada kandung kemih orang normal didaptkan sonor.

Anda mungkin juga menyukai