Anda di halaman 1dari 14

GERMAHAT ATAU GERAKAN MASAK SEHAT DENGAN

PEMBUATAN PUDHAT (PUDING SEHAT) TERHADAP PENINGKATAN


PENGETAHUAN IBU BALITA DI JORONG SUNGAI BULUAH
KENAGARIAN CINGKARIANG KECAMATAN BANUHAMPU

Erni Maywita1, Suci Septria Asmi2, Yola Septiawan3, Wynda Mareza Nofiani4,
Havivah Ramadhani5, Refi Mariska6

Universitas Baiturrahmah Jl.Raya By Pass KM.15 Aie Pacah, Koto Tangah-Kota


Padang, Sumatera Barat 25158

ernimaywita@fkm.unbrah.ac.id

ABSTRAK

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah
lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun. Stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan proses kembang otak yang
terganggu, dimana dalam jangka pendek berpengaruh pada kemampuan kognitif.
Salah satu penyebab stunting adalah pola asuh ibu terhadap balitanya. Pola asuh
erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan ibu. Pengetahuan yang kurang dapat
menjadikan pola asuh ibu kurang sehingga memengaruhi kejadian stunting pada
balita. Tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu mampu mengimplementasikan
IPTEK yang dikuasai untuk mengindentifikasi masalah kesehatan masyarakat,
menetapkan penyebab masalah serta memberikan alternatif penyelesaian masalah
kesehatan di suatu wilayah. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif dengan
menggunakan uji t Dependen (Paired Samples Test). Populasi pada pengabdian
ini yaitu 15 responden dengan penyuluhan secara massal dan GerMaHat. Teknik
sampling yang digunakan yaitu total sampling. Hasil penelitian menunjukkan
adanya perubahan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan, dimana skor
pengetahuan sebelum penyuluhan yaitu 3,27 dan setelah penyuluhan sebesar 5,67.
Saran untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di Jorong Sungai Buluah
mengenai pengetahuan ibu balita tentang stunting bisa digunakan dengan metode
lain seperti promosi kesehatan door to door misalnya menyampaikan informasi
kepada ibu balita dari rumah ke rumah.

Kata Kunci : Stunting, GerMaHat, Pretest dan Postest, Pengabdian Masyarakat

ABSTRACT

Stunting is a condition of failure to thrive in children under five (babies under five
years) resulting from chronic malnutrition so that children are too short for their
age. Malnutrition occurs since the baby is in the womb and in the early days after
the baby is born, however, stunting only appears after the baby is 2 years old.
Stunting will have an impact and be associated with disrupted brain development
processes, which in the short term affect cognitive abilities. One of the causes of
stunting is the mother's upbringing of her toddler. Parenting style is closely
related to the mother's level of knowledge. Lack of knowledge can make mother's
parenting less so that it affects the incidence of stunting in toddlers. The purpose
of this community service is to be able to implement mastered science and
technology to identify public health problems, determine the causes of problems
and provide alternative solutions to health problems in an area. The method used
is quantitative by using the Dependent t test (Paired Samples Test). The
population in this service is 15 respondents with mass counseling and GerMaHat.
The sampling technique used is total sampling. The results showed that there was
a change in knowledge before and after counseling, where the knowledge score
before counseling was 3.27 and after counseling was 5.67. Suggestions for
increasing the knowledge of the community in Jorong Sungai Buluah regarding
the knowledge of mothers of toddlers about stunting can be used with other
methods such as door to door health promotion, for example conveying
information to mothers of toddlers from house to house.

Keywords: Stunting, GerMaHat, Pretest and Posttest, Community Service


PENDAHULUAN
Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi fokus semua sektor kehidupan. Namun, penanggulangannya tidak dapat
dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja, akan tetapi
memerlukan kerjasama seluruh pihak dan berbagai lintas program. Penyebab
timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sector . Di Indonesia terus
menyerukan dan mengupayakan peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM) melalui program 1000 hari pertama kehidupan (HPK), karena kualitas
manusia ditentukan sejak awal janin bertumbuh di dalam tubuh seorang ibu
(Zogara et al., 2020). Idealnya, berat badan bayi saat dilahirkan adalah tidak
kurang dari 2500 gram, dan panjang badan bayi tidak kurang dari 48 cm. Oleh
karena itu, setiap bayi yang baru saja lahir akan diukur berat dan panjang
tubuhnya, dan dipantau terus menerus terutama di periode emas pertumbuhannya,
yaitu 0 sampai 2 tahun (Kemenkes, 2022).
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi memerlukan masukan zat-
zat gizi yang seimbang dan relatif besar. Perlu adanya pemenuhan kebutuhan gizi
pada bayi dan balita untuk menghindari berbagai masalah kesehatan yang dapat
timbul di masa depan generasi penerus bangsa. Anak perlu mendapatkan nutrisi
yang cukup agar terhindar dari penyakit menular berbahaya, kecukupan gizi juga
dapat mempengaruhi perkambangan kognitif anak di masa depan. Begitu juga
dengan kebutuhan ASI Ekslusif pada anak yang harus diberikan dengan cukup,
jika kebutuhan ASI Ekslusif tidak terpenuhi dapat menimbulkan risiko lebih
tinggi untuk kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk proses pertumbuhan.
Gangguan pertumbuhan akan mengakibatkan terjadinya stunting pada anak (J.
Pengabdian & Kebidanan, 2020).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima
tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk
usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun. Stunting akan berdampak dan dikaitkan dengan proses kembang otak yang
terganggu, dimana dalam jangka pendek berpengaruh pada kemampuan kognitif
(Sangadji et al., 2021). Salah satu penyebab stunting adalah pola asuh ibu
terhadap balitanya. Pola asuh erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan ibu.
Pengetahuan yang kurang dapat menjadikan pola asuh ibu kurang sehingga
memengaruhi kejadian stunting pada balita (Regency & District, 2022).
Data World Health Organization (WHO) tahun 2020 menunjukkan 5,7%
balita di dunia mengalami gizi lebih, 6,7% mengalami gizi kurang dan gizi buruk,
serta 22,2% atau 149,2 juta menderita stunting (malnutrisi kronik). Data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan prevalensi balita dengan status pendek
dan sangat pendek di Indonesia adalah 37,2% pada tahun 2013, dan menurun
menjadi 30,8% pada tahun 2018 (Kemenkes, 2022). Sedangkan, data Riskesdas
Sumatera Barat menunjukkan kondisi stunting periode 2013-2019 mengalami
penurunan prevalensi stunting dari sebesar 39,2 % (Riskesdas 2013) pada tahun
2013 menjadi 29,2% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018) dan menurun menjadi
27,5% pada tahun 2019 berdasarkan data SSGBI 2019 (RISKESDAS SUMBAR,
2021). Berdasarkan data Dinkes Agam, Kabupaten Agam termasuk dalam urutan
tertinggi kelima besar kasus stunting. Prevalensi balita stunting di Kabupaten
Agam pada tahun 2021 adalah sebesar 10,7% (Universitas Andalas, 2020).
Tingginya prevalensi stunting di Indonesia dan menjadi salah satu focus
SDG’s untuk pembangunan berkelanjutan sehingga memerlukan perhatian khusus
terkait pencegahan dan penangan stunting. justru tingkat kesadaran dan salah
pengertian tentang penyakit ini cukup tinggi. Kondisi ini menjelaskan bahwa
kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia khususnya ibu balita dalam
penacegahan stunting pada anak. Menurut penelitian (Sani et al., 2023),
menyatakan bahwa peningkatan pengetahuan tentang pentingnya MPASI yang
benar dan tepat, cara pembuatan MPASI yang meningkatkan selera bayi,
perkembangan motorik bayi, dan cara pemantauan tumbuh dan perkembangan
bayi sangatlah penting.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa intervensi dengan penyuluhan disertai
inovasi GerMaHat dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita lebih efektif
dibandingkan dengan penyuluhan menggunakan media edukasi lainnya. Sehingga
terjadi perbedaan yang signifikan antara penyuluhan dengan inovasi GerMaHat
dan penyuluhan menggunakan media promosi kesehatan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10
Februari 2023 melalui observasi di Jorong Sungai Buluah Nagari Cingkariang
didapatkan bahwa pada bulan Februari sampai Maret tahun 2023 terdapat
sebanyak 32 ibu balita dan memiliki pengetahuan rendah tentang stunting sebesar
20 ibu balita, dengan persentase pengetahuan ibu balita yang rendah tentang
stunting (62,5%). Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di Jorong
Sungai Buluah Nagari Cingkariang diperoleh 18 dari 32 ibu balita yang
mengeluhkan tidak dapat ikut serta posyandu dengan baik karena hambatan dan
kurangnya dukungan dari suami.
Dari hasil uraian diatas maka tujuan peneliti mampu untuk
mengimplementasikan IPTEK yang dikuasai untuk mengindentifikasi masalah
kesehatan masyarakat, menetapkan penyebab masalah serta memberikan alternatif
penyelesaian masalah kesehatan di suatu wilayah.

METODE
Metode yang digunakan merupakan jenis kuantitatif menggunakan desain
penelitian quasi eksperimen.
Intervensi yang diberikan adalah penyuluhan kesehatan dengan inovasi
demo masak sehat atau GerMaHat dengan menginovasikan sayuran ke dalam
bentuk makanan lainnya. Penyuluhan kesehatan didahului dengan kegiatan
pretest, dilanjutkan metode ceramah yang berisikan materi tentang stunting dan
dampak stunting, kemudian peneliti melakukan tanya jawab dengan responden
mengenai stunting dan dampaknya terhadap perkembangan anak balita. Penilaian
pengetahuan masyarakat Jorong Sungai Buluah dilakukan dua kali yaitu sebelum
penyuluhan kesehatan (pretest) dan setelah penyuluhan kesehatan (posttest).
Selain penyuluhan mengenai stunting dilakukan juga kegiatan demo memasak
menggunakan teknik yang sehat dan sesuai aturan kesehatan melalui inovasi
sayuran yang dibuat menjadi bentuk PudHat atau Puding Sehat agar responden
Jorong Sungai Buluah lebih mudah memahami informasi yang di sampaikan.
Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai ibu balita mengenai
pengetahuan tentang stunting (pretest) sebelum penyuluhan tentang pengetahuan
tentang stunting kemudian dilanjutkan dengan (post test) setelah penyuluhan.
Kemudian dilakukannya demo memasak melalui GerMaHat secara langsung
kepada ibu balita Jorong Sungai Buluah.
Teknik untuk mengumpulkan responden adalah dengan mengadakan
pertemuan massal melalui perantara kader balita sebagai fasilitator dengan
pelaksanaan pertemuan pertama pre test dan penyuluhan kesehatan langsung
dilanjutkan post test ketika selesai penyuluhan di hari yang sama kemudian
melakukan inovasi GerMaHat kepada ibu balita Jorong Sungai Buluah.

HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1 Tingkat Pendidikan Ibu Balita Jorong Sungai Buluah Kenagarian
Cingkariang Tahun 2023

No. Tingkat N %
Pendidikan
Lansia
1. Tamat SD 6 18,8
2. Tamat SLTP 7 21,9
3. Tamat SLTA 13 40,6
4. D3/D4/S1 6 18,8
JUMLAH 32 100

Dari tabel 1 dapat dilihat sebagian besar responden yang tingkat pendidikan
tamat SMA sebanyak 13 orang (40,6%).
Tabel 2 Rata – Rata Pengetahuan Ibu Balita Sebelum dilakukan Penyuluhan
Stunting di Jorong Sungai Buluah Kenagarian Cingkariang Tahun 2023
Variabel N Mean Min Max Sd
Pengetahuan sebelum 15 3,27 2 5 0,704
Penyuluhan
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 responden pengetahuan terkait
stunting sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan dengan inovasi GerMaHat nilai
mean adalah 3,27, minimum 2 dan maximum 5, dan standar deviation 0,704.
Tabel 3 Distribusi Pernyataan Mengenai Pengetahuan Sebelum dilakukan
Penyuluhan terkait Stunting dengan Inovasi GerMaHat di Jorong Sungai
Buluah Kenagarian Cingkariang Tahun 2023
No Pertanyaan Benar Salah
f % f %
1 Stunting (pendek) adalah keadaan gagal tumbuh 9 60,0 6 40,0
berdasarkan tinggi badan menurut umur.
2 Perbedaan anak status gizi stunting dan status gizi 5 33,3 10 66,7
anak tidak stunting yaitu Berat Badan, Tinggi
Badan, dan Kecerdasan di bawah rata – rata anak
normal.
3 Periode emas anak berada pada usia 0-2 tahun. 9 60,0 6 40,0
4 Faktor genetik (keturunan) yang dapat 6 40,0 9 60,0
mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita
adalah tinggi badan ibu.
5 Kekurangan zat gizi pada kehamilan dapat 5 33,3 10 66,7
menyebabkan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah).
6 Dampak dari kondisi stunting yaitu pertumbuhan 8 53,3 7 46,7
tubuh anak yang pendek.
7 Salah satu upaya pemerintah untuk pencegahan 7 46,7 8 53,3
stunting dengan intervensi melalui pendidikan dan
kesehatan yaitu Gerakan Seribu Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK).
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa sebelum adanya penyuluhan mengenai
stunting lebih dari separuh responden memiliki pengetahuan yang rendah tentang
stunting dengan persentase 73,3% dan pengetahuan baik tentang stunting dengan
persentase 26,7% di Jorong Sungai Buluah Kenagarian Cingkariang.
Tabel 4 Rata – Rata Pengetahuan Setelah dilakukan Penyuluhan Stunting di
Jorong Sungai Buluah Kenagarian Cingkariang Tahun 2023
Variabel N Mean Min Max Sd
Pengetahuan setelah 15 5,67 5 7 0,724
Penyuluhan

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 responden pengetahuan


terkait pengendalian stunting sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan dengan
inovasi GerMaHat nilai mean adalah 5,67, minimum 5 dan maximum 7, dan
standar deviation 0,724.
Tabel 5 Distribusi Pernyataan Mengenai Pengetahuan Setelah dilakukan
Penyuluhan Stunting dengan Inovasi GerMaHat di Jorong Sungai Buluah
Kenagarian Cingkariang Tahun 2023
No Pertanyaan Benar Salah
f % f %
1 Stunting (pendek) adalah keadaan gagal tumbuh 15 100,0 0 00,0
berdasarkan tinggi badan menurut umur.
2 Perbedaan anak status gizi stunting dan status 9 60,0 6 40,0
gizi anak tidak stunting yaitu Berat Badan,
Tinggi Badan, dan Kecerdasan di bawah rata –
rata anak normal.
3 Periode emas anak berada pada usia 0-2 tahun. 12 80,0 3 20,0
4 Faktor genetik (keturunan) yang dapat 11 73,3 4 26,7
mempengaruhi kejadian stunting pada anak
balita adalah tinggi badan ibu.
5 Kekurangan zat gizi pada kehamilan dapat 14 93,3 1 6,7
menyebabkan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah).
6 Dampak dari kondisi stunting yaitu pertumbuhan 11 73,3 4 26,7
tubuh anak yang pendek.
7 Salah satu upaya pemerintah untuk pencegahan 13 86,7 2 13,3
stunting dengan intervensi melalui pendidikan
dan kesehatan yaitu Gerakan Seribu Hari
Pertama Kehidupan (1000 HPK).

Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa setelah adanya penyuluhan mengenai


stunting menunjukkan seluruh responden telah memiliki pengetahuan tentang
stunting membahas tentang kebutuhan gizi anak dan upaya pencegahan stunting
dengan persentase 100% di Jorong Sungai Buluah Kenagarian Cingkariang.

Perbedaan Pengetahuan Ibu Balita Sebelum dan Setelah dilakukan


Penyuluhan Kesehatan tentang Stunting dengan Inovasi GerMaHat.

Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan terkait stunting sebelum dan


setelah dilakukannya penyuluhan kesehatan dengan inovasi GerMaHat. Analisis
menggunakan uji T Dependen (Paired Samples Test), didapatakan nilai p 0,041
(data terdistribusi normal).
Tabel 2.7 Hasil Uji Beda Pengetahuan Sebelum dan Setelah Melakukan
Penyuluhan dengan Inovasi GerMaHat kepada Ibu Balita di Jorong Sungai
Buluah Kenagarian Cingkariang Tahun 2023

No Pengetahuan Mean P Value


1. Sebelum dilakukan penyuluhan 3,27 0,041
2. Setelah dilakukan penyuluhan 5,67

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 15 responden pengetahuan terkait
stunting sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan nilai mean adalah 3,27 dan
setelah penyuluhan kesehatan nilai mean 5,67. Hasil uji menunjukkan p value
yaitu 0,041 < 0,05 yang berarti ada perbedaan pengetahuan sebelum dan setelah
dilakukannya penyuluhan dengan inovasi GerMaHat mengenai stunting dan
kebutuhan gizi pada anak balita di Jorong Sungai Buluah Kenagarian
Cingkariang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan perbedaan pengetahuan masyarakat
terutama ibu balita di Jorong Sungai Buluah sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Padang Lua dapat dilihat
bahwa nilai mean pengetahuan ibu balita Jorong Sungai Buluah sebelum
dilakukan penyuluhan kesehatan adalah 3,27 dan setelah dilakukan penyuluhan
kesehatan meningkat menjadi 5,67 dan hasil uji statistik di dapatkan nilai p Value
= 0,041 (p value < 0,05) artinya ada perbedaan yang signifikan antara
pengetahuan responden sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan kesehatan
tentang stunting dengan menggunakan inovasi GerMaHat.
Terjadi peningkatan yang signifikan antara sebelum dilakukannya
penyuluhan kesehatan tentang stunting dengan setelah dilakukannya penyuluhan
kesehatan mengenai stunting karena ibub balita Jorong Sungai Buluah pada
umumnya ketika dilakukan pre test tersebut masih belum mengetahui mengenai
stunting dan kebutuhan gizi. Selain itu, untuk meningkatkan pengetahuan ibu
balita Jorong Sungai Buluah mengenai stunting dan kebutuhan gizi bisa
digunakan metode lain seperti promosi kesehatan door to door atau individu
misalnya menyampaikan informasi melalui kunjungan penyuluhan ke rumah-
rumah dengan media poster, leaflet, dan brosur.
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal
dapat memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan
atau peningkatan pengetahuan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melakui panca indra manusia yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, indera perasa dan indera peraba. Tetapi sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Herawati et al., 2019).
Penyuluhan kesehatan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak hanya
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan juga dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode dan media (Keperawatan et al., 2021).
Metode yang dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan
adalah metode ceramah, metode ini efektif digunakan untuk penyuluhan
sebagaimana penelitian meyatakan metode ceramah lebih efektif dibandingkan
metode demonstrasi (Penelitian et al., 2022). Inovasi penyuluhan kesehatan adalah
suatu bentuk kegiatan atau program baru yang digunakan untuk menyampaikan
pesan kesehatan dengan kebaharuan sehingga menimbulkan pesan dan makna
tersendiri bagi respondennya. Inovasi yang dibentuk dalam penelitian ini adalah
Inovasi GerMaHat (Sani et al., 2023).
Untuk mengendalikan stunting dapat dilakukan dengan tindakan promotive,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berupa melakukan perbaikan gizi,
perbaikan PHBS, sekaligus sanitasi lingkungan, di dalamnya terdapat kegiatan
perbaikan gizi, gotong royong, kemudian penyuluhan kepada populasi dengan
pengetahuan yang rendah tentang stunting (M. Pengabdian et al., 2018).
Jumlah rata-rata responden yang berpengetahuan baik sebanyak 3,27
meningkat menjadi 5,67. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh pendidikan
kesehatan yang dilakukan dan juga penggunaan Inovasi GerMaHat sebagai sarana
kebaharuan dalam menyampaikan informasi, responden tertarik untuk mengikuti
penyuluhan yang dapat dilakukan dengan pembuatan inovasi demo masak dengan
pembuatan sayuran menjadi puding yang dapat menjadi salah satu referensi dalam
daftar PMT (Pemberian Makanan Tambahan) oleh kader dan ibu balita di Jorong
Sungai Buluah supaya pengendalian angka stunting dapat terkontrol dan
terjadinya peningkatan pengetahuan ibu balita terkait stunting.
Inovasi GerMaHat adalah suatu bentuk inovasi atau kebaharuan yang
dibentuk untuk mempermudah penyampaian informasi yang berbentuk kegiatan
demo masak dengan pengolahan sayuran menjadi bentuk puding yang sehat untuk
MP-ASI dan referensi PMT, sehingga lebih mudah dipahami oleh kader dan ibu
balita (Sani et al., 2023).

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Didapatkan nilai rata-rata pengetahuan terkait stunting pada masyarakat
khususnya ibu balita Jorong Sungai Buluah sebelum dilakukan pendidikan
kesehatan dengan nilai mean 3,27.
2. Didapatkan nilai rata-rata pengetahuan terkait stunting pada masyarakat
khususnya ibu balita Jorong Sungai Buluah setelah dilakukan pendidikan
kesehatan dengan nilai mean 5,67.
3. Terdapat perbedaan nilai rata-rata pengetahuan terkait stunting sebelum dan
setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan didapatkan nilai (p value =
0,041) yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan terkait stunting dan kebutuhan gizi anak pada ibu balita
Jorong Sungai Buluah.
Saran
1. Disarankan untuk petugas puskesmas atau pemegang program promosi
kesehatan khususnya KIA untuk penggerakkan program GerMaHat dan
menjadikan salah satu referensi MP-ASI dan PMT dalam posyandu balita.
2. Penyuluhan kesehatan dengan Inovasi GerMaHat disarankan disertai dengan
metode pendidikan kesehatan seperti ceramah, penggunaan media, ataupun
metode lainnya.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih ini diberikan kepada Inyiak Wali Nagari Kenagarian
Cingkariang,, Kepala Puskesmas Padang Lua, Inyiak Jorong Sungai Buluah,
Bidan Desa, Kader, Masyarakat, dan Ibu Balita yang telah memberikan
kesempatan kepada kami dan membantu kami dalam pelaksanaan kegiatan
Pengabdian Masyarakat di Jorong Sungai Buluah Kenagarian Cingkariang,
Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.

DAFTAR PUSTAKA
Herawati, C., Kristanti, I., Selviana, M., & Novita, T. (2019). Peran Promosi
Kesehatan Terhadap Perbaikan Pengetahuan , Sikap , Dan. 1(1), 40–51.
Kemenkes. (2022). Stunting. 1–52.
Keperawatan, P., Ilmu, F., & Barat, U. S. (2021). Jurnal Pengabdian Kesehatan
Komunitas ( Journal of Community Health Service ). 1(2), 126–134.
Penelitian, M. I., Iptek, P., & Ernawati, A. (2022). Jurnal Litbang : Media
Promosi Kesehatan Untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang
Stunting Health Promotion Media to Increase Mother ’ s Knowledge about
Stunting. 18(2), 139–152.
Pengabdian, J., & Kebidanan, M. (2020). PENYULUHAN TENTANG ASI
EKSKLUSIF , VITAMIN A , DAN STUNTING DI POSYANDU ANGGREK
RW 04 DUSUN TESEH KELURAHAN METESEH KECAMATAN
TEMBALANG KOTA SEMARANG COUNSELING OF EXCLUSIVE
BREASTFEEDING , VITAMIN A , AND STUNTING IN POSYANDU
ANGGREK RW 04 DUSUN TESEH KELURAHAN METESEH
KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG S1 Kebidanan ,
FIKKES , Unimus DIII Kebidanan , FIKKES , Unimus DIII Kebidanan ,
FIKKES , Unimus ABSTRAK. 2(2), 50–55.
Pengabdian, M., Pasawahan, K., Purwakarta, K., Smp, P., & Kunci, K. (2018).
1* , 2 , 1 , 1. 1–8.
Regency, S., & District, O. (2022). https://stikes-nhm.e-journal.id/OBJ/index.
122–131.
RISKESDAS SUMBAR. (2021). LAPORAN PENILAIAN KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT TERHADAP
KABUPATEN LOKUS PRIORITAS DALAM PELAKSANAAN 8
(DELAPAN) AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING TAHUN
2021. 8.
Sangadji, A. M., Perawat, Y., Selatan, S., & Panakkukang, S. (2021).
HUBUNGAN PERILAKU DAN PENGETAHUAN IBU DALAM
PENERAPAN PHBS DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
USIA 3-5 TAHUN HUBUNGAN PERILAKU DAN PENGETAHUAN IBU
DALAM PENERAPAN PHBS DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA USIA 3-5 TAHUN.
Sani, N. P., Safitri, Y., & Amiroh, D. R. (2023). Pengenalan Makanan
Pendamping ASI ( MPASI ) melalui Edukasi dan Demo Masak untuk
Pencegahan Stunting selama Periode Golden Age 1000 Hari Kehidupan
Anak di Kelurahan Rejosari. 7, 204–208.
Universitas Andalas. (2020). Prevalensi Stunting. 1–5.
Zogara, A. U., Pantaleon, M. G., I, J. R. A. K., Lima, K., & Kupang, K. (2020).
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. April, 85–92.

Anda mungkin juga menyukai