TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
akumulasi dampak berbagai faktor seperti buruknya gizi dan kesehatan sebelum dan
setelah kelahiran anak tersebut (El Taguri et al., (2008, WHO 2010)). Hal yang sama
juga menurut Schmidt (2014) yang menyatakan bahwa stunting merupakan dapak
dari kurang gizi yang terjadi dalam periode waktu yang ama yang pada akhirnya
umur) adalah tinggi badan yang berada di bawah minus dua standar deviasi (<-2SD)
berdasarkan umur dan tabel status gizi WHO child Growth Standart. Stunting dapat
terjadi sejak Janin masih berada dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia
dua tahun. Batita perempuan mencapai 50% tinggi badan dewasanya pada usia 18
bulan, sedangkan batita laki-laki pada usia dua tahun. Stunting terjadi karena anak
mengalami masalah nutrisi, berat badannya akan sulit naik. Lama-kelamaan tinggi
merupakan kondisi gagal tumbuh pada bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12-59
bulan) akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama
kehidupan sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Balita dikatakan pendek jika
nilai z-score-nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut
umur (TB/U) kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD
(severaly stunted) . balita stunted akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal,
menjadi lebih rentan terhadap penyakit, dan di masa depan dapat beresiko
menurunnya tingkat produktivitas. Pada akhirnya, secara luas, stunting akan dapat
2. Etiologi
gizi yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan
gizi sebelum dan pada masa kehamilan serta ibu melahirkan. Intervensi yang paling
menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting perlu dilakukan pada 1.000
hari pertama kehidupan(HPK) dari anak balita. Peluang intervensi kunci yang terbukti
anak dan pemenuhan gizi ibu. Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes. dkk(2018).
3. Epidemiologi
anak stunting di seluruh dunia, 167 juta anak (98%) hidup di negara berkembang (de
Onis et al., 2011). UNICEF menyatakan bahwa pada 2011, 1 dari 4 anak balita
mengaami stunting (UNICEF, 2013. Selanjutnya, diprediksi akan ada 127 juta anak
di bawah 5 tahun yang stunting pada tahun 2025 nanti jika tren sekarang berlanjut
sebesar 40% pada tahun 2025. Namun kondisi saat ini menunjukkan bahwa target
penurunan yang dicapai hanya sebesar 26% (de Onis et al., 2013).
dengan prevalensi nasional 37,2% (Riskesdas,2013). Dari 10 orang anak sekitar 3-4
orang anak balita mengalami stunting (Zahraini,2013). Indonesia adalah salah satu
dari 3 negara dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara. Penurunan angka
lebih dari 9 juta anak di Indonesia mengalami stunting (Chaparro, Oot & Sethuraman,
2014.
4. Dampak
Stunting pada masa anak-anak berdampak pada tinggi badan yang pendek dan
penurunan pendapatan saat dewasa, rendahnya angka masuk sekolah, dan penurunan
berat lahir keturunannya kelak (Victoria et al., 2008). World Bank pada 2006 juga
menyatakan bahwa stunting yang merupakan malnutrisi kronis yang terjadi di dalam
rahim dan yang merupakan malnutrisi kronis yang terjadi di dalam rahim dan selama
dua tahun pertama kehidupan anak dapat mengakibatkan rendahnya intelijensi dan
juga dapat berdampak pada sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kerentanan
terhadap penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker serta
5. Intervensi
dilakukan melalui intervensi gizi spesifik yang dilakukan yang ditunjukan dalam
1000 hari pertama kehidupan (HPK). Intervensi gizi spesifik untuk mengatasi
permasalahan gizi pada ibu hami, ibu menyusui 0-6 bulan, ibu menyusui 7-23 bulan,
anak usia 0-6 bulan , dan anak usia 7-23 bulan. Permasalahan gizi ini bisa diatasi
memahami penyebab terjadinya masalah gizi, dan membantu individu serta keluarga
sebelum kelahiran melalui perinatal care dan gizi ibu, kemudian intervensi tersebut
pada ibu dan anak merupakan intervensi jangka panjang yang dapat memberi dampak
baik pada generasi sekarang dan generasi selanjutnya (Victoria et a., 2008).
Pada saat hamil, status gizi ibu perlu mendapat perhatian lebih, hal ini dapat
dilakukan melalui ANC. Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang baik, apabila
kondisinya sangat kurus atau mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) perlu
diberikan makanan tambahan. Pada saat kelahiran, bayi harus langsung diberi Inisiasi
Menyusui Dini(IMD) dan setelah itu diteruskan dengan pemberian ASI Ekslusif
sampai dengan usia 6 bulan. Mulai usia 6 bulan, bayi dapat muai diberi makanan
pendamping ASI dapat terus dilakukan sampai anak berusia 2 tahun. Selain itu, bayi
dan anak juga diharapkan memperoleh kapsul vitamin A, taburia, dan imunisasi dasar
lengkap (Zahraini,2013).
Fikawati, Syafiq & Karima (2015). Menyatakan bahwa pertumbuhan bayi
diberikan ASI Eksklusif kurang optimal bila status gizi atau asupan energinya kurang
DAFTAR PUSTAKA
seperti kalsium dan zat besi. Untuk mengisi cadangan tersebut agar tidak terjadi
kekurangan gizi diperlukan waktu yang cukup di antaranya kehamilan. Akan tetapi,
jika kehamilan sangat dekat dengan kelahiran sebelumnya, cadangan bisa habis dan
memerlukan kalori dan zat gizi tambahan. Lamanya waktu yang dibutuhkan di antara
mereka akan mempunyai status besi yang cukup untuk kehamilan berikutnya.
Kehamilan yang berulang dalam waktu yang singkat menyebabkan cadangan zat besi
yang belum pulih, akhirnya terkuras untuk keperuan Janin yang dikandung.
(Bowman, dkk., 2001). Selain itu, jarak kehamilan yang kurang dari 2 tahun, rahim
dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik sehingga akan berdampak pada
pertumbuhan janin yang kurang baik, mengalami persalinan yang lama, atau
pendarahan, (Depkes RI; Depdagri; Tim Penggerak PKK; dan WHO, 1999).
dari 2 tahun mempunyai resiko 21.36 kali untuk mengalami anemia dibandingkan
yang melahirkan dengan jarak ≥ 2 tahun. Demikian pula dengan hasil penelitian
Irwansyah (2005) di Samarinda, menemukan ibu hamil berisiko mengalami anemia
sebesar 8,33 kali yang mempunyai jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.
Perbedaan jarak kelahiran akan memberi pengaruh terhadap ukuran bayi. Bayi
yang lahir dengan jarak yang sangat dekat dengan anak sebelumnya cenderung
memiliki berat badan yang rendah (low birth). Hal ini terjadi karena kondisi
kesehatan ibu yang lemah. Setelah melahirkan anak pertama, fit dan sehat kembali.
Tetapi karena tak mampu menjaga jarak kelahiran dengan anak sebelumnya dan
harus mengandung janin (bayi) lagi, maka kondisi kesehatan fisik ibu semakin
lemah. Dengan demikian bila ibu tersebut mengandung lagi akan menyebabkan
Kini anak pertama anda telah memasuki usia satu tahun, tak heran jika anda
menginginkan kehadiran anak kedua dalam jarak yang dekat dengan anak pertama,
diharapkan kehadiran anak kedua dapat menjalin hubungan dekat dengan anak
pertama anda. Namun sebenarnya jarak antara anak pertama dengan kedua yang
terlalu dekat tidak disarankan dikarenakan akan berpengaruh pada fisik dan psikologi
Jarak kehamilan yang dianjurkan pada ibu hami yang ideal dihitung dari sejak
ibu persalinan hingga akan memasuki masa hamil selanjutnya yaitu 2-5 tahun. Hal
ini didasarkan karena beberapa pertimbangan yang akan berpengaruh pada ibu dan
anak. Apalagi bagi anda yang mmengalami operasi sesar pada persalinan
sebelumnya, pemulihan pasca operasi sangat penting untuk diperhatikan. Selain itu
jarak kehamilan yang terlalu dekat akan menimbulkan risiko masalah pada janin
yang di kandung.
Berikut adalah maanfat menjaga jarak kehamian yang ideal bagi ibu dan anak:
selain itu ibu harus mengalami beberapa pemulihan khusus seperti pada ibu hamil
ketika akan memasuki kehamilan selanjutnya. Tak kalah penting dalam mengontrol
kesehatan ibu hamil yang berisiko di kehamilan seperti hipertensi, diabetes, dan lain-
lain.
Menjaga jarak kehamilan ideal (2-5 tahun) akan membuat potensi yang baik
untuk kehamilan selanjutnya salah satunya adalah menhindari anak lahir dengan
berat badan yang rendah dan juga mengindari kelainan pada janin. Selain itu dua
tahun memungkinkan untuk mempersiapkan air susu ibu. Dengan persiapan ASI
maka akan berpengaruh positif bagi kesehatan dan kecerdasan, sedangkan bagi anda
yang merencanakan kehamilan terlalu dekat maka akan berdampak pada kurangnya
Dengan merencanakan kehamilan pada jarak yang ideal maka akan mengurangi
risiko nutritional deficiencies atau kurang gizi teruatama kekurangan zat besi. Hal ini
akan membantu anda dalam mengurangi risiko stress pada saat hamil. Bahkan hal ini
pula disebabkankarena kondisi ibu yang merencanakan kehamilan terlalu cepat belum
pulih dari kondisi sebelumnya sehingga belum dapat maksimal dalam pembentukan
Perhitungan yang tidak kalah penting dalam mempersiapkan jarak kehamilan yang
DAFTAR PUSTAKA
Reproductive Biology.Bandung
C. Penyakit infeski (Diare)
1. Definisi
Diare atau garstroenteritis akut adalah buang air dalam bentuk cair hingga
lebih dari 3x dalam sehari, dan belangsung seama dua hari atau lebih. Diare adalah
salah satu gangguan perut yang sering dialami oleh anak, terutama bayi dan balita.
WHO menyebutkan bahwa diare menjadi penyebab utama nomor satu kematian
Diare adalah pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Buangan besar
yang tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi yang lebih banyak
dari biasanya. Bayi dikatakan diare bila sudah lebih dari 3x buang air sedangkan
neonates dikatakan diare balita yang sudah lebih dari 4x buang air besar.
pengeluaran tinjak yang tidak normal atau tidak seperti biasanya. Perubahan yang
terjadi berupa peningkatan volume, keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa
lender darah, seperti lebih dari 3x kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4x/hari.
2. Etiologi
a. infeksi
Proses ini dapat diawali dengan adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk
kedalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak
sel mukosa intestinal yang dapat menurunkan daerah permukaan intestinal sehingga
gangguan fungsi intestinal daam absorpsi cairan dan elektrolit. Adanya toksin bakteri
juga akan menyebabkan system transpor menjadi aktif dalam usus, sehingga sel
mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
a. Enternal yaitu infeksi yang terjadi dalam sauran percernaan yang merupakan
Albicans)
b. Parental yaitu infeksi dibagaian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya OMA
sebagainya.
b. Malabsorbsi
meningkat dan kemudian akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus
pada anak dan bayi yang paling berbahaya adalah intoleransi laktosa.
b. Lemak
c. Protein
3. Makanan
misalnya makanan yang sudah basi, beracun, dan makanan yang menimbulkan
alergi atau dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik
dan dapat terjadi peningkatan peristaltic usus yang akhirnya menyebabkan penurunan
pekerjaan orang tua, usia anak, asupan gizi, dan social ekonomi juga berpotensi
Faktor
Diare
c. Pathogenesis
Akibat terdapatnya makanan atau zat gizi yang dapat diserap oleh tubuh akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkan isis dari usus sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya oleh toksin pada dinding usus yang akan
menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit yang berlebihan ke dalam rongga
usus, sehingga akan terjadi peningkatan-peningkatan isi dari rongga usus yang akan
meyerap makanan yang masuk, sehingga akan timbul diare. Tetapi apabila terjadi
keadaan yang sebaliknya yaitu penurunan dari peristaltic usus akan dapat
1. Maksudnya jasad jenik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
4. Akibat toksin tersebut yang akan terjadi hipertensi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
d. Komplikasi
3. Hipokalemia dengan gejala yang muncu adalah materismus, hipotoni otot, emah,
4. Hipoglikemia
5.Intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat defisiensi enizim laktosa karena krsh
6. Kejang.
7.Manutrisi energy protein karena selain diare dan muntah, biasanya penderita
mengalami kelaparan.
Diare membuat anak kehilangan banyak cairan dan elektrolit dalam tubuhnya.
Jika caoran yang hilang tersebut tidak segera diganti, mereka akan mengalami
Adapun berat atau ringannya diare dapat dicermati dari jenis dehidrasi, yang tanda-
- Tanda anak dengan dehidrasi ringan dan sedang : rewel, gelisah, terlihat sangat
haus sehingga jika diberi minuman akan dihabiskan dengan segera, mata terlihat
cekung, elastisitas kulit berkurang yang ditandai dengan lamanya waktu yang
diperlukan bagi kulit untuk kembai ke keadaan sebelumnya jika dilakukan tes
- Tanda anak dengan dehidrasi berat : terlihat sangat lesu atau lemah, mata tampak
sangat cekung, kesadaran berkurang atau bahkan tidak sadar, dibutuhkan waktu
yang sangat lama bagi kulit untuk kembali ke posisi semula saat dilakukan tes
cubitan dikulit perut. Khusus pada bayi yang mengalami dehidrasi berat, ubun-
Diare memiliki banyak jenis. Berikut ini berbagi jenis diare dan tanda-tandanya.
Lazim terjadi yang ditandai oleh BAB lebih dari tiga kali sehari dengan
- Diare persisten
- Disentri
Jenis diare yang mana keluarnya tinja disertai darah atau lender.
- Kolera
Diare yang ditandai bentuk tinja seperti air cucian beras (putih keruh),
mengeluarkan bau busuk, berjumlah banyak dan sering, sehingga bayi atau balita
Segala jenis diare yang disertai kondisi gizi buruk pada bayi dan balita,
e. Faktor Risiko Diare
awalnya ia merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan tubuh)
ringan, sehingga bibirnya terlihat kering. Selain itu, kulitnya menjadi keriput, serta
mata dan ubun-ubunnya cekung (pada anak yang berumur kurang dari 18 bulan).
Apabila dehidrasi tidak mendapatkan penanganan yang tepat, maka bisa semakin
f. Penatalaksanaan Diare
Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, anak yang menderita diare,
dapat berakibat kematian bila dehidrasi tidak ditangani dengan baik. Sebenarnya,
sebagian besar diare bisa sembuh sendiri (self limiting disease), asalkan dicegah
Untuk menghindari akibat yang fatal, orang tua dan ahli kesehatan harus
melakukan pengobatan yang tepat dan akurat. Ada beberapa Prisip pengobatan
ketika seorang anak mengalami diare, banyak cairan yang keluar dari
tubuhnya. Oleh karena itu, diperlukan penggantian cairan yan hiang atau yang
Saat anak menderita diare, banyak zat yang dibutuhkan oeh tubuh dikeluarkan
bersama tinja. Oleh karena itu, makanan dan asupan nutrisi yang memadai
harus tetap diberikan agar anak memiliki energy yang cukup, sehingga dapat
Pemberian obat secara berlebihan bukanlah cara yang tepat daam mengatasi
diare yang diderita oleh anak. Bahkan, hal itu dapat mengakibatkan diare
sebanyak 1x setiap 2 jam. Diberikan 20% dalam 4 jam 1 dan sisanya adlibitum.
Jika setiap kali diare dan umur anak < 2th dibeikan ½ gelas
Pada dehidrasi dan diarenya 4x sehari maka diberikan cairan 25-100 ml/kgBB dalam
1. LGG
3. Garam dapur halus ½ sendok teh + air masak/air the hangat 1 gelas.
a. cara tradisonal
3 liter air + 100 gr atau 6 sendok makan munjung beras dimasak selama 45’-60’.
b. Cara biasa
2 liter air + tepung beras 100 gr + 5 gr garam dimasak hingga mendidih dan akan
Menurut Fida dan Maya (2012). Biasanya, diare menyebar dan menginfekksi
anak melalui empat factor, yaitu food, feces, fy dan finger. Oleh karena itu, untuk
mencegah agar penyakit ini tidak menyebar dan menular, cara yang paling
Menurut Dr. Eiyta Ardinasari (2016). Diare dapat dicegah denan cara:
a. mencuci tangan memakai sabun dengan benar pada lima waktu penting,
yaitu :
- sebelum makan.
b. Meminum air yang sehat atau air yang telah diolah, seperti direbus, melalui
STUNTING
7. Hipotesis Penelitian
Hₒ : Tidak ada hubungan antara jarak kehamilan dan penyakit infeksi diare pada anak
2-5 Tahun di wilayah kerja Puskesmas Kotabangun Timur Desa Kotabangun
Kota Kotamobagu.
Hₐ: Ada hubungan antara jarak kehamilan dan penyakit infeksi diare pada anak 2-5
Tahun di wilayah kerja Puskesmas Kotabangun Timur Desa Kotabangun Kota
Kotamobagu.