Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GIZI PANGAN

“ STATUS GIZI (BALITA DAN ANAK )”


Dosen penguji :

Disusun oleh:
Riko Setiawan ( 163112500150022)
Ria Yuliyanti ( 183112500150014)
Septi Nurriyani ( 183112500150041 )
Dinar Wahyu Diwa ( 183112500150026)
Lutania Devi Savita ( 183112500150007)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini balita (bawah lima tahun) sebagai generasi penerus bangsa yang
diharapkan menjadi sumberdaya manusia yang berkualitas di masa depan memerlukan
perhatian khusus. Usia di bawah lima tahun merupakan “usia emas” dalam pembentukan
sumberdaya manusia baik dari segi pertumbuhan fisik maupun kecerdasan, dimana hal ini
harus didukung oleh status gizi yang baik karena status gizi berperan dalam menentukan sukses
tidaknya upaya peningkatan sumberdaya manusia. WHO pada tahun 2002 menyebutkan
penyebab kematian anak balita urutan pertama disebabkan gizi buruk dengan angka 54%.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2010, secara nasional prevalensi
balita gizi buruk sebesar 4,9% dan kekurangan gizi 17,9%. Hal ini menunjukkan bahwa di
Indonesia masih terdapat balita dengan gizi buruk dan kekurangan gizi sehingga pembangunan
di Indonesia belum sepenuhnya mampu meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia.1-
3 Prevalensi status gizi anak balita berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) di
Indonesia yaitu 17,8% sangat pendek dan di Provinsi Sumatera Barat 16,35% juga sangat
pendek.
Sedangkan untuk prevalensi status gizi berdasarkan indeks berat badan menurut tinggi
badan (BB/TB) persentase di Indonesia yaitu 6,7% dan di Provinsi Sumatera Barat 4,1% sangat
kurus.4 Status gizi pada masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi sosial ekonomi
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi status gizi. Bila kondisi sosial
ekonomi baik maka status gizi diharapkan semakin baik. Status gizi anak balita akan berkaitan
erat dengan kondisi sosial ekonomi keluarga (orang tua), antara lain pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, jumlah anak orang tua, pengetahuan dan pola asuh ibu serta kondisi
ekonomi orang tua secara keseluruhan.5 Berdasarkan Data Prevalensi Status Gizi Dinas
Kesehatan Kota Padang tahun 2012, kecamatan Nanggalo termasuk ke dalam empat besar
wilayah yang prevalensi status gizinya berada di Bawah Garis Merah (BGM) dan terdapat lebih
dar15% kasus gizi kurang dan gizi buruk yang ditimbang berdasarkan BB/U. Data Status Gizi
Puskesmas Nanggalo tahun 2012 menunjukkan dari 1070 anak balita yang ditimbang
berdasarkan BB/U diketahui 1% gizi sangat kurang, 5% gizi kurang, 2% gizi lebih, dan
berdasarkan TB/U diketahui 5% sangat pendek, 8% pendek, serta berdasarkan BB/TB
diketahui 3% kurus, 8% gemuk. Data tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat 33% anak
balita yang berada pada garis kemiskinan.6,7 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap status gizi anak balita di
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran status gizi pangan balita berdasarkan Data Prevalensi Status Gizi Dinas
Kesehatan Kota Padang
1.3 Tujuan
Mengetatahui status gizi pangan balita berdasarkan data prevensi
Mengetahui setatus gizi balita melalui indeks BB/U, TB/U, BB/BT dan IM/U sesuai kategori
persentil
Mengetahui status gizi balita melalui indek BB/U, BB/U, TB/U,BB/TB dan IM/U sesui
kategori Z-Score
BAB II
LANDASAN TEORII

2. 1 DEFINISI GIZI

Nutrisi atau gizi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi
normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Penelitian di bidang nutrisi
mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatan dan penyakit,
khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi
hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan kebutuhan dasar
(standar) nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di
dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Seiring dengan perkembangan ilmiah di bidang medis dan biologi molekular, bukti-bukti medis
menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh dan
mencegah atau membantu penanganan penyakit kronis. Bukti-bukti medis menunjukkan
bahwa akar dari banyak penyakit kronis adalah stres oksidatif yang disebabkan oleh
berlebihnya radikal bebas di dalam tubuh. Penggunaan nutrisi dalam level yang optimal,
dikenal dengan Optimal Daily Allowance (ODA), terbukti dapat mencegah dan
menangani stres oksidatif sehingga membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini
dapat dicapai bila jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan
penyakit, penggunaan nutrisi sebagai pengobatan komplementer dapat membantu efektifitas
dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari pengobatan.
Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang optimal dan peningkatan
kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode antropometri.
Sedangkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan
minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, di
mana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat
vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.

Penyakit gangguan gizi yang pertama kali ditemukan adalah scorbut pada tahun 1497
atau lebih populer kita kenal dengan penyakit sariawan. Pada waktu itu Vasco da Gama dalam
pelayarannya menuju Indonesia telah kehilangan lebih dari separuh anak buahnya yang
meninggal akibat penyakit ini.[butuh rujukan] Baru pada permulaan abad XX para ahli
kedokteran dapat memastikan bahawa penyakit ini diakibatkan karena kekurangan vitamin C.
Pada saat ini kebanyakan penduduk Indonesia mengalami kelebihan nutrisi dan bukannya
kekurangan nutrisi. Pada tahun 2007 angka kematian akibat penyakit non-infeksi mencapai
59,5 persen atau jelas sudah melebihi angka kematian akibat penyakit infeksi. Pada tahun 2015,
Kementerian Kesehatan meluncurkan program "G4 G1 L5" atau maksimum 4 sendok
makan gula (50 gram), 1 sendok teh garam (5 gram) dan 5 sendok makan minyak (67 gram).

2.2 DEFINISI MAKANAN


Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan
oleh makhluk hidup mendapatkan tenaga dan nutrisi. Cairan yang dipakai untuk maksud ini
sering disebut minuman, tetapi kata 'makanan' juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang
dipakai dengan kiasan, seperti "makanan untuk pemikiran". Kecukupan makanan dapat dinilai
dengan status gizi secara antropometri.
Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani atau berkebun yang
meliputi sumber hewan, dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan
dari hewan seperti, daging, telur, dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging, dan
sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan
pokok mereka.
Pada umumnya bahan makanan mengandung beberapa unsur atau senyawa
seperti air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, enzim, pigmen dan lain-lain.

Makanan yang biasa dikonsumsi oleh Manusia :


Sumber tumbuhan Sumber Hewan
 Buah. Daging
 Sayuran Telur
 Biji Padi-padian
 Biji
 Tumbuhan Polong
 Tumbuhan-tumbuhan bumbu
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 KECUKUPAN GIZI PADA ANAK BALITA

Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-
zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok
lawan gizi, mereka mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan.
(sediaoetama 2000) Masalah gizi balita yang harus dihadapi Indonesia pada saat ini adalah masalah
gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
persediaan pangan,sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
gizi dan kesehatan, sedang Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada masyarakat
disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan. (almasteir,2002) Pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Disertai dengan perubahan yang
memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kwalitas tinggi. Gizi merupakan salah
satu penentu kwalitas sumber daya manusia. Akibat kekurangan gizi akan menyebabkan beberapa efek
serius seperti kegagalan pertumbuhan fisik serta tidak optimalnya perkembangan dan kecerdasan.
Akibat lain adalah terjadinya penurunan produktifitas, menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit
yang akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian.Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses
tumbuh kembang bagi anak-anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang
berumur di bawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang adalah
merupakan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan kalori protein. (Back, 2000)
Kebutuhan Gizi Balita Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya
energi energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang lebih 100-120
kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10
kkal/ kg berat badan. Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak dan juga
protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat
pembangun, yaitu untuk pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel-sel yang
rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta sebagai sumber energi. Lemak
merupakan sumber kalori berkonsentrasi tinggi, selain itu lemak juga mempunyai 3 fungsi, diantaranya
sebagai sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut vitamin.A, D, E, K, serta dapat memberi rasa sedap
dalam makanan. Kebutuhan karbohidrat yang dianjurkan adalah 60-70% dari total energi. Sumber
karbohidrat dapat diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung-tepungan, gula, dan serat makanan.
Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat pencernaan. Vitamin dan mineral pada
masa balita sangat diperlukan untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara
keseluruhan.
Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari pada protein, lemak, dan karbohidrat. Ada
beberapa hal yang perl dihindari bagi anak agar makannya tidak berkurang, seperti membatasi makanan
yang kurang menguntungkan, seperti coklat, permen, kue-kue manis karena dapat membuat kenyang
sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang merangsang seperti pedas dan terlalu panas,
menciptakan suasana makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai gizi tinggi,
memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak memaksa anak untuk makan serta tidak
menghidangkan porsi makanan terlalu banyak. Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yang
pertama adalah balita usia 1-3 tahun. Jenis makanan yang paling disukai anak balita di usia ini biasanya
adalah makanan yang manis-manis, seperti cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya
makanan yang banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau berlubang (caries).
Pada usia, biasanya anak sangat rentan terhadap gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi,
kalori dan protein. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata, sedangkan
kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak.
Kedua adalah anak usia 4-6 tahun. Pada usia ini, anak-anak masih rentan terhadap gangguan
penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian orang tua,
para pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang nilai gizi makanan, tidak ada salahnya mulai
diajarkan pada mereka. Dan ini saat yang tepat untuk menganjurkan yang baik-baik pada anak, karena
periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan didengar dari orang tua dan lingkungan
sekitarnya. Sehingga akhirnya anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.

1.Sumber Tenagaa.

 Karbohidrat

Adalah satu atau beberapa senyawa kimia termasuk gula, pati, danserat yang mengadung atom C, H dan
O dengan rumus kimiaCn(H2O)n yang terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung,gandum, umbi-
umbian dan terbentuk melalui proses asimilasi dalamtumbuhan.

 Lemak

Adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak denganalcohol organic yang disebut gliserol atau
gliserin.lemak yang dapatmencair dalam suhu biasa disebut minyak. Sedangkan dalam bentuk padat disebut
lemak. Sperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atasmolekul C, H dan Obdengan jumlah atom lebih
banyak misalnyastearin c

 Protein

Adalah senyawa kimia yang mengandung asam amino, tersusun atasatom-atom C,H, O dan N.

2. Sumber Zat Pembangun

 Protein
Disebut juga zat putih telur karena protein pertama kali ditemukan pada putih telur (ewit). Protein
merupakan zat pembentuk seltumbuhan, hewan dan manusia, kurang lebih ¾ zat padat tubuhadalah
protein. Oleh karena itu protein disebut zat pembangun.

 Air

Merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia.Kurang lebih 60-70% berat badan
tubuh orang dewasa berupa airsehingga air sangat diperlukan oleh tubuh terutama bagi mereka
yangmemerlukan kegiatan olahraga atau kegiatan berat.

3.Sumber Zat Pengaturan

 Vitamin

Adalah senyawa organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlahsedikit untuk mengatur fungsi-
fungsi tubuh yang spesifik seperti pertumbuhan normal, memelihara kesehatan dan reproduksi.
Vitamintidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari bahan makanan. Vitamin
digolongkan dalam dua kelompok yaitu

Vitamin larut dalam airTerdiri dari vitamin B dan vitamin C. jenis vitamin ini tidakdapatdisimpan
dalam tubuh. Kelebihan vitramin ini akan dibuangmelalui urine.

Vitamin larut dalam lemakTerdiri dari vitamin A, D, E, dan K. jenis vitamin ini dapatdisimpan dalam
tubuh dengan jumlah cukup besar terutama dalam hari

3.2 KONDISI GIZI BALITA

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan
17,7% bayi usia di bawah 5 tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri
atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang sebesar
13,8%.

Dibanding hasil Riskesdas 2013, bayi yang mengalami masalah gizi turun seperti terlihat pada grafik
di bawah ini. Sementara dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019,
bayi yang mengalami masalah gizi ditargetkan turun menjadi 17%. Adapun prevalensi balita yang
mengalami stunting (tinggi badan di bawah standar menurut usia) sebesar 30,8%, turun dibanding
hasil Riskesdas 2013 sebesar 37,2%

Sebagai informasi, dalam 1.000 hari pertama (sejak janin dalam kandungan hingga berusia dua tahun)
kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya anak-anak yang seharusnya
menjadi harapan masa depan bangsa Indonesia masih banyak yang mengalami masalah gizi (29,9%) di
usia dini. Untuk, itu pemerintah menganggarkan dana dalam APBN 2019 sebesar Rp 123,1 triliun guna
meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan serta penguatan penanganan stunting.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NUTRISIPADA BAYI DAN BALITA

Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEFdan telah digunakan secara
internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik
penyebab langsung,tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirmandalam materi
Aksi Pangan dan Gizi nasional , penyebab kurang gizi dapatdijelaskan sebagai berikut:Pertama, penyebab
langsung yaitu makanan anak dan penyakitinfeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak
hanyadisebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Balita yangmendapat makanan yang
baik tetapi karena sering sakit diare ataudemam dapat menderita kurang gizi. Demikian pada Balita yang
makannyatidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudahterserang penyakit.
Kenyataannya baik makanan maupun penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang
gizi.Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan dikeluarga, pola pengasuhan Balita, serta
pelayanan kesehatan dan kesehatan

3.3 PENYAKIT BALITA

Gizi buruk adalah suatu kondisi yang ditandai dengan berat badan dan tinggi badan anak jauh di
bawah rata-rata. Maka itu, untuk mengetahui status gizi yang satu ini, indikator yang digunakan
adalah graik berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Selain berat dan tinggi badan, lingkar
lengan atas (LILA) juga masuk ke dalam pemeriksaan klinis gizi buruk.

Kondisi gizi buruk tidak terjadi secara instan atau singkat. Artinya, anak yang masuk ke dalam
kategori gizi buruk sudah mengalami kekurangan berbagai zat gizi dalam jangka waktu yang
sangat lama.

Jika diukur menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak (GPA) yang mengacu pada WHO dengan
berbagai indikator pendukung, gizi buruk memiliki kategori sendiri. Anak dikatakan mengalami
gizi buruk ketika hasil pengukuran indikator BB/TB untuk status gizinya kurang dari 70 persen
nilai median.

Atau mudahnya, nilai cut off z score berada nilai pada kurang dari -3 SD. Gizi buruk paling sering
dialami oleh anak dengan usia di bawah 5 tahun, ketika tubuhnya kekurangan energi protein (KEP)
kronis.
Gejala umum gizi buruk pada anak

Menurut Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk dari Kementerian Kesehatan RI, berikut gejala gizi
buruk yang umum pada anak-anak:

1. Gizi buruk tanpa komplikasi

 Terlihat sangat kurus.


 Mengalami edema, paling tidak pada kedua punggung tangan atau pun kaki.
 Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD.
 LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6-59 bulan.
 Nafsu makan baik.
 Tidak disertai dengan komplikasi medis.

2. Gizi buruk dengan komplikasi

 Terlihat sangat kurus.


 Edema pada seluruh tubuh.
 Indikator penilaian status gizi BB/PB atau BB/TB kurang dari -3 SD.
 LILA kurang dari 11,5 cm untuk anak usia 6-59 bulan.
 Memiliki satu atau lebih komplikasi medis seperti anoreksia, pneumonia berat, anemia berat,
dehidrasi berat, demam tinggi, dan penurunan kesadaran

3. Anemia Defisiensi Besi

 Keadaan ini terjadi karena terlalu sedikit kandungan zat besi dalammakanan, terutama pada
anak yang terlalu banyak mengonsumsi sususehingga menegendurkan keinginan untuk
menyantap makanan lain. Untukmengatasi keadaan ini, disamping memberikan suplementasi
zat besi (jikadokter menganggap ini perlu), anak harus pula diberi dan dibiasakanmenyantap
makanan yang mengandung banyak besi. Sementara itu, sebagiansusu diganti dengan air atau
air jeruk. Meski tidak mengandung besi, air jeruk kaya akan vitamin C yang dapat membantu
penyerapan besi

3.4 CARA MENGATASI PENYAKIT BALITA

 Pahami penyebab malnutrisi. Malnutrisi terjadi karena kekurangan nutrisi dari


makanan atau minuman yang dikonsumsi. Kekurangan ini mencakup pada
kekurangan karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya. Kekurangan
nutrisi ini bisa disebabkan pada diet yang kurang seimbang, terlalu sedikit makan,
dan kurangnya penyerapan nutrisi pada makanan oleh organ-organ tubuh.
 Pelajari faktor yang menyebabkan malnutrisi. Faktor pertama adalah umur. Usia
dewasa, seperti remaja, lansia, ataupun ibu hamil, memerlukan banyak nutrisi dari
makanan daripada anak-anak. Untuk inilah, orang-orang ini lebih rentan mengidap
malnutrisi tersebut. Faktor lainnya yang harus diperhatikan adalah operasi, trauma,
dan penyakit kronis yang juga bisa menyebabkan malnutrisi. Orang-orang yang
menjalankan pengobatan juga beresiko tinggi mengalami malnutrisi.
 Identifikasi semua gejala (symptoms) dari malnutrisi. Dalam mencegah malnutrisi,
pemahaman mengenai gejala dari malnutrisi bisa sangat membantu. Beberapa
gejala malnutrisi yang bisa Anda kenali antara lain mudah lelah, kurangnya nafsu
makan, kesulitan untuk berkonsentrasi, turunnya berat badan secara drastis,
depresi, tubuh lebih kurus, dan lebih gampang sakit.
 Cukupi nutrisi dalam setiap makanan. Makanan yang Anda konsumsi haruslah
penuh dengan nutrisi yang bisa membantu membentuk dan memaksimalkan kerja
organ-organ tubuh. Dengan nutrisi ini, Anda akan lebih bersemangat untuk
beraktivitas dan meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh Anda.

Penanganan Malnutrisi
Selain melakukan pencegahan, Anda juga perlu mengetahui cara merawat dan berlaku
ketika malnutrisi terjadi sehingga meminimalisir resiko kematian yang diakibatkan oleh
malnutrisi. Beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan, antara lain:

 Ganti nutrisi Anda dengan makanan yang tepat. Ketika malnutrisi terjadi pada
Anda atau buah hati Anda, pahami bahwa malnutrisi bisa dihilangkan dengan
memberikan asupan makanan yang tepat. Makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, buah dan sayuran, dan lemak bisa menjadi makanan yang tepat ketika
malnutrisi. Perlu menjadi catatan bahwa semua makanan ini haruslah dengan
proses pemasakan yang tepat sehingga nutrisinya tidak banyak terbuang.
 Pelajari kebiasaan makan yang baik beserta nutrisi yang diperlukan. Seperti yang
sudah disebutkan sebelumnya, mempelajari kebiasaan makan yang baik dan nutrisi
apa yang harus dimakan bisa mempercepat penyembuhan malnutrisi. Selain itu,
cobalah untuk melakukan diet seimbang sehingga malnutrisi tidak terjadi lagi di
masa depan. Jam makan juga harus Anda perhatikan sehingga penyerapan nutrisi
bisa maksimal dilakukan.

 PERHITUNGAN BERAT BADAN IDEAL

1. Bayi (0-12 Bln)

Penentuan BBI (Berat badan Ideal)

 Bila tidak diketahui Berat Badan Lahir :

BBI = (USIA : 2) + 3 S/D 4 kg

 Bila diketahui Berat Badan Lahir :

Usia 6 bulan : 2 X BBLUsia 12 bulan: 3 X BBL

 Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per hari1)

Energi = 100-120 kalori/ kg BBI2)

Protein = 10 % X Energi atau= 2,5 3 gr/kg BBI13


Lemak = 10- 20 % X Energi4)

KH = 60- 70 % X Energi

2.Balita
Penentuan BBI (Berat badan Ideal)
Usia lebih dari 12 bulan :
(usia dalam tahun X 2) + 8 kg

Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi total per haria.

Energi:
 1000 + (100 X usia dalam tahun)
 Usia 1-3 tahun : 100 kalori/ kg BBI
 Usia 4-6 tahun : 90 kalori/ kg BBI b.
Protein = 10 % X Energi atau= 1,5 -2,0 gr/kg BBIc.
Lemak = 10- 20 % X Energid.
KH = 60- 70 % X Energi
Cara menggunakannya dicontoh sebagai berikut :
Contoh: Anak balita usia 14 bulan, sebelum usia balita inidimasukan rumus terlebih dahulu
usia 14 bulan diuraikan menjadi tahun dan bulan yaitu 1 tahun 2 bulan dimana 1 tahun
adalah 12 bulan. Karena n adalahusia dalam tahun dan bulan maka 1 tahun 2 bulan ditulis
dengan 1,2 ( dibaca1 tahun 2 bulan). Selanjutnya baru dimasukan kedalam rumus yaitu:
(Usia anak dalam tahun*28)+(2 x 1,2) + 8 = 2,4 + 8 = 10,4 Jadi hasilnya Berat Badan Ideal
untuk anak balita usia 14 bulanadalah 10,4 kg.
BAB IV
PENUTUP]
4.1 KESIMPULAN
Makanan pertama dan utama pada bayi yaitu air susu ibu. Air susu ibu sangatcocok
untuk memenuhi kebutuhan bayi dalam segala hal. Namun bayi jugamemerlukan zat-zat gizi
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Zat-zatgizi yang diperlukan tersebut
termasuk kedalam golongan pembangun, pengaturserta pembangun, yang disebut pula dengan
zat atau sumber tenaga.Semakin umur bayi bertambah maka makanan yang harus di konsumsi
punmengalami perubahan, mulai dari ASI hingga menyapih makanan. Menyapih,secara
harfiah berarti membiasakan. Maksudnya, bayi secara berangsur-angsurdibiasakan menyantap
makanan orang dewasa. Selama masa penyapihan, makanan bayi berubah dari ASI saja
kemakanan yang lazim dihidangkan oleh keluarga,sementara air susu diberikan hanya sebagai
makanan tambahan. Dalam pemenuhankebutuhan tersebut, terdapat kendala yang dihadapi.
Misalnya saja kemampuanmaterial untuk memenuhi kebutuhan tersebut atau ketidakmampuan
tubuh bayiatau balita untuk menerima zat-zat tersebu

4.2 SARAN
Sebaiknya kita lebih meningkatkan pengtahuan mengenai kepekaan dan kepedulianakan
pentingnya gizi bagi tumbuh kembang seorang bayi dan balita. Terutama pada masa tumbuh
kembangnya. Dan itu juga akan berpengaruh pada perkembangan stimulus maupun respon baik
pada anak dan balita
DAFTARPUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nutrisi
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/01/25/177-balita-indonesia-masih-
mengalami-masalah-gizi
https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/parenting/nutrisi-anak/gizi-buruk-pada-
anak/amp/

Anda mungkin juga menyukai