Anda di halaman 1dari 4

5.

3 Analisis Masalah

5.3.1 Analisis Situasi

Dari hasil pengambilan data gizi di puskesmas Jayapura utara terdapat 3


program yang tidak mencapai target yang ditentukan yaitu :

1. Balita 6-59 Bulan Yang mendapatkan Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi


Pada data yang telah didapatkan dari puskesmas mengenai masalah gizi
pada balita, Pendistribusian Vitamin A dilakukan pada bulan Februari dan Agustus.
Vitamin A diberikan pada bayi usia 6-11 bulan dan anak Balita 12-59 bulan.
Cakupan pemberian Vitamin A pada bayi 6-11 bulan tahun 2019 adalah 21,0%,
tahun 2020 adalah 29,0%, dan tahun 2021 adalah 46,0%. cakupan ini mengalami
kenaikan dari tahun 2019-2021. Cakupan pemberian Vitamin A untuk balita
Indonesia adalah 83.5%. yang mendapatkan kapsul vitamin A dosis tinggi masih
belum mencapai target karena masih banyak masyarakat yang tidak rutin untuk
membawa anaknya ke posyandu agar mendapatkan pemberian kapsul vitamin A
dosis tinggi sesuai aturan pemberian dikarenakan terkadang ibu yang memiliki anak
lupa ataupun malas untuk membawa anaknya ke posyandu untuk mendapatkan
vitamin A.
2. Kasus Gizi Buruk
Pada Puskesmas penemuan Gizi buruk pada tiga tahun 2019, 2020, 2021
telah mencapai 5 kasus gizi buruk. Masalah gizi ini adalah masalah kesehatan
masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan
medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi ini merupakan sindrom
kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah
tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang
mendukung pola hidup sehat. Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat
kesehatan dan umur harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam
penentuan keberhasilan pembangunan negara yang dikenal dengan istilah Human
Development Index (HDI).
3. Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S)
Pemantauan status gizi Balita dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap
Posyandu menggunakan indikator D/S dari indikator SKDN. SKDN mempunyai
singkatan S = jumlah Balita yang ada di wilayah Posyandu, K = Jumlah Balita yang
terdaftar dan mempunyai KMS, D = Jumlah Balita yang datang ditimbang bulan ini
dan N = Jumlah Balita yang naik berat badannya. Sasaran target balita yang
ditimbang 60% sedangkan yang tingkat partisipasi masyarakat membawa Balitanya
ke Posyandu (D/S) hanya 17%. Hasil ini jauh lebih rendah dari D/S Indonesia 80%.

5.3.2 Penentuan Prioritas

Penentuan prioritas masalah kesehatan dilihat dari analisis situasi maka


digunakan metode USG.

NO. MASALAH U S G TOTAL


1. Balita 6-59 Bulan Yang mendapatkan 3 3 3 9
Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi
2. Kasus Gizi Buruk 4 5 4 13
3. Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) 3 3 3 9

Hasil dari penentuan prioritas penyebab masalah dengan metode USG, maka
prioritas penyebab masalah adalah meningkatnya prevalensi kasus gizi buruk di
Kelurahan Mandala. Berdasarkan kriteria urgensi masalah ini lebih mendesaknya
masalah ini untuk di atasi dibandingkan dengan masalah lainnya karena akan memiliki
dampak membahayakan jika tidak segera ditanggulangi. Balita dengan gizi buruk yang
akan menurunkan tingkat kecerdasan dan rentan terserang penyakit lainnya yang
mengganggu keberlangsungan hidupnya. Dari segi keseriusan balita gizi buruk
merupakan salah indikator dalam standar pelayanan minimal dan berdampak terhadap
capaian kinerja Puskesmas Jayapura Utara.

5.3.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Faktor yang menjadi penyebab meningkatnya prevalensi kasus gizi buruk di


Kelurahan Mandala pada tahun 2019, 2020, 2021 dengan alternatif pemecahan
masalahnya adalah sebagai berikut :

Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


M Rendahnya pengetahuan Penyuluhan kesehatan untuk meningkatkan
A ibu mengenai gizi pengetahuan ibu mengenai gizi, pentingnya zat gizi,
N menu makanan, pengolahan makanan, waktu
U pemberian makan
S Melakukan promosi kesehatan dalam kegiatan yang
I
melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama dan
A
lintas sector dengan melalui pendekatan keluarga
mengenai gizi
Minat membaca buku Meningkatkan minat baca buku KIA melalui
KIA rendah kegiatan konsultasi dengan menunjukan halaman
dari buku yang harus dibaca ibu di rumah
Memperbaiki desain buku KIA dengan
menempatkan foto anak dan orang tua sehingga
menarik untuk dibaca
Ibu tidak memeriksakan Meningkatkan motivasi ibu untuk mau
kesehatan anak memeriksakan kesehatan anak melalui promosi
kesehatan pentingnya pemeriksaan kesehatan anak
Kerjasama dengan lintas sektor, tokoh agama, tokoh
masyarakat melalui promosi kesehatan untuk
meningkatkan motivasi ibu memeriksakan
kesehatannya anaknya
S Media penyuluhan belum Membuat media promosi melalui jaring sosial, grup
A optimal WA dengan menyebarkan promosi kesehatan
R mengenai gizi dengan materi yang mudah
A
dimengerti dan dievaluasi untuk melihat
N
A pemanfaatanya
Membuat modul mengenai gizi yang menarik dan
mudah dimengerti, berisikan zat gizi dan
manfaatnya, menu makanan, pengolahan makanan,
waktu pemberian makanan
Lingkungan Mobilisasi penduduk Meningkatkan koordinasi dengan RT/RW setempat
tinggi mengontrol kelompok sasaran yang datang dan
pindah wilayah dengan bidan desa, BPS, maupun
bidan pustu/poskeskel
M Pencatatan dan pelaporan Membuat format laporan hasil kegiatan posyandu
E belum optimal yang berisikan data: nama sasaran, tgl lahir/ umur,
T nama ayah dan ibu, NIK, alamat, pelayanan
O
kesehatan yang diberikan, berat badan, tinggi badan.
D
Membuat format laporan online setiap bulan yang
E
diisi oleh penanggung jawab daerah/ bidan desa/
pustu/ poskeskel mengenai data kesehatan balita di
wilayah kerjanya
Melengkapi data sasaran yang ada di Puskesmas dan
menganalisanya.
Optimalisasi sistem informasi, sistem pencatatan
dan pelaporan program kesehatan balita dengan
pengelola program puskesmas, pembina wilayah,
Bidan pustu, poskesdes dan poskeskel melalui
peningkatan pemahaman dan pemanfaatan buku
KIA
Melakukan evaluasi capaian program dengan
menganalisa data yang sudah di laporkan oleh
puskesmas dan memvalidasi dan sinkronisasi data.
Kordinasi lintas sektor Melakukan kordinasi dengan lintas sektor untuk
yang belum optimal mengaitkan semua program dengan pemantauan
status kesehatan balita melalui buku KIA

5.4 Faktor Pendukung dan Penghambat

5.4.1 Faktor Pendukung

1. Kegiatan penyuluhan mendapat respon yang baik dari masyarakat Kelurahan


Mandala, sehingga kegiatan yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan baik.
2. Tersedianya media promosi seperti leaflet, laptop dan LCD sehingga memudahkan
dalam kegiatan penyuluhan.

5.4.2 Faktor Penghambat

1. Faktor ekonomi, di mana pendapatan masyarakat relatif rendah sehingga


masyarakat lebih masalah gizi pada anak meningkat, salah satunya konsumsi
pangan keluarga yang kurang teerpenuhi setiap harinya.
2. Kesadaran masyarakat terutama pada ibu tentang kesadaran pentingnya membawa
anaknya untuk rutin control ke posyandu dan pengetahuan yang masih rendah.

Anda mungkin juga menyukai